Saat ini mobil milik Dante sudah sampai di depan gang masuk rumah Lana tapi Lana belum keluar dari mobil milik Dante karena memang sedang mencoba menghapus air mata yang jatuh dari matanya. Lana tak mungkin membiarkan sang ibu tahu jika dirinya baru saja menangis karena akan membuatnya merasa khawatir. "Dante makasih sudah nengantarkan aku sampai rumah dan maaf tadi sudah membuat kamu repot dengan sikap aku yang berantakan seperti ini," kata Lana yang bersiap untuk turun. "Its ok sayang. Kamu gak usah berkata seperti itu. Setelah kamu memberikan jawaban dengan memilih aku maka sejak saat ini juga aku akan menjaga kamu. Dan kamu tidak perlu meminta maaf jika kamu bersikap berantakan seperti tadi. Aku senang karena menunjukkan sikap seperti itu ketika di hadapan aku dan itu benar-benar membuat aku merasa dibutuhkan. Jadi kapanpun kamu butuh bantuan maka jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada aku," jawab Dante masih menatap kearah Lana. Ada rasa lega yang Lana rasakan ketika mend
Lana sedang menikmati sarapan paginya sedang ibunya sedang menyiapkan makanan yang akan dibawa oleh Lana ke kantor. "Lana ini ibu sudah membungkus kue yang nanti kamu berikan kepada teman-teman kamu dan juga ada kue untuk bos kamu. Selain itu ibu juga sudah menyiapkan bekal makan siang untuk kamu," kata Dahlia yang sudah selesai membereskan semuanya. "Ok Bu. Makasih sudah siapkan semuanya. Pasti teman-teman Lana suka dengan kue buatan ibu yang enak," puji Lana. "Ibu harap juga seperti itu karena ibu ragu mau membuat kue-kue ini tapi semoga teman kamu suka dengan kue buatan ibu," kata Dahlia penuh harap. "Lana yakin mereka pasti senang mendapatkan kue buatan dari ibu. Jadi ibu gak usah khawatir," jawab Lana mencoba mengurangi rasa khawatir yang sang ibu rasakan. Dahlia pun hanya menganggukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya. Ia berharap jika apa yang dikatakan oleh sang putri benar adanya. Karena kemarin hampir seharian ia membuat kue-kue ini karena niatnya me
Lana masih terdiam seribu bahasa ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dante. Bisa-bisanya laki-laki yang ada dihadapannya mengatakan jika dirinya ingin menikahi Lana. Walaupun Lana tahu jika mereka berdua memang ingin memulai sebuah hubungan tapi tetap saja Lana tak menyangka bisa sampai di titik dimana Dante melamarnya. Sungguh Lana tak bisa membayangkan akan menikah dengan seorang Dante Alfonso. "Dante kamu sedang bercanda kan?" tanya Lana memastikan. "Memang kamu bisa melihat wajah aku sedang bercanda? Aku benar-benar serius dengan apa yang aku katakan. Selama ini aku gak pernah punya rencana untuk menikah setelah apa yang aku alami di masa lalu membuat aku membuat keputusan tak mau terlibat dalam urusan percintaan bahkan sampai memikirkan soal pernikahan. Tapi semuanya berbeda ketika bersama dengan kamu. Sikap kamu yang apa adanya dan terkadang suka membantah semua perintah yang aku katakan yang secara otomatis membuat aku semakin penasaran dengan sosok wanita yang
"Lana terima kasih ya buat kuenya. Sumpah enak banget rasa kuenya," puji teman kantornya Lana. "Syukurlah kalau rasanya enak soalnya ibu aku sendiri yang buat kue-kue ini jadi aku tadi merasa ragu ingin memberikan kue-kue ini buat teman-teman di kantor ini karena memang modelnya yang bisa dibilang jadul. Karena ibu aku memang berniat ingin membuatkan kue buatannya untuk teman-teman aku di kantor ini jadi ketika suka dengan kuenya tentu saja aku juga ikut senang," jawab Lana yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. "Jangan salah kamu Lana walaupun kuenya modelnya jadul tapi rasanya gak kalah sama kue-kue yang ada di mall. Nanti bilang makasih sama ibu kamu buat kue-kue yang enak ini," kata teman kantornya menambahkan. "Pasti nanti aku akan bilang sama ibu aku kalau kalian suka sama dengan kuenya bahkan bilang kalau kuenya enak juga," jawab Lana mengerti. Tadi memang setelah sampai di kantor Lana langsung memberikan kue yang ia bawa kepada beberapa temannya yang sudah datang dan
Lana sedang merapikan bajunya karena besok pagi Lana akan pergi ke Bali bersama dengan Dante untuk memeriksa salah satu pembangunan resort disana. Karena memang resort itu akan dibuka dalam waktu yang dekat. Jadi Dante harus mengeceknya secara terakhir sebelum akhirnya resort itu benar-benar harus dibuka. "Maaf ya Bu kalau Lana harus meninggalkan ibu lagi tapi Lana harus ikut mempersiapkan pembukaan resort milik perusahaan jadi mau gak mau Lana juga harus berada disana," kata Lana merasa tak enak kepada sang ibu. "Gak apa-apa sayang ibu bisa mengerti kok kalau kamu sekarang pekerjaan kamu memang bersangkutan dengan hal-hal yang penting jadi wajar aja kalau kamu harus mengikuti kemanapun bos kamu memerintahkan," jawab Dahlia yang membantu Lana packing. Rencananya Lana akan berada di Bali selama hampir satu Minggu karena memang banyak persiapan yang harus dilakukan jadi mau tak mau ia harus menjalani semua itu karena ini memang tugas dari perusahaan. "Ibu jadi mau nginep di tempatnya
Lana benar-benar sudah menduga jika Dante pasti menempatkan dirinya di kelas bisnis ketika mereka melakukan perjalanan menuju ke Bali. Padahal Lana sudah meminta untuk berada di kelas ekonomi karena tak ingin sampai ada omongan dari orang-orang diluar sana kalau dirinya berada di ekonomi class. Tapi seperti biasa seorang Dante Alfonso tak bisa dibantah sama sekali. Jadi mau tak mau Lana hanya bisa menerimanya dan duduk manis di samping Dante. "Sayang kenapa ekspresi wajah kamu terlihat tidak suka seperti itu?" tanya Dante sambil melirik kearah Lana. Lana memang dari tadi memilih untuk diam saja setelah tahu ia berada di bisnis class setelah masuk ke pesawat ini. "Kenapa kamu bawa aku ke bisnis class ini? Bukannnya aku minta aku untuk berada di ekonomi class aja kenapa kamu bawa aku disini? Gimana jika orang-orang kantor membicarakan aku karena diperlakukan berbeda?" tanya Lana dengan nada yang gak suka. "Hahhhhh...."Dante hanya menghela napasnya ketika mendengar nada tak suka da
Memang benar selama di Bali Lana disibukkan dengan urusan pekerjaan terutama persiapan untuk pembukaan resort baru milik keluarga Alfonso. Jadi banyak hal yang Lana lakukan untuk bisa menyelesaikan semuanya. Selain itu ada juga hal lain yang harus Lana lakukan yaitu menemani bos sekaligus Kekasihnya ketika di ranjang jadi bisa dibayangkan bagaimana lelahnya Lana saat ini. Tapi ia sudah berkomitmen jika selama di Bali akan menjadi wanita yang patuh jadi ia berlaku seperti itu. Dan setelah semalam lagi-lagi Lana harus menghabiskan malam yang penuh menggairahkan sekarang Lana sudah menyibukkan diri dengan menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Dante. Masih memakai baju piyamanya Lana harus cepat-cepat menyiapkan sarapan karena pagi ini ia harus melihat perkembangan persiapan pembukaan dari resort milik keluarga Alfonso. Pagi ini Lana memilih membuat roti panggang dan juga omelette karena ia tadi kesiangan gara-gara seorang Dante Alfonso memeluknya dengan erat dan tak memperbolehkan dj
Lana masih diam seribu bahasa ketika mendengar perkataan dari Dante. Ia benar-benar masih bingung harus menjawab apa tentang lamaran yang dikatakan oleh Dante tadi. Masih ada rasa takut yang Lana rasakan jika ia benar-benar menerima lamaran dari Dante. Tak masalah jika orang-orang menghina ataupun membicarakan dirinya tapi Lana tak bisa jika sang ibu yang menjadi sasarannya. Maka dari itu Lana harus benar-benar mengambil keputusan yang tepat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk sang ibu. Dante sendiri masih melihat ekspresi takut yang terlihat jelas dari wajah Lana dan itu membuat Dante harus benar-benar meyakinkan kepada Lana bahwa semuanya akan baik-baik saja."Sayang apa aku masih belum bisa menunjukkan keseriusan kepada kamu? Atau mungkin kamu merasa tidak nyaman bila melangkah ke hubungan yang lebih serius dengan aku?" tanya Dante yang masih menatap kearah Lana.Perlahan-lahan Lana bangkit dari atas tubuh Dante dan mula
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m