Perjalanan yang cukup jauh, telah membawa santet dari seorang Firman pada Tini menemui targetnya. Santet pedih yang di kirim oleh seorang Firman pada Tini pun tiba di rumah Tini. Santet itu langsung bersarang pada tubuh Tini dengan begitu cepatnya.Tini yang sedang mewarnai kukunya di balkon rumahnya, tiba-tiba langsung merasakan nyeri pada bagian kepala. Dia mengerang kesakitan di hampir seluruh bagian kepalanya. Hingga Tini tak bisa mengendalikan dirinya, dia pun terjatuh dari atas kursi dengan spontannya.Mendengar jatuhnya Tini dari atas kursi, Lutfhi langsung segera mendatangi Tini yang juga mengerang kesakitan. Lutfhi langsung panik saat melihat Tini yang begitu kesakitan di bagian kepalanya.Tak berselang lama, Tini juga langsung mengeluarkan darah dan paku dari dalam mulutnya. Tini muntah darah dan paku, hingga Lutfhi sudah menduga ada seseorang yang telah menyantet seorang Tini.Lutfhi langsung mengambil keris yang di kenal mampu menangkal santet tersebut. Keris yang bisa mem
Firman yang mengira Tini sudah sekarat dengan santet yang di kirim oleh dirinya, merasa begitu menang dengan semuanya. Dia tersenyum dengan perasaan gembira. Bagaimana juga, ini adalah kemenangan terbesar bagi seorang Firman atas Lutfhi dan Tini.Firman ingin segera tiba di rumah untuk menemui istrinya. Mengabarkan, jika mungkin diri dan istri akan segera mendapatkan telepon dari kelurga lainnya perihal kematian dari seorang Tini. Itu mungkin akan segera di di dapat oleh Firman, entah dari Darwis atau dari anggota keluarga lainnya.Namun Firman justru mendapat kejutan yang tak terduga. Salah satu anak Firman bernama Imas lari ke arah Firman dengan menangis kuat. Dia mengatakan bahwa ibunya sudah tidak sadarkan diri di atas kasurnya. Mulutnya mengeluarkan darah yang begitu banyak. Rambutnya mengeluarkan bau sangit, bau seperti rambut terbakar.Firman berlari ke arah kamar istrinya. Dia ingin mengetahui apa yang terjadi pada istrinya tersebut. Firman menangis dengan begitu kuatnya, saat
Hallo Mbak. Aku cuman ingin menyampaikan sesuatu sama Mbak." Firman menangis hebat."Sampaikan apa Man. Jangan buat Mbak penasaran seperti ini dong." Jawab Ima."Istri aku meninggal dunia Mbak." ucap Firman semakin histeris."Innalilahi. Kamu serius Man?" Ima terkejut.Mendengar Ima mengucapkan kalimat belasungkawa, Darwis dan Lukas yang sedang makan siang bersama dengan Ima. Seketika terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh Firman dalam sebuah panggilan telepon. Baik Lukas dan Darwis, sama-sama penasaran dengan orang yang telah meninggal dunia tersebut. Hingga Ima mengucapkan kalimat belasungkawa.Begitu Ima mengakhiri panggilan telepon dari Firman. Darwis pun langsung menanyakan siapa yang telah meninggal. Tapi kata innalilahi juga bisa untuk seseorang yang telah mengalami musibah. Sehingga tidak semuanya bermakna untuk belasungkawa atas kematian seseorang."Istri Firman telah meninggal dunia, tadi siang. Dia meninggal secara mendadak." ucap Ima dengan raut wajah kesedihan."Innal
Di dekat jenazah istrinya, Firman tak henti menangis. Dia belum ikhlas melepas kepergian dari istrinya tersebut. Hingga air matanya pun tak henti mengucur deras menangis di hadapan jenazah istrinya.Ima sebagai kakak tertua dari seorang Firman, tak henti mengusap lembut pundak seorang Firman. Dia memberikan dukungan sepenuhnya pada seorang Firman. Dukungan yang akan membuat Firman tabah dalam menerima semua takdir yang ada.Darwis pun mengatakan hal yang sama dengan istrinya tersebut. Dia mengatakan jika memang tidak salah bagi seorang Firman untuk menangisi kepergian dari istrinya tersebut. Tapi untuk terus menangis dengan begitu kuatnya, sepertinya itu adalah hal yang cukup tidak baik juga. Darwis kembali meminta Firman untuk lebih ikhlas dengan semua yang ada. Sehingga Firman bisa semakin baik dalam menerima kepergian dari istrinya tersebut.Firman tetaplah Firman, sekalipun Darwis dan Ima telah meminta dia untuk lebih ikhlas lagi. Dia tetap tidak bisa menerima kepergian dari istri
Untuk membuat seluruh warga benar-benar percaya akan pesugihan yang di lakukan oleh Firman dan istrinya. Lutfhi pun sengaja mengirimkan sosok Genderuwo yang berada di keris miliknya ke rumah Firman. Genderuwo itu nantinya bertugas untuk membuat setiap orang yang datang melayat ke rumah Firman akan takut. Sehingga mereka akan benar-benar percaya, jika Genderuwo seram itu milik Firman. Bukan milik Luthfi yang mendapat cap buruk dari sebagian warga.Genderuwo itu mulai melakukan aksi jahilnya. Dia sengaja mematikan seluruh lampu yang ada di rumah Firman. Sontak warga yang sedang melayat ke rumah Firman pun langsung panik. Mereka berlarian keluar dari dalam rumah Firman.Lukas langsung mengecek apa yang terjadi pada kilometer di rumah Firman. Tidak ada kendala apapun di kilometer rumah Firman. Sehingga ada sedikit kejanggalan dengan lampu yang mati secara tiba-tiba tersebut.Tak berselang lama, lampu itu sudah menyala kembali. Namun hal lebih aneh terjadi saat semua pelayat kembali masuk
Mata istri Firman seolah tak bisa menutup saat akan di mandikan oleh orang-orang yang di tugaskan memandikan jenazah istri Firman. Beberapa orang yang takut, mengira apa yang terjadi pada istri Firman itu di sebabkan oleh sesuatu hal yang telah di perbuat oleh almarhumah selama di dunia. Sehingga banyak yang menduga itu adalah bagian dari azab pedih yang harus di rasakan oleh almarhumah.Namun Mbok Mi'an yang memang sering memandikan jenazah. Mengatakan itu adalah hal yang wajar terjadi, sebab keluarga besar almarhumah yang belum datang untuk melayat. Sehingga kedua matanya tak kunjung menutup. Menunggu kedatangan dari keluarga besarnya untuk datang melayat.Firman terus menghubungi beberapa saudara dari pihak istrinya. Tidak ada satu pun yang mengangkat panggilan telepon dari Firman. Mereka tentu sakit hati, sebab mereka sudah tahu akan pesugihan yang di lakukan oleh Firman. Sehingga mereka takut akan menjadi salah satu tumbal yang akan di berikan oleh Firman pada mahluk peliharaanny
Proses terakhir dari pemakaman dari istri Firman adalah menguburkan jenazah istri Firman itu ke dalam sebuah liang lahat yang telah di buat. Selepas di shalatkan di sebuah masjid. Jenazah istri Firman itu pun langsung segera di bawa oleh para warga menuju kuburan.Lukas turut membantu dalam proses pembawaan jenazah itu ke dalam keranda. Dia juga menjadi salah satu dari empat orang yang bertugas membawa jenazah dari istri Firman tersebut.Baru keluar dari dalam masjid, seluruh warga yang membawa jenazah istri Firman. Di kejutkan dengan suara keras dari petir yang terdengar dengan begitu nyaring. Sontak para warga yang membawa jenazah istri Firman itu pun langsung terkejut hebat. Mereka hampir menjatuhkan keranda yang mereka bawa.Tak berselang lama, hembusan angin kencang membawa rintikan hujan. Dari rintik kecil, hujan itu pun berubah menjadi hujan yang cukup deras. Hingga mulai membasahi baju anak warga yang hendak membawa jenazah istri Firman tadi.Semua orang langsung menepi kembal
Berbagai kejanggalan yang terjadi dalam proses pemakaman dari istri Firman, menjadi pembicaraan hangat warga di kampung. Mereka membicarakan apa yang terjadi pada istri Firman yang menurut mereka tertimpa azab. Sehingga proses pemakaman itu berjalan cukup buruk. Tidak ada kemudahan bagi istri Firman untuk di terima di tanah. Sehingga perlu usaha lebih untuk dapat memakamkannya.Melihat sederet kejanggalan yang terjadi dalam proses pemakaman yang ada. Tini mencoba memanfaatkan situasi yang ada untuk membuat orang-orang percaya akan Firman yang selama ini melakukan pesugihan, sehingga banyak anggota keluarga Tini yang tewas secara janggal.Tini mendatangi sebuah warung yang mana di warung itu banyak ibu-ibu sedang asyik membicarakan kejadian yang janggal dalam proses pemakaman istri Firman. Mereka terlihat tidak percaya dengan apa yang terjadi pada istri Firman. Hingga mereka pun terus membicarakan proses pemakaman yang berlangsung cukup aneh tersebut."Saya benar-benar heran sama jasad
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor