Dikamar mewah, seorang pria tampan tidak tidur dari semalam, dia mencari keberadaan kekasihnya yang sampai sekarang belum di temukan. Sejak mengetahui kekasihnya pergi dari Ballroom setelah mengecek CCTV pria tampan ini langsung meninggalkan Ballroom begitu saja, kembali ke mansionnya. Dia tidak bisa berpesta kalau kekasihnya tidak ada. Suara ponsel berdering. Ferro yang sedang duduk di ruang kerjanya menyadarkan kepalanya pada sadaran kursi, membuka matanya pada deringan telpon ketiga. "Halo Mom" jawab Ferro dengan suara beratnya. "Sayang kamu semalam kemana saja ? Mommy dan Daddy menunggu kamu kembali membawa kekasihmu" tanya Risa. "Aku ada urusan mendadak Mom" jawab Ferro singkat. "Apa kamu baik-baik saja nak ?" tanya Risa. "Aku baik-baik saja Mom" "Ya sudah, Mommy mau katakan besok datanglah di mansion untuk makan malam bersama" "Iya Mom, Ferro akan usahakan datang" "Mommy tutup ya sayang" sambungan telpon berakhir. Ferro melihat langit-langit ruangan kerjanya, memiki
Sudah dua hari, Ferro Alexander tidak bisa tidur. Sampai detik ini Ferro belum menemukan kebaradaan Azela. Bahkan nomor kontak Azela juga masih tidak aktif. Hedy juga memberi perintah kepada suruhannya untuk mencari Azela di Singapura tempatnya tinggal, dikantor dan butiknya juga, Azela tetap tidak ada. Orang di mansion Azela hanya mengatakan jika Tuannya bersama Azela belum kembali dari Indonesia. Ferro sangat frustasi mencari Azela. Dia berniat ingin mencari keberadaan Kakek dan Nenek Azela lalu menemuinya, menanyakan keberadaan Azela mungkin bersama mereka. Selama dua hari ini, Ferro tidak pergi ke perusahaan. Dia hanya sesekali bekerja di ruangan kerjanya di mansion. Pikirannya yang kalut membuatnya tidak bisa fokus bekerja. Mungkin karena dia sudah sangat mencintai Azelaa dan tidak ingin kehilangannya. Azela adalah wanita yang tepat baginya yang pantas menjadi istrinya. Wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta. Dia merasa seperti Daddynya merasakan jatuh cinta sekali dengan wa
Luka yang di rasakan Azela tidak membuat dia menjadi terpuruk. Dia mempunyai tanggung jawab besar, dia tidak akan mengorbankan tanggung jawab besarnya hanya karena seorang pria melukai hatinya. Azela mengakui hatinya yang mulai bisa menyayangi Ferro, perhatian dan sikap Ferro membuat Azela menyayanginya setelah kejadian kemarin. Hari ini Azela ingin berkunjung ke butik, melihat keadaan butiknya sebelum dia kembali ke Singapura. Azela mengendarai mobilnya menuju ke butik, hari ini dia menggunakan blouse warna biru langit dipadukan dengan rok mini dan sepatu boots berwarna coklat membuat penampilan Azela sangat anggun. Mobil telah sampai di butik, memakirkan mobilnya diparkiran lalu turun dari mobil, melepas kaca mata hitamnya lalu berjalan masuk ke dalam butik. Semua pegawainya kagum melihat penampilan Azela. Butik sangat ramai, ada yang tidak bisa duduk karena semua sofa penuh, antrian pembayaran di kasir juga banyak sekali. Azela melihat semua pakaian-pakaiannya, sudah banyak y
Azela masih berada di butik, membaca laporan-laporan penjualan meskipun laporan itu sudah dikirim juga di emailnya tapi Azela belum sempat membukanya. Dia menyempatkan membaca laporan itu langsung yang sudah di cetak yang akan di jadikan arsip. Sampai siang ini Azela belum mengabari Kakek dan Neneknya, bukannya lupa dan tidak peduli tapi dia akan langsung menemui Kakek dan Neneknya di apertemen lalu mengajak kembali ke Singapura. Saat melihat isi laporan penjualan, terdengar suara ketukan pintu. "Masuk" ucap Azela. Pintu terbuka menampilkan Mala masuk ke dalam. "Permisi Miss, dibawah ada Tuan Ferro mencari anda dan ingin menemui anda" ucap Mala. "Usir dia dari sini" ucap ketus Azela. "Tapi Miss" ucapannya Mala terpotong. "Usir saja langsung" ucap Azela lagi menatap tajam Mala. Mala pamit undur diri, sambil berjalan dia memikirkan kalimat yang tepat untuk dia gunakan nanti berbicara pada Ferro. Dengan langkah yang ragu Mala berjalan sampai di depan Ferro duduk denga
Setelah kejadian kemarin, terlihat sangat jelas perubahan pada Ferro, yang biasanya dia tegas, dingin dan kejam sekarang semakin dingin dan kejam tanpa melihat situasi, membuat para karyawan di perusahaan takut ketika berpapasan dengan Ferro.BRAK "Apa kamu bisa kerja ha ?" ucap Ferro dengan menatap tajam Manager produksi. Ferro melempar laporan produksi ke lantai. Ada sedikit kesalahan laporan itu yang membuat Ferro marah, tapi kemarahannya ini membuat Manager itu ketakutan. "Aku berikan waktu sampai siang, jika belum selesai kau di pecat" ucap dingin Ferro. "Baik tua-n" jawab Manager produksi itu yang tubuhnya sudah bergetar. Setelah itu, dia pamit keluar dari ruangan. Hedy menghampiri Manager itu, Hedy tau kalau dia mendapat kemarahan Ferro. "Apa kau baik-baik saja ?" tanya Hedy. "Aku baik-baik saja Tuan" jawab Manager produksi itu."Selesaikan cepat kesalahanmu, periksa kembali sebelum kau datang kembali" "Baik Tuan, Saya permisi dulu" pamit Manager itu. Hedy hanya meng
1 bulan kemudian. Sudah 1 bulan ini Ferro selalu bekerja dan bekerja bahkan kadang tidak pulang ke mansion, dia menginap di ruangan pribadinya di dalam ruangannya di perusahaan. Selama sebulan ini para karyawan selalu lembur setiap hari. Hedy, sekertarisnya dan semua karyawan kewalahan bekerja. Namun mereka tidak bisa membantah, mereka tidak ingin di cepat. Semua pekerjaan harus di selesaikan setiap harinya. Ferro juga memberi pilihan jika mereka menyerah, bisa langsung resign saja tapi karyawan semua tidak ada yang mau keluar dari perusahaan. Menurut mereka sangat di sayangkan jika undur diri dari perusahaan besar ini sebab gajinya sangat tinggi dan semua orang berlomba ingin bekerja di perusahaan Horace Group. Selama 1 bulan ini juga, Ferro kurang memperhatikan penampilannya. Rambutnya panjang dan bulu-bulu di sekitar wajahnya juga. Risa selalu menegurnya untuk membersihkan wajahnya sebab alvano tidak pernah berpenampilan seperti ini, dia selalu rapi, walaupun ketampanannya mema
Jet pribadi Alexander telah tiba di bandara Singapura. Alexander dan Hedy berjalan keluar menuju mobil yang sudah di siapkan. Mobil Alexander, membelah jalan di Singapura, mereka langsung ke mansion Smit. Setelah menempuh 20 menit di jalan, akhirnya mereka sampai. Hedy menunjukkan kartu identitas Tuannya, Satpam yang melihat kartu tersebut langsung membuka gerbang, mobil memasuki halaman mansion yang luas dan mewah. "Permisi, saya asisten Tuan Alexander ingin bertemu dengan Tuan Smit" ucap Hedy pada pelayan yang membuka pintu. "Silahkan masuk Tuan, saya akan panggilkan Tuan Smit" Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu yang takkalah mewah dari mansionnya. Setelah menunggu 5 menit, Smit datang bersama Nada. "Alexander" sapa Smit, berjalan mendekat lalu memeluk putra sahabatnya. "Tuan Smit, aku kesini ingin mengatakan hal yang penting" ucap Alexander yang tidak ingin basa-basi. "Mengenai apa ? duduk dulu" tanya Smit yang pensaran. Alexander kembali duduk, Smit dan j
Burung-burung berkicau, terik matahari masuk di sela-sela horden. Seorang wanita cantik telah bangun dari tidurnya, masuk ke dalam kamar mandi. Selesai itu, dia bersiap, dia akan ke Indonesia menjenguk kekasihnya. Kemarin, setelah mengetahui kebenarannya. Azela ingin menjenguk Ferro, tapi Kakek dan Neneknya menyuruhnya berangkat esok hari. Sedangkan Alexander langsung kembali ke Indonesia, dia ditawarkan untuk menginap tapi dia menolak. Dia tidak ingin meninggalkan istri dan anaknya begitu lama. Setelah bersiap dia turun ke bawah, dia tidak membawa koper, dia hanya membawa tas mungil yang dia jinjing. Dia hanya akan menyuruh asistennya di Indonesia menyiapkan beberapa pakaian selama dia berada di sana. Azela menghampiri Kakek dan Neneknya yang telah sarapan. Azela mencium kedua pipi Kakek Neneknya. Setelah itu duduk dan mengambil selembar roti di olesi dengan selesai coklat. Memakannya dan meminum susu. "Kek, Nek, Azela akan berangkat sekarang" ucap Azela. "Kamu hati-hati d