Lana menatap wajah Dante yang sudah terlelap tidur setelah mereka melakukan aktivitas panas lagi karena Lana tak tahu cara yang lain untuk meredakan emosi Dante. Saat ini mereka berada di apartemen karena hanya ini tempat yang nyaman untuk mereka. Bahkan tadi Lana harus berbohong kepada sang ibu jika Mommynya Dante meminta untuk menginap di rumahnya karena ingin bisa mengenal Lana lebih dekat. Untung saja sang ibu bisa menerima alasan yang ia katakan dan hanya berpesan untuk menjaga diri. Mendengar pesan dari sang ibu sebenarnya ia merasa bersalah karena tak bisa menepati janjinya. Yang Lana takutkan adalah jika sang ibu tahu jika ia sudah melakukan hal yang lebih dan yang lebih parahnya lagi sang ibu tahu bahwa dulu ia sempat menjual tubuhnya untuk bisa membayar biaya operasi sang ibu. Hal itu benar-benar tak ingin Lana harapkan. Biar saja ia menyimpan semua kenyataan ini seorang diri dan tak pernah memberitahukan kepada sang ibu. Lana perlahan turun dari ranjang lalu ia mengambil ke
Hari-hari Lana pun kembali seperti semula dan ia mulai kembali bekerja seperti biasa. Setelah Dante secara resmi memperkenalkan dirinya sebagai tunangannya sekarang beberapa karyawan memandangnya dengan pandangan yang berbeda. Tak ada lagi yang membicarakan dirinya atau bahkan memfitnah dirinya lagi. Bahkan beberapa waktu yang lalu Lana baru saja mendengar jika Dante sudah memecat karyawan di kantor ini yang secara terang-terangan membully dirinya. Padahal Lana sama sekali tak meminta hal itu tapi Dante melakukan hal itu karena baginya tak ada yang boleh menyakiti dirinya dan juga ia tak bisa mentolerir sikap tak sopan seperti itu. Lana sudah mencoba membujuk Dante untuk tak memecat karyawan itu tapi hasilnya sama saja. Dante menolak apa yang ia pinta padahal selama ini Dante selalu menuruti semua permintaannya tapi kali lain jadi Lana tak bisa banyak berbuat. Anggap saja itu hukuman bagi orang itu karena sudah bersikap buruk kepada dirinya. Saat ini Lana sedang mengerjakan beberapa
Setelah menerima telepon dari laki-laki yang mengaku sebagai Opanya Lana menjadi tidak bisa berkonsentrasi lagi. Ia bingung harus berbuat apa untuk saat ini. Di lain sisi ada rasa senang ketika Lana tahu asal usul dirinya yang sebenarnya tapi di lain sisi Lana bingung apakah semua yang dikatakan oleh Opanya itu benar? Karena sang ibu sudah mengatakan penolakannya untuk bertemu dengan keluarga sang ayah bahkan meminta Lana untuk tak terpengaruh. Maka dari itu sekarang Lana berada dalam fase dilema. Bahkan Lana sampai tak sadar melewatkan jam makan siangnya gara-gara sibuk memikirkan apa yang terjadi. "Ya ampun Lana kamu benar-benar bodoh. Sekarang tinggal 15 menit sebelum jam makan siang kamu berakhir dan kamu belum makan apapun juga," kata Lana yang menyalahkan dirinya sendiri. Berhubung hari ini Lana tak membawa bekal jadi mau tak mau ia harus pergi ke kantin untuk bisa beli makan siang. Dengan waktu yang begitu singkat Lana harus membeli makanan yang gampang dan juga praktis agar
Lana masih mencoba mencerna apa yang tadi dikatakan oleh Alicia. Ancaman yang dikatakan oleh Alicia seakan-akan nyata adanya. Bagaimana bisa Alicia tahu bahwa dirinya dulunya adalah wanita simpanannya Dante? Selama ini yang tahu hanya dirinya dan Dante saja dan tak ada orang lain yang tahu. Jadi darimana Alicia tahu akan hal itu? Saat ini Lana sedang menunggu kopi pesanannya sedangkan Alicia sendiri sudah pergi beberapa waktu yang lalu setelah mengatakan hal itu kepada Lana. Kata-kata yang diucapkan oleh Alicia benar-benar terngiang-ngiang di kepalanya dan membuat dirinya ragu apakah ia harus maju atau mundur dengan hubungannya bersama dengan Dante. Karena sibuk memikirkan segala kemungkinan yang ada tanpa sadar kopi pesanannya sudah selesai bahkan baristanya sampai memanggil nama Lana untuk mengambil kopi pesanannya. Lana pun segera mengambil kopinya lalu berjalan menuju kearah kantornya. Sepanjang jalan pun ia masih memiliki kata-kata dari Alicia tadi. Ia hanya takut jika masa lalun
