Beranda / Romansa / Wanita Rahasia CEO / EDISI SPESIAL FINAL

Share

EDISI SPESIAL FINAL

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Merahasiakan … dari semua orang?” tanya Via dengan suara berbisik, tepat di depan bibir Sean yang baru saja menciumnya.

Pantulan cahaya dari gedung di sekitar membuat bibir keduanya tampak berkilau karena basah.

“Hmm .. mmm …,” gumam pria itu yang diikuti geraman ketika melarikan pucuk hidungnya tepat ke belakang leher Via, sehingga tubuh wanita itu bergetar.

Mata Via kembali terpejam saat Sean meninggalkan jejak-jejak kecupan demi kecupan yang dilakukan secara perlahan di sekitar kulit leher yang sensitive.

“Sean,” panggil Via yang tidak mengerti apa yang tubuhnya inginkan.

“Yes, Baby,” balas Sean sembari menarik pinggang Via hingga badan bagian bawah mereka berdua menempel dekat.

Via terlonjak kaget ketika merasakan sesuatu mendesak di sekitar kewanitaan, membuat Sean tertawa pelan dan sengaja mencium bibir wanita itu untuk menghilangkan protes.

Awalnya Sean hanya menggo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Diana Wong Athar
lanjut thorrrr
goodnovel comment avatar
Reifan A
gitu doang thor, kurang đŸ€Ł
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Rahasia CEO   SNEAK PEAK BABY CARO

    Via baru saja memenuhi bak mandi dengan air hangat dan memasukan bomb bath ke dalamnya saat tiba-tiba dia mendengar suara pintu kamar mandi yang ditutup. Kepala Via menoleh seketika dan dengan mulut membulat berbentuk huruf O, tatapannya pun bertanya pada Sean yang juga ikut masuk ke dalam.“Apa yang kau lakukan?” tanya Via sembari melirik ke celah pintu yang sedikit terbuka.“Mandi,” jawab Sean yang mulai membuka baju saat itu juga.“Bagaimana mungkin kau mandi disaat Caro sendirian di sana?” Via menarik handuk dari rak lalu memakainya dan kemudian berjalan melewati sang suami, namun lengan pria itu yang melingkar di pinggang, seketika menghentikan Via di tempat.“Aku sudah memberikan dia mainan, kau tidak perlu khawatir,” ucap Sean ringan, seolah mereka sedang membicarakan seekor anak kucing di luar sendirian bukannya bayi berusia sepuluh bulan.“Bagaimana bila dia menangis, Sean, tidak ada ya

  • Wanita Rahasia CEO   Via & Sean 1

    Udara dingin menusuk tulang membuat Via semakin merapatkan syal di sekitar leher. Langkahnya tampak terburu-buru saat melintasi jalanan kota New York yang sedikit berangin.Mungkin, hujan akan turun malam ini, membuat Via semakin mempercepat langkah. Dan baru saja dia hendak tiba di depan gedung Luna Star, saat tiba-tiba sebuah mobil melaju lambat di sisi jalan yang mengharuskannya berhenti.Tanpa sadar dia memutar bola mata begitu melihat siapa yang berada di balik kemudi.“Masuk ke dalam mobil, atau aku akan memukul bokongmu yang cantik itu begitu kita tiba di rumah,” ucap pria yang mencondongkan tubuh ke arah jendela dan menatap Via dengan tatapan tidak ingin dibantah.Bukannya mengikuti perkataan Sean yang pasti akan melakukan janjinya barusan, Via malah melanjut

  • Wanita Rahasia CEO   Via & Sean 2

    Baru satu jam Via berada di kamar dan berbaring di atas kasur saat tiba-tiba dia mendengar suara bell berbunyi nyaring, membuatnya menghela napas dan bergegas membuka pintu hanya untuk mendapati Sean berdiri di depan dengan Carolus dalam gendongan.“Mama!” panggil balita berwajah rupawan dengan mata bulat birunya yang besar.Melihat itu, hati Via pun mencelos karena untuk sesaat dia nyaris lupa dengan keberadaan puteranya yang ditinggalkan bersama pengasuh di rumah.Mata Via seketika mengarah ke pria yang menggendong putera mereka dengan tatapan seperti tanpa dosa.“Dia bilang ... rindu pada Ibunya,” kata Sean sembari mengayunkan sedikit tubuh ke kanan-kiri yang membuat kepala Carolus rebah di dada sang ayah, dan matanya pun tampak berat hendak menutup.

