Seharusnya kau tidak menjatuhkan harga dirimu untuk seorang pria. Karena ketika kau melakukannya, pria justru menganggapmu seperti serangga pengganggu. Jadi sebaiknya kau keluar dan merenungkan kesalahan apa yang telah kau lakukan.
~ Flora Comino ~
* * * * *
Flora sedang menikmati makannya siang itu. Dia membaca pesan yang baru saja masuk. Tampak Arion menuliskan pesan untuknya. Flora membukanya. Dia melihat Arion memberikan bukti jika dia sudah membayar hutang Flora. Kelegaan membanjiri wanita itu. Dia tidak lagi dihantui hutang yang tidak pernah diterimanya.
Lalu pesan Arion muncul kembali. Kali ini pria itu tidak membahas tentang hutangnya. Tapi pria itu memintanya datang ke perusahaan Tyronne Seaways. Arion juga meminta Flora untuk mengenakan gaun terbaiknya. Lalu Flora memikirkan isi kopernya. Gaun terbaiknya adalah gaun yang dia kenakan saat pesta reuni.
“Aku akan pergi setelah menghabiskan makanan ini.” Gumam Flora menyantap makan siangnya dengan begitu lahap.
Namun detik berikutnya, mata wanita itu melotot kaget ketika melihat nama Arion tertera di layar ponselnya.
“Apa pria itu penyihir yang bisa membaca pikiranku?” gerutu Flora.
Akhirnya wanita itu mengangkat telpon dari Arion. Menempelkan ponselnya di telinganya.
“Ada apa, Arion?” Sapa Flora dengan menahan kesalnya.
“Kau tidak bermaksud menunda tugasmu, bukan?” tebak Arion dengan tepat.
Dasar penyihir pembaca pikiran. Gerutu Flora dalam hati.
“Mana mungkin, Tuanku. Kau sudah menyelamatkanku. Aku tidak mungkin mengabaikan tugasmu.” Flora pura-pura tertawa.
“Baguslah kalau kau mengerti. Kau tahu bukan aku bisa saja membatalkan hutangmu, Flora?” ancam Arion.
“Kau tidak akan sekejam itu padaku bukan, Arion?”
“Bisa saja jika kau tidak segera kemari.” Arion merasa berada di atas angin karena dia percaya Flora akan datang.
“Percayalah padaku, aku akan segera ke sana.”
Dasar Penyihir Arion menyebalkan. Gumam Flora dalam hati.
Seketika Flora langsung berdiri lalu meninggalkan makan siang. Dia berlari menuju kamarnya dan mencari gaun yang dikenakannya beberapa hari yang lalu. Segera dia mengenakannya serta merias tipis wajahnya. Segera dia pergi keluar rumah.
Dengan menggunakan bus, Flora akhirnya sampai di perusahaan Tyronne Seaways dua puluh menit kemudian. Wanita itu bergegas masuk. Dia menghampiri wanita yang bekerja sebagai resepsionis.
“Selamat siang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?” Sapa wanita itu dengan ramah.
“Aku Flora Cominos. Aku ingin bertemu dengan Mr. Kavakos.” Ucap Flora dengan nada tenang.
“Apakah anda sudah membuat janji?”
Flora menggelengkan kepalanya. “Apakah seorang kekasih harus membuat janji untuk bertemu?”
“Ke-kekasih?” wanita itu tampak terkejut.
Flora menganggukkan kepalanya. “Benar. Jika kau tidak percaya, kau bisa menanyakan langsung pada Mr. Kavakos.”
Akhirnya wanita itu mengambil gagang telpon untuk menelpon Arion. “Halo, Mr. Kavakos, ada seorang wanita bernama Flora Cominos. Dia ingin bertemu dengan anda.”
“Dia kekasihku. Mengapa kau menahannya?” ucap Arion kesal.
Seketika wajah wanita itu memucat mendengar omelan Arion. “Ma-maafkan saya, Mr. Kavakos. Saya tidak tahu. Saya akan mengantarkannya.”
Wanita itu meletakkan gagang telpon di tempatnya. Kemudian dia kembali menatap Flora.
“Mari, Miss Cominos. Saya akan mengantarkan anda.” Ucap wanita itu mengantarkan Flora menuju lift.
Semua orang memandang Flora dengan tatapan meneliti. Pasalnya resepsionis tadi mengatakan kata ‘kekasih’ dengan suara keras. Sehingga semua orang yang sedang berada di sekitar mereka mengetahui jika Flora adalah kekasih Arion. Pria itu memang terkenal mampu membuat hati para wanita luluh dan suka sekali bermain wanita. Tapi sama sekali tidak pernah ada yang diakuinya sebagai kekasih. Karena itulah ketika Arion mengatakan dia memiliki kekasih, orang-orang jadi tercengang.