Sisa hari Lana habiskan dengan mengejarkan beberapa pekerjaan yang memang harus ia kerjakan. Bahkan Lana sengaja menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan nanti-nanti tapi ia sengaja menyibukkan diri agar melupakan apa yang terjadi nanti. Selain itu Lana juga menghindar tatapan dari Dante karena ia takut jika Dante bisa membaca jika dirinya sedang berbohong. Karena jujur saja susah sekali berbohong dihadapan Dante karena ia pasti bisa menyadarinya. Tadi saja ketika Lana bersandiwara dihadapan Dante sudah membuat jantungnya berdetak lebih kencang karena takut jika Dante jika dirinya berbohong. Jadi lebih baik ia menyibukkan dirinya dengan berbagai macam dokumen yang ada di meja kerjanya. Sesekali Lana teringat dengan apa yang dikatakan oleh Alicia tadi ketika ia membeli kopi. Ia benar-benar takut jika masa lalunya terungkap dan membuat kehebohan yang akan merugikan banyak hal. Terutama Lana sangat takut jika sang ibu tahu tentang masa lalunya dan dapat mempengaruhi keseha
Suasana di ruang kerja Dante terbilang sangat canggung setelah Dante mengatakan sebuah kata-kata yang membuat Lana yang tadinya ingin pergi bersama dengan Fina pun langsung menghentikan langkah kakinya. "Maksud kamu apa Dante aku gak mengerti?" tanya Lana mencoba bersikap wajar. Dante mendekat kearah Lana yang memang sudah berada di pintu keluar. Lalu ketika sampai langsung membalikkan tubuh Lana untuk bisa melihat kearah dirinya. "Kamu pikir dari tadi aku diam tak tahu apa-apa. Aku tahu semua sayang tapi aku mencoba untuk diam sampai kamu mau bercerita sama aku. Tapi sepertinya kamu memilih untuk terus diam seribu bahasa dan terus bersandiwara tentang pertemuan kamu dengan Alicia dan juga tentang Alicia yang mengancam kamu akan mengatakan tentang semua hal yang berhubungan tentang masa lalu kita berdua. Apa aku salah bicara sayang?" tanya Dante yang menatap Lana tajam.Ekspresi kaget jelas terlihat dari wajah Lana ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dante. Bagaimana
Lana hanya banyak diam selama perjalanan menuju rumahnya. Apalagi melihat ekspresi marah yang masih terlihat jelas dari wajah Dante membuat Lana tak banyak bicara. Ia masih memikirkan ucapan Dante untuk segera mempercepat pernikahan mereka bahkan Dante mengatakan akan menikah Minggu depan. Membayangkan jika dirinya akan menikah dengan Dante dalam waktu yang dekat membuat pikiran Lana entah ada dimana. Ketika tadi ia ingin mengakhiri hubungan diantara mereka berdua tapi yang Lana dapat tak sesuai dengan apa yang ia pikirkan tadi. Ia pikir dengan mengakhiri hubungannya dengan Dante maka akan membawa kebaikan untuk mereka berdua karena Lana sangat sadar jika hubungannya dengan Dante akan sangat susah untuk bisa bersatu. Jadi ketika ia berpikir lagi akhirnya ia mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan saja tapi tanggapan yang Lana dapatkan dari Dante sangat berbeda jauh. Dante malah mengambil keputusan yang tak terduga dan sekarang mereka berjalan menuju kearah rumahnya untuk mereali
Sekarang semua mata tertuju kepada Lana menanti jawaban dari lamaran yang tadi diucapkan oleh Dante. Mereka menunggu jawaban Lana apakah ia akan menerima lamaran dari Dante atau menolaknya. Lana sendiri masih mencoba berpikir jawaban apa yang akan ia ungkapkan kepada Dante dan juga keluarganya. Di sisi lain ia masih takut untuk melanjutkan hubungannya dengan Dante karena nantinya berimbas kepada masa depan mereka tapi di satu sisi Lana juga sangat sulit untuk melepaskan Dante karena ia sudah benar-benar mencintai Dante. Maka dari itu Lana bingung harus menjawab apa hingga akhirnya Dante yang melihat ada keraguan dari ekspresi Lana pun mulai angkat bicara. "Sayang aku tahu kamu pasti merasa ragu dengan segala permasalahan yang kita hadapi selama ini terutama soal perbedaan status sosial yang selalu membuat kamu khawatir jika nantinya tak layak untuk aku ataupun kamu merasa jika nantinya akan membawa masalah tapi satu hal yang harus kamu tahu jika apapun yang terjadi nanti aku tak akan