Share

BAB 91

Author: APStory
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alice menunduk dalam-dalam, tatapannya terhanyut pada gelombang ketakutan yang menghantam dengan telak. Sementara itu, Zach tampak tidak sabar ingin mendengar penjelasan dari mulutnya.

“Sebenarnya ... anakmu dan Evelyn telah meninggal dunia saat proses persalinan akibat terlalu banyak menelan cairan ketuban,” ungkap Alice dengan suara gemetar. “Tapi karena aku tidak mau melihatmu marah, aku menyuruh Parker mencari bayi perempuan yang baru lahir, atau setidaknya baru beberapa hari lahir, dan akhirnya bertemulah dengan Kimberly.”

Wajah Zach terbakar oleh kemarahan yang meluap-luap. “Jadi, kau menyembunyikan kebenaran tentang anakku yang telah tiada, lalu memanipulasi seolah-olah Lily adalah anak kandungku dan Evelyn?!”

Alice hanya bisa mengangguk. Titik ketakutannya sudah berada di level yang paling tinggi, sehingga tak bisa bertambah lebih takut lagi. Sejak tadi dia sudah sangat ketakutan.

“BIADAB!” Zach memukul tembok tepat di samping kepala Alice, membuat wanita itu memejamkan mata k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
APStory
Oke, Kakak. Makasih support–nya<3
goodnovel comment avatar
APStory
Baru di–next, Sayang. Maaf agak ngaret, yaaa. Makasih udah mau sabar nunggu<3
goodnovel comment avatar
puji amriani
gak up ya kak?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 92

    Dengan langkah gontai, Evelyn berjalan memasuki ruangan, diiringi debaran keras yang memenuhi rongga dada. “Apa ... yang sedang kalian bicarakan?” Pertanyaan itu terlontar dengan suara gemetar.Tidak ada satu pun yang berani menjawab pertanyaan Evelyn. Begitu pun dengan Zach. Pria itu terlalu takut melihat Evelyn terluka, sehingga lebih memilih bungkam.Evelyn berhenti melangkah tepat di hadapan tiga manusia yang masih diam membisu itu.Kali ini bola mata Evelyn bergulir memandang suaminya. “Kenapa kau bertanya di mana Alice mengubur anak kita?” desaknya, menuntut penjelasan. “Lily ... baik-baik saja. Anak kita masih hidup. Kenapa kau bertanya begitu?”Tidak satu pun huruf terlontar dari bibir Zach. Tatapannya berpusat pada satu titik, di antara sudut-sudut mata Evelyn yang berembun. Iris mata itu memendarkan kesedihan yang amat dalam. Tak dapat dideskripsikan hanya dengan kata-kata.Meskipun Evelyn terus bertanya-tanya apa maksud dari pembicaraan orang-orang itu, tetapi air bening ya

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 93

    Di dalam kamar, Aldrick berdiri memunggungi Alice dengan ekspresi marah yang membara. Di sisi lain, Alice hanya bisa duduk di tepi kasur sambil menunduk lemas. Entah menyesali perbuatannya, atau cemas dengan segala konsekuensi yang akan dia terima.“Aku masih tidak habis pikir,” ucap laki-laki dengan postur tinggi tegap itu, tanpa sedikit pun menoleh ke arah istrinya. “Bagaimana bisa kau melakukan hal selicik itu?”Alice mendongak. Air mata semakin deras mengalir di pipinya. “Aku sangat menyesal, Sayang. Saat itu pikiranku terlalu buntu.”“Tapi itu tetap saja tidak bisa dijadikan alasan!” Kali ini Aldrick menoleh. Matanya memerah menahan marah.Suatu ekspresi mengejutkan yang tidak pernah Alice lihat pada sosok Aldrick yang biasanya selalu bisa mengendalikan emosi.“Aku tahu, aku salah.” Alice kembali bicara. “Tidak bisakah aku diberi kesempatan untuk menebus kesalahan ini?”Aldrick berjalan mendekat. Berdiri di hadapan Alice seraya menyipitkan mata. Sedikit mencondongkan badan ke dep

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 94

    Hari ini, sesuai janji yang telah disepakati, Evelyn dan Zach akan mengunjungi rumah Becca untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak lupa mereka juga membawa Kimberly, berniat menyerahkannya kepada wanita yang jelas lebih berhak atas bayi itu.Di sepanjang jalan, sambil menggendong Kimberly di pelukannya, Evelyn tidak bisa mengontrol tetesan air mata yang jatuh di pipinya—meskipun dia sudah mati-matian berusaha menyembunyikan tangisan itu.Berkali-kali dia mengecup kening dan pipi Kimberly—mungkin untuk terakhir kalinya. Karena, setelah ini, dia tidak yakin apakah ibu kandung Kimberly akan mengizinkan mereka untuk bertemu lagi nantinya.“Tidak apa jika hari ini kau bersedih. Menangislah, Sayang,” ucap Zach seraya mengusap lembut bahu Evelyn. “Bukankah untuk mendapatkan tunas baru yang lebih kuat ... ranting rela membiarkan dirinya kering dan berderak patah?”Sudah cukup lama Zach menangkap raut kesedihan di balik wajah sendu istrinya. Dia tahu, Evelyn sudah bersikeras menahan aga

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 95

    Evelyn, Zach dan anak buahnya langsung meluncur ke mansion. Di sepanjang jalan, suasana hati mereka diselimuti oleh rasa panik dan khawatir.Mereka bergerak turun dari mobil, lalu berjalan menuju pintu masuk mansion dengan langkah cepat.“Di mana Ayah?” Zach membuka percakapan, memandang Oliver yang sedang berdiri di hadapannya.Oliver memasang raut wajah sedih, tetapi berusaha untuk bersikap tegar. “Ikut aku!” perintahnya seraya berjalan ke satu arah.Zach dan Evelyn saling memandang beberapa detik, tetapi tidak berlangsung lama. Mereka membuntuti ke mana Oliver berjalan.“Masuklah,” ucap Oliver saat mereka berada di depan pintu sebuah ruangan.Zach mengerutkan dahi begitu menyadari tempat apa yang ada di hadapannya. “Apa maksudmu mengajak kami kemari? Jangan main-main. Di mana Ayah?” ucapnya kesal.Bukannya menunjukkan di mana Jeremy, Oliver justru mengajak Zach dan Evelyn ke ruang teater di mansion.Oliver tidak banyak mengeluarkan suara. Perlahan membuka pintu, lalu melangkah masu

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 96

    Alunan musik telah berhenti. Orang-orang masih berkumpul di panggung teater yang telah dihias sedemikian rupa. Kejutan itu membawa suasana hati Evelyn dan Zach ke dalam perasaan yang jauh lebih baik.Meski kesedihan belum hilang sepenuhnya, tetapi luka berangsur-angsur mengering dan pulih. Sepasang suami-istri tersebut sangat bersyukur, karena masih banyak orang yang peduli dengan duka yang mereka alami.“Ide siapa ini? Aku tidak menyangka akan mendapat kejutan luar biasa seperti ini,” ujar Evelyn sambil tersenyum lebar. Dia bertanya kepada Oliver ketika pelayan dan beberapa orang mulai meninggalkan panggung.“Ini dia orangnya!” Oliver menepuk-nepuk bahu Aldrick. “Kalau soal ide, kakak laki-laki yang satu ini paling bisa diandalkan,” ujarnya sembari mengedipkan sebelah mata ketika melirik Zach.Zach menautkan alis. “Kenapa lihat-lihat? Apa kau pikir aku tidak bisa diandalkan soal ide?!” ujarnya, merasa sedikit tersinggung. “Ide yang ada di kepalaku jauh lebih brilian dari siapa pun. L

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 97

    Dengan jantung berdebar kencang, Bryan merasa bingung melihat Zach, pamannya yang seharusnya menjadi sosok yang bisa dia contoh, justru menjadi penyebab lebam pada wajah sang ayah.“Kenapa Paman jahat sekali ...?” rengek bocah laki-laki berusia enam tahun tersebut.Zach tertegun, seolah baru menyadari perbuatannya. Dia kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Bryan. Bola matanya memandang penuh arti ke arah Aldrick yang hanya diam sambil memeluk Bryan. Membuatnya merasa bersalah.Titik kesadarannya dihantam telak oleh kenyataan ketika mendapati Evelyn berbalik badan meninggalkan ruang teater.Perasaan Zach semakin tidak tenang melihat Evelyn menundukkan kepala dan mengusap wajahnya dengan punggung tangan. Apakah ... Evelyn menangis?***Dengan perasaan campur aduk, Zach membuka pintu kamar perlahan-lahan, mencoba menaklukkan ketegangan yang melingkupi hatinya.Saat melangkah masuk, pria itu justru mendapati pemandangan menyedihkan yang menyayat ulu hati.Evelyn, istrinya, terbar

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 98

    Evelyn bergegas membukakan pintu, lalu tertegun mendapati sosok perempuan yang berdiri di depan kamarnya.Itu adalah Alice.“Bisa kita bicara? Tapi ... hanya berdua saja.”Evelyn tidak buru-buru menjawab. Menoleh sejenak ke arah laki-laki yang masih duduk di tepi kasur sambil memandangnya.“Siapa, Sayang?” tanya Zach. Pintu hanya dibuka sedikit oleh Evelyn, sehingga Zach tidak melihat siapa yang ada di luar sana.“Alice,” jawab Evelyn tanpa berusaha menutupi fakta.Mendengar nama itu, membuat Zach mendengkus malas. Untuk apa lagi Alice datang kemari?“Mau bicara di mana?” tanya Evelyn saat kembali menatap Alice.“Sepertinya lebih enak kalau bicara di tempat terbuka, supaya ada udara segar yang bisa kita hirup dan ... suasananya tidak terlalu menimbulkan sesak,” ucap Alice.Evelyn melihat adanya titik pilu yang berpendar di balik tatapan Alice. Namun, sebagai orang yang sudah terlalu sering menelan pahitnya kecewa karena terlalu mempercayai orang lain, Evelyn tentu tak akan terjerumus l

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 99

    Zach sangat hafal dengan suara perempuan yang menjadi lawan bicaranya di telepon. Itu membuatnya mendesah malas, karena tidak seharusnya orang itu merindukan dirinya.“Tidak ada lagi yang perlu dibahas, Stella. Urusan kita sudah selesai. Jangan pernah menghubungiku lagi, mengerti?”“Tapi, Zach—”Tut, tut, tut!Tanpa menunggu Stella menyelesaikan ucapannya, Zach sudah lebih dulu menekan ikon gagang telepon berwarna merah, yang membuat sambungan telepon terputus secara sepihak.“Untuk apa dia menghubungiku lagi? Pasti dia menyesal sudah berselingkuh dengan Babi Gigolo itu, dan sekarang pasti ingin kembali padaku. Murahan sekali!” Zach berdecih meremehkan.Kembali mendongak, pria itu mendapati Alice dan Evelyn yang sudah berpelukan satu sama lain. “Apa-apaan itu? Kenapa mereka tiba-tiba berpelukan?”Zach berkomentar dengan mata melotot. “Aissshhh .... Istriku memang terlalu baik hati. Kalau sikap lembutnya itu tidak diubah, bisa-bisa dia dimanfaatkan oleh orang lain,” gumamnya, merasa fr

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Rencana S2

    Halo, Semuanya!Aku mau nanya, kira-kira ada gak yang masih mau baca novel ini kalau aku bikin S2?Tapi di S2 ini pemeran utamanya bukan Evelyn & Zach, melainkan karakter lain di dalam cerita ini. Nah, kalian mau aku bikin cerita lanjutan tentang perjalanan kisah siapa nih?Ada beberapa pilihan yang bisa kalian pertimbangkan—tentunya dengan konflik berbeda yang nggak kalah seru dan bikin senyum-senyum sendiri.1. Oliver2. Aldrick3. Bryan4. Fathe5. Florez6. Freya7. Atau ada request?Btw, terima kasih banyak buat yang udah baca S1—baik yang baru baca beberapa BAB atau udah sampe selesai. Semoga rezekinya selalu lancar dan berkah, biar bisa top up banyak-banyak dan ikutin terus karya-karya aku yang lain, hehehe. Luv♥️

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 4

    “Apa yang kau lakukan pada adikku?!”Suara bocah laki-laki dari arah lain berhasil mengalihkan perhatian Bastian dan Freya, membuat keduanya menoleh ke sumber suara, lalu terkejut mendapati Fathe yang sedang menghampiri dengan raut marah tercetak jelas di wajahnya.“Fathe!” Freya bergumam, merasa bala bantuan sudah datang kepadanya.Di belakang Fathe, tampak Florez membuntuti dengan ekspresi khawatir.Ketika Bastian menurunkan kedua tangannya dari sisi tembok, Freya langsung memaanfaatkannya untuk berlari kecil dan bersembunyi di balik punggung Fathe.Fathe menatap tajam Bastian. Satu jarinya terangkat, menunjuk-nunjuk wajah Bastian. “Kau ... jangan sekali-sekali mengganggu adikku lagi, atau aku akan mematahkan kakimu!” ancamnya dengan suara kesal.Bastian terlihat ketakutan. “Ti–tidak, Fathe. Aku tidak berniat mengganggu Freya.” Lutut kakinya terasa lemas sekarang.“Pergi sana, sebelum aku benar-benar akan menghajar wajahmu!” gertak Fathe sambil mengangkat kepalan tangannya.Bastian y

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 3

    “Kenapa harus menunggu pulang sekolah? Kau bisa mengatakannya sekarang juga. Kebetulan sedang tidak ada Fathe,” ucap Revano.“Benar juga. Ayo! Kau bisa melakukannya, Bastian." Kenzo menyemangati.Bastian diam saja. Namun, isi kepalanya tidak benar-benar diam. Dia sedang berpikir mengenai apa yang harus dilakukan saat ini.“Apa kau takut ketahuan Fathe?” tanya Revano. “Kau dan Freya bisa berteman dulu. Tidak harus langsung menjalin hubungan.”“Bukan,” bantah Bastian yang tidak terima dibilang takut. “Aku hanya khawatir Freya tidak mau berteman denganku.”Revano mengibaskan telapak tangan di depan wajah Bastian. “Tidak mungkin. Aku perhatikan, Freya itu anak yang sangat baik dan berhati lembut. Dia pasti mau berteman dengan siapa saja,” ucapnya mengompori.“Revano benar. Aku bahkan tidak sengaja pernah menabrak Freya, tetapi malah dia yang menyesal dan minta maaf,” beritahu Kenzo.Karena terus didesak oleh kedua temannya, Bastian pun merasa tertantang untuk maju mendekati gadis berpipi c

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 2

    “Mami, Mami, tadi Fathe mengatakan kalau dia mau memukul orang jahat,” adu Florez yang sedang dipakaikan dasi oleh Evelyn.“Iya, Mami. Papi juga malah mendukung, bukannya menegur,” tambah Freya. Seperti biasa, dia selalu menjadi orang pertama yang selesai mengenakan seragam dibandingkan kedua kakaknya.“Bukan begitu, Mami.” Fathe yang sedang memegang rompi merah itu langsung buka suara, tidak terima atas tuduhan yang telah dilayangkan Florez dan Freya kepadanya. “Aku hanya ingin memukul orang-orang yang bersikap jahat pada mereka.”“Ih, tapi, Mami ... bukankah kita tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain? Nanti Tuhan yang akan membalasnya,” ujar Florez. “Iya, ‘kan, Mi?” tanyanya memastikan.Evelyn menghela napas sejenak. Sudah biasa baginya mendengar perdebatan atau keluh kesah putra-putrinya di pagi hari, dan itu tidak pernah membuatnya merasa kesal.“Iya, betul. Kita memang tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain, tetapi bukan berarti kita harus diam saja pada saat di

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 1

    Sinar mentari menembus jendela kamar ketika Evelyn menyibak tirai gorden. Sejak pukul setengah lima pagi, dia sudah bangun untuk mandi dan menyiapkan sarapan.Ini adalah hari Senin. Ketiga anak kembarnya akan beraktivitas seperti biasa, yaitu mengikuti program prasekolah yang sudah mereka jalani sejak usia tiga tahun. Jadi, tidak heran kalau Evelyn akan lebih sibuk dibandingkan di tanggal merah.Selain mengurus anak-anak mungil itu, Evelyn juga tidak lupa dengan kewajiban sebagi istri yang harus menyiapkan segala keperluan suami yang juga akan berangkat kerja pagi ini.Masing-masing seragam sudah Evelyn letakkan dengan rapi di atas kasur, lengkap dengan dasi, topi dan kaos kaki, sedangkan beberapa pasang sepatu dia taruh di lantai.Sekarang Evelyn kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Sementara itu, di dalam toilet ....“Papi, aku ingin duduk di sana.” Freya, gadis kecil yang masih memakai baju tidur dengan rambut ikalnya yang sudah berantakan, baru saja mendongak ke arah pria ber

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 113

    “Siapa yang mau sandwich?” Terdengar suara dari arah lain, dan ternyata itu adalah Alice yang baru saja datang membawakan beberapa sandwich di atas piring.“Aku mau! Aku mau!” Ketiga anak itu berseru, lalu berlari dengan riang gembira menghampiri Alice.Melihat itu, Bryan ikut berlari ke arah Alice. “Ibu, aku mau dua! Untuk Fathe, berikan yang paling kecil dan isinya sedikit saja,” ledeknya.Fathe menoleh sambil mengerucutkan bibir dengan tatapan tajam. “Dasar serakah! Nanti perutmu bisa meledak karena terlalu banyak makan,” katanya, terlihat kesal.Bryan menjawab, “Aku tahu kapan waktunya berhenti makan, tidak seperti ikan hias yang makan banyak melebihi kapasitas perutnya yang kecil.”Fathe merasa tersinggung mendengar kata ‘ikan’. Karena, sebelumnya Bryan mengatai dirinya sekecil ikan hias. “Aku tidak pernah makan terlalu banyak,” ucapnya.“Kau menganggap dirimu seperti ikan?” ledek Bryan. “Padahal aku benar-benar sedang membahas ikan hias. Apa kau tidak tahu, ikan akan makan sebany

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 112

    Zach tidak mengerti apa maksud dari ucapan Aldrick. “Apa yang kau bicarakan?”Aldrick tampak kikuk. “Apa kau tidak tahu penyebab kenapa Ayah lumpuh?” Justru dia merasa heran, bisa-bisanya Zach tidak tahu alasan yang melatarbelakangi kelumpuhan kaki Jeremy?“Memang apa penyebabnya?”Jujur, Aldrick terkejut, ternyata Zach benar-benar tidak tahu soal itu.“Ayah, apa boleh aku ceritakan?” Aldrick adalah orang yang tahu etika, sehingga dia meminta izin dulu kepada Jeremy.“Silakan,” balas Jeremy. “Kalaupun aku mengatakan tidak, pasti kau tak bisa tidur nyenyak malam ini, karena Zach akan terus mendesakmu untuk bicara.”Sejenak Aldrick terkekeh, lalu mulai menceritakan, “Saat berusia sebelas tahun, kau menjadi korban penculikan. Ayah dan pengawalnya berusaha menyelamatkanmu. Tapi karena dibius, kau tidak sadarkan diri. Kemudian, komplotan penculik itu mengejar mobil yang ditumpangi Ayah dan beberapa pengawalnya, hingga insiden kecelakaan pun terjadi tanpa disangka-sangka.”Zach menjadi pende

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 111

    Evelyn ikut terharu melihat Zach sudah berbaikan dengan Aldrick. Dia tersenyum manis, bangga kepada anak-anaknya yang telah membuat tembok raksasa pertahanan Zach akhirnya runtuh juga.Setelah itu, Evelyn ikut bergabung dan mereka melangkah bersama-sama menuju taman, mencari keberadaan Jeremy, karena Zach belum meminta maaf pada laki-laki itu.Benar saja. Ternyata Jeremy memang berada di sana, sedang duduk di atas kursi roda sambil memperhatikan Oliver yang sedang memanjat pohon apel, sedangkan Bryan, remaja berusia dua belas tahun itu berdiam diri di bawah pohon apel sambil menyemangati Oliver.“Ayo! Petik apelnya lebih banyak lagi, Paman!” pekik Bryan seraya mendongak memperhatikan setiap gerak-gerik Oliver.“Mami, Papi, bolehkah aku bergabung dengan Bryan dan Paman Oliver?” tanya Florez dengan penuh harap.Evelyn menyahut, “Boleh saja, Sayang, tapi harus minta izin dulu dengan mereka. Jika mereka tidak keberatan, silakan bergabung. Tapi, jika mereka merasa keberatan, kalian tidak pe

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 110

    Karena didesak ketiga anak kembarnya, mau tidak mau Zach harus menemui kakak dan ayahnya untuk meminta maaf. Karena, sebagai orangtua, dia harus mencontohkan sikap yang baik, benar dan bijaksana.“Ayo, Papiiiiii!” Freya menarik lengan kanan Zach, lalu Florez di sebelah kiri, sedangkan Fathe mendorong tubuhnya dari belakang.Mereka tampak tidak menyerah walaupun Zach memiliki tubuh tinggi besar dan tidak sebanding dengan tubuh miniatur mereka.Zach hanya bisa pasrah menerima perlakuan anak-anaknya. Dia terus berjalan mengikuti ke mana si kembar membawanya pergi.“Paman Aldrick!” Fathe memanggil Aldrick yang sedang berjalan di koridor mansion.Pria itu menoleh, mengernyit melihat ketiga anak itu menghampirinya sambil menyeret Zach dengan tangan mungilnya.Sesekali Aldrick terkekeh geli pada saat menyaksikan Freya dan Florez yang terlihat berjalan mundur untuk bisa menarik tangan Zach dengan tenaga yang lebih besar.“Papi, bisakah berjalan lebih cepat sedikit? Kami hampir kehabisan tenaga

DMCA.com Protection Status