Mendengar penjelasan Onorim, Elder penjaga di toko antik Institut, Kiran yang semula ingin membeli senjata lantas mengubah keinginannya.Tanpa ragu-ragu, ia pun bertanya. "Elder Onorim. Anda berkata bahwa dengan jumlah 1000 poin kontribusi maka aku dapat memperoleh empat macam gem. Dapatkah anda menjelaskan, gem tipe apa yang cocok untukku, seorang penenun ilusi?Maafkan aku seorang pemula ini. Tak banyak yang aku tahu, sehingga bantuan anda memberi memberi saran, itu sangat membantuku memutuskan."Wajah Elder Onorim berubah cerah. Ia seorang elder, dan dengan memberi penjelasan pada siswa yang dianggapnya jenius, itu suatu kehormatan di mata Onorim.Kiran adalah seorang anak yang populer akhir-akhir ini, dan ia anggap calon jenius.Onorim mulai berpidato."Ada 7 level game di dunia sihir. Dan kita mulai dari gem level terendah, itu berwarna putih. Sesudahnya berturut-turut adalah gem sihir berwarna hijau, biru, ungu, orange, gold, dan terakhir game paling tinggi tingkatannya adalah g
Tulisan di papan pengumuman itu berbunyi demikian :Tim Heliodor, untuk menumpas Golem.Ketua Tim : Kiran Wang - penenun ilusiAnggota : Jasper - PyromancerAnggota : Freya - HydromancerAnggota : Asher - PyromancerAnggota : Hiroshi - HealerMisi dijadwalkan minggu depan ketika memasuki bulan baru.Kiran masih diam menatap papan pengumuman ketika Lila bertanya."Ok. Memang aku sekelompok dengan para selebriti para attacker itu. Tapi tidak apa-apa, sepanjang mereka dapat bekerja sama, maka itu baik-baik saja." Jawab Kiran luas, ketika Lila mendesaknya dan menanyakan apa pendapatnya.Lila masih membombardirnya dengan pertanyaan, tapi Kiran terlihat enggan."Mari kita pergi. Tak lama lagi aku harus ke arena dan berlatih bersama kelompok anak muda yang direkomendasikan Instruktur Zuge," jawab Kiran.Dia mencoba berkelit ketika Lina mendesak, menanyakan pendapatnya tentang Jasper dan kelompok terkenal itu.Aula Klub Petarung.Kiran merapalkan mantra serangan Poison Typhoon. Mantra yang me
Malam di Langit Kota North Zanam, terlihat penuh dengan bintang bertaburan di langit. Tak ada awan sedikitpun hingga di batas cakrawala. Bulan tampak bulat bundar lengkap dengan lingkaran halo, membuat sejauh mata memandang di dataran luas pada rumput ini, segalanya terlihat jelas.Kiran mula-mula menarik energi yang ia lihat di sekelilingnya. Kemudian membentuk ilusi itu, tembok Amenity Motel, rumput kering di padang luas , di belakang motel. Ia melengkapi detail pohon perdu yang tampak di sekitar Amenity Motel.“Ini terlihat sempurna bukan?” batin Kiran sambil berjalan dengan selubung ilusi.Di tanah kosong belakang Amenity Motel & Bar, dia melihat laki-laki muda itu berdiri bersandar di pintu dapur motel. Itu adalah Juma, bartender pria di Bar. Juma menghembuskan asap nikotin yang ia hisap dari pipa itu – membunuh dinginnya malam jelang pagi.Suara hewan malam sesekali terdengar, menimbulkan perasaan asing yang sepi.Kiran menepuk pundak Juma - membuat anak muda itu terkejut. "Apak
Juma bartender itu berlari di jalan sepi, diantara jarangnya bangunan rumah di Kota North Zanam. Tak banyak tempat untuk bersembunyi di kota yang sedikit jumlah penduduk ini. Tapi Juma harus pergi. Dia memutuskan untuk meninggalkan kota malam ini juga.Rumah Juma letaknya di pinggiran kota, bersebelahan dengan lapangan kecil.Juma baru saja menarik nafas lega ketika bayangan itu muncul tiba-tiba. Mengagetkan, tapi ternyata ia seorang anak remaja. Wajahnya terlihat tampan tapi memberi biasa-biasa saja. Tak ada aura petarung atau sesuatu yang sifatnya berbahaya.Tapi sekonyong-konyong di kedua tangan remaja pria itu, api menyala. Warna kuning kemerahan. Hawa panas sesekali menyentuh pipi Juma. Dan anehnya, tangan remaja itu tidak terbakar, melainkan tangannya terlihat menyala memercikkan api warna merah."Pyromancer!" desis Juma mulai ketakutan.Juma keheranan. “Mengapa belakangan ini banyak ahli sihir yang datang di Kota North Zanam?”Ia memberanikan diri untuk bertanya. "A-apa yang ka
