Elpízo aftí i géfsi na synechisteí gia pánta
~ Berharap rasa ini terus selamanya ~
* * * * *
Malam harinya, Flora mendapatkan pesan dari Xander jika pria itu mengatakan jika dia akan mengajak wanita itu ke pesta yang akan diadakan di perusahaannya. Xander juga mengatakan jika dia sudah menyuruh seseorang untuk meletakkan kotak untuk Flora di kamar.
Ketika membuka kotak pemberian Xander, Flora dibuat takjub oleh isinya. Off shoulder dress panjang berwarna rose gold yang sangat cantik. Tidak hanya gaun cantik yang berada di dalam kotak. Ada juga sepatu hak tinggi dengan warna yang sama serta tas tangan putih dengan garis-garis keemasan yang sangat cocok dengan gaun itu. Flora yakin semua barang itu sangatlah mahal. Bahkan gajinya selama setahun tidak bisa membeli semuanya itu.
Segera Flora bersiap-siap. Tinggal satu jam lagi sampai Xander menjemputnya. Setelah merias wajahnya serta mengenakan gaun itu, Flora memandang pantulan dirinya di cermin. Bibirnya menyunggingkan ketika melihat gaun yang membentuk tubuhnya yang sempurna tampak sangat menakjubkan. Dengan rambut digelung ke belakang semakin mengekspos kulit coklat Flora yang eksotis.
Setelah puas melihat penampilannya, akhirnya Flora berjalan keluar dari kamarnya. Dia melangkah menuruni tangga membuat kedua pria yang duduk di sofa menoleh. Melihat kecantikan Flora membuat Xander dan Arion seketika berdiri. Mereka terpesona melihat penampilan Flora yang tampak menakjubkan. Langkah kaki Flora berhenti di dekat sofa. Dia melihat Xander dan Arion yang masih melongo menatapnya.
“Perhatikan air liur kalian membasahi lantai.” Flora terkekeh geli melihat tingkah kedua pria itu.
Segera Xander dan Arion tersadar dari rasa takjub mereka. Xander berdeham sebelum akhirnya menghampiri Flora.
“Sepertinya penampilanmu kurang satu sentuhan.” Ucap pria itu.
“Satu sentuhan? Apa itu?”
Xander mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Dengan kedua tangannya, pria itu melebarkan sebuah kalung dengan mata berlian kecil-kecil berbentuk daun yang menghiasi rantai emas putih. Ditambah mutiara yang menggantung di tengah kalun. Tampak begitu cantik. Mata Flora berkedip tak percaya. Terutama ketika Xander melangkah maju dan mengenakan kalung itu di lehernya. Dengan posisi wajah pria itu yang begitu dekat, Flora bisa melihat mata hazel Xander dengan begitu jelas. Saat itulah dada Flora bergemuruh. Dia merasakan hal yang sama ketika dia dekat dengan Arion.
Bagaimana bisa aku berdebar untuk dua pria sekaligus? Gumam Flora dalam hati.
Setelah memasangkan kalung itu, Xander mundur selangkah untuk melihat pemandangan kalung itu menghiasi kulit Flora yang cantik. Bibirnya menyunggingkan senyuman puas.
“Sangat cantik.” Puji Xander.
“Benar. Sangat cantik. Bahkan mungkin mengagumkan.” Kali ini giliran Arion yang memuji. “Aku jadi ingin menciummu.”
Arion menghampiri Flora dengan bibir manyun layaknya mulut bebek. Namun sebelum Arion mendekati Flora, Xander menggunakan jari telunjuknya untuk mendorong dahi sahabatnya sehingga pria itu melangkah mundur.
“Tidak, Arion. Malam ini Flora adalah milikku. Sampai jumpa nanti.” Xander segera menggenggam tangan Flora dan menariknya pergi. Meninggalkan Arion yang mendengus kesal.
* * * * *
Flora terpana melihat pesta perusahaan Tyronne Group yang dipimpin oleh Xander diadakan di ballroom hotel Four Seasons Astir Palace. Hotel termewah yang ada di Athena, Yunani. Ruangan yang dikelilingi pilar putih berukir yang cantik. Serta dinding kaca yang akan menampilkan keindahan pemandangan teluk Saronic Sayangnya di malam hari para pengunjung tidak bisa menikmati pemandangan itu.
Karena Midas Interior bukanlah perusahaan yang besaran seperti Tyronne Group, sehingga Flora belum pernah menghadiri pesta perusahaan. Dengan memeluk lengan Xander, membuat mereka menjadi pusat perhatian. Flora sebenarnya tidak nyaman dengan hal itu. Dia tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Tapi demi pekerjaan, dia mau tidak mau harus melakukannya.
Beberapa kali Flora bisa melihat para wanita akan menilai Flora dari atas hingga ke bawah. Lalu pada akhirnya mereka akan tertunduk lesu karena patah hati. Lalu Flora menoleh ke arah Xander yang sama sekali tidak peduli dengan reaksi para wanita itu. Lalu dia berpikir apa yang membuat Xander tidak ingin didekati para wanita? Apa dia memiliki trauma masa lalu? Atau dia memiliki kelainan?
“Xander, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Flora setelah mereka mengambil minuman.
“Tentu saja.”
“Apakah kau gay?”
Seketika mata Xander melotot mendengar pertanyaan wanita itu. Detik berikutnya tawa pria itu pun pecah. Semua orang yang berada di sekitar mereka terpana melihat pria itu tertawa. Pasalnya pria itu tidak pernah tertawa. Bahkana Xander selalu terlihat sangat serius. Tapi kali ini pria itu tampak jauh berbeda. Dia tertawa begitu lepas hanya karena mendengar pertanyaan Flora.
“Mengapa kau berpikir aku gay?” tanya Xander balik.
“Karena kau tidak mau para wanita mendekatimu. Jika kau tidak memiliki trauma di masa lalu, kau pasti menyukai sesama jenis. Atau jangan-jangan kau menyukai Arion?”
Lagi-lagi Xander kembali tertawa karena tebakan asal yang dilontarkan oleh Flora. Kemudian pria itu menggelengkan kepalanya.
“Mana mungkin. Aku dan Arion hanya bersahabat. Lagipula aku tidak gay. Aku menyukai wanita. Apa kau mau aku membuktikannya?”
Flora menatap Xander penasaran. “Bagaimana caranya?”
Tiba-tiba saja Xander menunduk dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Flora. Bibir pria itu mendarat di bibir Flora. Melumat bibir wanita itu dengans angat lembut hingga membuat tubuh Flora gemetar. Saat akal sehatnya tersadar dari rasa terkejutnya, wanita itu langsung mendorong Xander sehingga ciuman pria itu terlepas. Mata wanita itu melotot tajam pada Xander.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Flora kesal.
“Membuktikan jika aku tidak gay.” Jawab Xander tanpa rasa bersalah.
“Mengapa kau harus menciumku untuk membuktikan kau tidak gay?”
“Karena kau kekasihku.”
Mulut Flora terbuka tak percaya mendengar jawaban Flora. “Aku tidak menyangka kau jauh lebih berbahaya dari Arion. Kupikir Arion memang benar. Kau adalah ular yang licik. Mematukku dengan tiba-tiba.”
Xander terkekeh mendengar omelan Flora. Lalu pria itu menyentuh pipi Flora dan mengelusnya lembut.
“Apakah Arion pernah menciummu?”
Flora menggelengkan kepalanya. “Kau tahu sendiri bukan jika Arion berani menciumku, aku pasti akan menendang selangkangannya. Ancaman itu juga berlaku untukmu, Xander.”
“Mungkin aku bisa menahannya.”
“Apa?” kaget Flora mendengar ucapan Xander.
“Karena sepertinya aku suka menciummu.”
Mata Flora langsung melotot mendengar ucapan Xander. Sedangkan pria itu hanya tersenyum melihat reaksi wanita itu.
“Jadi kau menantangku, Mr. Devetzi?”
“Aku sangat suka tantangan.” Pria itu menyunggingkan senyuman. Bukan senyuman biasa. Tapi senyuman lembut yang kembali membuat dada Flora berdetak tidak karuan.
Saat itulah Flora menyadari berada di dekat Xander dan Arion sangatlah berbahaya untuk hatinya. Pasalanya kedua pria itu membuat hatinya sangat kacau. Flora yakin pekerjaannya ke depan akan jauh lebih sulit dari perkiraannya. Terutama dia harus menjaga hatinya dari malaikat dan iblis di sekitarnya.
* * * * *
“Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.”* * * * *Flora berusaha keras menahan dirinya agar tidak terpesona pada Xander. Pasalnya hal itu sulit dilakukan ketika Xander berdiri di Podium membicarakan tentang perkembangan Tyronne Group. Xander terlihat begitu menawan saat sedang berpidato. Pantas saja semua wanita meleleh melihatnya.Flora menggelengkan kepalanya. Dia merutuki dirinya sendiri agar tidak jatuh dalam pesona si ular Xander. Dia membenarkan ucapan Arion. Jika Xander itu si ular bermulut manis. Dia pandai sekali berkata-kata. Bahkan sekarang pria itu sedang memuji karyawan Tyronne Group yang sudah berusaha keras memajukan Tyronne Group
“Jadilah diri kamu sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri kamu sendiri?” ~ Frank J Giblin ~ * * * * * Arion sedang bekerja di kamarnya. Pria itu tampak begitu serius ketika sedang bekerja. Berbeda sekali ketika dia sudah berada di hadapan wanita. Penyakit playboy-nya pasti akan kambuh. Pria itu mengamati desain kapal pesiar terbaru yang akan dibuat oleh Tyronne Seaways. Dia meneliti desain itu hingga begitu detail. Memberikan catatan-catatan agar diperbaiki. Pasalnya Tyronne Seaways tidak asal membuat armada yang mereka keluarkan. Sebab kualitas dari armada itulah yang mampu membawa nama salah satu cabang perusahaan Tyronne Group menjadi besar. Setelah selesai, Arion pun m
Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Entah itu baik atau buruk. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Karena masa lalu itu tersimpan rapat di dalam kotak. * * * * * “Tidak.” Ucap Flora dengan ekspresi yang lelah. Bagaimana dia tidak lelah ketika Arion sudah mengajaknya berjalan selama lebih dari satu jam memasuki toko demi toko. Flora layaknya patung yang hanya berdiri di hadapan pria itu sementara Arion menempelkan pakaian, sepatu serta tas yang cocok untuknya. Flora memandangi tas belanjaan yang ada di atas meja, Bahkan Flora
Seharusnya kau memperjuangkan perasaanmu, Xander. Kebahagiaan itu tidak akan datang dengan sendirinya. Kita harus berlari untuk meraihnya. Jika tidak kau tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan itu. ~ Flora Comino ~ * * * * * Flora sedang duduk di salah satu kursi yang berada di dalam restoran Varoulko, salah satu restoran mewah di Yunani. Kali ini Flora sedang membantu Xander untuk menemani pria itu makan malam dengan rekan bisnisnya. Sebelumnya Xander menjelaskan jika pria yang menjadi rekan bisnisnya ini berusaha menjodohkan putrinya dengan dirinya. Karena itu Xander merasa risih dengan sikap terselubung pria itu. Sehingga jika rekan bisnisnya ini melihat kemesraan antara dirinya dan Flora, Xander berharap dia bisa berhenti melakukan hal itu.
Nulla tenaci invia est via.~ Bagi orang yang mau terus berjuang, tidak ada jalan yang tidak bisa dilewati. ~* * * * *Flora keluar dari kamar. Baru saja mau tidur dia sudah merasa haus. Karena itu dia ingin pergi ke dapur untuk melepas dahaganya. Setelah turun ke lantai satu, Flora berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti saat melihat Arion berada di dapur. Pria itu baru saja meletakkan gelas yang diminumnya. Tatapan Arion masih sama seperti saat mereka kembali dari tempat perbelanjaan.“Arion.” Panggil Flora.Pria itu hanya bergumam lalu berjalan m
Watak seseorang layaknya sebuah batu yang keras. Hanya Tuhan yang mampu membelah hati sekeras batu itu.* * * * *Flora dan Xander sudah menghabiskan setengah sandwich mereka ketika Arion sampai di meja makan dengan penampilan yang sudah rapi. Setelan coklat mahogany-nya tampak begitu cocok dikenakan oleh pria itu."Nyaris saja. Satu menit lagi, sandwich-mu akan kumakan." Ucap Flora terkekeh."Oh, God. Aku sudah kesal sama Xander yang selalu
"When love feels like magic, you call it destiny. When destiny has a sense of humor, you call it serendipity".Ketika cinta terasa seperti sihir, kamu menyebutnya takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kamu menyebutnya kejutan yang menyenangkan* * * * *Flora melangkah memasuki rumah saat hari sudah gelap. Bertemu dengan Mareva membuat Flora lupa dengan waktu. Mereka terlalu asyik membicarakan banyak hal. Flora yang hendak berjalan menuju tangga terhenti ketika mendengar suara pintu kulkas yang tertutup. Dia menoleh dan mendapati Arion menatapnya. Pria itu meletakkan gelas yang hampir kosong di tangannya. Kemudian dia berjalan menghampiri FLora.“Dari mana?” tanya Arion.&
Meskipun orang yang kita sayangi sudah tiada,Tapi kenangan akan mereka akan selalu melekat dalam hati.* * * * *Pagi harinya, Flora mondar-mandir di dalam kamarnya. Setelah mengingat kejadian semalam, wanita itu tidak mampu menghadapi Arion. Apalagi harus pergi berdua dengan pria itu. Flora tidak yakin dia mampu melakukannya. Dia harus mencari alasan yang tepat agar dia tidak jadi pergi bersama dengan Arion.“Mungkin aku harus berpura-pura sakit.” Gumam Flora.Iris wanita itu langsung melebar. “Itu adalah ide yang bagus. Aku akan mengatakan pada Arion jika kepalaku sakit sekali. Dengan begitu pria itu tidak jadi mengajakku pergi.”
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha
Luka di kulit mudah disembuhkan. Tapi luka di hati sulit dihilangkan. * * * * * Sebuah tangan menghentikan gerakan tangan Anna. “Kau membukanya lagi, aku pasti akan mematahkan tanganmu.” Semua orang pun menoleh saat mendengar suara yang begitu dingin. Mereka semua terkejut saat melihat Arion berdiri dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah Anna. Seketika tubuh Anna gemetar karena ketakutan. Tatapan Arion begitu mengerikan. Seperti seorang pembunuh berdarah dingin. Segera Anna melepaskan kancing terakhir blouse Keira yang hendak dilepaskannya. Arion melepaskan jasnya. Saat hendak menutupi tubuh Keira yang terbuka, Arion melayangkan tatapan tajam ke arah Dimitra dan Eleni sehingga kedua wa
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya