Lana benar-benar sudah menduga jika Dante pasti menempatkan dirinya di kelas bisnis ketika mereka melakukan perjalanan menuju ke Bali. Padahal Lana sudah meminta untuk berada di kelas ekonomi karena tak ingin sampai ada omongan dari orang-orang diluar sana kalau dirinya berada di ekonomi class. Tapi seperti biasa seorang Dante Alfonso tak bisa dibantah sama sekali. Jadi mau tak mau Lana hanya bisa menerimanya dan duduk manis di samping Dante. "Sayang kenapa ekspresi wajah kamu terlihat tidak suka seperti itu?" tanya Dante sambil melirik kearah Lana. Lana memang dari tadi memilih untuk diam saja setelah tahu ia berada di bisnis class setelah masuk ke pesawat ini. "Kenapa kamu bawa aku ke bisnis class ini? Bukannnya aku minta aku untuk berada di ekonomi class aja kenapa kamu bawa aku disini? Gimana jika orang-orang kantor membicarakan aku karena diperlakukan berbeda?" tanya Lana dengan nada yang gak suka. "Hahhhhh...."Dante hanya menghela napasnya ketika mendengar nada tak suka da
Memang benar selama di Bali Lana disibukkan dengan urusan pekerjaan terutama persiapan untuk pembukaan resort baru milik keluarga Alfonso. Jadi banyak hal yang Lana lakukan untuk bisa menyelesaikan semuanya. Selain itu ada juga hal lain yang harus Lana lakukan yaitu menemani bos sekaligus Kekasihnya ketika di ranjang jadi bisa dibayangkan bagaimana lelahnya Lana saat ini. Tapi ia sudah berkomitmen jika selama di Bali akan menjadi wanita yang patuh jadi ia berlaku seperti itu. Dan setelah semalam lagi-lagi Lana harus menghabiskan malam yang penuh menggairahkan sekarang Lana sudah menyibukkan diri dengan menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Dante. Masih memakai baju piyamanya Lana harus cepat-cepat menyiapkan sarapan karena pagi ini ia harus melihat perkembangan persiapan pembukaan dari resort milik keluarga Alfonso. Pagi ini Lana memilih membuat roti panggang dan juga omelette karena ia tadi kesiangan gara-gara seorang Dante Alfonso memeluknya dengan erat dan tak memperbolehkan dj
Lana masih diam seribu bahasa ketika mendengar perkataan dari Dante. Ia benar-benar masih bingung harus menjawab apa tentang lamaran yang dikatakan oleh Dante tadi. Masih ada rasa takut yang Lana rasakan jika ia benar-benar menerima lamaran dari Dante. Tak masalah jika orang-orang menghina ataupun membicarakan dirinya tapi Lana tak bisa jika sang ibu yang menjadi sasarannya. Maka dari itu Lana harus benar-benar mengambil keputusan yang tepat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk sang ibu. Dante sendiri masih melihat ekspresi takut yang terlihat jelas dari wajah Lana dan itu membuat Dante harus benar-benar meyakinkan kepada Lana bahwa semuanya akan baik-baik saja."Sayang apa aku masih belum bisa menunjukkan keseriusan kepada kamu? Atau mungkin kamu merasa tidak nyaman bila melangkah ke hubungan yang lebih serius dengan aku?" tanya Dante yang masih menatap kearah Lana.Perlahan-lahan Lana bangkit dari atas tubuh Dante dan mula
Lana benar-benar sudah menduga jika pagi ini ia akan terlambat untuk mulai bekerja karena tadi lagi-lagi laki-laki yang sekarang sedang menyetir disampingnya menarik tubuhnya kembali ke ranjang dan mereka pun mengulang aktivitas panas yang membuat Lana merasa lelah. Tapi ketika Lana menolak dengan sangat terampil Dante bisa membangkitkan gairahnya yang padam dan tubuhnya dengan mudah bereaksi dengan sentuhan dari tangan Dante yang membuatnya mabuk kepayang sehingga mau mengulang aktivitas panas mereka lagi."Gara-gara kamu kita terlambat ke kantor kan? Padahal pagi ini ada meeting buat membahas soal persiapan pembukaan resort tapi kamu malah mengajak aku buat mengulang apa yang kita lakukan semalam. Aku suka heran kenapa aku bisa menerima lamaran dari laki-laki mesum kayak kamu," sindir Lana dengan sangat tegas.Walaupun Lana kesal dengan apa yang dilakukan oleh sang kekasih tapi ia tetap menyuapkan roti panggang yang tadi sudah
Hampir seharian ini Dante disibukkan dengan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang memang harus segera diselesaikan. Pembukaan resort miliknya di Bali memang sudah hampir selesai dan tinggal penyelesaian akhir hingga akhirnya resort ini resmi dibuka jadi Dante harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Dante juga sudah mengundang beberapa tamu penting untuk datang ke tempat ini. Jadi dari tadi Dante benar-benar sangat sibuk sehingga ia melupakan makan siangnya. Hingga akhirnya Lana mengingatkan dirinya untuk makan siang. Sebenarnya Dante masih merasa kesal dengan permintaan dari tunangannya itu sehingga tak mengajak Lana berbicara karena rasa kesal yang ia rasakan."Kamu udah makan siang mau aku pesankan apa untuk makan siang?" tanya Lana yang saat ini di ruang kerja Dante."Gak usah kamu pesankan aku makan siang karena aku ada meeting dengan orang sambil makan siang," jawab Dante tanpa melihat kearah Lana.
Keringat bercucuran dari dahi seorang gadis berusia 21 tahun itu ketika ia mendengar jika keadaan sang ibu memburuk. Dari tempatnya bekerja ia berlari secepat tenaga untuk bisa sampai ke rumah sakit. Air mata pun sudah mulai menggenang di pelupuk matanya hingga tanpa terasa air mata itu tumpah. Gadis itu segera mempercepat langkahnya untuk menuju tempat dimana sang ibu berada. Dan tak lama ia sudah sampai di depan kamar perawatan sang ibu dan ketika ia akan masuk ia melihat dokter dan beberapa perawat yang sedang berusaha memberikan pertolongan kepada sang ibu. Melihat bagaimana para dokter dan perawat sedang berusaha untuk menyelamatkan sang ibu air mata tak kuasa ia tahan dan terus mengalir dari matanya. Ia benar-benar tak tega melihat ibunya sedang dibantu dengan berbagai macam alat bantu sedang berusaha untuk di selamatkan oleh dokter yang merawat sang ibu. Beberapa hari terakhir memang keadaan sang ibu sedang sangat buruk. Kondisi jantungnya juga semakin memburuk dan dokter sudah
Di sebuah kamar yang masih tertutup tirai tampak seorang laki-laki yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendeknya. Ia tampak terlelap tidur karena semalam lagi-lagi ia harus begadang gara-gara banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi ia masih enggan untuk bangun dari tidurnya. Sampai sebuah ketukan pintu membuat tidurnya terganggu. Berhubung pintunya tak kunjung hingga akhirnya orang yang ada di depan pintu itu masuk tanpa permisi. Dan tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah menginjak 56 tahun. Wanita itu masuk ke dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana ada laki-laki yang masih terlelap tidurnya. Sang wanita itu tersenyum melihat bagaimana laki-laki yang ternyata putranya tampak masih terlelap tidur. Ia pun mencoba untuk membangunkan sang putra sulung yang masih enggan untuk bangun dari tidurnya. "Dante wake up," kata Wanda mencoba membangunkan sang putra. "Hhhhmm
Seorang gadis berumur 21 tahun tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga sang ibu sebelum ia berangkat kerja. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Walaupun ia hanya bekerja di bagian administrasi saja tapi ia sudah sangat senang karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Saat ini ia memang kesehatan sang ibu sedang tidak baik. Sang ibu sering keluar masuk rumah sakit karena sang ibu memiliki penyakit jantung yang akut dan dokter sudah mengatakan untuk segera menjalani operasi. Tapi sampai detik ini ia belum bisa mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengumpulkan biaya operasi sang ibu. "Lana seharusnya kamu tidak usah repot-repot menyiapkan sarapan buat ibu dan kamu. Seharusnya biarkan ibu saja yang menyiapkan sarapan buat kita," kata Linda yang ikut masuk ke dapur. Gadis yang bernama Lana pun hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang i