Hari sudah berganti hari Senin lagi dan Lana sudah bersiap untuk kembali bekerja. Soal keputusan yang sudah Lana putuskan hari ini ia akan menyelesaikan semuanya. Ia harap apa yang sudah menjadi keputusannya adalah keputusan terbaik yang bisa ia buat. Saat ini Lana sedang menikmati sarapan paginya bersama dengan sang ibu. "Lana ibu sudah bawakan bekal buat kamu makan siang. Dan juga ada buah mangga yang ibu beli kemarin jangan lupa dimakan karena kamu pasti sibuk jadi harus makan makanan yang bergizi," pesan Dahlia kepada sang putri. "Makasih ibu. Ibu tahu aja kalau aku hari ini lagi banyak pekerjaan jadi bekal dari ibu sangat membantu aku," kata Lana yang memakan sarapan buatan sang ibu. Ibu dan anak itu pun mulai memakan sarapannya hingga sang ibu kembali membuka suaranya. "Sepertinya akhir-akhir ini kamu punya banyak pekerjaan memangnya di kantor lagi banyak kerjaan ya sayang?" tanya Dahlia lagi. "Iya Bu. Perusahaan sedang melakukan beberapa project pembangunan resort dan hote
Dante masih saja mencium bibir Lana yang begitu candu bagi dirinya setelah baru saja Lana memberikan jawaban lebih memilih dirinya daripada laki-laki yang mengutarakan perasaannya lebih dulu. Dan untuk menunjukkan rasa senangnya Dante langsung mencium bibir Lana hingga Lana tak bisa berkata apa-apa ketika mendapatkan perlakuan itu. Tapi untung saja mereka berada di ruang kerja Dante yang tak mungkin orang luar bisa seenaknya masuk ke ruangan ini. Jadi tak akan ada yang tahu apa yang dilakukan oleh bos mereka di ruangan ini. Lana sendiri mulai kehabisan napas ketika Dante terus menciumnya. Ciuman yang awalnya lembut berubah menuntut membuat Lana harus menyudahi ciuman ini sebelum nantinya mereka akan melakukan hal yang lebih sedangkan Lana tak mau itu sampai terjadi. "Dante stop," pinta Lana dengan suara yang mulai serak. Dante pun menuruti permintaan dari Lana dengan menghentikan ciumannya kepada Lana tapi tetap tangannya berada di pinggang Lana. "Kita harus berhenti jika tak ing
Lana benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki yang berada di sampingnya itu. Laki-laki yang sudah menjadi laki-laki pilihannya siapa lagi kalau bukan Dante Alfonso. Dante dengan sangat diktatornya mengantarkan Lana untuk bertemu dengan dokter Fandi. Memang tadi Lana sudah mengirim pesan kepada dokter Fandi jika ia ingin bertemu dan untung saja dokter bisa datang menemui Lana setelah ia selesai melakukan operasi tapi tadi dokter Fandi bilang akan datang sedikit lebih terlambat karena mungkin operasinya akan lebih lama dari biasanya. Dan bagi Lana tak jadi masalah sama sekali karena memang ia tahu kesibukan dari dokter Fandi. Jadi ia akan membiarkan dokter Fandi menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu baru setelah itu mereka bisa berbicara dengan lebih enak lagi. "Dante tadi kamu udah janji kan cuma akan mengantar aku sampai ke restoran ini dan gak mau ikut campur dengan apa yang akan aku lakukan didalam kan?" tanya Lana mengingatkan. "Aku akan tunggu kamu disini dan mengantark
Di halaman belakang ada laki-laki paruh baya bernama Edwin Atmaja sedang mengobrol santai dengan cucunya yang bernama Mark Atmaja. Satu-satunya orang yang ia miliki setelah anak laki-laki satu-satunya pergi meninggalkan rumah ini. Dan cucunya yang bernama Mark ini yang sekarang mengurus semua bisnis milik keluarga Atmaja. Walaupun Mark bukan cucu kandungnya tapi Edwin sudah menganggap Mark adalah cucunya kandungnya sendiri. "Sudah lama kamu tidak datang ke rumah Opa. Apakah pekerjaan di kantor benar-benar banyak sehingga membuat kamu sibuk Mark?" tanya Edwin kepada cucunya itu. "Maaf Opa bukannya aku tidak mau datang ke rumah Opa tapi memang banyak urusan yang harus aku selesaikan. Bahkan aku tadi baru saja mendarat dari Amerika setelah mengecek beberapa pekerjaan disana jadi maaf jika aku jarang datang ke rumah Opa," jawab Mark sambil menikmati teh yang disiapkan oleh pelayan di rumah ini. Edwin pun ikut menikmati teh yang sudah disiapkan oleh pelayan. Keduanya menikmati teh itu
Saat ini mobil milik Dante sudah sampai di depan gang masuk rumah Lana tapi Lana belum keluar dari mobil milik Dante karena memang sedang mencoba menghapus air mata yang jatuh dari matanya. Lana tak mungkin membiarkan sang ibu tahu jika dirinya baru saja menangis karena akan membuatnya merasa khawatir. "Dante makasih sudah nengantarkan aku sampai rumah dan maaf tadi sudah membuat kamu repot dengan sikap aku yang berantakan seperti ini," kata Lana yang bersiap untuk turun. "Its ok sayang. Kamu gak usah berkata seperti itu. Setelah kamu memberikan jawaban dengan memilih aku maka sejak saat ini juga aku akan menjaga kamu. Dan kamu tidak perlu meminta maaf jika kamu bersikap berantakan seperti tadi. Aku senang karena menunjukkan sikap seperti itu ketika di hadapan aku dan itu benar-benar membuat aku merasa dibutuhkan. Jadi kapanpun kamu butuh bantuan maka jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada aku," jawab Dante masih menatap kearah Lana. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mend
Lana sedang menikmati sarapan paginya sedang ibunya sedang menyiapkan makanan yang akan dibawa oleh Lana ke kantor. "Lana ini ibu sudah membungkus kue yang nanti kamu berikan kepada teman-teman kamu dan juga ada kue untuk bos kamu. Selain itu ibu juga sudah menyiapkan bekal makan siang untuk kamu," kata Dahlia yang sudah selesai membereskan semuanya. "Ok Bu. Makasih sudah siapkan semuanya. Pasti teman-teman Lana suka dengan kue buatan ibu yang enak," puji Lana. "Ibu harap juga seperti itu karena ibu ragu mau membuat kue-kue ini tapi semoga teman kamu suka dengan kue buatan ibu," kata Dahlia penuh harap. "Lana yakin mereka pasti senang mendapatkan kue buatan dari ibu. Jadi ibu gak usah khawatir," jawab Lana mencoba mengurangi rasa khawatir yang sang ibu rasakan. Dahlia pun hanya menganggukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya. Ia berharap jika apa yang dikatakan oleh sang putri benar adanya. Karena kemarin hampir seharian ia membuat kue-kue ini karena niatnya me
Lana masih terdiam seribu bahasa ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dante. Bisa-bisanya laki-laki yang ada dihadapannya mengatakan jika dirinya ingin menikahi Lana. Walaupun Lana tahu jika mereka berdua memang ingin memulai sebuah hubungan tapi tetap saja Lana tak menyangka bisa sampai di titik dimana Dante melamarnya. Sungguh Lana tak bisa membayangkan akan menikah dengan seorang Dante Alfonso. "Dante kamu sedang bercanda kan?" tanya Lana memastikan. "Memang kamu bisa melihat wajah aku sedang bercanda? Aku benar-benar serius dengan apa yang aku katakan. Selama ini aku gak pernah punya rencana untuk menikah setelah apa yang aku alami di masa lalu membuat aku membuat keputusan tak mau terlibat dalam urusan percintaan bahkan sampai memikirkan soal pernikahan. Tapi semuanya berbeda ketika bersama dengan kamu. Sikap kamu yang apa adanya dan terkadang suka membantah semua perintah yang aku katakan yang secara otomatis membuat aku semakin penasaran dengan sosok wanita yang
"Lana terima kasih ya buat kuenya. Sumpah enak banget rasa kuenya," puji teman kantornya Lana. "Syukurlah kalau rasanya enak soalnya ibu aku sendiri yang buat kue-kue ini jadi aku tadi merasa ragu ingin memberikan kue-kue ini buat teman-teman di kantor ini karena memang modelnya yang bisa dibilang jadul. Karena ibu aku memang berniat ingin membuatkan kue buatannya untuk teman-teman aku di kantor ini jadi ketika suka dengan kuenya tentu saja aku juga ikut senang," jawab Lana yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. "Jangan salah kamu Lana walaupun kuenya modelnya jadul tapi rasanya gak kalah sama kue-kue yang ada di mall. Nanti bilang makasih sama ibu kamu buat kue-kue yang enak ini," kata teman kantornya menambahkan. "Pasti nanti aku akan bilang sama ibu aku kalau kalian suka sama dengan kuenya bahkan bilang kalau kuenya enak juga," jawab Lana mengerti. Tadi memang setelah sampai di kantor Lana langsung memberikan kue yang ia bawa kepada beberapa temannya yang sudah datang dan
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m