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 1 I Mr. Bossy and Ms. Keras Kepala

    Hilda melangkah keluar dari mansion milik pria tampan berwajah datar, yaitu Danny Johanson. Gadis itu tidak henti-hentinya mengulas senyum lebar dengan wajah berseri-seri. Dia bahkan menyapa dua pria yang berjaga di depan pintu seolah mereka sudah saling mengenal.Dengan langkah sedikit menari-nari, wanita itu pun mendekati kedua pria tersebut dan berhenti tepat di depan salah satu dari keduanya.“Kuharap kalian bekerja keras dan membuat si pria berwajah batu di sana menjadi senang sehingga dia membagi-bagikan uangnya sebagai bonus,” ucap wanita itu sembari merapikan dasi salah satu penjaga pintu, membuat mata pria tersebut membelalak tidak percaya, karena ada seorang gadis asing yang dengan berani menyentuh tanpa permisi.Si pria berwajah batu yang dimaksud muncul di ambang pintu dengan wajah datar dan bibir tipis membentuk satu garis lurus.“Aku tidak tahu kalau dia sangat baik dalam berbisnis,” kata wanita itu yang tentu saja ti

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 2 I Tuan Mesum

    Baru saja Hilda tiba di kamar penginapan, saat dia merasakan beberapa letak benda di sana ada yang berubah.Dengan sangat hati-hati wanita itu melangkah ke dalam sembari mengedarkan pandangan ke segala arah. Dan seketika matanya tertuju pada beberapa tempat. Termasuk jam dinding yang seingatnya tadi tidak ada, serta televisi yang bentuknya sudah berubah.Padahal tadi, benda itu jauh lebih kecil beberapa inci.Menyadari bahwa Danny bisa saja melakukan semua ini, kedua tangan wanita itu pun mengepal di sisi tubuh. Suara geraman kekesalannya menggema di dalam ruangan.“Aku tidak percaya dia sampai melakukan semua ini!” umpat wanita itu sembari melempar tas ke atas ranjang.Dia segera melintasi ruangan dan memperhatikan sekitar lebih teliti. Mencari-cari benda asing lain yang ditanam pria itu dalam kamar penginapan.Untungnya tidak ada benda berharga atau mencurigakan yang dia simpan di sana, sehingga Hilda sedikit lega.&ldqu

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 3 I Kedatangan Danny Yang Tiba-Tiba Di Tengah Insiden Laba-Laba

    Suara ketukan di depan pintu kamar membuat Hilda mengalihkan tatapan ke sana.“Miss Wallice?” panggil suara feminim dari luar yang seketika membuat Hilda menjadi lega. “Kami mendapat laporan bahwa kau sedang berada dalam masalah,” lanjut suara itu, mengatakan alasan kedatangan mereka.Merasa seolah Tuhan menyelematkannya dari laba-laba yang mencoba mengajak berteman dengan berdiam di atas lantai kamar, Hilda pun merapalkan pujian.“Aku tahu kau memang pencipta yang menyayangi setiap hambanya, Tuhan,” ucap wanita itu sembari berjalan dengan menempelkan diri ke dinding. Berharap Buddy si laba-laba tidak mengejar ke tempat Hilda saat ini.“Hey, Bud,” katanya pada laba-laba yang mengangkat satu kaki ke udara sedang kepala menoleh kanan-kiri seakan-akan mengawasi gerak-geriknya dan juga mengajak High Five, membuat Hilda menelan saliva dan terus berjalan pelan hingga kedua kaki menuruni ranjang. “Aku tidak i

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 4 I Dadanya Adalah Alat Pengalih Perhatian

    Mata Hilda mengerjap-ngerjap dengan fokus ke arah pria di hadapan.Rasanya dia ingin memukul pria itu atau mencubit pipi bekas cukuran tadi pagi, karena jelas sekali otot wajah maskulinnya berkedut, seolah menahan tawa.Dan begitu satu alis pria itu naik sedikit mendekati dahi, Hilda pun berdehem sembari mengangkat wajah ke udara.“Kalau begitu aku ingin pindah kamar,” ucapnya, tanpa sekali pun mengalihkan tatapan dari pria di hadapan.“Mmm … maaf kan kami, tapi sepertinya anda tidak bisaꟷ”Belum sempat pria pelayan menyelesaikan ucapan, saat tiba-tiba Hilda menggeram di antara kedua telapak tangan yang berada di depan wajah, dan seketika menjeda penjelasan pria di sebelah.Wanita pelayan yang masih ada di sana melihat kesempatan untuk memisahkan diri, dan pada akhirnya dia pun berpamitan karena masih ada tugas menunggu di bagian resepsionis, walau Hilda tau itu bukan alasan sebenarnya.Salahkan sa

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 5 I Tidak Hanya Cerewet, Dia Juga Tidak Punya Malu

    “Aku tidak memakai sepatu,” kata Hilda tiba-tiba yang seketika membuat langkah Danny terhenti.Pria itu memutar tubuh ke arahnya, dan dengan tatapan datar dia tampak seakan hendak melobangi wajah wanita di sebelah.Mata pria itu beralih ke kaki telanjang Hilda yang jenjang.“Kau tidak perlu menggunakan itu,” ujarnya dengan nada monoton yang membuat Hilda menjadi gemas.“Aku tidak mau melintasi parkiran tanpa sepatu!” protes wanita itu yang ditanggapi dengan kedikan bahu. “Bagaimana bila aku tidak sengaja menginjak ubin bekas ludah seseorang? Dan tidak menutup kemungkinan ada orang mabuk yang muntah sembarangan di parkiran, lalu—”Seketika Hilda menjerit saat Danny mengangkat

Bab terbaru

  • Wanita Rahasia CEO   SELESAI - Mrs. Hilda Johanson

    Hilda menyerahkan aksesoris bros yang dirinya pinjam dari Slaine saat acara lingerie mereka kemarin. Pipinya merona kemerahan saat mengingat yang terjadi di meja makan bersama Danny waktu itu. Karena benda mungil inilah Danny mendapatinya dalam posisi menungging di bawah meja. Untungnya Slaine tidak menyadari perubahan ekspresi wajahnya tersebut. Bayangan kejadian lalu masih melekat erat dalam ingatan, terutama saat pria itu melakukan sesuatu yang taboo di sana, membuat Hilda semakin kesulitan menyembunyikan rona di pipi. Wajahnya terasa panas, hingga tanpa sadar tangannya mengipasi diri. “Apa kau kepanasan?” tanya Slaine dengan dahi bertaut heran. Gadis itu menatap sekitar, pada langit cerah yang terasa sejuk di jam sepagi ini. Keduanya sengaja memilih mengungsi ke taman setelah kedatangan rombongan pria-pria Red Cage. Dan tentu saja Slaine melakukan itu setelah melihat si pria menyebalkan ─ Knight Miller ─ ada di antara mereka. “Ah 
 ya, sedikit,” jawab Hilda berbohong. “Apa kau

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 50 I Rencana

    Tepat pukul delapan pagi itu, berita pertunangan Hilda dan Danny terdengar hingga ke seluruh Denver. Hal itu tentu saja mengundang banyak rasa penasaran dari sekitar, termasuk para petinggi di organisasi Red Cage yang saat itu berkumpul di meja makan kediaman Danny sendiri.Si tuan rumah yang baru saja keluar dari kamar pribadinya hanya bisa menatap tajam pada beberapa kepala yang telah memenuhi sekitar meja makan.“Ah 
 lihatlah, aku sudah bilang dia akan melamarnya kurang dari tiga bulan,” ucap Jaxon Bradwood yang tengah mengeluarkan setumpuk uang dari saku celana dan diikuti oleh yang lain.Sementara itu, Gavin yang berwajah masam hanya bisa menggerutu sembari melemparkan tatapan kesal pada Danny yang rambutnya mencuat kesegala arah.Semua orang dapat melihat apa yang terjadi dengan rambut-rambut itu sebelumnya.“Aku tidak mengerti, mengapa kau selalu keluar menjadi pemenang setiap kali kita taruhan. Apa kau cenayang?” dengus Connor yang baru saja kehilangan nol koma nol nol nol no

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 49 I Jawaban

    “A-apa yang kau lakukan?” bisik Hilda terbata. Tangan feminim yang berada di depan bibirnya tampak bergetar, menutupi keterkejutan. “
Danny?”“Mmm 
 aku tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk melakukan ini. Tetapi, aku tidak tahu bagaimana harus melakukannya dengan cara yang benar,” jelas Danny dengan jantung sedikit berdebar hingga dia dapat merasakan organ penting itu hendak lepas dari sarang.Berkali-kali dia menarik napas sembari menunggu dengan keringat dingin mengalir di punggung.Gugup. Itu adalah kata yang tepat saat ini. Dan selama hidupnya, dia tidak mengenal perasaan tersebut.Dengan tatapan masih tidak percaya, Hilda mengedipkan mata berkali-kali. Dia bahkan menatap wajah Danny dan kotak itu secara bergantian.“Kita bisa membuat kesepakatan jika kau menerima lamaranku,” tambah Danny yang tampak kesulitan mengutarakan tawaran.Dia menarik napas panjang sekali lagi, mengusir sesuatu yang mulai menggelayuti, sebelum akhirnya memantapkan diri dan mulai melanjutkan.“Aku ak

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 48 I Kejutan

    Cukup puas Danny memandangi wajah lembut dari wanita yang berbaring di sampingnya. Kini, perhatian Danny pun beralih pada jam di atas nakas. Berkali-kali dia menarik napas dan menghelanya perlahan, hingga akhirnya Danny pun memutuskan untuk menarik selimut yang membungkus tubuh terlelap Hilda.Sebelum beranjak dari kasur, dia sengaja mengecup permukaan dahi wanita itu untuk sekian detik lamanya. Akan tetapi, perhatiannya terfokus pada ceceran baju mereka di atas lantai. Dan saat itulah dia memandangi celana yang tadi dipakai.Sembari menarik napas panjang, Danny bangkit dari ranjang dan berlutut di depan celana tersebut.Sekelebat emosi tampak berkejaran di balik matanya yang jernih. Namun, tubuhnya menegang begitu dia mendengar panggilan feminim dari balik punggung.“Apa yang kau lakukan di sana?”Suara Hilda terdengar serak dan sedikit berat. Mata gadis itu tampak sayu, seakan baru saja terpuaskan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Hal itu mengundang senyuman kecil di sudut bibir Da

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 47 I Petaka Lingerie

    “Apa yang kau lakukan di tempat ini, hmm?” bisik Danny, tepat di telinga Hilda yang memerah.“Ka-kapan kau datang? Bukankah kau seharusnya kembali tengah malam nanti?”Wanita itu tampak berusaha menutupi tubuhnya yang hanya dibalut oleh kain tipis. Dan jemari lentik gadis itu seketika menarik perhatian Danny, hingga tanpa sadar lengan kekar pria itu mencoba menghentikan apa yang hendak Hilda lakukan.Dengan dengusan pelan, Danny seakan sengaja mengabaikan pertanyaan gadis itu.“Coba lihat ini.” Dari tatapannya yang teduh, jelas sekali bahwa dia tengah mengagumi pemandangan di hadapan. “Apa yang sebenarnya kau lakukan, Perle? Apa kau sengaja hendak menggoda semua orang selama aku tidak ada?”Siluet tubuh gadis itu seakan menggoda Danny untuk tidak menerkamnya saat itu juga.Akan tetapi, Hilda yang mendengar intonasi pria itu yang sedikit berbeda dari biasanya pun mencoba untuk menutupi tubuhnya kembali.“A-aku ingin kembali ke kamar,” ucap gadis itu gugup sembari berusaha melepaskan di

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 46 I Petaka Sebuah Lingerie

    Suara deru mesin mobil yang melewati gerbang membuat Xavier sedikit terheran. Pria itu bahkan menunggu di depan pintu dengan posisi istirahat di tempat, sedangkan kedua kaki terbuka sedikit lebar dan tangan berada di balik tubuh.“Sir,” sapanya begitu Danny turun dari mobil.Melihat ekpresi atasannya yang masam, Xavier memilih untuk bungkam sesaat. Namun, lirikan mata yang dia lemparkan pada Nakuru sudah cukup untuk memberikan signal bahwa dia sangat penasaran dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba.“Katakan pada yang lain, aku tidak ingin diganggu. Batasi akses untuk menemuiku,” ucap Danny sembari melewati bawahannya tersebut.Dia bahkan tidak lagi melihat sekitar, dan terus melangkah lurus melewati pintua. Akan tetapi langkahnya seketika terhenti begitu dia mendengar suara tawa beberapa wanita dari lantai dua.Dengan alis bertaut dan kening berkerut bingung, Danny pun tampak menahan diri untuk tidak berbalik badan. Seketika saja dia mengurut pelipis dan menarik napas cukup panjang,

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 45 I Cinta Pertama, Katanya

    Danny mendengus pelan begitu dia mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dawn.“Ternyata kau masih belum belajar dari pukulanku waktu itu,” sindir Danny, mengingat kejadian saat mereka masih di LA.Seketika itu juga mata Danny menangkap pergerakan lengan Dawn yang diam-diam mengepal di sisi tubuh.Sebelah alis Danny pun sedikit terangkat, dan dia melemparkan tatapan penuh makna pada Dawn yang tampak menahan diri untuk tidak menyerang.“Ah, aku tidak mengira kau merasa perlu untuk balas dendam.”Danny pun mendekatkan diri, hingga wajah mereka saling berhadapan. Hanya dengan satu kepalan tangan yang lurus, Dawn bisa saja memukul mundur Danny saat itu, tetapi tampaknya pria itu hanya diam menunggu.Melihat kebisuannya, Danny kembali menatap tajam dengan melemparkan isyarat menantang.Seketika saja udara di sekitar keduanya terasa cukup berat, membuat beberapa pria-pria yang tadinya terlibat percakapan di sekitar pun beralih fokus pada keduanya, yang saat itu berdiri tidak jauh dari meja

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 44 I Foster Care

    “Apa kau mau aku perkenalkan dengan teman-temanku?”Mendengar tawaran Slaine, Hilda tampak ragu. Selama ini dia tidak pernah dekat dengan kumpulan wanita manapun. Masa lalu membuatnya sedikit menarik diri dari pertemanan. Satu-satunya sahabat baginya hanyalah Gamal dan pria itu bahkan tidak bisa dikatakan sebagai seorang sahabat selayaknya pertemanan di antara para wanita pada umumnya.Bahkan, untuk curhat saja, Gamal tidak bisa diandalkan.“Apa kau yakin?” tanya Hilda, tampak penuh keraguan. “Aku bahkan masih sangat baru di kota ini. Dan 
 aku tidak tahu apakah akan berada di sini dalam waktu yang lama.”Seharusnya dia tanyakan saja pada Danny, apakah pria itu akan berpindah-pindah tempat.“Saudaraku tinggal di sini, jika kalian menikah, tentu saja kau juga akan tinggal di sini bersamanya.”Seketika saja Hilda tersedak ludahnya sendiri, membuat wanita itu terbatuk-batuk dengan malangnya.“Oh, apa yang terjadi? Apakah cuaca di luar sana membuatmu kedinginan?”Dengan sangat cepat, Slai

  • Wanita Rahasia CEO   Hilda & Danny 43 I Menjalin Pertemanan

    Sejak pagi stasiun televisi memberitakan cuaca buruk yang hendak melanda Denver, membuat Danny lebih waspada akan kemungkinan datangnya badai. Dia bahkan memerintahkan Xavier untuk menjaga kediamannya, termasuk dua wanita yang masih tertidur pulas di kamar masing-masing.“Aku akan berangkat ke Lancester, dan mungkin saja kembali malam nanti. Nakuru akan ikut bersamaku, dan tugasmu adalah menjaga Hilda. Aku yakin Slaine akan melakukan apa saja untuk membawa wanita itu keluar dari mansion,” perintahnya, sembari berjalan melewati pintu, lalu menuruni undakan tangga pada teras depan.Ketika kakinya menginjak perkiran, Danny pun menengadah pada langit yang mulai terlihat gelap. Arak-arakan awan seolah berkumpul menjadi gumpalan hitam di atas kepalanya. Entah mengapa, dia merasa sedikit khawatir begitu melihat cuaca pagi ini.Sementara itu, Nakuru yang sejak tadi berdiri saat menunggu di samping pintu kemudi pun ikut mendongak ke arah langit.“Yah, cuaca memang tidak bersahabat, Sir,” ucap

DMCA.com Protection Status