Share

Bab 71

Author: Rira Faradina
last update Last Updated: 2023-05-08 12:08:22

Hembusan angin malam yang lembut dan sejuk seolah ingin menenangkan kemarahan Hanna. Cahaya bulan yang begitu terang di langit pun tak ingin kalah untuk menjadi penunjuk arah.

Dengan hati -hati Hanna melangkah menuju mobilnya yang terparkir sekitar seratus meter dari villa. Di iringi dua orang pengawal yang membantunya, mereka bergegas meninggalkan villa.

"Hati hati melangkah, Mbak Hanna!" Ujar seseorang dari mereka ketika ujung sepatu Hanna hampir membuatnya tersandung.

"Iya, aku tak apa-apa, terima kasih."

Mereka bertiga meneruskan langkah, sesekali nampak Hanna menoleh ke belakang. Seakan merasa ada yang mengikutinya. Namun, itu hanya kecemasannya saja, karena tak seorangpun yang terlihat mengejar mereka.

Tinggal sepuluh meter lagi mereka akan tiba. Ada rasa lega di wajah Hanna ketika ia melihat mobilnya terparkir manis di sana. Namun, sedetik kemudian raut wajahnya berubah, ketika melihat seorang lelaki yang bersandar di belakang mobilnya.

Lelaki itu menoleh lalu melambaikan tanga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 72

    "Boleh aku tahu darimana kau tahu bahwa aku membiarkan mereka menikah? Bukankah aku belum memberi tahu kejadian di dalam villa tadi padamu?" tanya Hanna dengan tatapan selidik."Tidak seperti itu," bantah Reza."Lalu ...?""Astaga, jangan bilang jika kau mengintip dari jauh?" Tebak Hanna asal bicara.Tampak Reza terkekeh mendengarnya."Aku meminta bantuan dari salah seorang pengawal sewaanmu agar membuat ponselnya terhubung dengan ponselku. Aku mendengar semua yang terjadi di dalam melalui sambungan telepon." Hanna menggeleng lalu tersenyum."Kau memang mengejutkan, mas!" Hanna memuji."Sudahlah, ayo masuk ke mobilmu. Kembalilah dulu ke hotel, kau butuh istirahat," ucap Reza sambil menggeser tubuhnya yang menghalangi langkah Hanna."Entah mengapa, aku merasa seperti memiliki seorang dokter pribadi." Hanna bergurau sambil membuka pintu mobilnya."Aku senang mendengarnya, berarti lamaranku akan di terima," jawab Reza optimis yang di balas tawa renyah Hanna.Satu persatu mobil yang mere

    Last Updated : 2023-05-09
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 73

    Sudah dua minggu berlalu akad nikah mereka dilaksanakan, berarti sudah selama itu pula Siska dan Aldo hidup sebagai suami istri.Jika pasangan lain akan terlihat begitu mesra dan berbahagia karena dapat selalu bersama seseorang yang mereka cintai, hal itu tidak berlaku bagi Aldo. Lelaki itu tampak jengah menghabiskan hari bersama istri mudanya.Selepas menikah di villa malam itu, Siska memutuskan untuk pindah ke kost-kostan Aldo. Meskipun awalnya Aldo menolak, namun begitu Siska mengancam akan menyakiti dirinya sendiri akhirnya membuat lelaki itu mengalah dan membiarkan istri barunya itu memindahkan semua barang barangnya ke kamar kostnya.Dan sudah dua minggu pula Siska diabaikan Aldo. Wanita itu tiap malam harus meratapi dan mengeluhkan sikap Aldo yang kini berubah dingin, tak seperti sebelum mereka menikah.Derit pintu terdengar ketika Siska meletakkan beberapa pakaian yang baru saja dilipat ke dalam lemari pakaian Aldo. Spontan, wanita itu menoleh, dan melihat suaminya yang baru s

    Last Updated : 2023-05-10
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 74

    "Apa yang terjadi semalam?" Mata Aldo memandang tajam pada Siska."Yang seharusnya terjadi pada ranjang setiap pengantin baru, mas," jawab Siska santai.Mata Aldo menyipit begitu mendengarnya. Seakan tidak percaya dengan dirinya, mungkinkah tubuhnya semalam mengkhianati dirinya. Yang di ingatnya hanyalah semalam ia begitu tergoda untuk menyentuh istri keduanya itu.Kembali ia memijat kepalanya yang masih begitu pusing. Dipandanginya Siska yang masih menatapnya sambil tersenyum penuh arti."Kau sangat menikmatinya semalam, mas! Lebih baik jika kita berdamai dan menata hidup kita. Bagaimana? Kedengarannya tidak buruk kan. Apalagi beberapa bulan lagi anak kita akan lahir. Sebaiknya mulailah menerima kenyataan," ucap Siska bersikap realistis."Kau mencampur sesuatu pada teh yang ku minum semalam, iyakan?" Tanya Aldo yang mulai menyadari sesuatu."Aku hanya mencampur sedikit Brandy saja, kebetulan ada temanku yang bekerja sebagai bartender dan sering membawa pulang sebotol Brandy saat pula

    Last Updated : 2023-05-11
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 75

    Hanna membawa mobilnya dengan kecepatan rata-rata ketika melintas di jalanan ibukota yang selalu ramai lancar. Rasanya hari ini begitu melelahkan baginya karena tumpukan pekerjaan yang meminta untuk segera diperiksa.Matahari hampir tergelincir, ketika mobil yang dikemudikan Hanna berbelok menuju sebuah kompleks perumahan. Wajah yang tertutup oleh kacamata hitam itu nampak tersenyum tipis ketika melihat sebuah bangunan rumah mewah yang begitu di kenalnya.Hanna menepikan mobilnya dan berhenti ketika seorang asisten rumah tangga membuka pagarnya, tanpa membuang waktu, segera ia memacu pelan mobilnya masuk ke halaman rumah.Ponselnya berbunyi ketika ia hendak melepas kacamata hitam yang sedari tadi di pakainya menyetir. Nama sang sepupu tertera di layar pipih itu."Aku sudah berada di depan rumahmu, Dina!" Ujar Hanna begitu menggeser tombol hijaunya. Tak lama terlihat tangannya menyimpan benda pipih itu ke dalam tasnya.Wajah Dina langsung menyambutnya gembira ketika pintu rumah itu ter

    Last Updated : 2023-05-12
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 76

    Keesokkan harinya,Bangunan itu terdiri dari lima petak dengan satu kamar mandi dan kamar tidur di setiap petaknya. Tampak cat luarnya yang sedikit mengelupas dan retak. Membuat tampilan luar bangunan petakan itu tidak terlalu menarik.Sebuah pohon Palm dan Flamboyan tampak tidak terurus yang ditanam di sisi kiri bangunan. Tampak ranting dan dedaunan kering berserakan di bawahnya. Membuat kesan suram halaman depan petakan tersebut.Setidaknya, point utama bangunan ini karena berada di dalam gang yang berjarak sekitar seratus meter dari jalan raya. Membuat lokasi petakan ini cukup strategis. Karena mudah bagi seseorang untuk mencari lokasinya.Mata Siska tampak menyipit melihat bangunan petakan tersebut. Tampak beberapa penghuni sedang melirik padanya, membuat wanita itu terlihat tidak nyaman."Mas, kau yakin kita akan tinggal petakan kecil seperti ini?" Tanya Siska ragu."Iya, hanya ini yang bisa kudapat. Jika kau tidak mau, kau bisa cari saja tempat lain," sungut Aldo ketus.Sebenarn

    Last Updated : 2023-05-13
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 77

    "Tutup mulutmu, mas. Aku tak suka bila terus di bandingkan dengan mantan istrimu itu," tuding Siska geram.Suara bising kendaraan bermotor yang lalu lalang melintas dan terik matahari yang menyengat membuat wajah pasangan pengantin baru itu terlihat masam dan lelah, tampak Siska mulai menyeka keringatnya yang mengucur dengan bebas. Beberapa orang yang berdiri di sekitar mereka juga terlihat melakukan hal yang sama. Menghapus jejak keringat di wajah mereka.Sebuah bus akhirnya berhenti di halte, tampak orang orang yang tadi berdiri kini bergerombol hendak masuk ke dalam, melihat pemandangan tersebut, tak ayal membuat Siska spontan mengelus perutnya."Aku ingin naik taksi saja, mas.""Tadi kita sudah naik taksi. Jika kau tidak mau naik bus, naik angkot saja," tolak Aldo."Tapi mas ..." Siska menghentikan ucapannya karena melihat Aldo yang segera memalingkan wajahnya.Perlahan, bus tadi bergerak meninggalkan mereka. Kini yang tertinggal di halte itu hanyalah mereka berdua saja."Aku akan

    Last Updated : 2023-05-14
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 78

    Hanna tersenyum tipis memandang mereka dengan tatapan datar. Wajah wanita itu terlihat ramah tak seperti saat pertemuan mereka sebelumnya yang di warnai pertengkaran dan perdebatan.Lalu lalang kendaraan masih ramai lancar, bunyi klakson yang sesekali terdengar seakan menjadi melodi tengah hari di jalanan. Kemacetan sudah menjadi rutinitas yang wajib bagi para pengendara kendaraan bermotor.Sesekali angin lembut menyapa dan menyentuh wajahnya. Seakan ingin membelai dan memberikan sedikit ketenangan di tengah panasnya sang surya yang begitu garang menampakkan kekuasaannya.Wajah Siska tampak gelisah, karena bertemu dengan Hanna tidak pernah ada dalam daftar keinginannya. Wanita itu telanjur teramat membencinya."Kurasa kami tak ada hubungan apapun lagi denganmu?" Sindir Siska dengan tatapan sinis ."Ah iya, kau benar. Kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, tapi sepertinya kalian berdua lupa masih berhutang padaku," Jawab Hanna santai.Mendengar kalimat yang diucapkan Hanna, Ekor ma

    Last Updated : 2023-05-14
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 79

    Rumah bertingkat dua dengan desain mediterania klasik ini kini terlihat sedikit berbeda, tampilan luarnya tak sama seperti terakhir kali Aldo mengunjunginya. Warna cat dan posisi beberapa tanaman dalam pot juga berubah. Membuat halaman rumah tampak lebih lega dan rindang.Perlahan, Aldo mulai membuka kunci pagarnya, suara berderit karena gesekan besi menyebabkan seorang tetangga wanitanya yang kebetulan duduk teras seketika menoleh."Eh, Mas Aldo! Ada apa datang kesini, bukannya sudah cerai ya dengan Mbak Hanna?" Ketus wanita itu menyapa."Saya ada perlu sebentar dengan Hanna.""Oh ya? nggak bikin masalah kan? Ini sudah malam, bukankah lebih bertamu itu di siang hari saja? Saat ini, mbak Hanna itu janda. Nggak enak dilihat orang kalau mbak Hanna di kunjungi laki laki malam-malam, nanti bisa timbul fitnah. Meskipun itu mantan suaminya." Ucap lantang wanita berambut pendek sebahu itu.Mendengar semua tuduhan, membuat Aldo hanya bisa menggangguk pelan. "Saya hanya berkunjung sebentar ka

    Last Updated : 2023-05-15

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 91

    Bab Ekstra 2Sementara itu di tempat lain."Darimana saja kau Siska?" Ketus seorang pria padanya "Aku keluar sebentar, mas," Jawab Siska gugup."Aku tahu kau keluar, yang kutanyakan darimana?""A-aku ke minimarket depan, mas. Beli beberapa perlengkapan mandiku yang sudah habis," jawab Siska menunduk."Mana?""Hah?""Aku tanya mana perlengkapan mandi yang kau beli itu? Aku tak melihatnya?" "Itu, a-ada ..." Ucap Siska gugup, karena ia tahu mengapa pria itu bertanya padanya seperti ini.Plak!Sebuah tamparan keras diberikan pria itu di wajah Siska, belum puas, pria itu lantas menjambak rambutnya dengan kasar."Kau pikir aku tidak tahu, kau baru saja menemui istriku, bukan?""Sial," umpat Siska dalam hati."Kau benar benar lacur! Apa semua yang kuberikan padamu belum cukup hingga kau membuat onar di rumahku, Hah!" "Mas, istrimu yang lebih dulu menghinaku. Lagipula, kau sudah berjanji akan menceraikan istrimu setelah menikahiku!" Siska meraung."Kau benar-benar lancang!" Hardik pria itu

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 90

    Bab Extra 1Aldo termangu memandangi Andira, putri semata wayangnya dengan Siska, dengan tatapan sayu. Hatinya menjerit melihat anak perempuannya itu tumbuh tanpa sosok ibu di sampingnya.Balita berusia dua tahun itu tampak sedang berpegangan tangan pada ujung meja, sedang asyik belajar berjalan, sesekali tampak ia terjatuh.Dipandanginya wajah putrinya, wajah yang persis sama dengan Siska. Lelaki itu berharap jika putrinya tidak mengikuti jejak ibunya, bahkan demi bisa fokus merawat dan mengasuh Andira, Aldo terpaksa keluar dari pekerjaannya.Membuka sebuah warung bengkel kecil di depan rumah, itulah pekerjaannya yang ditekuni Aldo sekarang untuk menafkahi putrinya. Sesekali ia menerima pekerjaan sampingan sebagai sales freelance. Untung saja ia tak perlu mengeluarkan uang untuk tempat tinggal, karena Ridwan mengizinkan dirinya dan putrinya untuk tinggal bersamanya. Sudah dua tahun berlalu sejak pertemuan terakhir dengan Roy, sang ayah biologisnya. Sesekali beliau menelpon, sekedar

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 89

    Dua tahun kemudian."Aku tak menyangka jika kau akan membeli keripik kentang sebanyak itu," keluh Hanna sambil melirik beberapa jenis merk keripik kentang yang ada dalam troli."Aku hanya membeli untuk jatah satu minggu," jawab Reza santai.Hanna menggeleng melihat kelakuan dokter tampan itu, lalu kembali memandang deretan produk pencuci wajah yang ada di hadapannya.Awalnya Hanna hanya berdua saja dengan mbok Yem, asisten rumah tangganya, belanja dan mendorong troli supermarket ini, tapi di tengah perjalanan ke supermarket tadi, Reza mendadak meneleponnya, dan entah bagaimana caranya tiba tiba lelaki itu bisa ada di supermarket tersebut dan akhirnya ikut berbelanja."Apa masih ada yang ingin dibeli, mbok?" Tanya Hanna pada Mbok Yem ketika meletakan sebuah sabun pencuci wajah kedalam troli belanjanya."Nggak ada, semuanya sudah ada dalam troli," jawab mbok Yem."Baguslah, berati kita langsung saja ke kasir," sahut Hanna lalu menoleh pada lelaki yang berdiri di sebelahnya."Aku juga su

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 88

    Hanna melirik arloji di tangannya, ketika tangan Dina menyenggol lengannya. Hanna mengerti apa yang ingin disampaikan Dina, wajahnya tampak mengangguk perlahan, lalu berpaling melirik ke sekelilingnya.Ridwan dan Roy terlihat sedang menyandarkan punggung mereka sementara Aldo menjambak rambutnya. Kemarahan masih terlihat jelas di matanya. Hanna bisa mengerti, mantan suaminya itu membutuhkan waktu untuk bisa menerima semua kenyataan ini."Hanna, ayo kita pulang," bisik Dina di telinga Hanna."Baiklah." sahut Hanna. Hanna dan Dina terlihat meraih tas mereka, lalu melirik Ridwan yang masih diam, segera saja mereka mengutarakan niatnya untuk pamit pulang dan segera pergi dari sini."Amanah ibu Marina sudah saya sampaikan, mohon maaf saya dan Dina pamit pulang, pak," ucap Hanna pada Ridwan."Oh ya, terima kasih banyak atas bantuannya, Hanna. Tunggu sebentar," ujarnya lalu bangkit dan berjalan tergesa masuk ke salah satu ruangan di dalam rumahnya.Hanna hanya bisa menunggunya, untung saja

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 87

    "Tenangkan dirimu, nak. Bapak tahu, sulit bagimu menerima kebenaran ini, tolong jangan biarkan kemarahanmu yang berbicara karena itu tidak baik. Karena bagaimanapun dia adalah ibumu, seseorang yang harus kau hormati."Hanna melirik Roy yang tampak diam dengan kepala tertunduk. Ada luka dan kesedihan di wajah lelaki paruh baya itu. Sesekali mata tua itu melirik putranya yang masih belum bisa menerima dirinya dan kenyataan tersebut.Sentuhan tangan Dina membuat Hanna menoleh, mata Dina mengisyaratkan jika mereka harus pamit pulang, segera Hanna melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, seakan meminta waktu sebentar lagi."Baiklah, tapi sebentar saja ya," bisik Dina."Iya." Bisik Hanna pelan."Sejak kapan bapak tahu semua ini dan tahu bahwa aku bukan anak kandung bapak?" Tanya Aldo dengan suara parau, sungguh, wajah lelaki itu kini tampak begitu muram."Satu bulan sebelum ibumu memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah," ujar Ridwan sambil terus memandang Aldo." ... Saat itu?" Kenin

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 86

    "Pe-pemeriksaan apa ini, apakah ini adalah pemeriksaan identifikasi DNA milikku? Siapa itu Mario Darmawan? Apakah itu nama asli dari lelaki bernama Roy ini?" Lanjut Aldo sambil memandang fokus pada Ridwan, ayahnya.Ridwan tak menjawabnya, manik mata lelaki itu memandang lurus pada Aldo dengan tatapan teduh dan sikap yang begitu tenang, tak tampak kegelisahan dan rasa takut di wajahnya. Di lihatnya tangan Aldo yang gemetar, ia tahu suatu saat, hari ini pasti akan tiba, hari di mana lelaki itu mengetahui jati dirinya. Hari di mana sebuah rahasia yang disimpan bertahun-tahun akan terbongkar.Suasana hening sesaat, baik Hanna maupun Dina memilih diam, tak bersuara. Tak terkecuali Roy, lelaki berusia lima puluh tahunan itu juga memilih bungkam."Apa maksud semua ini pak? Tes DNA?" Kembali Aldo bertanya lirih."A-pa pemeriksaan ini benar?" Mendengar pertanyaan Aldo, Ridwan hanya mengangguk. Di lihatnya wajah Aldo yang tampak begitu terluka. Sungguh, ia tak berharap melukai perasaan Aldo,

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 85

    Ekor mata Aldo melirik lelaki yang duduk di sebelah ayahnya dengan begitu tajam. Suasana hatinya mendadak buruk. Ia tak menyangka jika ayahnya bisa mengundang lelaki itu untuk bergabung bersama mereka di sini.Tangannya mengepal kuat, melihat wajah lelaki itu, telapak tangannya terasa gatal untuk memukul atau pun mengajak lelaki itu bertengkar.Sesekali tampak lelaki itu melirik pada Aldo, sekilas ia melihat beberapa bagian dari wajah Marina yang terpahat di sana. Mata mereka begitu mirip. Begitu juga dengan bentuk dagunya yang persis sama dengan Marina, ibunya."Untuk apa mengundangnya kemari, Pak? aku tak suka melihatnya ada di sini," ujar Aldo setengah berbisik pada Ridwan ayahnya."Bapak mengundangnya karena kehadirannya berhubungan dengan isi amplop itu, nak," jawab Ridwan."Tapi ..." Ujar Aldo yang masih tampak begitu keberatan.Yah, Aldo mengetahui persis siapa lelaki itu. Lelaki yang menjadi penyebab rumah tangga kedua orang tuanya berakhir di pengadilan. Lelaki itu pula yang

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 84

    "Maaf membuatmu menunggu. Aku memintamu datang kesini karena ingin menyampaikan amanah dari ibumu," ujar Hanna sambil meletakkan sebuah amplop putih yang masih bersegel di atas meja.Aldo tampak mengernyitkan dahi, tatapan matanya lurus pada amplop putih yang baru saja diletakkan Hanna di meja, ada gurat kebingungan di wajahnya, wajar saja karena di matanya Hanna seakan ingin bermain teka-teki dengannya.Amplop itu tampak rapi dengan logo sebuah rumah sakit di salah satu sudutnya. Sebuah amplop yang berisi rahasia kelahiran Aldo.Menyadari kemana arah pandangan Aldo, Hanna terlihat menuduk sesat, lalu berbicara pelan."Sebelumnya aku minta maaf padamu, mas. Karena menahan amanah ini cukup lama. Aku tahu aku sangat egois dan salah, karena tidak langsung menyampaikannya padamu.""Sebenarnya, ibu memintaku untuk segera memberikan amplop ini padamu setelah ia meninggal, namun, saat itu kau sangat gencar menuduhku berselingkuh, hal itu membuatku geram dan sakit hati hingga ..." Hanna menje

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 83

    Sementara itu di tempat lain."Kita tunggu Hanna datang, karena dia yang memegang amanah ibumu," Sahut Ridwan yang langsung di balas dengan kerutan di kening Aldo."Hanna? Amanah ibu? Apa sebenarnya maksud semua ini, pak?""Tunggulah sebentar, bapak yakin tak lama lagi Hanna akan tiba.""Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua ini," ungkap Aldo dengan wajah kebingungan.Untuk beberapa saat mereka saling diam, tak lama, terdengar Ridwan berdehem cukup keras."Bapak ke belakang sebentar membuatkan teh hangat untukmu. Sementara itu, buatlah dirimu senyaman mungkin disini. Lagipula, sudah lama kau tidak pulang ke rumah," Selesai mengucapkan kalimat itu, Ridwan pun berlalu meninggalkan Aldo sendiri.Aldo menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, mengikuti saran sang ayah untuk membuat dirinya senyaman mungkin. Sesekali terlihat ia memejamkan matanya, mencoba mencari ketenangan di sana.Rumah ini adalah tempat di mana ia menghabiskan masa kecilnya. Selepas menyelesaikan pendidikan das

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status