Share

Bab 56

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-24 15:36:36

Dahi Aldo terlihat berkerut mendengar perkataan Siska yang menyinggung perasaannya. Ucapan wanita itu kembali memantik amarahnya.

"Apa maksud ucapanmu?" Balas Aldo tak suka lalu memandang tajam pada Siska.

"Kau tahu apa yang kumaksud, mas. Jangan berpura -pura, kau pikir aku tidak menyadari kemana arah pandangan matamu yang nampak masih mendamba itu, hah!?" Ketus Siska lalu memalingkan wajahnya. Baginya melihat Aldo yang masih menampakkan perhatian pada wanita yang tak lama lagi akan menjadi janda itu, sangat memuakkan dan menyakiti hatinya.

"Aku tidak seperti itu!? Jangan sok tahu," Tolak Aldo setengah membentak.

"Aku sok tahu, benarkah? Lalu apa maksudnya kau menatap istrimu seperti itu, berharap jika ia mau membalas tatapan matamu atau berharap jika kalian bisa bersama kembali? Begitu? Sikapmu ini membuatku muak, mas," Sinis Siska menyeringai.

"Kau ... kenapa setiap kali bicara denganmu selalu saja membuatku kesal. Jika kau tidak bisa membuat suasana hatiku lebih baik. Bisakah kau
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 57

    "Selamat, persidangan hari ini berjalan lancar, tinggal menunggu sidang pembacaan putusan hakim saja, maka kau resmi menyandang status janda, Hanna," ucap Dina memberi selamat begitu mereka keluar dari ruang persidangan."Terima kasih, aku tidak tahu apakah harus bahagia atau tidak mendengarnya." Ungkap Hanna jujur."Setidaknya, sekarang hatimu lega karena semua mimpi buruk ini sudah berakhir. Lagipula, menjadi seorang janda tidak seburuk itu, Hanna. Di luar sana banyak sekali janda yang terhormat dan bermartabat. Kau tidak perlu takut dengan pandangan buruk orang lain yang menilai status seorang janda. Karena seharusnya mereka bersyukur tidak mengalami kegagalan berumah tangga seperti dirimu." Hibur Dina menyemangati sahabatnya."Ya, mungkin kau benar Dina." Suara Hanna terdengar pelan."Tentu saja. Yang harus kau lakukan adalah membuat dirimu bahagia lebih dulu, Persetan dengan pendapat orang, yang penting kau tidak menyakiti dan merugikan orang lain," kembali Dina memberikan semang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 58

    Matahari cukup terik. Membuat sesiapapun malas untuk melakukan aktivitas luar rumah, tak terkecuali Siska yang hampir mengurungkan niatnya untuk keluar.Hari ini adalah hari libur, rencananya siang ini, ia akan menemui Aldo untuk membicarakan tentang pernikahan mereka, meski tubuhnya sedikit lemas karena kehamilannya, namun, Jika terus menerus ditunda, perutnya akan terus membesar dan akan mengundang kecurigaan.Sungguh, ia tak ingin itu terjadi. Rasa malu akan menderanya, karena hamil atau memiliki anak di luar nikah pasti akan menimbulkan gunjingan dan resiko akan di kucilkan oleh masyarakat. Jika hal buruk itu sampai terjadi, kemana ia akan pergi? Karena tak mungkin baginya kembali ke kampung halamannya. Siska tak akan tega membuat ibunya menanggung malu akibat perbuatannya.Sejak awal ia tahu akan berakhir seperti ini, namun, apa yang bisa ia lakukan. Sejak pertama kali bertemu dengan Aldo di cafe waktu itu, ia telah terpesona pada wajah dan jabatan suami temannya itu.Siska menge

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 59

    "Kalau begitu pakai wali hakim saja, yang penting kita menikah." Ucap Siska yang langsung di hujami pandangan tajam oleh Aldo."Kau yakin ? Bagaimana jika ayahmu ....""Tak akan ada masalah, sejak kecil ... Ah, tidak, sejak kedua orang tuaku bercerai, ayahku tidak pernah peduli padaku dan adikku." Siska memotong cepat ucapan Aldo."Baiklah jika kau berani menjamin ayahmu tidak menjadi masalah, aku tinggal mencari orang untuk menjadi saksi dan penghulu yang akan menikahkan kita, untuk itu aku perlu uang," ungkap Aldo jujur."Uang?" Dahi Siska mengernyit."Iya, apa kau pikir mahar sepuluh juta yang kau pinta bisa diganti dengan daun, dan lagi aku juga butuh uang untuk membayar saksi, penghulu dan orang yang akan menjadi wali nikahmu. Apa sekarang kau sudah mengerti.""Iya, aku tahu, Dan aku tetap tak akan mengurangi uang mahar yang kuminta padamu, karena kau sendiri yang telah menjanjikannya," balas Siska lalu mengambil ponselnya."Aku kenal seorang teman yang biasa menikahkan pasangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 60

    Sudah satu jam gerimis membasahi bumi, tampak dedaunan dan rumput yang basah terlihat segar setelah diterpa oleh teriknya matahari yang begitu garang memamerkan cahaya panasnya yang menyilaukan.Udara dingin yang menyapu tengkuk menimbulkan sensasi lain. Ada sedikit gelombang tak nyaman yang dirasakan ketika Hanna melihat dedaunan yang terbang karena diterpa angin. "Dingin!" Hanna berujar pelan.Hanna mengeratkan cardigan yang dipakainya, dengan kedua tangan yang kini memeluk tubuhnya, mencoba mengusir rasa dingin yang dihembuskan.Sudah cukup lama ia duduk di kursi teras depan ini, biasanya ia jarang duduk disini, hanya saja duduk lama di depan layar televisi demi menuntaskan drama Korea kesukaannya membuat matanya terasa begitu lelah.Hanna melirik penunjuk waktu di layar ponselnya. Sudah hampir pukul lima sore, Namun entah mengapa rasanya begitu malas untuk membersihkan diri.Manik mata Hanna kembali memandang lurus pada jalanan komplek didepan. Tampak lalu lalang mobil para tetan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 61

    Keesokkan harinya,Pagi pagi sekali Hanna telah rapi dan bersiap. Mengenakan blazer hitam dan sepatu setinggi tujuh centimeter membuatnya terlihat begitu anggun pagi ini.Sengaja hal itu di lakukannya, karena sudah hampir satu minggu ini, ia tidak mengecek bisnisnya. Sidang perceraiannya dan rencana balas dendamnya pada kedua pengkhianat itu, sungguh menguras perhatiannya.Suasana jalanan ibukota masih ramai lancar, setelah melewati empat lampu merah, Hanna membelokkan mobilnya masuk ke arah sebuah kedai kopi miliknya yang bertuliskan Kopi Kenangan di papan namanya."Pagi, Mbak Hanna," sapa seorang pengawainya yang masih mengelap meja."Pagi Rina, "balas Hanna sambil tersenyum.Hanna melangkah menuju ke sebuah ruangan yang ada di balik dinding, sebuah ruangan khusus untuknya. Ada dua meja kerja di sana, satu khusus untuk dirinya dan satu lagi di pakai oleh Putri, seseorang yang ia tunjuk sebagai manager tempat ini."Sepertinya aku datang terlalu cepat," gumam Hanna sambil melirik ke m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 62

    Siska memandang kebaya berwarna broken white itu dengan pandangan mata yang berbinar. Tangannya menyentuh lembut kain tulle mutiara itu seakan sudah tidak sabar ingin memakainya.Hatinya bersorak gembira, keinginannya untuk segera menikah dengan Aldo tak akan lama lagi akan menjadi nyata, sungguh wanita itu merasa begitu ingin membagi kebahagiaannya dengan orang lain.Tapi siapa?Satu satunya yang terpikir dalam benaknya adalah Hanna. Entah mengapa, ia terpikir untuk menelepon wanita itu."Kau suka dengan kebaya ini?" Tanya seorang wanita yang sedari tadi melayaninya, seketika berhasil mengalihkan perhatiannya."Oh ya, aku suka desainnya, boleh aku mencobanya sebentar?" Pinta Siska."Silakan, tapi hati hati, mbak." Sahut pelayan wanita itu sambil melepas kebaya pengantin tersebut dari manekin.Siska membawa kebaya tersebut ke sebuah bilik kecil, lalu mengganti pakaiannya. Bibirnya nampak tersenyum karena ukuran kebaya pengantin tersebut sangat pas dan cocok dengan tubuhnya.Sayangnya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 63

    "Tidak, wanita itu tidak boleh hadir ke pernikahan. Aku tidak ingin mengambil resiko. Jika ia hadir, bukan tidak mungkin pernikahanku akan digagalkannya. Lagipula ...." Bibirnya terhenti seakan ada hal yang menahannya untuk bicara. Tak lama, tampak ia memejamkan matanya.Menikah siri, itulah keputusan yang terpaksa disetujuinya. Sungguh, tak pernah sekalipun dalam pikirannya untuk bisa menikah seperti ini. Hanya saja dirinya tidak punya pilihan lain, menunggu hingga akta cerai Aldo di keluarkan pengadilan bisa-bisa perut buncitnya akan terlihat dan lagi, jika terlalu lama ditunda, bukan tidak mungkin Aldo akan melepaskan tanggung jawab pada anak yang sedang di kandungnya saat ini. Karena tidak mungkin baginya untuk terus-menerus mengancam Aldo dengan foto dan video mesum mereka. Terlebih, Siska takut jika suatu saat nanti Aldo mengetahui tentang video editan dan cerita kebohongannya tentang perselingkuhan Hanna.Sungguh, ia tak mau sesuatu hal yang buruk apapun menggagalkan rencana p

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 64

    Mobil yang di kendarai Hanna melintas cepat di tol Jagorawi, cuaca hari ini yang cerah seakan mendukung niat wanita itu untuk berpergian ke luar kota.Dengan kacamata hitam yang masih terpasang, pandangan mata Hanna fokus memandang kedepan. Sesekali nampak ia berbicara dengan seseorang menggunakan earphone di telinganya Hanna memutuskan untuk berkendara sendiri, tadinya Dina menawarkan diri untuk menemaninya, namun, mendadak ibu mertuanya mengunjunginya, mau tak mau Hanna harus bepergian sendiri. Bukan juga tak ingin ditemani Hanif, Sang paman, namun, saat ini paman dan bibinya itu sedang sibuk menyiapkan acara lamaran putri tunggal mereka. Hanna tidak ingin merepotkan mereka.Setidaknya, meskipun Dina tidak ikut, ia bilang bantuannya yang diminta sudah bergerak lebih dulu. Sebuah bantuan kecil yang ia minta sebelumnya pada Dina."Maaf aku tak bisa menemanimu ke sana, padahal kau tahu aku sangat ingin melihat pertunjukan drama itu, tapi jangan khawatir, bantuan yang kujanjikan padamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03

Bab terbaru

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 91

    Bab Ekstra 2Sementara itu di tempat lain."Darimana saja kau Siska?" Ketus seorang pria padanya "Aku keluar sebentar, mas," Jawab Siska gugup."Aku tahu kau keluar, yang kutanyakan darimana?""A-aku ke minimarket depan, mas. Beli beberapa perlengkapan mandiku yang sudah habis," jawab Siska menunduk."Mana?""Hah?""Aku tanya mana perlengkapan mandi yang kau beli itu? Aku tak melihatnya?" "Itu, a-ada ..." Ucap Siska gugup, karena ia tahu mengapa pria itu bertanya padanya seperti ini.Plak!Sebuah tamparan keras diberikan pria itu di wajah Siska, belum puas, pria itu lantas menjambak rambutnya dengan kasar."Kau pikir aku tidak tahu, kau baru saja menemui istriku, bukan?""Sial," umpat Siska dalam hati."Kau benar benar lacur! Apa semua yang kuberikan padamu belum cukup hingga kau membuat onar di rumahku, Hah!" "Mas, istrimu yang lebih dulu menghinaku. Lagipula, kau sudah berjanji akan menceraikan istrimu setelah menikahiku!" Siska meraung."Kau benar-benar lancang!" Hardik pria itu

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 90

    Bab Extra 1Aldo termangu memandangi Andira, putri semata wayangnya dengan Siska, dengan tatapan sayu. Hatinya menjerit melihat anak perempuannya itu tumbuh tanpa sosok ibu di sampingnya.Balita berusia dua tahun itu tampak sedang berpegangan tangan pada ujung meja, sedang asyik belajar berjalan, sesekali tampak ia terjatuh.Dipandanginya wajah putrinya, wajah yang persis sama dengan Siska. Lelaki itu berharap jika putrinya tidak mengikuti jejak ibunya, bahkan demi bisa fokus merawat dan mengasuh Andira, Aldo terpaksa keluar dari pekerjaannya.Membuka sebuah warung bengkel kecil di depan rumah, itulah pekerjaannya yang ditekuni Aldo sekarang untuk menafkahi putrinya. Sesekali ia menerima pekerjaan sampingan sebagai sales freelance. Untung saja ia tak perlu mengeluarkan uang untuk tempat tinggal, karena Ridwan mengizinkan dirinya dan putrinya untuk tinggal bersamanya. Sudah dua tahun berlalu sejak pertemuan terakhir dengan Roy, sang ayah biologisnya. Sesekali beliau menelpon, sekedar

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 89

    Dua tahun kemudian."Aku tak menyangka jika kau akan membeli keripik kentang sebanyak itu," keluh Hanna sambil melirik beberapa jenis merk keripik kentang yang ada dalam troli."Aku hanya membeli untuk jatah satu minggu," jawab Reza santai.Hanna menggeleng melihat kelakuan dokter tampan itu, lalu kembali memandang deretan produk pencuci wajah yang ada di hadapannya.Awalnya Hanna hanya berdua saja dengan mbok Yem, asisten rumah tangganya, belanja dan mendorong troli supermarket ini, tapi di tengah perjalanan ke supermarket tadi, Reza mendadak meneleponnya, dan entah bagaimana caranya tiba tiba lelaki itu bisa ada di supermarket tersebut dan akhirnya ikut berbelanja."Apa masih ada yang ingin dibeli, mbok?" Tanya Hanna pada Mbok Yem ketika meletakan sebuah sabun pencuci wajah kedalam troli belanjanya."Nggak ada, semuanya sudah ada dalam troli," jawab mbok Yem."Baguslah, berati kita langsung saja ke kasir," sahut Hanna lalu menoleh pada lelaki yang berdiri di sebelahnya."Aku juga su

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 88

    Hanna melirik arloji di tangannya, ketika tangan Dina menyenggol lengannya. Hanna mengerti apa yang ingin disampaikan Dina, wajahnya tampak mengangguk perlahan, lalu berpaling melirik ke sekelilingnya.Ridwan dan Roy terlihat sedang menyandarkan punggung mereka sementara Aldo menjambak rambutnya. Kemarahan masih terlihat jelas di matanya. Hanna bisa mengerti, mantan suaminya itu membutuhkan waktu untuk bisa menerima semua kenyataan ini."Hanna, ayo kita pulang," bisik Dina di telinga Hanna."Baiklah." sahut Hanna. Hanna dan Dina terlihat meraih tas mereka, lalu melirik Ridwan yang masih diam, segera saja mereka mengutarakan niatnya untuk pamit pulang dan segera pergi dari sini."Amanah ibu Marina sudah saya sampaikan, mohon maaf saya dan Dina pamit pulang, pak," ucap Hanna pada Ridwan."Oh ya, terima kasih banyak atas bantuannya, Hanna. Tunggu sebentar," ujarnya lalu bangkit dan berjalan tergesa masuk ke salah satu ruangan di dalam rumahnya.Hanna hanya bisa menunggunya, untung saja

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 87

    "Tenangkan dirimu, nak. Bapak tahu, sulit bagimu menerima kebenaran ini, tolong jangan biarkan kemarahanmu yang berbicara karena itu tidak baik. Karena bagaimanapun dia adalah ibumu, seseorang yang harus kau hormati."Hanna melirik Roy yang tampak diam dengan kepala tertunduk. Ada luka dan kesedihan di wajah lelaki paruh baya itu. Sesekali mata tua itu melirik putranya yang masih belum bisa menerima dirinya dan kenyataan tersebut.Sentuhan tangan Dina membuat Hanna menoleh, mata Dina mengisyaratkan jika mereka harus pamit pulang, segera Hanna melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, seakan meminta waktu sebentar lagi."Baiklah, tapi sebentar saja ya," bisik Dina."Iya." Bisik Hanna pelan."Sejak kapan bapak tahu semua ini dan tahu bahwa aku bukan anak kandung bapak?" Tanya Aldo dengan suara parau, sungguh, wajah lelaki itu kini tampak begitu muram."Satu bulan sebelum ibumu memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah," ujar Ridwan sambil terus memandang Aldo." ... Saat itu?" Kenin

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 86

    "Pe-pemeriksaan apa ini, apakah ini adalah pemeriksaan identifikasi DNA milikku? Siapa itu Mario Darmawan? Apakah itu nama asli dari lelaki bernama Roy ini?" Lanjut Aldo sambil memandang fokus pada Ridwan, ayahnya.Ridwan tak menjawabnya, manik mata lelaki itu memandang lurus pada Aldo dengan tatapan teduh dan sikap yang begitu tenang, tak tampak kegelisahan dan rasa takut di wajahnya. Di lihatnya tangan Aldo yang gemetar, ia tahu suatu saat, hari ini pasti akan tiba, hari di mana lelaki itu mengetahui jati dirinya. Hari di mana sebuah rahasia yang disimpan bertahun-tahun akan terbongkar.Suasana hening sesaat, baik Hanna maupun Dina memilih diam, tak bersuara. Tak terkecuali Roy, lelaki berusia lima puluh tahunan itu juga memilih bungkam."Apa maksud semua ini pak? Tes DNA?" Kembali Aldo bertanya lirih."A-pa pemeriksaan ini benar?" Mendengar pertanyaan Aldo, Ridwan hanya mengangguk. Di lihatnya wajah Aldo yang tampak begitu terluka. Sungguh, ia tak berharap melukai perasaan Aldo,

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 85

    Ekor mata Aldo melirik lelaki yang duduk di sebelah ayahnya dengan begitu tajam. Suasana hatinya mendadak buruk. Ia tak menyangka jika ayahnya bisa mengundang lelaki itu untuk bergabung bersama mereka di sini.Tangannya mengepal kuat, melihat wajah lelaki itu, telapak tangannya terasa gatal untuk memukul atau pun mengajak lelaki itu bertengkar.Sesekali tampak lelaki itu melirik pada Aldo, sekilas ia melihat beberapa bagian dari wajah Marina yang terpahat di sana. Mata mereka begitu mirip. Begitu juga dengan bentuk dagunya yang persis sama dengan Marina, ibunya."Untuk apa mengundangnya kemari, Pak? aku tak suka melihatnya ada di sini," ujar Aldo setengah berbisik pada Ridwan ayahnya."Bapak mengundangnya karena kehadirannya berhubungan dengan isi amplop itu, nak," jawab Ridwan."Tapi ..." Ujar Aldo yang masih tampak begitu keberatan.Yah, Aldo mengetahui persis siapa lelaki itu. Lelaki yang menjadi penyebab rumah tangga kedua orang tuanya berakhir di pengadilan. Lelaki itu pula yang

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 84

    "Maaf membuatmu menunggu. Aku memintamu datang kesini karena ingin menyampaikan amanah dari ibumu," ujar Hanna sambil meletakkan sebuah amplop putih yang masih bersegel di atas meja.Aldo tampak mengernyitkan dahi, tatapan matanya lurus pada amplop putih yang baru saja diletakkan Hanna di meja, ada gurat kebingungan di wajahnya, wajar saja karena di matanya Hanna seakan ingin bermain teka-teki dengannya.Amplop itu tampak rapi dengan logo sebuah rumah sakit di salah satu sudutnya. Sebuah amplop yang berisi rahasia kelahiran Aldo.Menyadari kemana arah pandangan Aldo, Hanna terlihat menuduk sesat, lalu berbicara pelan."Sebelumnya aku minta maaf padamu, mas. Karena menahan amanah ini cukup lama. Aku tahu aku sangat egois dan salah, karena tidak langsung menyampaikannya padamu.""Sebenarnya, ibu memintaku untuk segera memberikan amplop ini padamu setelah ia meninggal, namun, saat itu kau sangat gencar menuduhku berselingkuh, hal itu membuatku geram dan sakit hati hingga ..." Hanna menje

  • Wanita Simpanan Suamiku    Bab 83

    Sementara itu di tempat lain."Kita tunggu Hanna datang, karena dia yang memegang amanah ibumu," Sahut Ridwan yang langsung di balas dengan kerutan di kening Aldo."Hanna? Amanah ibu? Apa sebenarnya maksud semua ini, pak?""Tunggulah sebentar, bapak yakin tak lama lagi Hanna akan tiba.""Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua ini," ungkap Aldo dengan wajah kebingungan.Untuk beberapa saat mereka saling diam, tak lama, terdengar Ridwan berdehem cukup keras."Bapak ke belakang sebentar membuatkan teh hangat untukmu. Sementara itu, buatlah dirimu senyaman mungkin disini. Lagipula, sudah lama kau tidak pulang ke rumah," Selesai mengucapkan kalimat itu, Ridwan pun berlalu meninggalkan Aldo sendiri.Aldo menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, mengikuti saran sang ayah untuk membuat dirinya senyaman mungkin. Sesekali terlihat ia memejamkan matanya, mencoba mencari ketenangan di sana.Rumah ini adalah tempat di mana ia menghabiskan masa kecilnya. Selepas menyelesaikan pendidikan das

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status