Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Xuanmen Jianfa (Ilmu Pedang Xuanmen).

Share

Xuanmen Jianfa (Ilmu Pedang Xuanmen).

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-06-18 16:47:03

Ilmu Pedang Tujuh Bintang, yang merupakan salah satu seni pedang paling disegani hormati di Sekte Wudang, karena memang memiliki kekuatan yang luar biasa.

Namun, kekuatan mematikan seni pedang ini akan berkurang jika dipraktikkan dalam pertempuran solo. Inilah yang terjadi saat Yan Wei, dengan keberanian yang luar biasa, ia melancarkan serangan tunggal pada sosok asing di jalanan yang sepi dan lengang, pada malam yang sudah larut.

Dalam setiap tusukan pedang yang ia eksekusi, Yan Wei sempat menganalisa serangannya. Dengan napas yang memburu, ia mengeluh dalam hati, "Aku hanya bisa menggunakan Seni Pedang ini secara solo, kesalahan terbesarku adalah menyepelekan banyak teknik pedang tunggal dari Sekte Wudang, yang seharusnya aku pelajari sejak usia dini!"

Saat bayangan tubuhnya berkelebat cepat seperti kilat, bilah pedangnya berubah menjadi sinar berwarna putih yang berbahaya, menyerupai bintang di langit malam. Namun, di tengah kecepatan dan kekuatan itu, Yan Wei tenggelam dalam rasa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
setuju, Bang!
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
keren... #2
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Teori Tang Ye.

    Konon, Xuanmen Jianfa—atau Seni Pedang Xuanmen—dikenal sebagai salah satu jurus pedang paling mematikan dari Sekte Wudang.Selama separo perjalanan hidupnya, Rong Guo, yang melarikan diri dari Sekte Wudang bersama Imam Zhang, ia telah mempelajari beberapa seni pedang paling mematikan dan merupakan seni pedang yang paling tinggi dari sekte tersebut.Pada masa-masa pelariannya, ketika malam tiba dan doa-doa suci dibacakan, Imam Zhang sering menyelipkan teori-teori seni pedang Sekte Wudang dalam bentuk senandung. Hal ini dilakukan agar Rong Guo dapat lebih mudah mengingat teori pedang tersebut.Imam Zhang dengan hati-hati mengajarkan Rong Guo untuk menghafal teori pedang dalam bentuk senandung, mirip dengan doa. Tujuannya adalah agar jika ada orang yang mencuri dengar pembicaraan mereka, mereka tidak akan mencurigai bahwa senandung yang mirip dengan doa-doa Tao itu sebenarnya adalah teori jurus pedang yang sangat mematikan. Di zaman itu, banyak mata-mata yang selalu mencari celah untuk m

    Last Updated : 2024-06-19
  • Warisan Artefak Kuno   Keramaian Di Hari Pelelangan.

    Sejak fajar menyingsing, Gedung Pelelangan Koi Keberuntungan yang megah telah tertata rapi dan dipenuhi dekorasi indah. Bendera-bendera dengan hiasan bersulamkan nama keluarga Murong telah berjejer rapi di sepanjang jalan menuju aula itu, tampak bergerak mengikuti hembusan angin, sehingga suasana terasa meriah dan bersemangat. Darah setiap orang yang memasuki halaman gedung di acara pelelangan itu seketika mendidih, dipenuhi oleh rasa antusiasme yang tak terbendung.Meski pintu gedung aula pelelangan yang menampung seribu orang belum dibuka, namun banyak orang sudah antri, sambil melihat-lihat. Percakapan terjadi di sana-sini, membuat suara-suara bising tak terbendung."Informasi tentang lokasi keberadaan Refiner Zhou Lianghua yang fenomenal itu adalah titik puncak dalam pelelangan ini!" ujar seseorang dengan penuh semangat. Dia berjalan dengan seorang pria lain sambil melihat-lihat poster dan lukisan di dinding lobby. Mereka berdua adalah kultivator dari Skete Bintang Empat, aliran p

    Last Updated : 2024-06-20
  • Warisan Artefak Kuno   Pelelangan.

    "Hei Zhaoyun!" teriak seseorang dari kerumunan."Siapa Hei Zhaoyun itu?" bisik orang lain, "Mengapa penampilannya begitu mengerikan?"Suara kerumunan orang yang menonton begitu ribut. Dalam keadaan yang mencekam, mereka bertanya-tanya, siapa sesungguhnya sosok yang kini sudah duduk di peti mati, dan menatap dingin ke sekeliling. Aura misterius dan menyeramkan terpancar dari dirinya, membuat udara sekitar menjadi lebih dingin.Sejurus kemudian, sosok berpenampilan aneh dan nyentrik yang disebut Hei Zhaoyun itu tiba-tiba saja sudah berdiri, seolah-olah gravitasi bumi tidak berpengaruh buat dirinya. Dalam gerakan yang kaku, ia melangkah sekilas seperti melayang, dan dalam sekejap sudah berdiri di depan para penerima tamu."U-undangan Anda, mohon diperlihatkan... T-tuan mewakili Sekte mana?" tanya penyambut tamu di pintu aula dengan suara gemetar. Pria muda dan gadis muda itu sudah berkeringat dingin. Keduanya ingin menatap sosok pria aneh itu, namun mereka ketakutan."Hei Zhaoyun dari Se

    Last Updated : 2024-06-21
  • Warisan Artefak Kuno   Pelelangan – Bagian Dua.

    Pada akhirnya, setelah seorang Tuan muda berwajah tampan dari Klan Tang dengan percaya diri menyebutkan jumlah koin emas sebanyak seribu lima ratus, ruangan itu seketika hening. Tak ada lagi yang berani menawar.Klan Tang adalah salah satu dari Empat Keluarga Bangsawan yang berkuasa di Ibukota. Tiga Klan lainnya adalah Klan Murong, Klan Zhao dan Klan Xiao. Mereka berempat dijuluki sebagai Keluarga Bangsawan Empat Musim. Mengapa dinamakan Empat Keluarga Empat Musim? Jawabannya sederhana, karena masing-masing dari mereka mewakili Musim Semi, Panas, Musim Gugur, dan Musim Dingin.Di Kekaisaran Yue Chuan, ada empat musim yang mempengaruhi kehidupan orang banyak. Oleh karena itu, empat keluarga di ibukota ini memiliki pengaruh yang sangat besar di Kekaisaran ini, sama seperti empat musim yang mengatur alam.Pada saat itu, Sun Meiling, murid tertua Biarawati Junhu, berbisik dengan nada penuh hasutan. "Guru, mengapa kita tidak membeli manual Seni Telapak Tangan Kosong Cengkeraman Langit itu?

    Last Updated : 2024-06-21
  • Warisan Artefak Kuno   Manual Seratus Talisman Peringkat Huobo.

    "Lima belas ribu koin emas untuk manual kelas Huobo?" seru seorang pria dengan nada tak percaya. "Apakah anak muda itu sudah kehilangan akal sehatnya? Itu harga yang sangat tinggi, bahkan untuk standar manusla Huobo yang paling mahal!"Sementara itu, orang-orang lain di ruangan itu sibuk membahas sosok tuan muda yang berani membeli manual Talisman dengan harga yang tinggi itu. Suasana menjadi riuh, dan desas-desus mulai beredar."Siapa gerangan tuan muda itu?" tanya seorang wanita dengan rasa penasaran yang mendalam. "Apakah dia dari Keluarga Bangsawan Empat Musim? Atau mungkin dari Keluarga Zhao? Atau, bisa jadi, dia dari Keluarga Xiao?"Pada saat itu, dari semua keluarga bangsawan Empat Musim, hanya Keluarga Zhao dan Keluarga Xiao saja yang belum beraksi dalam tawar menawar. Mereka tampaknya bersembunyi dalam kerumunan, sepertinya menunggu, dan mengamati, seperti elang siap menerkam mangsa."Keluarga Tang baru saja membeli sebuah manual yang diwakili oleh Tang Wei," kata seorang pria

    Last Updated : 2024-06-22
  • Warisan Artefak Kuno   Dua Pembunuh Tingkat Serigala Langit.

    Ternyata, orang yang berani menawar sebanyak seratus lima puluh ribu koin emas adalah Hei Zhaoyun, seorang Wakil Pemimpin dari sekte Makam Neraka."Bagaimana bisa, manusia kuburan itu benar-benar memiliki uang sebanyak itu?" tanya seorang peserta lelang dengan nada penuh keheranan. "Betapa beruntungnya sekte aliran sesat itu! Dunia persilatan pasti akan terguncang jika sekte Makam Neraka yang berhasil memperoleh petunjuk keberadaan Refiner Zhou Lianghua!"Keadaan di ruangan lelang menjadi tegang, karena kebanyakan peserta dari sekte aliran Putih tampaknya tidak bisa menerima kenyataan jika pemenang lelang utama adalah Hei Zhaoyun.Para Wakil Pemimpin Sekte aliran putih melempar tatapan penuh kebencian secara terang-terangan, ketika Hei Zhouyun dengan tangannya yang kurus dan pucat mengambil token petunjuk dimana Refiner Spiritual itu berada.Meskipun begitu, tak ada seorangpun yang berani membuat keributan. Semua orang menghormati Keluarga Bangsawan Murong selaku penyelenggara pelelan

    Last Updated : 2024-06-22
  • Warisan Artefak Kuno   Organisasi Lima Warna.

    Dengan kecepatan yang luar biasa, An Qi yang dilemparkan oleh pengemis berkarung empat itu meluncur cepat. Sementara itu, golok dari penjual bubur ayam itu juga bergerak dengan kecepatan yang sama. Kecepatan kedua serangan ini membuat seorang ahli bela diri tingkat tinggi sekalipun akan kesulitan untuk menghindarinya.Namun, tiba-tiba terdengar suara berderak dari tangan si pemuda, mirip dengan suara kayu yang patah.KRAK – KRAK!Menyusul suara yang memekakkan telinga itu, pemuda yang mereka anggap lemah itu berteriak dengan nada suara tinggi.“CAKAR TANGISAN NAGA!”Sesuatu yang tidak pernah kedua penyerang misterius itu duga, terjadi.Tangan pemuda itu tiba-tiba membentuk cengkeraman yang mematikan mirip cakar naga. Asap putih mengepul dan membentuk bayangan serta siluet naga. Dengan tidak kenal takut, pemuda itu menabrakkan tangan kanannya ke golok yang berkilauan, seolah-olah ia tidak gentar, jika tangannya akan terpotong menjadi dua.PRANG!Setelah bentrokan antara cakar naga pemu

    Last Updated : 2024-06-23
  • Warisan Artefak Kuno   Organisasi Lima Warna – Bagian Dua.

    Pada malam yang kelam itu, Gunung Lingyun tampak muram. Kesan ini menimpa siapa pun yang melihatnya, seolah-olah penjagaan Organisasi Lima Warna, mulai dari kaki gunung hingga gerbang di puncak, tampak tidak ketat. Namun, jangan salah paham. Tidak selalu air yang tenang itu tidak berbahaya. Pepatah mengatakan, waspadalah... air tenang bisa menghanyutkan.Di balik semua ketidakwaspadaan ini, ada beberapa mata-mata Organisasi Lima Warna yang berjaga-jaga. Mereka bersama dengan mahluk iblis yang bersembunyi dalam kegelapan malam, siap untuk menerkam siapa pun yang berani mencoba menerobos ke Puncak Gunung Lingyun.Saat ini, di tepi Hutan Osmanthus, ada dua penjaga yang bersembunyi dan menyatu dengan malam. Mereka seolah-olah bagian dari pohon Osmanthus dan pohon Cemara itu sendiri, sangat tersamar. Mereka berdua selalu siap siaga untuk melepaskan senjata rahasia mereka – An Qi, atau melempar pisau terbang pada malam yang gelap gulita itu, jika terjadi penyusupan.Ketika malam merayap men

    Last Updated : 2024-06-24

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status