Sisa hari Lana habiskan dengan mengejarkan beberapa pekerjaan yang memang harus ia kerjakan. Bahkan Lana sengaja menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan nanti-nanti tapi ia sengaja menyibukkan diri agar melupakan apa yang terjadi nanti. Selain itu Lana juga menghindar tatapan dari Dante karena ia takut jika Dante bisa membaca jika dirinya sedang berbohong. Karena jujur saja susah sekali berbohong dihadapan Dante karena ia pasti bisa menyadarinya. Tadi saja ketika Lana bersandiwara dihadapan Dante sudah membuat jantungnya berdetak lebih kencang karena takut jika Dante jika dirinya berbohong. Jadi lebih baik ia menyibukkan dirinya dengan berbagai macam dokumen yang ada di meja kerjanya. Sesekali Lana teringat dengan apa yang dikatakan oleh Alicia tadi ketika ia membeli kopi. Ia benar-benar takut jika masa lalunya terungkap dan membuat kehebohan yang akan merugikan banyak hal. Terutama Lana sangat takut jika sang ibu tahu tentang masa lalunya dan dapat mempengaruhi keseha
Suasana di ruang kerja Dante terbilang sangat canggung setelah Dante mengatakan sebuah kata-kata yang membuat Lana yang tadinya ingin pergi bersama dengan Fina pun langsung menghentikan langkah kakinya. "Maksud kamu apa Dante aku gak mengerti?" tanya Lana mencoba bersikap wajar. Dante mendekat kearah Lana yang memang sudah berada di pintu keluar. Lalu ketika sampai langsung membalikkan tubuh Lana untuk bisa melihat kearah dirinya. "Kamu pikir dari tadi aku diam tak tahu apa-apa. Aku tahu semua sayang tapi aku mencoba untuk diam sampai kamu mau bercerita sama aku. Tapi sepertinya kamu memilih untuk terus diam seribu bahasa dan terus bersandiwara tentang pertemuan kamu dengan Alicia dan juga tentang Alicia yang mengancam kamu akan mengatakan tentang semua hal yang berhubungan tentang masa lalu kita berdua. Apa aku salah bicara sayang?" tanya Dante yang menatap Lana tajam.Ekspresi kaget jelas terlihat dari wajah Lana ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dante. Bagaimana
Lana hanya banyak diam selama perjalanan menuju rumahnya. Apalagi melihat ekspresi marah yang masih terlihat jelas dari wajah Dante membuat Lana tak banyak bicara. Ia masih memikirkan ucapan Dante untuk segera mempercepat pernikahan mereka bahkan Dante mengatakan akan menikah Minggu depan. Membayangkan jika dirinya akan menikah dengan Dante dalam waktu yang dekat membuat pikiran Lana entah ada dimana. Ketika tadi ia ingin mengakhiri hubungan diantara mereka berdua tapi yang Lana dapat tak sesuai dengan apa yang ia pikirkan tadi. Ia pikir dengan mengakhiri hubungannya dengan Dante maka akan membawa kebaikan untuk mereka berdua karena Lana sangat sadar jika hubungannya dengan Dante akan sangat susah untuk bisa bersatu. Jadi ketika ia berpikir lagi akhirnya ia mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan saja tapi tanggapan yang Lana dapatkan dari Dante sangat berbeda jauh. Dante malah mengambil keputusan yang tak terduga dan sekarang mereka berjalan menuju kearah rumahnya untuk mereali
Sekarang semua mata tertuju kepada Lana menanti jawaban dari lamaran yang tadi diucapkan oleh Dante. Mereka menunggu jawaban Lana apakah ia akan menerima lamaran dari Dante atau menolaknya. Lana sendiri masih mencoba berpikir jawaban apa yang akan ia ungkapkan kepada Dante dan juga keluarganya. Di sisi lain ia masih takut untuk melanjutkan hubungannya dengan Dante karena nantinya berimbas kepada masa depan mereka tapi di satu sisi Lana juga sangat sulit untuk melepaskan Dante karena ia sudah benar-benar mencintai Dante. Maka dari itu Lana bingung harus menjawab apa hingga akhirnya Dante yang melihat ada keraguan dari ekspresi Lana pun mulai angkat bicara. "Sayang aku tahu kamu pasti merasa ragu dengan segala permasalahan yang kita hadapi selama ini terutama soal perbedaan status sosial yang selalu membuat kamu khawatir jika nantinya tak layak untuk aku ataupun kamu merasa jika nantinya akan membawa masalah tapi satu hal yang harus kamu tahu jika apapun yang terjadi nanti aku tak akan
Benar saja setelah lamaran diterima oleh Lana Wanda Alfonso segera mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan pernikahan putra sulungnya dan juga Lana. Berhubung sang putra meminta kepada dirinya untuk tak memberitahukan kepada orang-orang diluar sana perihal pernikahan sang putra dan Lana karena diluar sana banyak orang yang tak suka dengan hubungan mereka. Selain itu Dante memang ingin pernikahan ini diadakan secara diam-diam. Walaupun secara persiapan terkesan diam-diam tapi nanti ketika mereka sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri maka Dante akan mempublikasikan status mereka yang baru. Dan tinggal tiga hari lagi menjelang pernikahan Dante dan Lana jadi persiapan sudah mulai dikerjakan. "Dante kamu sampai mana?" tanya Wanda lewat sambungan telepon. "Aku masih di jalan Mom. Mungkin sekitar 20 menit lagi aku baru sampai rumah," jawab Dante di ujung telepon. "Ok. Kalau begitu langsung aja ke rumah karena sudah ada orang butik yang datang untuk fitting gaun pengantin L
Keadaan Lana sekarang sudah jauh lebih baik setelah menghabiskan ice coffe milik Dante. Padahal tadi ia merasa sangat pusing hingga tak bisa membuka matanya tapi sekarang ia sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan hal itu membuat Lana sendiri bingung dibuatnya. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumahnya Dante untuk fitting gaun pengantin yang sengaja dipesan oleh Mommynya Dante. "Sayang gimana sekarang keadaan kamu? Apa masih merasa mual?" tanya Dante lagi. "Udah gak mual dan gak pusing sama sekali sekarang. Jadi kamu gak usah khawatir," jawab Lana yang terlihat tak pucat lagi. "Kamu yakin jika keadaan kamu sudah baik-baik saja? Apa nanti setelah selesai dengan urusan fitting baju kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan kamu? Biar aku merasa tenang jika keadaan kamu gak apa-apa. Selain itu jika keadaan kamu baik-baik aja dokter bisa memberikan vitamin untuk menjaga stamina kamu," kata Dante dengan nada yang khawatir. "Gak usah aku udah punya vitamin j
Dante benar-benar terpana dengan penampilan Lana yang sekarang ada dihadapannya. Lana sedang memakai kebaya berwarna broken white yang membuat Lana terlihat sangat cantik. "Gimana Dante Lana cantik kan?" tanya Wanda yang bisa melihat rasa kagum dari sang putra. Tanpa menjawab pertanyaan dari sang Mommy Dante langsung bangkit dari kursi dan mendekat kearah Lana. "You look beautiful sayang," puji Dante. Lana langsung tersipu malu mendengar pujian yang keluar dari mulut Dante. Tapi yang Dante katakan benar adanya. Ia merasa sangat cantik dengan juga anggun memakai kebaya ini. Memang ketika ia setuju untuk menikah dengan Dante Minggu depan Mommynya Dante langsung menanyakan kepada Lana mau gaun pernikahan yang seperti apa. Tanpa ragu Lana langsung menjawab jika ia ingin sekali bisa memakai kebaya dengan warna yang putih. Dan calon mertuanya itu mengabulkan keinginannya untuk bisa memakai kebaya berwarna putih. Dan kebaya itu benar-benar terlihat sangat cantik. "Aku suka dengan kebaya
Mobil yang membawa Lana sudah berhenti tepat di depan gang rumahnya tapi Lana belum turun dari mobil itu karena Dante melarangnya untuk turun. "Sayang dengarkan apa yang aku katakan ini," pinta Dante menatapnya lekat. Lana pun bersiap untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Dante. "Sebentar lagi kamu akan menjadi istri aku jadi jangan pernah punya pikiran untuk pergi atau kabur dalam hidup aku. Karena sampai kapanpun aku tak akan pernah membiarkan kamu pergi dari sisi aku. Jika kamu kabur aku pastikan akan menemukan kamu walaupun sampai ke ujung dunia sekalipun. Selain itu kamu gak usah memikirkan tentang ancaman orang-orang tak penting itu lagi karena aku sudah mengatasi semuanya," kata Dante memperingatkan. "Aku tahu jika tak mungkin bisa kabur dari seorang Dante Alfonso. Maka yang bisa aku lakukan hanya mengikuti saja apa yang kamu katakan. Selain itu soal ancaman orang-orang tak penting itu kali ini aku mau mencoba untuk egois dan tak menggubrisnya. Seperti yang kamu bilang