Setelah menerima telepon dari laki-laki yang mengaku sebagai Opanya Lana menjadi tidak bisa berkonsentrasi lagi. Ia bingung harus berbuat apa untuk saat ini. Di lain sisi ada rasa senang ketika Lana tahu asal usul dirinya yang sebenarnya tapi di lain sisi Lana bingung apakah semua yang dikatakan oleh Opanya itu benar? Karena sang ibu sudah mengatakan penolakannya untuk bertemu dengan keluarga sang ayah bahkan meminta Lana untuk tak terpengaruh. Maka dari itu sekarang Lana berada dalam fase dilema. Bahkan Lana sampai tak sadar melewatkan jam makan siangnya gara-gara sibuk memikirkan apa yang terjadi. "Ya ampun Lana kamu benar-benar bodoh. Sekarang tinggal 15 menit sebelum jam makan siang kamu berakhir dan kamu belum makan apapun juga," kata Lana yang menyalahkan dirinya sendiri. Berhubung hari ini Lana tak membawa bekal jadi mau tak mau ia harus pergi ke kantin untuk bisa beli makan siang. Dengan waktu yang begitu singkat Lana harus membeli makanan yang gampang dan juga praktis agar
Lana masih mencoba mencerna apa yang tadi dikatakan oleh Alicia. Ancaman yang dikatakan oleh Alicia seakan-akan nyata adanya. Bagaimana bisa Alicia tahu bahwa dirinya dulunya adalah wanita simpanannya Dante? Selama ini yang tahu hanya dirinya dan Dante saja dan tak ada orang lain yang tahu. Jadi darimana Alicia tahu akan hal itu? Saat ini Lana sedang menunggu kopi pesanannya sedangkan Alicia sendiri sudah pergi beberapa waktu yang lalu setelah mengatakan hal itu kepada Lana. Kata-kata yang diucapkan oleh Alicia benar-benar terngiang-ngiang di kepalanya dan membuat dirinya ragu apakah ia harus maju atau mundur dengan hubungannya bersama dengan Dante. Karena sibuk memikirkan segala kemungkinan yang ada tanpa sadar kopi pesanannya sudah selesai bahkan baristanya sampai memanggil nama Lana untuk mengambil kopi pesanannya. Lana pun segera mengambil kopinya lalu berjalan menuju kearah kantornya. Sepanjang jalan pun ia masih memiliki kata-kata dari Alicia tadi. Ia hanya takut jika masa lalun
Sisa hari Lana habiskan dengan mengejarkan beberapa pekerjaan yang memang harus ia kerjakan. Bahkan Lana sengaja menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan nanti-nanti tapi ia sengaja menyibukkan diri agar melupakan apa yang terjadi nanti. Selain itu Lana juga menghindar tatapan dari Dante karena ia takut jika Dante bisa membaca jika dirinya sedang berbohong. Karena jujur saja susah sekali berbohong dihadapan Dante karena ia pasti bisa menyadarinya. Tadi saja ketika Lana bersandiwara dihadapan Dante sudah membuat jantungnya berdetak lebih kencang karena takut jika Dante jika dirinya berbohong. Jadi lebih baik ia menyibukkan dirinya dengan berbagai macam dokumen yang ada di meja kerjanya. Sesekali Lana teringat dengan apa yang dikatakan oleh Alicia tadi ketika ia membeli kopi. Ia benar-benar takut jika masa lalunya terungkap dan membuat kehebohan yang akan merugikan banyak hal. Terutama Lana sangat takut jika sang ibu tahu tentang masa lalunya dan dapat mempengaruhi keseha
Suasana di ruang kerja Dante terbilang sangat canggung setelah Dante mengatakan sebuah kata-kata yang membuat Lana yang tadinya ingin pergi bersama dengan Fina pun langsung menghentikan langkah kakinya. "Maksud kamu apa Dante aku gak mengerti?" tanya Lana mencoba bersikap wajar. Dante mendekat kearah Lana yang memang sudah berada di pintu keluar. Lalu ketika sampai langsung membalikkan tubuh Lana untuk bisa melihat kearah dirinya. "Kamu pikir dari tadi aku diam tak tahu apa-apa. Aku tahu semua sayang tapi aku mencoba untuk diam sampai kamu mau bercerita sama aku. Tapi sepertinya kamu memilih untuk terus diam seribu bahasa dan terus bersandiwara tentang pertemuan kamu dengan Alicia dan juga tentang Alicia yang mengancam kamu akan mengatakan tentang semua hal yang berhubungan tentang masa lalu kita berdua. Apa aku salah bicara sayang?" tanya Dante yang menatap Lana tajam.Ekspresi kaget jelas terlihat dari wajah Lana ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dante. Bagaimana
Lana hanya banyak diam selama perjalanan menuju rumahnya. Apalagi melihat ekspresi marah yang masih terlihat jelas dari wajah Dante membuat Lana tak banyak bicara. Ia masih memikirkan ucapan Dante untuk segera mempercepat pernikahan mereka bahkan Dante mengatakan akan menikah Minggu depan. Membayangkan jika dirinya akan menikah dengan Dante dalam waktu yang dekat membuat pikiran Lana entah ada dimana. Ketika tadi ia ingin mengakhiri hubungan diantara mereka berdua tapi yang Lana dapat tak sesuai dengan apa yang ia pikirkan tadi. Ia pikir dengan mengakhiri hubungannya dengan Dante maka akan membawa kebaikan untuk mereka berdua karena Lana sangat sadar jika hubungannya dengan Dante akan sangat susah untuk bisa bersatu. Jadi ketika ia berpikir lagi akhirnya ia mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan saja tapi tanggapan yang Lana dapatkan dari Dante sangat berbeda jauh. Dante malah mengambil keputusan yang tak terduga dan sekarang mereka berjalan menuju kearah rumahnya untuk mereali
Sekarang semua mata tertuju kepada Lana menanti jawaban dari lamaran yang tadi diucapkan oleh Dante. Mereka menunggu jawaban Lana apakah ia akan menerima lamaran dari Dante atau menolaknya. Lana sendiri masih mencoba berpikir jawaban apa yang akan ia ungkapkan kepada Dante dan juga keluarganya. Di sisi lain ia masih takut untuk melanjutkan hubungannya dengan Dante karena nantinya berimbas kepada masa depan mereka tapi di satu sisi Lana juga sangat sulit untuk melepaskan Dante karena ia sudah benar-benar mencintai Dante. Maka dari itu Lana bingung harus menjawab apa hingga akhirnya Dante yang melihat ada keraguan dari ekspresi Lana pun mulai angkat bicara. "Sayang aku tahu kamu pasti merasa ragu dengan segala permasalahan yang kita hadapi selama ini terutama soal perbedaan status sosial yang selalu membuat kamu khawatir jika nantinya tak layak untuk aku ataupun kamu merasa jika nantinya akan membawa masalah tapi satu hal yang harus kamu tahu jika apapun yang terjadi nanti aku tak akan
Benar saja setelah lamaran diterima oleh Lana Wanda Alfonso segera mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan pernikahan putra sulungnya dan juga Lana. Berhubung sang putra meminta kepada dirinya untuk tak memberitahukan kepada orang-orang diluar sana perihal pernikahan sang putra dan Lana karena diluar sana banyak orang yang tak suka dengan hubungan mereka. Selain itu Dante memang ingin pernikahan ini diadakan secara diam-diam. Walaupun secara persiapan terkesan diam-diam tapi nanti ketika mereka sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri maka Dante akan mempublikasikan status mereka yang baru. Dan tinggal tiga hari lagi menjelang pernikahan Dante dan Lana jadi persiapan sudah mulai dikerjakan. "Dante kamu sampai mana?" tanya Wanda lewat sambungan telepon. "Aku masih di jalan Mom. Mungkin sekitar 20 menit lagi aku baru sampai rumah," jawab Dante di ujung telepon. "Ok. Kalau begitu langsung aja ke rumah karena sudah ada orang butik yang datang untuk fitting gaun pengantin L
Keadaan Lana sekarang sudah jauh lebih baik setelah menghabiskan ice coffe milik Dante. Padahal tadi ia merasa sangat pusing hingga tak bisa membuka matanya tapi sekarang ia sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan hal itu membuat Lana sendiri bingung dibuatnya. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumahnya Dante untuk fitting gaun pengantin yang sengaja dipesan oleh Mommynya Dante. "Sayang gimana sekarang keadaan kamu? Apa masih merasa mual?" tanya Dante lagi. "Udah gak mual dan gak pusing sama sekali sekarang. Jadi kamu gak usah khawatir," jawab Lana yang terlihat tak pucat lagi. "Kamu yakin jika keadaan kamu sudah baik-baik saja? Apa nanti setelah selesai dengan urusan fitting baju kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan kamu? Biar aku merasa tenang jika keadaan kamu gak apa-apa. Selain itu jika keadaan kamu baik-baik aja dokter bisa memberikan vitamin untuk menjaga stamina kamu," kata Dante dengan nada yang khawatir. "Gak usah aku udah punya vitamin j
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m