Share

Bab 138

Author: Rira Faradina
last update Last Updated: 2022-07-27 15:07:54

"Tentu saja " jawab Tante Evelyn dengan penuh keyakinan.

Seringai tipis lolos dari wajahku. Aku tahu hari ini akan segera datang. Hari dimana aku bisa membela Aisyah dan membuka semua takbir kejahatan Tante Nora selama ini.

***

PoV Reyhan.

"Ayo masuk," bentak Bang Togar sembari mendorong kasar punggung Erika.

Mendapat perlakuan kasar, kedua manik mata Erika memandangku sayu seakan-akan meminta pertolongan, atau mungkin ingin melayangkan protes agar diperlakukan lebih baik. Entahlah, aku malas memperdulikannya.

Wajah wanita itu tampak sedikit pucat dengan kantung mata yang tebal dan menggelap, rambut hitamnya yang biasanya tersentuh perawatan salon kini kusut seperti tak terurus.

Aku memutar bola mata ketika ia menjerit karena merasa tak nyaman duduk bersebelahan dengan Bang Togar di jok belakang mobil. Mungkin ia tak menyangka akan duduk disebelah lelaki bertubuh besar dan kekar itu.

Ah, mengapa rasanya terasa lucu. Membuatku menahan tawa.

Mobil bergerak menuju ke sebuah rumah lain
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 139

    Selagi Bi Lastri menahan Tante Nur di depan. Aku bergegas mengambil ponsel. Mengetik sebuah pesan WA untuk Mas Reyhan, tak lama, ponselku bergetar, lelakiku itu menelpon."Tunggu saja di rumah dan jangan biarkan ia masuk ke dalam, sebentar lagi aku akan tiba di rumah. " Pinta Mas Reyhan begitu panggilan teleponnya tersambung.****Aku menyimpan kembali ponselku. Ku lihat Bi Lastri membuka gorden sedikit. Cukup lama ia mengintip guna memastikan jika Tante Nur masih berdiri di depan pintu rumahku."Bagaimana bi, masih di depan orangnya?""Iya, mbak. Tuh masih berdiri di teras." Jawabnya."Bilang padanya kalau saya sedang tidak enak badan dan istirahat di kamar. Kalau dia mendesak, Bibi tarik ulur saja, karena sebentar lagi Mas Reyhan akan pulang.""Percaya sama bibi, mbak," tepuk Bi Lastri ke depan dadanya. Membuatku geli sekaligus gemas.Ah, ada-ada saja kelakuan asisten rumah tanggaku ini.Aku tersenyum melihat tingkahnya. Tak lama, Bi Lastri membalikkan badannya. Menghadap ke pintu.

    Last Updated : 2022-07-29
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 140

    Ah, banyak sekali pertanyaan dalam benakku ini. Sepertinya aku harus bersabar menunggu penjelasan dari Mas Reyhan. Karena tak mungkin lelakiku itu akan membeberkannya padaku semua yang terjadi di sini."Baiklah, aku setuju, tapi bawa aku menemui Erika.""Bagus. Itu pilihan yang tepat. Karena aku ingin mengakhiri semua ini." Jawab Mas Reyhan sambil melangkah menghampiriku.***Dua buah mobil bergerak beriringan memasuki halaman sebuah rumah. Untuk sesaat aku merasa nafasku tertahan. Seakan atmosfer tempat ini membuatku tak nyaman.Dari balik jendela, aku memperhatikan sekelilingku. Kelihatannya rumah ini cukup terawat dengan baik, nampak dari beberapa daun yang berguguran sudah terkumpul, sepertinya sudah ada orang yang menyapu dan membersihkan halaman rumah ini sebelum kedatangan kami.Awalnya, Mas Reyhan sedikit keberatan mengajakku. Namun, aku memaksa. Untunglah akhirnya ia bersedia membawaku setelah kedua bola mataku melotot marah padanya."Kau boleh ikut, tapi tetap berada di dek

    Last Updated : 2022-07-31
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 141

    "Diam!"Jika kau ingin mendapatkan putrimu kembali, maka ikuti aturanku, Setidaknya itu setimpal dengan uang lima ratus juta yang kukeluarkan untuk menebus kebebasan putrimu itu." Tegas Mas Reyhan, yang membuatku seketika memandang lurus padanya.***Tante Nur gelisah dengan wajah yang mulai memucat. Sepertinya ucapan Mas Reyhan membuatnya tak nyaman, terlihat dari bahasa tubuhnya. Kulirik tangannya mengepal kuat, sungguh, tak kusangka jika adik tiri papa itu benar benar menjadi seorang kriminal.Mas Reyhan masih tampak begitu tenang menunggu Tante Nur bicara. Lama wanita paruh baya itu terpaku hingga membuatku gemas melihatnya.Benarkah Tante Nur memanipulasi semuanya dan merampas semua harta keluarga Aisyah demi kepentingan pribadinya. Serta menyingkirkan Aisyah, dan membuatnya seperti seorang korban tabrak lari? Jika semua ini benar, ya tuhan, Manusia macam apa dirinya hingga bisa berbuat sekeji itu pada suami dan anak tirinya sendiri. Hanya demi harta dan kenikmatan duniawi. Memb

    Last Updated : 2022-08-03
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 142

    "Baiklah, nanti aku akan meminta tim forensik kepolisian untuk mengautopsi jasad mendiang suamimu," ancam Mas Reyhan."Lagipula, bukan hanya Mbok Sum yang ingin kupertemukan denganmu, tante, masih ada seorang lagi yang rindu ingin bertemu denganmu," ucap Mas Reyhan dengan lengkungan tipis di salah satu sudut bibirnya.***Mendengar perkataan Mas Reyhan refleks mataku membulat, masih ada seorang lagi katanya, itu artinya ada banyak saksi yang mengetahui perbuatan jahatnya. Lama bibirku terdiam, rasanya kepalaku tak mampu diajak berpikir jernih. Sungguh aku tak habis pikir, seseorang yang pernah menjadi saudara tiri papa ternyata bisa dengan santainya melakukan perbuatan keji seperti itu.Hanya gelengan kepala yang bisa kulakukan sekarang, saat mengetahui Tante Nur setega itu membuat suaminya lumpuh lalu membunuhnya perlahan-lahan, tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menggelengkan kepala, bibirku pun kelu untuk berkata-kata. Karena pasti setelah ini, akan ada lagi kenyataan baru y

    Last Updated : 2022-08-05
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 143

    Bab 143"Baiklah."Mendengar perkataan Mas Reyhan, seketika jantungku berdetak kencang, tanpa sadar tanganku mengepal kuat. Ba-baiklah, apakah itu artinya menikahi Erika, haruskah itu? Seketika kecemburuan melanda hati, membuatku tanpa sadar berteriak."Tidak!"***Kulihat kening Mas Reyhan mengerut begitu mendengar kata tidak yang baru saja kuucapkan tadi, tak lama, ia berjalan mendekat, lalu berjongkok di hadapankuMatanya begitu intens memandangku lembut, ada rasa gugup yang kini melanda. Ah, apa yang terjadi padaku, mengapa dengan mudahnya aku terbawa suasana. Padahal apa yang kupikirkan belum tentu akan menjadi kenyataan.Ingin rasanya aku menutup wajah karena malu. Aku yakin Mas Reyhan ingin sekali menertawaiku karena rasa cemburu yang sedang melandaku saat ini."Ada apa, sayang? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya-nya dengan begitu lembut.Aku menggeleng. Berusaha menyembunyikan rona wajahku yang memerah malu."Ti-tidak ada apa-apa."Wajah tampan itu tersenyum. Lalu

    Last Updated : 2022-08-08
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 144

    "Iya, mbok. Aku bisa mengerti. Wanita memang begitu, mereka akan membenci wanita lain yang berada disisi lelaki yang dicintainya. Aku mungkin juga akan bersikap seperti itu jika melihat Mas Reyhan bersama wanita lain. Mulutku pasti juga akan memaki dan membenci wanita pasangannya tersebut." Terangku pelan pada Mbok Sum."Hanya saja aku seakan masih tak percaya jika dia yang melakukan semua teror itu padaku," kembali aku bicara, berharap ada seseorang yang bisa menjelaskan semua ini. ***Aku kembali memandang Erika yang kini duduk terpaku, matanya menerawang jauh seolah jiwanya terbang tak berada ditempat ini. Sesekali terdengar gumaman lirih dari mulutnya, seakan sedang berbicara dengan seseorang.Kulirik Tante Nur yang memandang Erika dengan tatapan bosan. Keangkuhan masih terlihat dari bahasa tubuhnya. Berbanding terbalik dengan Erika yang terduduk dengan punggung yang melengkung.Beberapa saat berlalu, kebungkaman Erika akhirnya membuat Tante Nur mulai kehilangan kesabaran tampak

    Last Updated : 2022-08-10
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 145

    "Aku tahu, aku hanya ingin kau mengetahuinya. Setidaknya, itu membuatku lega. Aku menyerah, mas. Maafkan aku atas semua hal buruk yang telah kulakukan padamu. Sungguh, yang kuinginkan saat ini hanyalah hidup tenang dengan seseorang yang tulus mencintaiku." Ucapan Erika membuat Mas Reyhan refleks menepuk pundaknya."Suatu saat nanti, kau pasti akan menemukannya, Erika." Mata Erika mengedip begitu mendengarnya.***Erika mendongak menatap dalam wajah Mas Reyhan, tatapan mata yang masih terlihat mendamba, namun, tak membuat rasa cemburu lagi di hatiku, karena aku tahu, lelakiku tak akan pernah memberikan celah kecil di hatinya untuk wanita lain."Terima kasih, mas. Setidaknya, sekarang aku merasa sedikit lebih baik," balasnya."Semoga suatu saat aku bisa mendapatkan pria baik seperti dirimu," lanjutnya tersenyum."Kau akan mendapatkannya."Untuk sesaat, Erika kembali menunduk, isakan pelan terdengar dari bibirnya. "Dasar anak bodoh, kau kuliah di luar negeri namun tak bisa menggunakan

    Last Updated : 2022-08-13
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 146

    Bab 146"Halah, kau tak tahu rasanya hidup serba pas-pasan seperti itu. Harusnya kau bersyukur, bisa sekolah dan kuliah ditempat yang bagus, bisa membeli barang apapun yang kauinginkan, dan sekarang kau menyalahkanku setelah semua kenikmatan dan kemewahan itu kau nikmati? Anak bodoh!""Setidaknya ayahku menyayangiku," tegas Erika membela ayah kandungnya."Terserah kau saja, mama sudah tak peduli lagi. Lagipula, ayahmu itu sudah mati, tak ada perlunya lagi untuk dibahas," ketus Tante Nur sambil membuang muka.***Mendengar kalimat yang diucapkan Tante Nur, spontan Erika mendelik tajam pada ibunya, ada rasa tak terima dalam hatinya, membuat tangannya tanpa sadar mengepal.Suasana mendadak kembali hening. Tampak Tante Nur yang masih berdiri angkuh dan memalingkan wajah dari putrinya, seakan menghindari tatapan mata yang dihujamkan Erika padanya, atmosfir ruangan ini masih panas, membuat siapapun yang berada dalam ruangan ini merasa gerah. Kedua pria bertubuh besar yang berada di dekat

    Last Updated : 2022-08-16

Latest chapter

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 169 (Ending)

    "Apa ini untukku?" Tanyaku pada Mas Reyhan saat ia memperlihatkan sebuah kunci padaku."Iya, itu untukmu Alina, rumah yang kemarin kau lihat. Itu adalah hadiah dariku atas kehamilanmu ini," jawab Mas Reyhan.Mataku berbinar mendengarnya," benarkah itu mas?" Sahutku meraih kunci itu dari tangannya."Tentu saja, apa kau suka?""Pake nanya lagi, ya tentu saja mas," desisku cemberut.Mas Reyhan tertawa melihat sikapku, segera saja ku cubit lengannya. Tak mungkinlah aku menolak hadiah sebagus itu. Rasanya tak akan ada istri yang akan menolak diberi hadiah rumah mewah berlantai dua oleh suaminya, iya kan?Kadang aku merasa suamiku ini benar-benar absurb."Syukurlah jika kau suka. Sertifikatnya juga sudah ku ubah menjadi namamu," ujar Mas Reyhan."Terima kasih mas, kau sungguh baik," aku memujinya."Ini tidak sebanding dengan hadiah yang kau berikan padaku, sayang. Kau memberikan kebahagiaan dan kehidupan yang sempurna untukku, apapun yang kau minta jika aku mampu, pasti akan kuberikan," uca

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 168

    "Apa tante bersedia tinggal di panti jompo? Maaf tante, aku tidak bermaksud buruk, kupikir daripada tante tinggal disini sendiri, lebih baik di panti jompo, jangan khawatir, aku yang akan menanggung biayanya." Ujarku hati hati karena takut akan menyinggung perasaannya."Alina ...!" mata itu mendelik tajam padaku."Tidak tante, tolong jangan salah paham, aku hanya tidak ingin melihat tante hidup sendiri disini, setidaknya jika di panti, ada teman sekedar untuk bicara dan yang terpenting ada perawat yang akan mengurus." Lanjutku sambil melempar tatapan teduh padanya.***"Tante mengerti, Alina. Terima kasih atas niat baikmu, tapi tante tak ingin tinggal di panti jompo, biarlah di sini saja, lagipula tante malu jika harus menerima bantuan darimu," jawabnya."Mengapa harus malu, tante? yang berlalu biarlah saja berlalu. Yang penting sekarang adalah tante sudah menyadari semuanya dan mau berubah, bagiku itu sudah cukup," ujarku berusaha membujuknya."Kau memang baik, Alina. Tante menyesal

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 167

    Bab 167"Tidak ada aku hanya mampir saja, kebetulan tadi lewat sini dan aku ingat pernah melihat tante di sekitar sini. Sekalian saja aku mampir," ujarku beralasan."Hmm ... Tante, dari tadi aku tidak melihat Erika, dimana dia?" Lanjutku kemudian bertanya.***Mendengar perkataanku seketika wajah Tante Nur berubah murung, entahlah, rasanya tak ada yang salah dengan ucapanku, lagipula bertanya tentang kabar seseorang tidak salah, bukan?Tante Nur nampak gelisah, ekor matanya tampak ingin menghindar dari tatapan mataku, tak lama, kulihat matanya seperti berkaca-kaca.Ah, seharusnya mungkin tadi aku tidak bertanya, tapi, aku juga ingin tahu dimana Erika sekarang. Yah, anggap saja mungkin aku sedang cemburu saat ini.Tante Nur mendesah, lalu menunduk, memainkan jemarinya yang keriput. Untuk beberapa saat tak ada dari kami yang bicara. Membuat keheningan diantara kami seolah menjadi jarak."Erika, dia ...."Hembusan nafasnya terdengar berat, ia menggantung ucapannya sesaat, seakan sedang

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 166

    Kemana Erika? Mengapa ia bisa tega meninggalkan ibunya sendirian?Batinku kini berperang antara ingin melanjutkan perjalanan ini atau berhenti saja. Hingga akhirnya kuputuskan untuk pergi ke gang, menuntaskan rasa penasaran yang sedari tadi menggangu pikiranku.***Aku menatap nanar pada bangunan rumah yang ada dihadapanku, tidak, ini tidak seperti rumah pada umumnya, ini adalah petakan yang hanya terdiri dari tiga sekat saja didalamnya.Langkahku terhenti di petakan empat pintu ini, tampak disana seorang ibu bertubuh gempal dan seorang wanita yang usianya lebih muda sedang menggendong bayi kini sedang memandangiku penuh tanya. Seorang wanita tiba-tiba datang dari arah belakang dan tak sengaja menyenggol lenganku, lalu meminta maaf. Segera saja ku tahan langkahnya dan menanyainya sebentar."Maaf mbak mau tanya, apa benar ibu nur tinggal disini?""Oh si tante sombong itu? Iya ada tuh di petakan paling ujung," jawabnya sambil menunjuk arah petakan yang berada persis disebelah pohon pis

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 165

    Baiklah, kau bisa ikut, nanti aku akan minta Pak Budi mengantar kita berdua, setelah mengantarku, akan kuminta Pak Budi untuk menemanimu, bagaimana?" Ucap Mas Reyhan menyerah."Tapi sebenarnya kau mau pergi kemana?" Pertanyaan Mas Reyhan membuatku seketika menelan ludah, haruskah aku mengatakan bahwa aku ingin tahu keberadaan Erika sekarang?***"Emm itu sebenarnya," ah, sial mengapa tiba-tiba mendadak tubuhku gemetar dan gugup. "Alina?!" Entah mengapa kali ini suara Mas Reyhan yang terdengar menakutkan."A-aku ingin memastikan keadaan Tante Nur," Jawabku gugup.Mata Mas Reyhan menyipit ketika mendengarnya, aku tahu rasanya perkataanku tadi mungkin terdengar konyol dan tidak masuk akal, tapi aku penasaran ingin tahu keberadaan Erika sekarang?Astaga, apakah aku cemburu?Entahlah, aku tak ingin mengakuinya, kurasa mungkin ini karena hormon kehamilanku, ah ... anggap saja begitu."Untuk apa, bukankah kemarin kita sudah melihatnya, ia nampak sehat dan baik baik saja," sahut Mas Reyhan g

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 164

    "Mana?" Mas Reyhan memalingkan wajahnya, mencari arah yang kutunjuk."Itu mas!" Mata Mas Reyhan mengikuti arah pandang yang kutunjukkan."Benar, itu memang dia." Sahut Mas Reyhan membenarkan."Tapi aneh mas, di mana Erika, lagipula lihatlah tangannya, ia hanya membeli sebungkus nasi saja," Ucapku sambil terus memandangi Tante Nur yang kini berjalan memasuki sebuah gang yang tak jauh dari warung makan tadi.***"Mungkin Erika sedang tidak ada di rumah jadi Tante Nur hanya membeli sebungkus nasi untuk dirinya sendiri," timpal Reyhan santai."Masa, rasanya aku tak percaya? Tapi ya mungkin saja."Mas Reyhan tampak tak begitu tertarik, wajahnya kini lurus memandang ke depan, menunggu lampu merah ini berubah hijau.Aku masih memandang gang itu, mengingatnya area ini dalam memori ingatanku. Kurasa tak ada masalah jika sewaktu-waktu aku ingin mengunjunginya. Entahlah, aku penasaran dengan keadaannya, apakah ia baik baik saja sekarang? Meskipun aku tahu bahwa perubahan gaya hidup pasti akan me

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 163

    Sekitar lima belas menit kemudian, Merry pamit, tentunya setelah saling bertukar nomor telepon terlebih dahulu. Tak lama ia pun melangkah dengan anggun keluar dari cafe ini.Melihat tubuh Merry yang telah menghilang dibalik dinding itu, Mas Reyhan yang sedari tadi duduk di meja lain kini beralih duduk di dekatku, dengan pandangan mata yang mengarah pada amplop coklat yang sudah terbuka itu.***"Amplop itu?" Tanya Mas Reyhan lalu meraih amplop coklat itu."Isinya uang dua puluh juta yang dipinjam Risa sebelum ia menghilang," Jawabku cepat."Mas mendengar semuanya kan?"Mas Reyhan menggeleng," tidak semuanya, begitu aku merasakan bahwa wanita tadi tidak akan berniat buruk padamu, aku memutuskan sambungan teleponnya." Terang Mas Reyhan lalu membuka lipatan kertas itu, dan membacanya."Lalu surat ini sudah kau baca?""Surat? Ah iya, isinya hanya permintaan maaf Risa karena ia tidak bisa langsung mengembalikan uang yang dipinjamnya padaku," balasku singkat."Surat ini isinya tidak sepert

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 162

    Sepuluh menit kemudian akhirnya, wanita yang ku tunggu pun tiba. Aku tidak mengerti, ternyata ia sudah mengenalku lebih dulu, terbukti dengan langkahnya yang langsung menuju ke arahku, tanpa menghiraukan pengunjung cafe yang lain."Maaf, saya terlambat Bu Alina."Sapaan itu mungkin terdengar biasa, namun tidak bagiku, ucapannya telah membuktikan jika wanita ini mengenalku cukup baik."Kau mengenalku? Siapa kau?" Spontan aku bertanya padanya.**Aku menyipitkan mataku, memandangnya dengan seksama. Ku coba menggali ingatanku, sungguh, aku merasa yakin belum pernah sekalipun bertemu dengannya.Wanita itu mengenakan kemeja putih yang dipadu dengan rok hitam dan blazer berwarna senada yang gantung di tangannya. Selain membawa sebuah tas 'Hermes Kelly' ukuran 30, ia juga membawa sebuah paper bag berwarna hitam dengan logo sebuah brand ternama.Wajahnya tersenyum ramah padaku, melihat sikap dan bahasa tubuhnya, kurasa ia datang dengan niat baik. Semoga, apa yang ku cemaskan tidak terjadi.Ah

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 161

    "Dari nomor yang sama, bicaralah dengan hati hati," pesannya.Aku mengangguk, hati hati sekali aku bangkit dan bersandar karena takut menggangu tidur Diyara. Tak lama, Mas Reyhan menyerahkan ponsel berwarna silver itu padaku."Halo!" Aku menyapanya lebih dulu, Namun, hanya suara statis jaringan yang kudengar, hingga tiga kali aku menyapa akhirnya suara seseorang terdengar membalas sapaanku dari ujung sambungan.***"Halo!?""Maaf, dengan siapa saya bicara?" Aku langsung bertanya, sambil mengaktifkan mode loudspeaker pada ponselku, agar Mas Reyhan juga ikut mendengarkan percakapan kami."Perkenalkan nama saya Merry, apakah ini nomor telepon Bu Alina, istrinya Pak Reyhan?""Iya, saya Alina, maaf ada perlu apa dengan saya, Mbak?" Tanyaku bingung sambil memandang Mas Reyhan yang terlihat penasaran."Bisakah saya bertemu dengan anda, bu? Ada sesuatu yang ingin saya beritahu pada anda. Sesuatu yang sangat penting," Dengan sopan, Ia balik bertanya.Untuk sesaat aku diam lalu memandang Mas R

DMCA.com Protection Status