Di dalam gua nomor delapan yang terletak di dalam perut bumi Tambang Nipanan, terlihat sepuluh penyihir muda tengah berjuang melawan Monster Elixir. Terdengar deru angin yang membelah ruang, bersamaan dengan suara hentakan kutukan dan elemen api serta air yang dilepaskan oleh sepuluh penyihir muda melawan Monster Elixir.Monster Elixir adalah makhluk yang dikendalikan oleh sistem dalam tambang ini. Bentuknya sangat aneh, dengan kaki dan tangan yang menyerupai ranting kayu. Meskipun monster ini tidak memiliki kemampuan serangan, poin kesehatannya sangat tinggi, mencapai 20.000 HP. Tantangannya adalah untuk mengalahkan monster ini dalam waktu maksimal lima belas menit. Jika HP monster tidak mencapai nol, tidak akan ada hadiah yang diberikan.Namun, jika para penyihir berhasil mengalahkan Monster Elixir dalam waktu lima belas menit, semua yang telah menyebabkan kerusakan akan menerima hadiah berupa satu elixir berwarna hijau. Dalam beberapa kasus tertentu, Monster Elixir mungkin juga mem
Pada saat itu, di dalam perut bumi, di suatu tempat yang dikenal sebagai Tambang Nipanan, Kiran menyamar dalam ilusi. Ia tampak menyatu dengan dinding tambang, sebagian tubuhnya terlihat seperti dedaunan hijau, dan ada elixir-elexir berwarna putih yang tidak mencolok.Dengan detak jantung yang cepat, Kiran menatap dua elixir berwarna safir. "Apakah ini nyata?" dia berkedip sekali lagi."Elixir jenis langka tipe serangan dan yang paling langka, tipe kecerdasan!"Hati Kiran penuh kebahagiaan. Baru semalam, ia mendengar penjelasan dari sang master tentang pentingnya elixir kecerdasan bagi penyihir level satu, dan hari ini, elixir tipe langka itu ada di tangannya. Dan yang lebih hebat lagi, elixir tersebut berwarna biru!Kiran meletakkan dua elixir langka tersebut dengan hati-hati.Kemudian, ia mengakhiri ilusi dan mencari tiga elixir lain untuk memenuhi kuota harian. Setiap penyihir diizinkan untuk mengumpulkan lima elixir sehari.Di bawah dedaunan hijau yang lebat, Kiran menemukan elixi
Kiran merasa gerakan tubuhnya menjadi lebih lincah daripada sebelumnya. Beberapa elixir yang dikonsumsinya dalam beberapa hari terakhir membuatnya merasa lebih gesit dan bertenaga. Kelincahan dan vitalitasnya meningkat, memungkinkan Kiran bergerak dengan cepat tanpa cepat lelah. Vitalitasnya terus memompa energi dan melakukan pembaruan di dalam tubuhnya.Walaupun ia terlambat tiba di pintu portal Tambang Nipanan dibandingkan dengan masternya, Kiran merasa girang secara diam-diam. Di sana, banyak penyihir telah berkumpul. Beberapa dari mereka meraung sambil membawa tubuh beberapa anak muda, sedangkan yang lain tampak cemas."Apa yang terjadi?" tanya Kiran.Tidak ada yang bersedia menjawab. Semua tampak tegang, memandang pintu portal yang sesekali memuntahkan tubuh penyihir muda dari dalam perut bumi. Tubuh-tubuh itu jatuh di depan portal dan disambut oleh master atau pemimpin Ordo Sihir.Semua anak muda terlihat lemah dan tidak sadarkan diri."Bukankah ini terlalu pagi bagi Tambang Nip
Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian di Tambang Nipanan, dan Kiran terus berlatih sihir untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Namun, budidaya pelatihan sihirnya telah mencapai titik stagnan di nilai Combat Power tiga puluh empat, mengalami perlambatan pertumbuhannya.“Kamu memerlukan rangsangan dari faktor eksternal untuk meningkatkan atribut dan naik menjadi level dua sihir! Berlatih mantra lebih dalam tidak akan membuat budidaya kamu meningkat!” jawab Master Cho ketika Kiran menanyakan masalahnya.“Apakah faktor eksternal yang harus aku jalani, Master?” tanya Kiran.Sambil merenung, Master Cho memberikan jawaban setelahnya.“Makhluk kontrak, misalnya. Atau masuk ke dalam dungeon untuk meningkatkan EXP (point pengalaman) Anda.”Kiran terdiam, teringat akan pesan penyihir Ailbert sewaktu di Kota Shanggu.“Kelak kamu akan diikutsertakan dalam misi ke Gurun Atulla untuk berburu makhluk kontrak sihir!”Pesan Penyihir Ailbert melayang di benak Kiran. Ia kemudian bertanya, “Apakah mis
Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, di Akademi terdapat dua puluh kamar jenius. Setiap kamar tersebut mewakili peringkat satu hingga dua puluh terbaik di akademi. Kiran, sebagai pemenang kontes sihir, diberikan kehormatan untuk mendiami kamar nomor dua puluh, yang berarti ia memiliki peringkat dua puluh di antara para siswa.Namun, keistimewaan ini hanya berlaku selama satu bulan. Setelah berakhirnya masa kontrak, siapa pun di akademi dapat menantang Kiran untuk menggantikannya di peringkat dua puluh dan mendapatkan hak untuk menghuni kamar tersebut.Dalam hal Kiran gagal mempertahankan peringkatnya sebagai dua puluh besar dan kehilangan hak atas kamar terbaik tersebut, konsekuensinya adalah bahwa ia akan menjadi seorang murid biasa. Ia akan tinggal berdampingan dalam satu kamar dengan dua atau tiga siswa lainnya. Namun, masih ada keuntungan, yaitu Kiran akan tetap mendapatkan perawatan khusus dari Master Cho sebagai instruktur pribadi!Dengan demikian, Kiran harus terus berjua
Kiran berdiri di depan cermin, mengenakan baju tunik berwarna biru dan melapisinya dengan jubah armor seragam khusus siswa jenius yang terlihat berbeda dari siswa pada umumnya."Sempurna, dan akusudah terlihat seperti seorang petarung sungguhan!" Kiran tersenyum di depan kaca, mengagumi penampilannya yang tidak lagi seperti seorang anak ketakutan yang berasal dari kota kecil Begonia City.Kiran tersenyum pada dirinya sendiri sekali lagi, lalu meninggalkan kamar istimewa nomor dua puluh yang akan direbut tempatnya oleh Motsel, sang pengendali air, dalam duel nanti.Di sepanjang koridor menuju Arena, saat ia bertemu dengan kelompok siswa atau mereka yang berjalan berdua, mereka memberinya jalan dan dengan hormat memberikan tempat padanya. Kiran melewati mereka sambil tersenyum tipis."Aku tidak boleh terkesan sombong," pikir Kiran, sambil tetap penuh percaya diri.Dengan samar, dia mendengar bisikan-bisikan dari belakangnya."Bukankah dia yang ditantang oleh Motsel?""Ayo, kita pergi ke
Tiga siswa dari Akademi Golden Arrow menonton dari ketinggian tribun arena. Mereka adalah Watson, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, yang merupakan ahli tempur dengan bakat sihir Firebender. Combat Power Watson mencapai 75 poin, dan dia berada pada Level dua ahli sihir - Pesona.Selanjutnya, ada Petaa, remaja laki-laki berusia 17 tahun, seorang Waterbender atau pengendali air. Combat Power Petaa mencapai 69, menjadikannya ahli sihir level dua - Pesona. Terakhir adalah Shiren, seorang gadis berusia 16 tahun. Meski perempuan, Shiren telah menunjukkan bakat sebagai calon ahli tempur Firebender sejak kecil. Saat ini, Shiren memiliki total Combat Power senilai 68 dan diakui sebagai ahli sihir Pesona level dua.Sejak awal penampilan tiga siswa jenius pemegang peringkat satu hingga tiga ini, jarang sekali mereka secara khusus berkunjung ke arena untuk menyaksikan debat antar siswa di akademi. Baru kali ini mereka datang bersama-sama untuk menyaksikan duel di arena, setelah mendengar
Dua remaja itu saling berhadapan, yang satu tinggi menjulang menyerupai orang dewasa, sementara yang seorang hanya mencapai telinga lawannya, jika keduanya berdiri dijajarkan. Kiran yang lebih pendek. Ini wajar karena ia masih muda, baru berusia 13 tahun, terpaut beberapa tahun dibanding Motsel yang berusia 16 tahun.Sementara itu, suara gemuruh riuh penonton terdengar. Kebisingan memenuhi udara saat mereka meneriakkan semangat dan yel-yel pemberi semangat bagi dua petarung di atas panggung. Lampu-lampu yang berasal dari gem kristal dinaikkan dayanya, semua terfokus ke atas panggung. Sementara lampu penerang tribun tempat penonton duduk diredupkan.Semua perhatian saat ini fokus pada dua petarung: Kiran dan Motsel.Doi bawah sorot lampu kristal dari gem sihir yang silau, Kiran memerhatikan lawannya dengan seksama. Dengan tinggi 180 cm, jauh di atas dirinya, Kiran harus berpikir cepat tentang strategi apa yang harus dia lakukan dalam pertempuran nanti.“Dia tinggi, dan Combat Power-nya
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber