Share

BAB 45

Penulis: APStory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Stella terlihat gugup. Menyembunyikan tanda merah di lehernya dari pandangan Zach. Dalam waktu singkat, mencoba mencari alasan masuk akal untuk meyakinkan Zach.

“Hanya bekas gigitan serangga. Bukan apa-apa,” alibi Stella. Berharap Zach percaya.

Hening. Zach memilih diam tanpa mendebat ucapan Stella. Namun, bola matanya seakan mencari kebenaran tersembunyi di balik bola mata sang istri.

Mati! Stella semakin tidak tenang. Takut Zach mencurigai kebohongan yang ia buat. Aslinya, tanda kemerahan di lehernya merupakan sisa kecupan panas yang dibuat oleh Justin kemarin malam. Mereka menghabiskan permainan yang ganas dan liar, sampai-sampai tidak sadar ada sesuatu yang tertinggal di leher mulusnya.

“Aku menggaruknya karena gatal. Jadi, sekarang menyisakan bekas kemerahan.” Stella kembali menjelaskan tanpa diminta oleh Zach.

Lagi-lagi hening. Sunyi. Zach belum membuka suara sama sekali. Tatap matanya juga ambigu, entah mengartikan apa.

Stella hendak bicara, tetapi pria itu akhirnya mulai membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
APStory
Makasih komentarnya, Kak. Bikin tambah semangat...
goodnovel comment avatar
Natashayusia
semangat KK bikin ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 46

    Evelyn menggeleng. Tidak mau dijadikan istri kedua, istri simpanan, istri kontrak, istri di atas kertas, istri rahasia, atau apa pun itu namanya.Jika memang Zach terpaksa, sebaiknya tidak usah menggelar pernikahan dalam bentuk apa pun!“Aku sudah memikirkan matang-matang soal bayi itu. Jika kau merawatnya sendirian, kelak dia pasti akan bertanya siapa ayahnya.” Zach kembali bicara saat Evelyn memilih bungkam. “Aku akan bertanggung jawab membesarkan bayi itu bersama, sekaligus menjamin biaya hidup kalian. Dengan catatan, rahasiakan status perkawinan kita dan juga kehamilanmu dari hadapan publik. Jangan sampai mereka tahu kalau anak itu adalah darah dagingku.”Tidak!Evelyn menahan napas. Menggeleng sekali lagi. Menolak mentah-mentah permintaan Zach, tanpa memberinya peluang sedikit pun.“Jika kau tidak mengharapkan pernikahan ini, sebaiknya jangan dipaksakan. Aku juga tidak menuntut pertanggungjawaban dalam bentuk apa pun,” ucap Evelyn, menahan getar di balik suaranya yang menggeragap.

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 47

    Tidak ada perubahan yang signifikan usai pernikahan itu digelar. Nyatanya, Evelyn dan Zach kembali menjadi orang asing yang tidak saling menyapa setelahnya.Pria itu tetap bersikap dingin. Namun, terkadang Evelyn bisa merasakan ada rasa peduli yang diam-diam dilakukan oleh Zach—meskipun tidak secara gamblang.Sejak mereka menikah, Evelyn sudah dibebaskan dari penjara kumuh itu dan dipindah ke kamar wanita simpanan Zach. Evelyn kembali diperlakukan layaknya seorang ratu oleh para pelayan dan pengawal mansion. Tak ada yang berani mengusik Evelyn, tetapi ... Stella adalah pengecualian.Setiap kali ada kesempatan, wanita licik itu selalu merundung Evelyn dengan segala cara. Bahkan ia tak peduli meskipun Evelyn sedang hamil. Kalaupun Evelyn keguguran, itu adalah kabar baik bagi Stella.“Kalau sampai anak itu lahir dan berjenis kelamin laki-laki, maka kemungkinan besar dia akan menjadi pewaris kekayaan Muller. Bahkan jika kelak kau hamil dan memiliki anak laki-laki, pastinya anakmu tidak ak

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 48

    Zach, bersama para pengawalnya, tanpa berlama-lama langsung meluncur ke sebuah hotel yang dijadikan tempat persembunyian Stella dan Justin.Muller Hotel.Ya, tempat penginapan di belahan ibu kota tersebut memang masih di bawah kepemilikan keluarga Muller—lebih tepatnya milik Jeremy.“Gawat! Itu Tuan Zach,” bisik salah satu pegawai hotel perempuan kepada temannya.Temannya membalas, “Nyonya Stella belum lama check in bersama pria selingkuhannya. Apa yang harus kita lalukan?”“Kurasa aku mau mati saja!”Kedua perempuan itu berusaha menjaga sikap dan ekspresi di depan Zach yang kini berjalan menghampiri—diikuti oleh orang-orangnya di belakang.Zach berdiri di depan meja resepsionis, mengedarkan tatapan tajam yang membuat kaki para pegawai semakin kaku di tempat mereka berpijak.“Selamat malam, Tuan!” Wanita itu bernama Amanda, seorang resepsionis yang mencoba bersikap tenang. Ia menunduk hormat seraya menyunggingkan senyum, mengusir perasaan tegang di balik raut wajahnya.Zach mendengkus

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 49

    Zach terkejut melihat Evelyn tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan. Itu membuatnya jadi salah tingkah, karena Evelyn pasti tahu kalau ia sedang mencari wanita itu.“Kenapa diam?” Evelyn kembali bicara. “Apa kau mencariku?” tukasnya.“Tidak,” sangkal Zach seraya melengos ke sembarang arah. Mencoba menghindari tatap mata Evelyn yang ... membuatnya hilang fokus.“Benarkah?” Wanita itu mengerucutkan bibir. Bergumam dengan nada lugu, “Padahal tadi aku mendengarnya menyebut namaku. Atau mungkin salah dengar, ya?”Zach mendengkus gusar mendengar ucapan pelan Evelyn. Entah siapa yang sedang diajak bicara. Sepertinya wanita itu bicara pada diri sendiri. Menggelikan sekali!Kali ini Zach melangkah ke kamar, meninggalkan Evelyn tanpa permisi.“Mau ke mana?” tanya Evelyn. Otomatis ia berbalik badan, menyusul langkah Zach dari belakang. “Pertanyaanku belum dijawab.”‘Tahan, Zach .... Jangan emosi. Anggap saja angin lalu.’Pria yang telah diselingkuhi oleh istri pertamanya itu m

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 50

    Sore itu, Zach sedang berdiri di taman. Mengenang kisah bersama ibunya saat kecil dulu—di mana ia sering diajak bermain di bawah pohon apel. Belajar mengayuh sepeda, bercanda tawa, dibacakan dongeng dan lain sebagainya.Sepenggal kisah sederhana yang kini menjadi sesuatu paling dirindukan olehnya.“Ibu, bagaimana kabarmu? Apakah rasanya bahagia berada di surga?” Zach bergumam seorang diri. “Jika iya, bolehkah aku ikut, Bu? Ada kerinduan yang teramat menyakitkan di sudut hati, setiap kali mengingat bayangan wajahmu ...” ucapnya lirih.Pria itu menghela napas panjang. Sesak, rongga dada seakan dipenuhi muatan besar dan berat. Kemudian, bola matanya bergulir memandang Jeremy yang duduk di kursi roda dalam jarak beberapa meter di hadapannya.Tiba-tiba Zach teringat ucapan Evelyn yang terus menyuruhnya menemui Jeremy—walau hanya sekadar berdiri sambil melengkungkan senyuman tipis. Tidak perlu bicara apa-apa.Itu membuatnya bimbang. Namun, entah kenapa sepasang kaki Zach seperti dipasang rem

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 51

    “Permisi, Tuan!” Daissy, dengan wajah segan-segan, melangkah masuk ke ruangan pribadi Zach—tentunya setelah mendapatkan izin dari pria itu untuk masuk.Zach menaikkan satu alis, menatap Daissy penuh selidik tanpa mengatakan apa-apa. Akan tetapi, ekspresinya seperti menjelaskan bahwa ia menunggu kabar apa yang akan disampaikan oleh wanita yang berdiri di hadapannya.“Sejak tadi pagi saya tidak melihat Nyonya Evelyn. Biasanya dia selalu datang pada waktu sarapan, makan siang dan makan malam. Tapi sampai sekarang saya belum melihatnya sama sekali, bahkan waktu sudah menunjukkan jam sembilan malam,” beber Daissy, mengutarakan kegundahannya.“Saya mau tanya, apakah Tuan kembali menghukum Nyonya Evelyn? Atau mungkin saya ketinggalan informasi, bahwa Nyonya tidak lagi makan di dapur selir mulai hari ini?” Wanita itu melanjutkan, “Tuan mengajaknya makan bersama?”Sontak kalimat yang dilontarkan oleh Daissy mengundang rasa terkejut di dalam diri Zach. Matanya membulat, seiring dengan alis yang

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 52

    Evelyn dibawa ke kamar pribadi Zach. Pelan-pelan tubuh mungil itu dibaringkan di atas kasur. Ada sebongkah kekhawatiran di dada ketika melihat wajah pucat wanita itu.Zach menarik kursi bundar, mendudukinya, menghadapkan diri ke arah Evelyn yang masih belum juga membuka mata.“Evelyn, sadarlah ...” pinta Zach dengan mata nanar sedikit berair. Telapak tangan dingin itu digenggam dan dielus dengan lembut olehnya.“Kau pasti lelah dan tersiksa, ‘kan?” Pria itu kembali membuka mulut untuk bersuara, “Aku tahu, aku memang sudah jahat padamu. Semua ini terpaksa aku lakukan, karena aku tidak ingin kau pergi meninggalkanku. Dan aku juga takut kau membenciku setelah mengetahui satu fakta yang selalu aku sembunyikan.”Zach mengecup mesra punggung tangan Evelyn. Melihat ketidakberdayaan wanita itu, membuat hatinya teriris perih, lalu melesak ke lembah penyesalan yang begitu dalam.“Apa kau tahu, Evelyn?” Sejenak ia menarik napas dalam, lalu mengembuskannya secara perlahan. “Aku ... mencintaimu,” b

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 53

    Tiga minggu telah berlalu sejak kejadian di mana Evelyn dikurung di dalam gudang oleh Stella. Dan sejak saat itu, Evelyn merasakan sesuatu yang berbeda dari sikap Zach.Evelyn merasa ... diam-diam Zach mulai peduli dan menaruh perhatian padanya—meskipun itu tidak diperlihatkan secara gamblang.Di suatu pagi, wanita itu terbangun dari tidur, lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi dan memakai gaun selutut berwarna putih gading, ia menghadapkan diri di depan cermin besar yang menampilkan bayangan tubuhnya, lalu menggelung rambut dengan sumringah.Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk pintu dari luar, membuat Evelyn menoleh dengan penasaran, lalu melihat handle diputar ke bawah.“Waktunya sarapan,” ucap wanita yang baru saja menyembulkan diri ke dalam kamar. Itu adalah Daissy. Sengaja ia datang membawa sarapan untuk Evelyn.“Kenapa repot-repot sekali? Aku bisa jalan sendiri ke dapur untuk mengambil sarapan,” ucap Evelyn saat melihat Daissy meletakkan

Bab terbaru

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Rencana S2

    Halo, Semuanya!Aku mau nanya, kira-kira ada gak yang masih mau baca novel ini kalau aku bikin S2?Tapi di S2 ini pemeran utamanya bukan Evelyn & Zach, melainkan karakter lain di dalam cerita ini. Nah, kalian mau aku bikin cerita lanjutan tentang perjalanan kisah siapa nih?Ada beberapa pilihan yang bisa kalian pertimbangkan—tentunya dengan konflik berbeda yang nggak kalah seru dan bikin senyum-senyum sendiri.1. Oliver2. Aldrick3. Bryan4. Fathe5. Florez6. Freya7. Atau ada request?Btw, terima kasih banyak buat yang udah baca S1—baik yang baru baca beberapa BAB atau udah sampe selesai. Semoga rezekinya selalu lancar dan berkah, biar bisa top up banyak-banyak dan ikutin terus karya-karya aku yang lain, hehehe. Luv♥️

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 4

    “Apa yang kau lakukan pada adikku?!”Suara bocah laki-laki dari arah lain berhasil mengalihkan perhatian Bastian dan Freya, membuat keduanya menoleh ke sumber suara, lalu terkejut mendapati Fathe yang sedang menghampiri dengan raut marah tercetak jelas di wajahnya.“Fathe!” Freya bergumam, merasa bala bantuan sudah datang kepadanya.Di belakang Fathe, tampak Florez membuntuti dengan ekspresi khawatir.Ketika Bastian menurunkan kedua tangannya dari sisi tembok, Freya langsung memaanfaatkannya untuk berlari kecil dan bersembunyi di balik punggung Fathe.Fathe menatap tajam Bastian. Satu jarinya terangkat, menunjuk-nunjuk wajah Bastian. “Kau ... jangan sekali-sekali mengganggu adikku lagi, atau aku akan mematahkan kakimu!” ancamnya dengan suara kesal.Bastian terlihat ketakutan. “Ti–tidak, Fathe. Aku tidak berniat mengganggu Freya.” Lutut kakinya terasa lemas sekarang.“Pergi sana, sebelum aku benar-benar akan menghajar wajahmu!” gertak Fathe sambil mengangkat kepalan tangannya.Bastian y

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 3

    “Kenapa harus menunggu pulang sekolah? Kau bisa mengatakannya sekarang juga. Kebetulan sedang tidak ada Fathe,” ucap Revano.“Benar juga. Ayo! Kau bisa melakukannya, Bastian." Kenzo menyemangati.Bastian diam saja. Namun, isi kepalanya tidak benar-benar diam. Dia sedang berpikir mengenai apa yang harus dilakukan saat ini.“Apa kau takut ketahuan Fathe?” tanya Revano. “Kau dan Freya bisa berteman dulu. Tidak harus langsung menjalin hubungan.”“Bukan,” bantah Bastian yang tidak terima dibilang takut. “Aku hanya khawatir Freya tidak mau berteman denganku.”Revano mengibaskan telapak tangan di depan wajah Bastian. “Tidak mungkin. Aku perhatikan, Freya itu anak yang sangat baik dan berhati lembut. Dia pasti mau berteman dengan siapa saja,” ucapnya mengompori.“Revano benar. Aku bahkan tidak sengaja pernah menabrak Freya, tetapi malah dia yang menyesal dan minta maaf,” beritahu Kenzo.Karena terus didesak oleh kedua temannya, Bastian pun merasa tertantang untuk maju mendekati gadis berpipi c

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 2

    “Mami, Mami, tadi Fathe mengatakan kalau dia mau memukul orang jahat,” adu Florez yang sedang dipakaikan dasi oleh Evelyn.“Iya, Mami. Papi juga malah mendukung, bukannya menegur,” tambah Freya. Seperti biasa, dia selalu menjadi orang pertama yang selesai mengenakan seragam dibandingkan kedua kakaknya.“Bukan begitu, Mami.” Fathe yang sedang memegang rompi merah itu langsung buka suara, tidak terima atas tuduhan yang telah dilayangkan Florez dan Freya kepadanya. “Aku hanya ingin memukul orang-orang yang bersikap jahat pada mereka.”“Ih, tapi, Mami ... bukankah kita tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain? Nanti Tuhan yang akan membalasnya,” ujar Florez. “Iya, ‘kan, Mi?” tanyanya memastikan.Evelyn menghela napas sejenak. Sudah biasa baginya mendengar perdebatan atau keluh kesah putra-putrinya di pagi hari, dan itu tidak pernah membuatnya merasa kesal.“Iya, betul. Kita memang tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain, tetapi bukan berarti kita harus diam saja pada saat di

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 1

    Sinar mentari menembus jendela kamar ketika Evelyn menyibak tirai gorden. Sejak pukul setengah lima pagi, dia sudah bangun untuk mandi dan menyiapkan sarapan.Ini adalah hari Senin. Ketiga anak kembarnya akan beraktivitas seperti biasa, yaitu mengikuti program prasekolah yang sudah mereka jalani sejak usia tiga tahun. Jadi, tidak heran kalau Evelyn akan lebih sibuk dibandingkan di tanggal merah.Selain mengurus anak-anak mungil itu, Evelyn juga tidak lupa dengan kewajiban sebagi istri yang harus menyiapkan segala keperluan suami yang juga akan berangkat kerja pagi ini.Masing-masing seragam sudah Evelyn letakkan dengan rapi di atas kasur, lengkap dengan dasi, topi dan kaos kaki, sedangkan beberapa pasang sepatu dia taruh di lantai.Sekarang Evelyn kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Sementara itu, di dalam toilet ....“Papi, aku ingin duduk di sana.” Freya, gadis kecil yang masih memakai baju tidur dengan rambut ikalnya yang sudah berantakan, baru saja mendongak ke arah pria ber

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 113

    “Siapa yang mau sandwich?” Terdengar suara dari arah lain, dan ternyata itu adalah Alice yang baru saja datang membawakan beberapa sandwich di atas piring.“Aku mau! Aku mau!” Ketiga anak itu berseru, lalu berlari dengan riang gembira menghampiri Alice.Melihat itu, Bryan ikut berlari ke arah Alice. “Ibu, aku mau dua! Untuk Fathe, berikan yang paling kecil dan isinya sedikit saja,” ledeknya.Fathe menoleh sambil mengerucutkan bibir dengan tatapan tajam. “Dasar serakah! Nanti perutmu bisa meledak karena terlalu banyak makan,” katanya, terlihat kesal.Bryan menjawab, “Aku tahu kapan waktunya berhenti makan, tidak seperti ikan hias yang makan banyak melebihi kapasitas perutnya yang kecil.”Fathe merasa tersinggung mendengar kata ‘ikan’. Karena, sebelumnya Bryan mengatai dirinya sekecil ikan hias. “Aku tidak pernah makan terlalu banyak,” ucapnya.“Kau menganggap dirimu seperti ikan?” ledek Bryan. “Padahal aku benar-benar sedang membahas ikan hias. Apa kau tidak tahu, ikan akan makan sebany

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 112

    Zach tidak mengerti apa maksud dari ucapan Aldrick. “Apa yang kau bicarakan?”Aldrick tampak kikuk. “Apa kau tidak tahu penyebab kenapa Ayah lumpuh?” Justru dia merasa heran, bisa-bisanya Zach tidak tahu alasan yang melatarbelakangi kelumpuhan kaki Jeremy?“Memang apa penyebabnya?”Jujur, Aldrick terkejut, ternyata Zach benar-benar tidak tahu soal itu.“Ayah, apa boleh aku ceritakan?” Aldrick adalah orang yang tahu etika, sehingga dia meminta izin dulu kepada Jeremy.“Silakan,” balas Jeremy. “Kalaupun aku mengatakan tidak, pasti kau tak bisa tidur nyenyak malam ini, karena Zach akan terus mendesakmu untuk bicara.”Sejenak Aldrick terkekeh, lalu mulai menceritakan, “Saat berusia sebelas tahun, kau menjadi korban penculikan. Ayah dan pengawalnya berusaha menyelamatkanmu. Tapi karena dibius, kau tidak sadarkan diri. Kemudian, komplotan penculik itu mengejar mobil yang ditumpangi Ayah dan beberapa pengawalnya, hingga insiden kecelakaan pun terjadi tanpa disangka-sangka.”Zach menjadi pende

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 111

    Evelyn ikut terharu melihat Zach sudah berbaikan dengan Aldrick. Dia tersenyum manis, bangga kepada anak-anaknya yang telah membuat tembok raksasa pertahanan Zach akhirnya runtuh juga.Setelah itu, Evelyn ikut bergabung dan mereka melangkah bersama-sama menuju taman, mencari keberadaan Jeremy, karena Zach belum meminta maaf pada laki-laki itu.Benar saja. Ternyata Jeremy memang berada di sana, sedang duduk di atas kursi roda sambil memperhatikan Oliver yang sedang memanjat pohon apel, sedangkan Bryan, remaja berusia dua belas tahun itu berdiam diri di bawah pohon apel sambil menyemangati Oliver.“Ayo! Petik apelnya lebih banyak lagi, Paman!” pekik Bryan seraya mendongak memperhatikan setiap gerak-gerik Oliver.“Mami, Papi, bolehkah aku bergabung dengan Bryan dan Paman Oliver?” tanya Florez dengan penuh harap.Evelyn menyahut, “Boleh saja, Sayang, tapi harus minta izin dulu dengan mereka. Jika mereka tidak keberatan, silakan bergabung. Tapi, jika mereka merasa keberatan, kalian tidak pe

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 110

    Karena didesak ketiga anak kembarnya, mau tidak mau Zach harus menemui kakak dan ayahnya untuk meminta maaf. Karena, sebagai orangtua, dia harus mencontohkan sikap yang baik, benar dan bijaksana.“Ayo, Papiiiiii!” Freya menarik lengan kanan Zach, lalu Florez di sebelah kiri, sedangkan Fathe mendorong tubuhnya dari belakang.Mereka tampak tidak menyerah walaupun Zach memiliki tubuh tinggi besar dan tidak sebanding dengan tubuh miniatur mereka.Zach hanya bisa pasrah menerima perlakuan anak-anaknya. Dia terus berjalan mengikuti ke mana si kembar membawanya pergi.“Paman Aldrick!” Fathe memanggil Aldrick yang sedang berjalan di koridor mansion.Pria itu menoleh, mengernyit melihat ketiga anak itu menghampirinya sambil menyeret Zach dengan tangan mungilnya.Sesekali Aldrick terkekeh geli pada saat menyaksikan Freya dan Florez yang terlihat berjalan mundur untuk bisa menarik tangan Zach dengan tenaga yang lebih besar.“Papi, bisakah berjalan lebih cepat sedikit? Kami hampir kehabisan tenaga

DMCA.com Protection Status