Beranda / Fantasi / Warisan Sang Phoenix / Di Arena Akademi Golden Arrow.

Share

Di Arena Akademi Golden Arrow.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-13 14:37:45

Kiran berdiri di depan cermin, mengenakan baju tunik berwarna biru dan melapisinya dengan jubah armor seragam khusus siswa jenius yang terlihat berbeda dari siswa pada umumnya.

"Sempurna, dan akusudah terlihat seperti seorang petarung sungguhan!" Kiran tersenyum di depan kaca, mengagumi penampilannya yang tidak lagi seperti seorang anak ketakutan yang berasal dari kota kecil Begonia City.

Kiran tersenyum pada dirinya sendiri sekali lagi, lalu meninggalkan kamar istimewa nomor dua puluh yang akan direbut tempatnya oleh Motsel, sang pengendali air, dalam duel nanti.

Di sepanjang koridor menuju Arena, saat ia bertemu dengan kelompok siswa atau mereka yang berjalan berdua, mereka memberinya jalan dan dengan hormat memberikan tempat padanya. Kiran melewati mereka sambil tersenyum tipis.

"Aku tidak boleh terkesan sombong," pikir Kiran, sambil tetap penuh percaya diri.

Dengan samar, dia mendengar bisikan-bisikan dari belakangnya.

"Bukankah dia yang ditantang oleh Motsel?"

"Ayo, kita pergi ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Warisan Sang Phoenix   Di Arena Akademi – Bagian Dua.

    Tiga siswa dari Akademi Golden Arrow menonton dari ketinggian tribun arena. Mereka adalah Watson, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, yang merupakan ahli tempur dengan bakat sihir Firebender. Combat Power Watson mencapai 75 poin, dan dia berada pada Level dua ahli sihir - Pesona.Selanjutnya, ada Petaa, remaja laki-laki berusia 17 tahun, seorang Waterbender atau pengendali air. Combat Power Petaa mencapai 69, menjadikannya ahli sihir level dua - Pesona. Terakhir adalah Shiren, seorang gadis berusia 16 tahun. Meski perempuan, Shiren telah menunjukkan bakat sebagai calon ahli tempur Firebender sejak kecil. Saat ini, Shiren memiliki total Combat Power senilai 68 dan diakui sebagai ahli sihir Pesona level dua.Sejak awal penampilan tiga siswa jenius pemegang peringkat satu hingga tiga ini, jarang sekali mereka secara khusus berkunjung ke arena untuk menyaksikan debat antar siswa di akademi. Baru kali ini mereka datang bersama-sama untuk menyaksikan duel di arena, setelah mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Warisan Sang Phoenix   Aksi Laga Dua Penyihir Level Satu

    Dua remaja itu saling berhadapan, yang satu tinggi menjulang menyerupai orang dewasa, sementara yang seorang hanya mencapai telinga lawannya, jika keduanya berdiri dijajarkan. Kiran yang lebih pendek. Ini wajar karena ia masih muda, baru berusia 13 tahun, terpaut beberapa tahun dibanding Motsel yang berusia 16 tahun.Sementara itu, suara gemuruh riuh penonton terdengar. Kebisingan memenuhi udara saat mereka meneriakkan semangat dan yel-yel pemberi semangat bagi dua petarung di atas panggung. Lampu-lampu yang berasal dari gem kristal dinaikkan dayanya, semua terfokus ke atas panggung. Sementara lampu penerang tribun tempat penonton duduk diredupkan.Semua perhatian saat ini fokus pada dua petarung: Kiran dan Motsel.Doi bawah sorot lampu kristal dari gem sihir yang silau, Kiran memerhatikan lawannya dengan seksama. Dengan tinggi 180 cm, jauh di atas dirinya, Kiran harus berpikir cepat tentang strategi apa yang harus dia lakukan dalam pertempuran nanti.“Dia tinggi, dan Combat Power-nya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Warisan Sang Phoenix   Motsel Yang Malang.

    Tatapan semua mata terfokus pada arena, mencari keberadaan Kiran. Tiba-tiba, satu suara menggema, melengking dan menimbulkan rasa merinding."Black Hole Curse!"Penonton, termasuk Motsel, mendongak. Semua tercengang melihat Kiran berdiri di atas langit-langit formasi arena. Ternyata, Kiran berhasil melakukan sihir teleportasi yang rumit. Pertanyaan di hati semua orang terjawab. Mantra Lumiiseo Aviectum adalah mantra teleportasi. Luar biasa. Tidak sembarang orang dapat melakukan teleportasi di level pertama Pesona. Ini karena melakukan teleportasi membutuhkan atribut kecerdasan.Para penonton mulai bersorak."Anak muda bisa melakukan sihir teleportasi?""Apakah dia benar-benar seorang penyihir level satu? Aku tidak percaya!"Di bagian lain tribun penonton, tiga jenius teratas juga terkejut melihat Kiran."Seorang pemuda di level pertama mampu melakukan teleportasi? Tidak mungkin! Teleportasi membutuhkan atribut kecerdasan, dan penyihir level satu tidak memiliki atribut itu!" Peeta tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Warisan Sang Phoenix   Motsel Yang Malang - 2

    Suasana di dalam Arena Akademi Golden Arrow sangat tegang. Semua wajah tampak pucat. Motsel, yang dianggap sebagai jagoan mereka, terlihat tertindas di bawah kekuatan sihir anak yang menurut mereka tidak pantas disebut sebagai seorang jenius. Lebih ironis lagi, sihir yang digunakan untuk menjebak Motsel adalah sihir Black Hole - sihir yang umum dan manualnya dijual bebas di hampir semua gerai toko sihir dan toko alkimia. Para penonton sibuk berbisik, membahas kejanggalan ini. “Namanya Kiran, bukan? Apa yang dimasukkan ke dalam mantra Black Hole sampai Motsel, seorang pengendali air, bisa terjerat begitu dalam di sihir itu?” “Padahal kekuatan Motsel lebih tinggi, bukan? Combat power Motsel sebesar 36 poin, sedangkan Kiran hanya 34 poin saja!” Sementara itu, di panggung arena, Kiran menekan Motsel agar semakin terperangkap dalam sihir lubang hitam yang mengerikan itu. “Masih keras kepala? Tak mau menyerah?” Kiran tertawa dingin pada Motsel yang tampak gelagapan, terhuyung-hayang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Warisan Sang Phoenix   Azure Escape.

    Atmosfer di arena masih menegang. Semua penonton masih terdiam dan terkesima dengan sihir ilusi. Ketika suara Fong Hatur berteriak mengumumkan kemenangan Kiran, response yang terjadi sungguh mengejutkan.“Duel tantangan Motsel, water bener terhadap Kiran – jenius ahli ilusi dimenangkan Kiran!”Tak ada yang menyambut pengumuman itu. Semua masih terkejut dengan sihir yang ditunjukkan Kiran.Mendadak kesunyian itu pecah oleh tepuk tangan dari arah paling atas tribun.Semua orang mengarahkan pandangan ke arah suara itu. Mereka terkesiap melihat tiga jenius pemegang ranking tertinggi kekuatan sihir di akademi berdiri disana. Dan Watson ranking pertama – ia seorang diri bertepuk tangan, mendukung kemenangan Kiran.Shiren mengikuti ketika melihat semua mata tertuju pada mereka bertiga. Peeta menyusul paling akhir.“Apa yang kalian lihat disini? Kemenangan itu adalah kejayaan Kiran. Mengapa kalian tidak menghargai dan memberinya sedikit penghormatan?” Kata-kata Watson seperti menyadarkan semu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Warisan Sang Phoenix   Perjalanan Hari Kedua.

    Kiran merayap anak tangga tali menuju geladak Azure Escape. Ia melakukannya pendakian anak tangga tali rami sangat cepat. Bahkan sepintas terlihat melompat dari satu anak tangga ke tangga lainnya. Tali rami itu hanya bergoyang pelan, terlihat hampir stabil. Semua orang yang menyaksikan atraksi itu menahan nafas, tetapi tak terjadi sesuatu sampai detik Kiran berada di pertengahan jalan.“Semakin tinggi dari tanah, semakin besar kemungkinan untuk jatuh. Jika tidak stabil dengan kemampuan Agitas yang tinggi, niscaya ia akan jatuh jika mempertahankan kecepatan seperti itu!”“Tapi kelihatannya dia memiliki point kelincahan yang tinggi. Lihat saja tali yang tidak bergoyang ketika ia melompat dengan cepat!”Dari kejauhan di Menara tempat khusus, tampak dua orang master di akademi sedang mengamati sambil minum teh.“Huuf! Berhasil!” Kiran menginjak kaki di geladak kapal dengan tiga kali kecepatan siswa akademi pada umumnya.Ketika ia melihat kebawah, tak ada tepuk tangan dari sana. Kiran tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Warisan Sang Phoenix   Debat Di Azure Escape.

    Saat berada di atas kapal angkasa, Azure Escape, kapal roh yang membawanya bersama 50 siswa terpilih dari Akademi Sihir Golden Arrow menuju Gurun Atulla, Kiran bersandar di susuran geladakkapal dan merasakan angin yang menyegarkan mencambuk wajahnya. Namun, kehadiran empat anak bangsawan dari Kerajaan Qingchang—Emma, Nethon, Feynrahel, dan Arve—mengubah cerita menjadi sebuah lelucon menurut pandangan Kiran.Kiran tak bisa menahan tawa, dan keempat anak bangsawan itu langsung tersinggung.Merak Emas, Naga Gurun, Harimau Putih, dan Qilin Api adalah makhluk legendaris yang hanya ada dalam dongeng belaka. Jika pun ada, makhluk-makhluk tersebut tidak mudah untuk ditaklukkan dan dijadikan makhluk kontrak. Hanya penyihir kelas Sage atau Warlock yang mampu menaklukkan nama-nama makhluk kontrak yang disebut oleh keempat anak bangsawan sombong tapi manja itu. Jelas, hal ini membuat Kiran tidak bisa menahan tawa.Dengan gerakan cepat, Emma, Nethon, Feynrahel, dan Arven segera mengelilingi Kiran

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Warisan Sang Phoenix   Akhir Sebuah Debat.

    Langit pada hari itu tampak jernih. Kapal Azure Escape terbang di atas ketinggian, dan awan terlihat di kaki kapal, bergerak-gerak seperti ombak di lautan. Sementara udara terasa sejuk menyentuh kulit, suasana di atas Kapal Azure Escape tengah memanas. Kiran tengah berdebat melawan empat anak muda dari kelompok bangsawan Qingchang: Emma, Nethon, Feynrahel, dan Arven.Emma seperti tersadar dari mimpi. Wajahnya memucat, dan bibirnya bergetar. Ia berkata setengah berteriak, histeris.“K-kamu adalah penyerangku malam itu di halaman Kafetaria!”“Kamu menggunakan sihir hitam!”Sontak, tiga kawan laki-laki Emma menjadi marah. “Penjahat!”Feynrahel yang paling agresif. Pedang sihir di tangannya bergerak. Ia membuat gerakan mengiris, mulutnya mendesis dalam rapalan mantra memanggil api.“Pergi!”Tiga bola api meluncur dengan kecepatan sedang ke arah Kiran. Suara desingannya diiringi gemeretak seperti suara nyala api. Atmosfer berubah panas, dan beberapa penonton terpaksa mundur agar tidak terk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27

Bab terbaru

  • Warisan Sang Phoenix   Finale.

    Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r

  • Warisan Sang Phoenix   Akhir Pertarungan Maha Sihir.

    Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen

  • Warisan Sang Phoenix   Tragedi di Cakrawala.

    Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b

  • Warisan Sang Phoenix   Saga Keajaiban di Hutan Cemara.

    Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S

  • Warisan Sang Phoenix   Ymir.

    TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e

  • Warisan Sang Phoenix   Sihir Api Emas dan Teror Awan Hitam.

    Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s

  • Warisan Sang Phoenix   Chaos.

    Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di

  • Warisan Sang Phoenix   Pasukan Nymph Mutant.

    Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil

  • Warisan Sang Phoenix   Misteri Mata Perak.

    Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber

DMCA.com Protection Status