Di dalam lift Flora sedang berpikir tugas pertama apa yang akan diberikan Arion. Wanita seperti apa yang akan dihadapinya. Setelah mencapai lantai tiga puluh pintu lift terbuka. Silahkan, Miss Cominos. Ruangan Mr. Kavakos ada di sebelah sana.”
Flora menganggukkan kepalanya. “Terimakasih.”
Segera wanita itu melangkah keluar dari lift. Dia berjalan menuju pintu yang ditunjukkan oleh resepsionis tadi. Dia mendengar suara aneh dari arah dalam. Flora memicingkan matanya. Kemudian wanita itu meraih gagang pintu dan membukanya. Seketika matanya melebar melihat pemandangan di dalam kantor Arion.
* * * * * *
Pintu terbuka. Arion yang baru saja meletakkan gagang telponnya setelah mendapatkan telpon dari resepsionis perusahaan yang menanyakan apakah Flora Cominos adalah kekasihnya. Pria itu tahu benar siapa yang datang. Bahkan sejak tiga puluh menit yang lalu setelah membaca berita model terkenal Katherine Kallas, putra salah satu pengusaha yang menjadi mitra kerja Arion, pulang ke kampung halamannya. Saat itulah Arion sudah menduga wanita itu akan muncul di kantornya. Meskipun gadis berambut hitam panjang itu sangat cantik, tapi bagi Arion, Katherine sangatlah berbahaya. Wanita itu sangat terobsesi pada Arion. Sehingga jika dia datang ke kantor Arion, maka hal itu menjadi bencana bagi pria itu.
“Katherine. Apa yang kau lakukan di sini?” Arion berdiri menghindari serangan wanita itu.
“Tentu saja menemuimu, Arion sayang. Apakah kau tidak merindukanku?” tanya Katherine dengan nada manja.
Arion menggelengkan kepalanya. “Sayangnya aku tidak merindukanmu, Katherine. Pekerjaan banyak membuatku tidak bisa memikirkan hal lain.”
Seketika raut wajah Katherine berubah kesal. Segera Arion tahu dia telah mengatakan hal yang salah. Wanita itu berjalan memutari meja hendak menghampiri Arion. Namun pria itu melangkah menghindari Katherine.
“Kau benar-benar jahat, Arion. Bagaimana bisa kau membohongiku seperti itu? Katakan saja kau benar-benar merindukanku. Tidak perlu malu. Sini, aku akan menciummu.” Katherine mengulurkan kedua tangannya hendak meraih Arion.
Namun segera Arion berlari memutari sofa untuk menghindari wanita berbahaya itu. Dia terus berlari. Namun Katherine begitu gigih mengejarnya. Arion terus bertanya kapan Flora akan datang. Jelas Arion tidak bisa bersikap kasar pada Katherine. Bagi Arion dia pantang menyakiti wanita.
Hingga akhirnya terdengar suara pintu terbuka. Terlihat Flora tampak melongo memandang aksi Katherine yang mengejar Arion. Pria itu menoleh dan langsung menyunggingkan senyuman lega saat melihat Flora. Namun hal itu justru membuatnya lengah. Akhirnya Katherine berhasil menangkap tangannya lalu berusaha mencium bibirnya.
Namun sebelum wanita itu berhasil mendaratkan bibirnya di bibir Arion, sebuah tangan menarik wanita itu menjauh dari Arion. Kesal, Katherine menoleh dan menatap tajam ke arah Flora. Dia berusaha melepaskan cengkraman tangan Flora. Tapi sayangnya cengkraman itu terlalu kuat.
“Lepaskan aku. Siapa kau berani menghentikanku? Apa kau tidak tahu siapa aku?” tanya Katherine dengan sombongnya.
Flora mendengus melihat sikap wanita itu. “Aku tidak peduli siapa kau. Tapi kau hendak mencium kekasihku. Tentu saja aku harus menghentikanmu. Apa kau ini wanita murahan yang menyodorkan bibirmu ke pria yang sudah memiliki kekasih?”
Mata Katherine melotot kesal mendengar sebutan ‘wanita murahan’ ditujukan padanya. Dia hendak menampar Flora dengan tangannya yang lain. Namun Flora menahannya dan mencengkram tangan wanita itu dengan keras membuat Katherine merintih kesakitan.
“Dengar wanita tidak tahu diri. Seharusnya kau tidak menjatuhkan harga dirimu untuk seorang pria. Karena ketika kau melakukannya, pria justru menganggapmu seperti serangga pengganggu. Jadi sebaiknya kau keluar dan merenungkan kesalahan apa yang telah kau lakukan. Sekali lagi aku melihatmu berusaha mencium Arion, kupastikan aku tidak akan menahan diri lagi.”
Flora mendorong wanita itu hingga Katherine terhuyung ke belakang beberapa langkah. Dia menatap Flora dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ucapan Flora layaknya pecahan kaca yang menancap hatinya. Segera wanita itu berbalik lalu berlari keluar ruangan dengan menangis.
“Apa kau tidak terlalu keras padanya?” tanya Arion merasa kasihan pada Katherine.
Flora menoleh dan memicingkan matanya. “Jadi kau lebih memilih bersikap lembek padanya dan membuat dia kembali mengejarmu? Bagiku tidak masalah. Aku akan memanggilnya kembali agar kau bisa menenangkannya.”
Arion menahan tangan Flora yang hendak pergi. Sehingga tubuh wanita itu tertarik hingga menabrak dada Arion. Flora mendongak dan mendapati wajah Arion yang begitu dekat. Tatapan Flora tertuju pada sepasang iris hijau yang menampilkan binar nakal. Sialnya wanita itu justru terpesona pada mata Arion. Tiba-tiba saja dia merasakan dadanya berdebar karena kedekatan mereka. Dia pun tahu alasannya mengapa Arion begitu populer di kalangan wanita saat mereka sekolah dulu.
Tangan Arion terulur menyentuh pipi Flora. “Aku baru menyadari kau memiliki mata hijau yang lembut sekaligus menampilkan sisi yang kuat. Tampak begitu indah.”
Flora melihat Arion menundukkan kepalanya. Dia tahu apa yang hendak pria itu lakukan. Segera dia mencubit tangan Arion yang memegang tangannya. Seketika pria itu meringis sakit sebelum akhirnya melangkah mundur. Arion menatap bekas kemerahan di tangannya.
“Yang benar saja, Flora.” Arion menunjukkan bekas kemerahan itu kepada wanita itu.
“Sebagai pengingat untukmu agar tidak mencoba untuk menciumku atau bahkan menyentuhku.” Ancam Flora.
Alih-alih kesal, Arion justru menyunggingkan senyuman lebarnya. “Sayangnya semakin kau menolakku, semakin aku menginginkanmu.”
“Sayangnya semakin kau menginginkanmu, semakin ingin aku menendang wajahmu.” Flora membalikkan kata pria itu. Dia benar-benar kesal menghadapi tingkah playboy Arion.
Seketika Arion tertawa. Adu mulut dengan Flora sangatlah menyenangkan. Kesal, Flora segera berbalik meninggalkan ruangan Arion. Lalu tawanya terhenti saat melihat gaun yang dikenakan oleh Flora. Dia ingat betul gaun itu yang dikenakan wanita itu ketika pesta reuni sekolah beberapa hari yang lalu.
“Apakah dia hanya memiliki satu gaun itu?” gumam Arion. Kemudian bibir pria itu menyunggingkan senyuman ketika sebuah rencana muncul dalam otaknya.
* * * * *
Elpízo aftí i géfsi na synechisteí gia pánta~ Berharap rasa ini terus selamanya ~* * * * *Malam harinya, Flora mendapatkan pesan dari Xander jika pria itu mengatakan jika dia akan mengajak wanita itu ke pesta yang akan diadakan di perusahaannya. Xander juga mengatakan jika dia sudah menyuruh seseorang untuk meletakkan kotak untuk Flora di kamar.Ketika membuka kotak pemberian Xander, Flora dibuat takjub oleh isinya. Off shoulder dress panjang berwarna rose gold yang sangat cantik. Tidak hanya gaun cantik yang berada di dalam kotak. Ada juga sepatu hak tinggi dengan warna yang sama serta tas tangan putih dengan garis-garis keemasan yang sangat cocok dengan gaun itu. Flora yakin semua bar
“Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.”* * * * *Flora berusaha keras menahan dirinya agar tidak terpesona pada Xander. Pasalnya hal itu sulit dilakukan ketika Xander berdiri di Podium membicarakan tentang perkembangan Tyronne Group. Xander terlihat begitu menawan saat sedang berpidato. Pantas saja semua wanita meleleh melihatnya.Flora menggelengkan kepalanya. Dia merutuki dirinya sendiri agar tidak jatuh dalam pesona si ular Xander. Dia membenarkan ucapan Arion. Jika Xander itu si ular bermulut manis. Dia pandai sekali berkata-kata. Bahkan sekarang pria itu sedang memuji karyawan Tyronne Group yang sudah berusaha keras memajukan Tyronne Group
“Jadilah diri kamu sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri kamu sendiri?” ~ Frank J Giblin ~ * * * * * Arion sedang bekerja di kamarnya. Pria itu tampak begitu serius ketika sedang bekerja. Berbeda sekali ketika dia sudah berada di hadapan wanita. Penyakit playboy-nya pasti akan kambuh. Pria itu mengamati desain kapal pesiar terbaru yang akan dibuat oleh Tyronne Seaways. Dia meneliti desain itu hingga begitu detail. Memberikan catatan-catatan agar diperbaiki. Pasalnya Tyronne Seaways tidak asal membuat armada yang mereka keluarkan. Sebab kualitas dari armada itulah yang mampu membawa nama salah satu cabang perusahaan Tyronne Group menjadi besar. Setelah selesai, Arion pun m
Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Entah itu baik atau buruk. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Karena masa lalu itu tersimpan rapat di dalam kotak. * * * * * “Tidak.” Ucap Flora dengan ekspresi yang lelah. Bagaimana dia tidak lelah ketika Arion sudah mengajaknya berjalan selama lebih dari satu jam memasuki toko demi toko. Flora layaknya patung yang hanya berdiri di hadapan pria itu sementara Arion menempelkan pakaian, sepatu serta tas yang cocok untuknya. Flora memandangi tas belanjaan yang ada di atas meja, Bahkan Flora
Seharusnya kau memperjuangkan perasaanmu, Xander. Kebahagiaan itu tidak akan datang dengan sendirinya. Kita harus berlari untuk meraihnya. Jika tidak kau tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan itu. ~ Flora Comino ~ * * * * * Flora sedang duduk di salah satu kursi yang berada di dalam restoran Varoulko, salah satu restoran mewah di Yunani. Kali ini Flora sedang membantu Xander untuk menemani pria itu makan malam dengan rekan bisnisnya. Sebelumnya Xander menjelaskan jika pria yang menjadi rekan bisnisnya ini berusaha menjodohkan putrinya dengan dirinya. Karena itu Xander merasa risih dengan sikap terselubung pria itu. Sehingga jika rekan bisnisnya ini melihat kemesraan antara dirinya dan Flora, Xander berharap dia bisa berhenti melakukan hal itu.
Nulla tenaci invia est via.~ Bagi orang yang mau terus berjuang, tidak ada jalan yang tidak bisa dilewati. ~* * * * *Flora keluar dari kamar. Baru saja mau tidur dia sudah merasa haus. Karena itu dia ingin pergi ke dapur untuk melepas dahaganya. Setelah turun ke lantai satu, Flora berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti saat melihat Arion berada di dapur. Pria itu baru saja meletakkan gelas yang diminumnya. Tatapan Arion masih sama seperti saat mereka kembali dari tempat perbelanjaan.“Arion.” Panggil Flora.Pria itu hanya bergumam lalu berjalan m
Watak seseorang layaknya sebuah batu yang keras. Hanya Tuhan yang mampu membelah hati sekeras batu itu.* * * * *Flora dan Xander sudah menghabiskan setengah sandwich mereka ketika Arion sampai di meja makan dengan penampilan yang sudah rapi. Setelan coklat mahogany-nya tampak begitu cocok dikenakan oleh pria itu."Nyaris saja. Satu menit lagi, sandwich-mu akan kumakan." Ucap Flora terkekeh."Oh, God. Aku sudah kesal sama Xander yang selalu
"When love feels like magic, you call it destiny. When destiny has a sense of humor, you call it serendipity".Ketika cinta terasa seperti sihir, kamu menyebutnya takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kamu menyebutnya kejutan yang menyenangkan* * * * *Flora melangkah memasuki rumah saat hari sudah gelap. Bertemu dengan Mareva membuat Flora lupa dengan waktu. Mereka terlalu asyik membicarakan banyak hal. Flora yang hendak berjalan menuju tangga terhenti ketika mendengar suara pintu kulkas yang tertutup. Dia menoleh dan mendapati Arion menatapnya. Pria itu meletakkan gelas yang hampir kosong di tangannya. Kemudian dia berjalan menghampiri FLora.“Dari mana?” tanya Arion.&
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha
Luka di kulit mudah disembuhkan. Tapi luka di hati sulit dihilangkan. * * * * * Sebuah tangan menghentikan gerakan tangan Anna. “Kau membukanya lagi, aku pasti akan mematahkan tanganmu.” Semua orang pun menoleh saat mendengar suara yang begitu dingin. Mereka semua terkejut saat melihat Arion berdiri dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah Anna. Seketika tubuh Anna gemetar karena ketakutan. Tatapan Arion begitu mengerikan. Seperti seorang pembunuh berdarah dingin. Segera Anna melepaskan kancing terakhir blouse Keira yang hendak dilepaskannya. Arion melepaskan jasnya. Saat hendak menutupi tubuh Keira yang terbuka, Arion melayangkan tatapan tajam ke arah Dimitra dan Eleni sehingga kedua wa
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya