Share

Bab 64

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-03 15:16:01

Mobil yang di kendarai Hanna melintas cepat di tol Jagorawi, cuaca hari ini yang cerah seakan mendukung niat wanita itu untuk berpergian ke luar kota.

Dengan kacamata hitam yang masih terpasang, pandangan mata Hanna fokus memandang kedepan. Sesekali nampak ia berbicara dengan seseorang menggunakan earphone di telinganya

Hanna memutuskan untuk berkendara sendiri, tadinya Dina menawarkan diri untuk menemaninya, namun, mendadak ibu mertuanya mengunjunginya, mau tak mau Hanna harus bepergian sendiri. Bukan juga tak ingin ditemani Hanif, Sang paman, namun, saat ini paman dan bibinya itu sedang sibuk menyiapkan acara lamaran putri tunggal mereka. Hanna tidak ingin merepotkan mereka.

Setidaknya, meskipun Dina tidak ikut, ia bilang bantuannya yang diminta sudah bergerak lebih dulu. Sebuah bantuan kecil yang ia minta sebelumnya pada Dina.

"Maaf aku tak bisa menemanimu ke sana, padahal kau tahu aku sangat ingin melihat pertunjukan drama itu, tapi jangan khawatir, bantuan yang kujanjikan padamu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 65

    Hembusan angin dingin mulai menusuk kulit, padahal Sang Surya belum meninggalkan singgasananya, tampak diatas, awan hitam menggantung di langit, menghalangi sinar Sang Surya yang membuat sejuk suasana alam pegunungan tersebut.Aldo memandang lurus ke arah bawah, nampak tenang dan syahdu. Gesekan ranting pohon yang tercipta karena tiupan angin seolah membuat melodi yang begitu menenangkan.Pikirannya sejak tadi bermain, rasa gelisah pun seolah enggan beranjak dari dirinya. Dalam diam lelaki itu terus berpikir keras.Tak pernah sekalipun terbersit dalam kepalanya untuk menikahi Siska, gadis yang beberapa bulan lalu mampu memikat perhatiannya. Bukan karena ia tidak lagi mencintai Hanna, hanya saja, apa yang diberikan gadis itu membuatnya ketagihan dan tergila -gila. Terlepas dari kabar perselingkuhan Hanna.Bagi Aldo, Hanna merupakan sosok istri yang ideal, ia cantik, baik, cerdas, dan mandiri. Hanya saja, sikap Hanna yang terlalu mandiri kadang membuatnya seperti tak dibutuhkan.Hanna bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 66

    Mata Aldo membulat ketika melihat wajah istrinya yang sedang mengulas senyum disana, laksana melihat sosok tak kasat mata yang membuat rasa takut seketika melanda. Hal yang juga di rasakan Siska, wanita itu bahkan mengedipkan mata berulang kali demi memastikan apa yang dilihatnya saat ini."Ha-hanna!? Tidak mungkin," ujar Aldo tak percaya."Kok tidak mungkin, mas?" ejek Hanna menyeringai."Ke-napa bisa ada Hanna di sini? Mas, kau bilang jika wanita itu tidak akan datang," Bisik Siska pelan ditelinga Aldo."A-aku juga tidak tahu, lebih baik diamlah!" Balas Aldo pelan.Hanna yang melihat pasangan pengantin baru itu saling berbisik, hanya tersenyum saja menanggapinya.Mendadak suasana hening sesaat. Hampir semua orang yang berada dalam ruangan itu kini memandang Hanna dengan penuh tanya dalam benak mereka, karena melihat tak ada satupun dari mereka yang mempersilakan Hanna masuk membuat ibu Iis, ibunya Siska segera berdiri dan menghampirinya."Nak Hanna, ayo masuk! Akad nikahnya baru saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 67

    "Mas, ibu mertuamu bertanya padaku, apakah kita saling mengenal, menurutmu, apa aku harus menjawabnya?" Hanna melempar pertanyaan itu kepada Aldo.Aldo memilih diam. Sayang keputusan nya yang memilih bungkam. Membuat Hanna sedikit kesal "Mas Aldo dan Hanna adalah teman kuliah, bu. Mereka kuliah di universitas yang sama, jadi mereka memang saling mengenal," jawab Siska gugup."Iya kan mas?!" Siska menyenggol lengan Aldo meminta agar lelaki itu mendukung apa yang baru saja dikatakannya."Ah, I-iya, tentu saja. Aku dan Hanna dulu satu universitas." Sahut Aldo dengan keringat dingin yang mulai mengucur.Mendengar pernyataan itu Hanna terkekeh. Sungguh, ia suka melihat ekspresi pasangan pengantin baru itu yang tampak gugup di sana."Oh, begitu. Wajar saja jika mereka saling mengenal, aku sempat berpikir yang bukan -bukan tadi." Terdengar suara seorang wanita bersuara. Hanna menoleh mencari wanita itu, ia tersenyum ketika mendapati seorang tetangga Siska di sana, mungkin ibu Iis yang meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 68

    Manik mata Iis menatap wajah putrinya dengan kemarahan. Garis keriput wajahnya tampak jelas terlihat. Wanita paruh baya itu begitu emosional saat mengetahui perbuatan putrinya yang begitu rendah.Suara giginya terdengar gemeretak, tangan keriputnya mencengkram lengan Siska begitu erat membuat wanita itu merintih kesakitan."Ibu ... Lepaskan tanganku, sakit!""Sakit kau bilang? Apa kau pernah memikirkan perasaan istri yang suaminya kau rebut, Hah! Rasanya lebih sakit dari ini, Siska!"Mendengar ucapan ibunya, spontan Siska memalingkan wajahnya. Melihat sikap penolakan yang di tunjukkan putrinya, membuat wanita paruh baya itu meraung."Apa kau tidak belajar dari pengalaman yang menimpa keluargamu sendiri. Kau tidak melihat bagaimana sakitnya hati ibu ketika seorang wanita l4cur merebut ayahmu dari sisi kalian?!" Iis berteriak.Melihat emosi ibunya yang mulai tak terkendali, Sari melangkah cepat, memegang lengan ibunya. Dengan lembut gadis remaja itu mengelus punggung ibunya, berharap ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 69

    "Apa kau juga tidak menginginkan kehadiranku di sini, mas?" "Seret saja wanita itu keluar dari sini, mas!" Siska berteriak keras sambil melirik Aldo yang masih bungkam."Berhenti Siska! Jaga sikapmu!" Suara Iis terdengar menggelegar.Melihat pembelaan yang dilakukan Iis untuknya, membuat Hanna tersenyum lalu menghampirinya. Diraihnya tangan keriput itu lalu mengengamnya sebentar."Tidak apa apa bu, Siska hanya terlena sesaat. Terima kasih sudah membelaku," ucap Hanna tulus, lalu melepas genggaman tangannya.Wajah Siska tampak begitu meradang, ingin sekali tangannya mencakar atau menarik tangan Hanna dan menyeretnya keluar dari tempat ini, namun, niatan itu hanya ada dalam kepalanya saja, karena dua orang pengawal yang berdiri siaga di sisi kiri dan kanannya membuat niat tersebut hanya sebatas angan.Pandangannya kini beralih pada Aldo yang masih duduk diam, dengan cepat tangan wanita itu menarik lengan Aldo dan meminta lelaki itu berdiri."Bangun mas, dan usir wanita itu dari sini?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 70

    "Kuberitahu padamu, bahwa uang yang kau pikir adalah pinjaman dari Erick, sebenarnya adalah uangku. Aku meminta bantuannya karena aku yakin kau pasti akan mencari pinjaman uang setelah gagal memerasku.""Kau ingin tahu mengapa aku melakukannya?"Bibir Hanna tersenyum sinis."Karena aku ingin memastikan kau menikahinya sebelum sidang pembacaan putusan kita di pengadilan."Wajah Aldo mengeras ketika mengetahui semua itu, ingin rasanya ia melampiaskan semua kemarahannya saat ini dengan menyeret Hanna keluar dari ruangan itu, namun, saat menyadari tatapan dua pasang mata orang yang mengawalnya, membuat laki laki itu hanya bisa menahan diri."Kau sudah merencanakan semua dan sengaja membuatku menikahinya, mengapa?"Menikahinya adalah hukuman dariku untukmu, mas. Sebentar lagi kau akan tahu alasannya mengapa aku merencanakan semua ini dan memastikan kalian berdua menikah," senyum tipis terlukis di wajah Hanna."Uangmu, apa maksudnya. Mas Aldo mendapat pinjaman uang dari temannya, benar kan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 71

    Hembusan angin malam yang lembut dan sejuk seolah ingin menenangkan kemarahan Hanna. Cahaya bulan yang begitu terang di langit pun tak ingin kalah untuk menjadi penunjuk arah.Dengan hati -hati Hanna melangkah menuju mobilnya yang terparkir sekitar seratus meter dari villa. Di iringi dua orang pengawal yang membantunya, mereka bergegas meninggalkan villa."Hati hati melangkah, Mbak Hanna!" Ujar seseorang dari mereka ketika ujung sepatu Hanna hampir membuatnya tersandung."Iya, aku tak apa-apa, terima kasih."Mereka bertiga meneruskan langkah, sesekali nampak Hanna menoleh ke belakang. Seakan merasa ada yang mengikutinya. Namun, itu hanya kecemasannya saja, karena tak seorangpun yang terlihat mengejar mereka.Tinggal sepuluh meter lagi mereka akan tiba. Ada rasa lega di wajah Hanna ketika ia melihat mobilnya terparkir manis di sana. Namun, sedetik kemudian raut wajahnya berubah, ketika melihat seorang lelaki yang bersandar di belakang mobilnya.Lelaki itu menoleh lalu melambaikan tanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 72

    "Boleh aku tahu darimana kau tahu bahwa aku membiarkan mereka menikah? Bukankah aku belum memberi tahu kejadian di dalam villa tadi padamu?" tanya Hanna dengan tatapan selidik."Tidak seperti itu," bantah Reza."Lalu ...?""Astaga, jangan bilang jika kau mengintip dari jauh?" Tebak Hanna asal bicara.Tampak Reza terkekeh mendengarnya."Aku meminta bantuan dari salah seorang pengawal sewaanmu agar membuat ponselnya terhubung dengan ponselku. Aku mendengar semua yang terjadi di dalam melalui sambungan telepon." Hanna menggeleng lalu tersenyum."Kau memang mengejutkan, mas!" Hanna memuji."Sudahlah, ayo masuk ke mobilmu. Kembalilah dulu ke hotel, kau butuh istirahat," ucap Reza sambil menggeser tubuhnya yang menghalangi langkah Hanna."Entah mengapa, aku merasa seperti memiliki seorang dokter pribadi." Hanna bergurau sambil membuka pintu mobilnya."Aku senang mendengarnya, berarti lamaranku akan di terima," jawab Reza optimis yang di balas tawa renyah Hanna.Satu persatu mobil yang mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09

Bab terbaru

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 91

    Bab Ekstra 2Sementara itu di tempat lain."Darimana saja kau Siska?" Ketus seorang pria padanya "Aku keluar sebentar, mas," Jawab Siska gugup."Aku tahu kau keluar, yang kutanyakan darimana?""A-aku ke minimarket depan, mas. Beli beberapa perlengkapan mandiku yang sudah habis," jawab Siska menunduk."Mana?""Hah?""Aku tanya mana perlengkapan mandi yang kau beli itu? Aku tak melihatnya?" "Itu, a-ada ..." Ucap Siska gugup, karena ia tahu mengapa pria itu bertanya padanya seperti ini.Plak!Sebuah tamparan keras diberikan pria itu di wajah Siska, belum puas, pria itu lantas menjambak rambutnya dengan kasar."Kau pikir aku tidak tahu, kau baru saja menemui istriku, bukan?""Sial," umpat Siska dalam hati."Kau benar benar lacur! Apa semua yang kuberikan padamu belum cukup hingga kau membuat onar di rumahku, Hah!" "Mas, istrimu yang lebih dulu menghinaku. Lagipula, kau sudah berjanji akan menceraikan istrimu setelah menikahiku!" Siska meraung."Kau benar-benar lancang!" Hardik pria itu

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 90

    Bab Extra 1Aldo termangu memandangi Andira, putri semata wayangnya dengan Siska, dengan tatapan sayu. Hatinya menjerit melihat anak perempuannya itu tumbuh tanpa sosok ibu di sampingnya.Balita berusia dua tahun itu tampak sedang berpegangan tangan pada ujung meja, sedang asyik belajar berjalan, sesekali tampak ia terjatuh.Dipandanginya wajah putrinya, wajah yang persis sama dengan Siska. Lelaki itu berharap jika putrinya tidak mengikuti jejak ibunya, bahkan demi bisa fokus merawat dan mengasuh Andira, Aldo terpaksa keluar dari pekerjaannya.Membuka sebuah warung bengkel kecil di depan rumah, itulah pekerjaannya yang ditekuni Aldo sekarang untuk menafkahi putrinya. Sesekali ia menerima pekerjaan sampingan sebagai sales freelance. Untung saja ia tak perlu mengeluarkan uang untuk tempat tinggal, karena Ridwan mengizinkan dirinya dan putrinya untuk tinggal bersamanya. Sudah dua tahun berlalu sejak pertemuan terakhir dengan Roy, sang ayah biologisnya. Sesekali beliau menelpon, sekedar

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 89

    Dua tahun kemudian."Aku tak menyangka jika kau akan membeli keripik kentang sebanyak itu," keluh Hanna sambil melirik beberapa jenis merk keripik kentang yang ada dalam troli."Aku hanya membeli untuk jatah satu minggu," jawab Reza santai.Hanna menggeleng melihat kelakuan dokter tampan itu, lalu kembali memandang deretan produk pencuci wajah yang ada di hadapannya.Awalnya Hanna hanya berdua saja dengan mbok Yem, asisten rumah tangganya, belanja dan mendorong troli supermarket ini, tapi di tengah perjalanan ke supermarket tadi, Reza mendadak meneleponnya, dan entah bagaimana caranya tiba tiba lelaki itu bisa ada di supermarket tersebut dan akhirnya ikut berbelanja."Apa masih ada yang ingin dibeli, mbok?" Tanya Hanna pada Mbok Yem ketika meletakan sebuah sabun pencuci wajah kedalam troli belanjanya."Nggak ada, semuanya sudah ada dalam troli," jawab mbok Yem."Baguslah, berati kita langsung saja ke kasir," sahut Hanna lalu menoleh pada lelaki yang berdiri di sebelahnya."Aku juga su

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 88

    Hanna melirik arloji di tangannya, ketika tangan Dina menyenggol lengannya. Hanna mengerti apa yang ingin disampaikan Dina, wajahnya tampak mengangguk perlahan, lalu berpaling melirik ke sekelilingnya.Ridwan dan Roy terlihat sedang menyandarkan punggung mereka sementara Aldo menjambak rambutnya. Kemarahan masih terlihat jelas di matanya. Hanna bisa mengerti, mantan suaminya itu membutuhkan waktu untuk bisa menerima semua kenyataan ini."Hanna, ayo kita pulang," bisik Dina di telinga Hanna."Baiklah." sahut Hanna. Hanna dan Dina terlihat meraih tas mereka, lalu melirik Ridwan yang masih diam, segera saja mereka mengutarakan niatnya untuk pamit pulang dan segera pergi dari sini."Amanah ibu Marina sudah saya sampaikan, mohon maaf saya dan Dina pamit pulang, pak," ucap Hanna pada Ridwan."Oh ya, terima kasih banyak atas bantuannya, Hanna. Tunggu sebentar," ujarnya lalu bangkit dan berjalan tergesa masuk ke salah satu ruangan di dalam rumahnya.Hanna hanya bisa menunggunya, untung saja

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 87

    "Tenangkan dirimu, nak. Bapak tahu, sulit bagimu menerima kebenaran ini, tolong jangan biarkan kemarahanmu yang berbicara karena itu tidak baik. Karena bagaimanapun dia adalah ibumu, seseorang yang harus kau hormati."Hanna melirik Roy yang tampak diam dengan kepala tertunduk. Ada luka dan kesedihan di wajah lelaki paruh baya itu. Sesekali mata tua itu melirik putranya yang masih belum bisa menerima dirinya dan kenyataan tersebut.Sentuhan tangan Dina membuat Hanna menoleh, mata Dina mengisyaratkan jika mereka harus pamit pulang, segera Hanna melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, seakan meminta waktu sebentar lagi."Baiklah, tapi sebentar saja ya," bisik Dina."Iya." Bisik Hanna pelan."Sejak kapan bapak tahu semua ini dan tahu bahwa aku bukan anak kandung bapak?" Tanya Aldo dengan suara parau, sungguh, wajah lelaki itu kini tampak begitu muram."Satu bulan sebelum ibumu memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah," ujar Ridwan sambil terus memandang Aldo." ... Saat itu?" Kenin

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 86

    "Pe-pemeriksaan apa ini, apakah ini adalah pemeriksaan identifikasi DNA milikku? Siapa itu Mario Darmawan? Apakah itu nama asli dari lelaki bernama Roy ini?" Lanjut Aldo sambil memandang fokus pada Ridwan, ayahnya.Ridwan tak menjawabnya, manik mata lelaki itu memandang lurus pada Aldo dengan tatapan teduh dan sikap yang begitu tenang, tak tampak kegelisahan dan rasa takut di wajahnya. Di lihatnya tangan Aldo yang gemetar, ia tahu suatu saat, hari ini pasti akan tiba, hari di mana lelaki itu mengetahui jati dirinya. Hari di mana sebuah rahasia yang disimpan bertahun-tahun akan terbongkar.Suasana hening sesaat, baik Hanna maupun Dina memilih diam, tak bersuara. Tak terkecuali Roy, lelaki berusia lima puluh tahunan itu juga memilih bungkam."Apa maksud semua ini pak? Tes DNA?" Kembali Aldo bertanya lirih."A-pa pemeriksaan ini benar?" Mendengar pertanyaan Aldo, Ridwan hanya mengangguk. Di lihatnya wajah Aldo yang tampak begitu terluka. Sungguh, ia tak berharap melukai perasaan Aldo,

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 85

    Ekor mata Aldo melirik lelaki yang duduk di sebelah ayahnya dengan begitu tajam. Suasana hatinya mendadak buruk. Ia tak menyangka jika ayahnya bisa mengundang lelaki itu untuk bergabung bersama mereka di sini.Tangannya mengepal kuat, melihat wajah lelaki itu, telapak tangannya terasa gatal untuk memukul atau pun mengajak lelaki itu bertengkar.Sesekali tampak lelaki itu melirik pada Aldo, sekilas ia melihat beberapa bagian dari wajah Marina yang terpahat di sana. Mata mereka begitu mirip. Begitu juga dengan bentuk dagunya yang persis sama dengan Marina, ibunya."Untuk apa mengundangnya kemari, Pak? aku tak suka melihatnya ada di sini," ujar Aldo setengah berbisik pada Ridwan ayahnya."Bapak mengundangnya karena kehadirannya berhubungan dengan isi amplop itu, nak," jawab Ridwan."Tapi ..." Ujar Aldo yang masih tampak begitu keberatan.Yah, Aldo mengetahui persis siapa lelaki itu. Lelaki yang menjadi penyebab rumah tangga kedua orang tuanya berakhir di pengadilan. Lelaki itu pula yang

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 84

    "Maaf membuatmu menunggu. Aku memintamu datang kesini karena ingin menyampaikan amanah dari ibumu," ujar Hanna sambil meletakkan sebuah amplop putih yang masih bersegel di atas meja.Aldo tampak mengernyitkan dahi, tatapan matanya lurus pada amplop putih yang baru saja diletakkan Hanna di meja, ada gurat kebingungan di wajahnya, wajar saja karena di matanya Hanna seakan ingin bermain teka-teki dengannya.Amplop itu tampak rapi dengan logo sebuah rumah sakit di salah satu sudutnya. Sebuah amplop yang berisi rahasia kelahiran Aldo.Menyadari kemana arah pandangan Aldo, Hanna terlihat menuduk sesat, lalu berbicara pelan."Sebelumnya aku minta maaf padamu, mas. Karena menahan amanah ini cukup lama. Aku tahu aku sangat egois dan salah, karena tidak langsung menyampaikannya padamu.""Sebenarnya, ibu memintaku untuk segera memberikan amplop ini padamu setelah ia meninggal, namun, saat itu kau sangat gencar menuduhku berselingkuh, hal itu membuatku geram dan sakit hati hingga ..." Hanna menje

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 83

    Sementara itu di tempat lain."Kita tunggu Hanna datang, karena dia yang memegang amanah ibumu," Sahut Ridwan yang langsung di balas dengan kerutan di kening Aldo."Hanna? Amanah ibu? Apa sebenarnya maksud semua ini, pak?""Tunggulah sebentar, bapak yakin tak lama lagi Hanna akan tiba.""Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua ini," ungkap Aldo dengan wajah kebingungan.Untuk beberapa saat mereka saling diam, tak lama, terdengar Ridwan berdehem cukup keras."Bapak ke belakang sebentar membuatkan teh hangat untukmu. Sementara itu, buatlah dirimu senyaman mungkin disini. Lagipula, sudah lama kau tidak pulang ke rumah," Selesai mengucapkan kalimat itu, Ridwan pun berlalu meninggalkan Aldo sendiri.Aldo menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, mengikuti saran sang ayah untuk membuat dirinya senyaman mungkin. Sesekali terlihat ia memejamkan matanya, mencoba mencari ketenangan di sana.Rumah ini adalah tempat di mana ia menghabiskan masa kecilnya. Selepas menyelesaikan pendidikan das

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status