Cahaya matahari pagi hari hangat terasa menyentuh tubuh. Kereta kuda itu berjalan menembus padang rumput tak berbatas, meninggalkan Kota North Zanam yang terlihat jauh dibelakang. Di Batas cakrawala, kota itu tampak kecil dan sepi.Suara derak roda kereta kuda berlogo Institut Magentum terdengar bergemuruh. Memecah sepi di pagi hari. Ada lima anak remaja, empat laki-laki dan satu perempuan. Mereka duduk di gerbong kereta dalam diam membisu. Tak seorangpun yang bersuara.Dari kelima remaja itu, remaja pria tampan itu wajahnya terlihat di tekuk. Ia terus cemberut sejak perjalanan itu dimulai."Sudahlah Jasper! Tak usah dipikirkan lagi hal semalam itu.Anggap saja tipuan Juma itu adalah pengalaman baru, yang menjadi pelajaran berharga buatmu, untuk tidak jatuh iba secara sembarangan!" kata Freya, yang mana itu bukannya membuat Jasper terhibur, sebaliknya Jasper melotot seperti ingin melahapnya mentah-mentah.Buru-buru Freya memalingkan muka,Hiroshi, yang sejak awal perjalan, ia sangat
Bunyi derit terdengar, ketika roda gerbong kereta pengangkut itu berhenti mendadak, beradu melawan rel kereta yang usang, sungguh memekakkan telinga.Wush!Kiran terlempar keluar dari gerbong itu Dia melayang, kira-kira enam kaki tingginya. Ia gelagapan, melambung selama tiga kedipan mata. Ia berteriak. Sesudahnya, menukik dan membentur tanah.Aduh! Beruntung di dalam gua itu penuh rumput tebal.Kiran bergulingan. Ia mencoba menyeimbangkan diri. Ia mengevaluasi tubuhnya, dan menemukan tak ada luka yang berarti.Buru-buru Kiran berdiri."Apa itu?"Kiran menatap heran dengan pintu besi, yang di atasnya tertulis huruf besar-besar. "Bayangan Labirin. Masuk dan temui dia, siapapun yang anda ingin temui!Bisa-bisanya di dalam perut bumi, tempat pertambangan seperti ini, tapi ada halaman berumput tebal, juga pintu besi mirip gerbang di kastil para raja.Kiran bertanya-tanya."Apakah ini adalah jebakan?"Lama menimbang-nimbang, karena itu satu-satunya jalan yang ada di depan mata, Kiran pun m
“Apa yang harus aku lakukan? Mereka adalah makhluk tak bernyawa – golem! Tak mungkin aku menggunakan sihir ilusi untuk mengelabui makhluk tak memiliki arwah seperti ini,” batin Kiran mulai panik.Ia berlari, dengan sengaja berputar-putar di ruangan yang tidak besar itu. Semua hanya untuk menghindari kejaran 3 Warrior Terakota – golem. Untung buat Kiran. Karena badan yang besar terbuat dari batu, gerakan tiga warrior itu terlalu kaku dan tidak gesit!Tapi ketika mereka mengayunkan pedang batu yang besar itu, hati Kiran menciut. Angin sambaran pedang terdengar mencicit, terasa menindas, dan membuat bulu kuduknya meremang.“Aku akan hancur lebur, begitu hantaman pedang itu menimpa ku!” Kiran melompat, berusaha menghindar mengandalkan kelincahan tubuh. Sesekali itu merapalkan mantra sihir, gelombang partikel kejut.Depria Felia!Partikel energi berwarna biru mencuat keluar dari The Tempest, dan menyerang bertubi-tubi tanpa henti. Ini menyebabkan Langkah tiga Warior itu terhenti beberapa s
“Well – well -well!” suara sini terdengar, diiringi derit suara gemuruh. Sosok itu muncul dari balik pintu batu yang tak terduga sama sekali – merupakan ruangan rahasia.Ia bertepuk tangan, berdiri di samping dua sosok lain yang terlihat bengis. Dia seorang pria berpakaian seperti badut. Dan dua figure lain itu adalah dua imp, dengan wajah yang terlihat berangasan.“Wally The Clown!”Kiran dan kawan-kawannya terperanjat.Wally the clown berdiri tegak. Ia memegang segentong besar bubuk mesiu, bahan-bahan peledak yang umum digunakan di dalam pertambangan - guna menghancurkan bebatuan.Kemeja badutnya, itu tak lebih dari sepotong kain perca tua yang penuh lubang dan kotor. Kedua sisinya tampak robek dan aus, membuat sebagian besar kelimannya terbuka. Dia mengenakan topeng badut, yang dilukis kasar dengan senyum lebar. Tak terlihat lucu seperti badut umumnya, justru tampak menyedihkan. Rambut ikal berwarna merah itu, tampak kotor, jarang, dan usang.Celananya juga tidak lebih baik dibandi
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber