Share

Dua puluh sembilan

Penulis: Siti Aisyah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-23 05:30:13

Wanita yang Menolak Lamaranku 29

Citra memekik dan menutup mulutnya dengan kedua tangan saat melihat kotak kado yang kubungkus dengan kertas khusus di atasnya terdapat pita itu dibuka oleh Septi.

"Ya ampun, itu, kan gaun impian aku? Warna favoritku lagi. Ini punyaku, kan?" tanya Citra. Tangannya sudah terulur untuk mengambil alih dress itu dari tangan Septi.

"Tadinya iya tapi sekarang sudah menjadi milik Septi karena kamu tadi sudah menolaknya. Kamu harus tahu, Cit, kalau aku beli gaun ini di butik ternama dan tentu saja tidak memproduksi barang yang sama dalam jumlah banyak," jawabku sambil mengusap pundak Septi.

"Balikin! sini balikin! Gaun itu punyaku karena Vira membeli itu untuk hadiah pernikahanku. Ngerti!" kata Citra dengan nada tinggi sambil berusaha meraih gaun itu dari tangan Septi tetapi ternyata gadis itu juga nggak mau kalah. Ia berusaha menghindari Citra dan menyembunyikan gaun itu di balik punggungnya sehingga membuat Citra berang.

"Cit, kamu tadi sudah tidak mau men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh

    WANITA YANG MENOLAK LAMARANKU 30PoV CitraAku hampir tak berkedip melihat kedatangan laki-laki yang akan menjadi suamiku itu. Mas Malik terlihat sangat gagah dan tampan dengan jas berwarna hitam dan dalaman baju putih lengkap dengan dasi, tidak lupa sepatu hitam mengkilap menempel di kakinya. Ia benar-benar lelaki idaman yang selama ini ku impikan. Bukan hanya aku saja yang melongo melihat kedatangan pengantinku itu. Semua orang juga terpesona dengan Kharisma calon suamiku. Kini aku telah membuktikan pada semua orang terutama si Vira kalau aku bisa mendapatkan yang lebih dari si Elang yang pernah kutolak itu. Iya, kuakui suami Vira itu sekarang memang terlihat lebih tampan dari pada saat pertama kali datang ke sini dan Vira juga sekarang terlihat bersih wajahnya, tidak seperti dulu saat masih tinggal di sini. Namun, aku tidak peduli karena aku sudah punya Mas Malik yang mampu mengalihkan duniaku. Inilah yang disebut dengan jodoh aku yang cantik mendapat suami sempurna seperti Mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh satu

    Wanita yang Menolak Lamaranku 31Aku menatap lekat mata lelaki yang kini sudah sah menjadi suamiku ini. "Pinjam? Kamu menanyakan uang mahar yang sudah kamu berikan dan sekarang mau pinjam?" Aku mengulangi pertanyaannya. " Kamu bercanda, kan, Mas?" "Enggak, Sayang. Aku nggak bercanda sekarang katakan di mana uang itu?""Uang itu disimpan Ibu, Mas.""Loh kok ibumu yang simpan?" tanyanya dengan nada tinggi. "Itu, kan uang kamu kenapa menyuruh ibumu untuk menyimpannya?"Aku tersenyum lalu meraih tangannya. "Ibu menggunakan uang itu untuk bayar biaya pernikahan kita. Kamu tahu sendiri kan untuk pernikahan kita ini kami yang tanggung? Dan kamu janji akan menggantinya? Kami bahkan harus memakai gaji karyawan di kandang bebek. Biaya pernikahan kita ini lumayan mahal loh, Mas? Aku pemilih dekor yang terbaik serta MUA profesional dan tentu saja harganya bikin geleng-geleng kepala. Kamu lihat sendiri, kan, kalau hari ini aku terlihat sangat cantik bahkan melebihi kecantikan ratu manapun?""Oh

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh dua

    Wanita yang menolak lamaran ku 32"heh ternyata kamu sudah tidak perawan, ya, Cit?" tanya Mas Malik saat kami selesai melakukan hubungan suami istri dan Entah dari mana ia bisa menyimpulkan seperti itu. Aku melotot dan pura-pura kaget. "Kenapa? Benar, kan, kalau kamu memang sudah tidak perawan? Tuh lihat tidak ada noda di sprei kamu? Tapi nggak masalah karena keperawanan bukanlah hal yang utama bagiku." lelaki itu memegang tanganku. Aku mengusap dada perlahan, lega. Aku pikir ia akan marah-marah padaku kalau ia tahu semuanya. Tetapi ternyata aku memang tidak salah pilih orang dia benar-benar baik. Bahkan saat tahu aku tidak perawan saja ia tidak mempermasalahkan. "Kamu enggak marah, Mas, kalau aku sudah enggak perawan?" tanya aku menunduk. Lelaki berhidung mancung Itu tersenyum dan mengangguk. "Kenapa? Apakah kamu sendiri juga sudah tidak perjaka? Kalau begitu kita imbang lah ya? Aku ini cantik, Mas. Wajar jika aku pernah punya pacar sebelumnya dan hal seperti itu sudah biasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh tiga

    Wanita yang Menolak Lamaranku 33"Serius kamu mau mengajak aku ke rumahmu dengan naik motor?" tanyaku dengan dahi mengernyit."Iya, Sayang. Rumahku itu jauh loh dari sini nggak mungkin jalan kaki. Kalau kamu mau yang lebih romantis lebih irit pakai sepeda ontel juga bisa. Memangnya sepeda ontel nya ada? Nggak ada, kan? Ya udah pakai aja apa yang ada." Mas Malik tersenyum. Ada apa ini? Jangan-jangan apa yang dibilang Vira waktu ditelepon itu benar kalau sebenarnya Mas Malik ini bukan orang kaya. Tapi Vira bilang lelaki itu namanya Reiga. Aku memejamkan mata perlahan mencoba untuk mengingat-ingat sesuatu. "Hei kenapa malah melamun? Mana kuncinya?" Mas Malik menepuk pundakku."Mas, apa boleh aku melihat Kartu Tanda penduduk milikmu?" tanyaku. Aku harus tahu siapa namanya dengan jelas. Iya, saat menikah kemarin, aku tidak membaca dengan cermat dan langsung tanda tangan saja. Bahkan, aku hanya melirik sekilas saja karena sudah terlanjur percaya. Meski awalnya keberatan, akhirnya suamiku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh empat

    Wanita yang Menolak Lamaranku 34Mau tidak mau aku harus ikut naik motor juga karena yang namanya seorang istri harus ikut ke mana pun suami pergi dan apa pun kendaraan yang ditunggangi nya. Kuabaikan kekhawatiran yang melanda. Ini yang namanya harapan tidak sesuai kenyataan. Aku sudah membayangkan kalau saat ke rumah suamiku naik mobil mewah full AC sambil mendengarkan alunan musik yang syahdu yang diputar sehingga aku bisa menikmati sambil memejamkan mata, tetapi kenyataannya malah naik motor dengan alasan romantis.Ih romantis dari mana coba? Apakah saat naik motor kehujanan itu yang disebut romantis? Atau mungkin aku memeluknya dari belakang dan merebahkan kepala di punggungnya yang lebar kemudian rambutku terombang-ambing terkena angin seperti yang ku saksikan dalam film-film itu? Oh tidak, bukan romantis seperti itu yang kuinginkan. "Jangan lupa helmnya dipasang yang benar," kata Mas Malik. Ia memperhatikanku dengan seksama lalu melihat ke sisi bawah helm untuk memeriksa apaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh lima

    Wanita yang Menolak Lamaranku 35Kamera on"Hai, Guys. Ketemu lagi sama aku Citra Puspita yang cantiknya cetar membahana, no edit, no filter karena memang sudah cantik sejak lahir. Sekarang aku akan menunjukkan rumah suamiku yang sekarang menjadi rumahku juga, yes, Ikutin terus, ya, dan jangan lupa siapkan celemek untuk tempat iler nanti, hahahaha."Aku mengarahkan kamera ponsel ke wajahku setelah itu beralih menuju ruangan. Saat ini aku sedang melakukan live di instagram untuk memberi tahu pada orang-orang kalau aku adalah wanita paling beruntung di dunia. "Ini adalah ruang tamu. Besar dan mewah, bukan? Sofanya lembut banget. Kalau udah duduk di sini, jangan lupa ambil remote control dan hidupkan televisi untuk menikmati tayangan favorit kita. Seperti ini." Aku merebahkan tubuh di sofa lalu menyender sambil mendemonstrasikan cara pegang remote. "Sekarang kita ke kamar, yuk, untuk melihat Seperti apa kamar pengantinku." Aku memutar handle pintu dan memasuki ruangan, seketika bau har

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh enam

    Wanita yang Menolak Lamaranku 36Tak kuhiraukan ponsel yang terus menjerit karena ibu mertua terus mengawasiku yang sedang memasak layaknya komentator yang terus mengoceh tiada henti. "Cara mengiris bawang merah yang benar adalah secara melintang dari atas ke bawah jangan mengiris secara diagonal seperti itu karena selain aroma tidak bisa keluar, hasil potongannya juga tidak indah," ucapnya sambil menunjuk tangan kananku yang sedang memegang pisau. Aku menghela napas berat. Cuma memotong bawang aja jadi masalah. Apa mungkin mertuaku ini adalah seorang mantan chef atau mantan juri masak? "Jangan lupa pastikan minyaknya harus benar-benar mendidih sebelum memasukkan bawang," katanya lagi. "Aduk dengan betul-betul setelah bau harum tercium lalu masukkan cabai," ucapnya sambil mengibaskan tangan di depan wajah. Aku cemberut. "Kalau gitu, Ibu saja yang masak. Nih." Aku mengulurkan sutil padanya. "Eh, ini anak dikasih tahu malah marah. Dengar, ya, aku ngasih tahu tuh biar kamu pintar k

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Tiga puluh tujuh

    Wanita yang Menolak Lamaranku 37Aku tidur membelakangi Mas Malik dan tidak ada niat sedikit pun untuk melayaninya layaknya pasangan pengantin baru pada umumnya. Seleraku hilang setelah mendapati kenyataan pahit ini. Nyesek. Berulang kali Mas Malik menyentuh pipi kadang juga mencium tapi bukannya membuatku senang, malah semakin kesal. Aku menoleh pada Mas Malik yang tidur di sampingku. Ia sudah mendengkur. Rupanya ia capek dan menyerah Setelah dari tadi mencoba ganggu aku dengan berbagai cara tapi tidak berhasil juga. Malam semakin larut dan sepi. Hanya terdengar dengkuran halus dari lelaki yang kini sudah sah menjadi suamiku ini. Aku hanya bolak-balik mencoba memejamkan mata tapi tidak bisa terlelap karena lapar. Aku terus memeluk perutku yang keroncongan. Semakin lama perut ini semakin melilit. Aku bahkan tidak bisa memejamkan mata barang sedetik pun karena rasa lapar yang mendera ini. Tanpa sadar aku menangis sesenggukan.Ya Tuhan, ini adalah malam paling buruk sepanjang seja

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25

Bab terbaru

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh enam ( ending)

    Wanita yang menolak lamaran ku 56Buru-buru aku mengambil ponsel untuk menghubungi Citra, sementara Mas Elang keluar menyusul ibunya Malik untuk memberitahukan berita gembira ini.Aku lega, jika Malik sadar, itu artinya Citra bisa keluar dari rumahku. Iya, selama Citra ada di rumah, aku memang sedikit was-was akan terjadi sesuatu yang buruk, apalagi Mas Elang begitu perhatian pada Citra dan anaknya itu. Saat aku menghubungi Citra, terdengar bayinya sedang menangis. "Halo, Cit. Kamu harus ke rumah sakit sekarang juga. Malik__Telepon terputus sebelum aku selesai berbicara dan saat aku hendak menghubunginya lagi, sudah tidak diangkat. Ya sudahlah, yang penting dia akan segera ke sini untuk menjemput MalikBu Retno bersama Mas Elang berjalan tergesa menuju ruangan, namun dokter segera datang memeriksa keadaan Malik dan memberi isyarat agar kami tidak mendekat dulu karena dia sedang diperiksa. Setelah beberapa lama akhirnya dokter mempersilahkan kami untuk mendekat usai memastikan bahwa

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh lima

    Wanita yang menolak lamaran ku 55PoV Vira"Kamu pasti akan meminta Citra untuk pulang ke rumahnya setelah Malik sembuh, kan, Mas?" tanyaku saat kami berdua berada di dalam kamar.Entah kenapa perasaanku tidak enak semenjak Citra serta kedua orang tuanya ikut tinggal di sini meski mereka bilang hanya sementara, sampai Malik sadar. Ketakutanku ini bukan tanpa alasan. Tadi aku ingin memanggil Citra untuk ikut makan bersama, tetapi sudah keduluan Mas Elang. Akhirnya aku hanya berhenti di depan pintu. "Sini bayinya biar sama aku dulu kalau kamu mau makan," kata Mas Elang. Bayi mungil itu sedang dalam pangkuan Citra sementara paman dan bibi juga tidak ada di kamar. Mereka berdua sedang berjalan-jalan berkeliling rumah ini. "Enggak usah, Lang. Dia bisa di tidurkan saat aku makan." Citra tersenyum lalu meletakkan bayi itu di kasur lalu memberinya selimut kecil berwarna biru bergambar kartun. Bayi yang awalnya diam dan tertidur nyenyak itu menangis saat diletakkan dan tangisannya cukup k

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh empat

    Wanita yang menolak lamaran ku 54"Ada rencana apa, ya, kok sepertinya serius?" tanya Vira sambil menurunkan minuman yang dibawanya. Aku dan ibu saling berpandangan, lalu ibu nyengir dan menggaruk tengkuk. "Itu rencana Citra untuk punya anak laki-laki. Jadi gini, Vir, saat hamil, Citra itu selalu makan makanan yang mengandung protein agar anaknya laki-laki dan sekarang anaknya beneran laki-laki, kan? Itu artinya apa yang terjadi sesuai dengan yang ia rencanakan. Iya, kan, Cit?"Vira manggut-manggut. "Oh, iya, tetapi setiap aku datang ke rumah Citra, ia pasti sedang makan sayur-sayuran hijau," Tepuk jidat. Entah kenapa setiap kali Vira datang ke rumahku pasti sedang makan dan seperti biasa aku sedang makan dengan sayuran karena hanya itu yang ada. Makan telur rebus hanya dua kali sehari dan bukan pada saat Vira datang. "Ya udah. Sekarang minum dulu, ya. Kalau ada apa-apa nanti bilang saja sama Bik Nur." Vira tersenyum manis. Kubalas senyumannya dan mengangguk. Dia memang beruntung

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh tiga

    Wanita yang Menolak Lamaranku 53"Aku nggak mau pulang, Bu. Aku ingin tetap di sini. Belahan jiwaku ada disini, tidak mungkin aku pergi meninggalkannya begitu saja." Aku menunduk. "Aku merasa seperti pengecut jika pulang meninggalkan suamiku di sini dalam keadaan koma. Aku ingin dia melihat aku yang pertama kali saat ia sadar nanti." "Citra, kamu harus pulang. Kasihan anak kamu. Kamu juga perlu istirahat. Percayalah, Malik pasti akan baik-baik saja. Kalau dia sadar, Ibu pasti akan segera hubungi kamu," kata ibu mertua mengusap pundakku dengan lembut. Wanita yang beberapa saat yang lalu sempat pingsan setelah mendengar berita mengenai musibah yang menimpa anaknya tersenyum dan mengangguk padaku untuk memberi isyarat agar aku mau menerima tawaran Vira. "Semua ini salahku, Bu. Seandainya aku tidak memaksa Mas Malik untuk mengantarku beli es buah, pasti tidak akan seperti ini keadaannya." Ibu mertua mengulurkan tangan lalu mendekatkan telunjuk di bibirku. "Ssst, jangan bilang sepert

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh dua

    Wanita yang Menolak Lamaranku 52Es buah di tanganku terlepas melihat Mas Malik tertabrak mobil karena menyelamatkan Vira dan Elang yang akan ditabrak mobil dengan cara mendorong mereka ke tepi jalan. Ia terpental hingga membentur aspal. Sedangkan mobil yang menabraknya langsung tancap gas, tidak peduli dengan orang yang sudah ditabraknya. Aku tidak peduli, yang ada di pikiranku saat ini hanya satu yaitu keselamatan Mas Malik. Mengenai si penabrak bisa diurus nanti. Semua terjadi begitu cepat. Aku berlari dan menjerit histeris memanggil namanya yang sudah tergeletak di jalan. Entah apa yang ada di pikirannya sehingga ia memutuskan membahayakan diri sendiri seperti ini demi orang lain. Apakah ia tidak tahu kalau aku begitu membutuhkannya. Suasana jalan yang tadinya rame lancar mendadak macet karena adanya kecelakaan ini.Aku berlari tanpa mempedulikan perutku yang besar ini. Kakiku terasa ringan seolah tidak membawa ada apa-apa di perutku ini. Vira dan Elang masih terjerembab di pin

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh satu

    Wanita yang Menolak Lamaranku 51Ibu terlihat lebih segar daripada dulu saat aku berkunjung ke rumah. Tubuhnya juga sedikit lebih berisi, wajahnya cerah, tidak pucat lagi. Pun dengan bapak, lelaki yang merupakan cinta pertamaku itu terlihat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda. Saat bapak dan ibu datang, aku sedang makan dan kali ini aku makan dengan lauk telur rebus plus oseng labu. Lidah ini memang sudah terbiasa mengecap makanan sederhana tapi jangan ditanya nikmatnya luar biasa.Awalnya mau berangkat ke rumah ibu, tetapi ibu mertua meminta kami untuk makan dulu. Iya, sejak aku hamil, wanita yang sudah melahirkan suamiku itu paling cerewet mengenai urusan makan dan nggak boleh makan sembarangan. "Kamu makan menggunakan alas cobek seperti ini, sedangkan yang lain menggunakan piring?" tanya ibu.Tepuk jidat. Kalau diperhatikan sekilas, aku memang seperti dibedakan di rumah ini. Yang lain makan memakai piring dan aku cukup dengan cobek saja. Kesannya aku adalah menantu yang t

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Lima puluh

    Wanita yang Menolak Lamaranku 50Aku tertegun melihat wanita yang dulu selalu tampil cantik meski usianya sudah tidak muda lagi itu kini terlihat pucat. Tubuh yang dulu segar dan seksi ini kurus bahkan bisa dibilang sangat kurus, matanya juga cekung. Nyesek rasanya aku melihat ini.Wanita yang saat terakhir kali melihatnya ia memintaku untuk berpisah dengan suamiku ini terlihat sangat memprihatinkan.Tatapannya menerawang dan kosong. Ia sedang merobek-robek kertas dan membuangnya secara asal. "Bu?" Lidahku terasa kelu. Ia hanya menoleh sebentar lalu membuang muka, seolah tidak ingin melihat anaknya ini. "Apa yang terjadi dengan Ibu, Pak?" tanyaku beralih menatap bapak yang sepertinya juga tidak senang melihat kedatanganku. Aku pikir kedatanganku ini akan disambut dengan riang gembira dan mendapat pelukan hangat, tetapi ternyata aku salah. Mereka berdua bahkan cuek dan sinar matanya tidak memancarkan kerinduan. "Kamu senang melihat ibumu seperti ini, hah?" tanya bapak dengan nada t

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Empat puluh sembilan

    Wanita yang menolak lamaran ku 49"Sini biar Ibu saja yang nyapu." Ibu mengambil alih sapu ijuk dari tanganku. Aku tersenyum dan dengan senang hati memberikan sapu itu. Tetapi bukan berarti aku bisa duduk ongkang-ongkang kaki karena masih ada pekerjaan yang menunggu selain menyapu. "Eh nggak jadi, Cit. Wanita hamil kalau nyapu nggak boleh berhenti di tengah jalan kalau nggak mau susah saat melahirkan. Nih, Ibu balikin!" kata Ibu. "Apa bisa begitu, Bu?" "Jelas, wanita hamil itu kalau melakukan suatu nggak boleh setengah-setengah alias harus sampai tuntas. Lagian kalau hanya menyapu juga nggak akan kecapekan, yang penting pelan-pelan aja. Nggak usah ngoyo. Ibu mau masak aja biar nanti saat kamu sudah selesai nyapu sudah ada makanan yang siap untuk disantap," kata ibu mertua. Aku tersenyum karena merasa diperhatikan olehnya. Meskipun ia tidak membelai-belai atau memberikan apa yang kumau, tetapi aku tahu kalau dia sayang padaku. "Kenapa senyum-senyum? Nggak usah GR. Aku tuh sayang

  • Wanita yang Menolak Lamaranku   Empat puluh delapan

    Wanita yang Menolak Lamaranku 48 PoV Citra"Kenapa Ibu tidak membiarkan Mas Malik untuk menikahi Tania yang orang kaya, Bu?" tanyaku setelah Tania pergi. Ia pasti sangat kecewa karena usahanya untuk merayu Mas Malik tidak berhasil. Sedari tadi aku sudah mempersiapkan mental jika ada kemungkinan buruk yang terjadi. Aku pikir ibu akan membujuk Mas Malik agar mau menerima Tania sebagai istri dan menceraikan aku begitu saja. Iya, ibu mana yang tidak mau anaknya punya istri kaya dan langsung diangkat menjadi manager? Apalagi Tania juga menjanjikan sesuatu yang sangat manis dan tidak akan didapatkan jika Mas Malik masih punya istri aku. Ibu mertua yang selama ini seolah tidak pernah menunjukkan wajah yang bersahabat denganku ternyata tidak seburuk yang kukira. Ia sayang padaku sebagai menantu dan hari ini ia sudah menunjukkan buktinya. "Memangnya kamu mau Malik nikah sama Tania dan menceraikan kamu?" Ibu balik tanya. Aku menggeleng dan meringis. Pertanyaan yang aneh, mana ada wanita y

DMCA.com Protection Status