Masih beberapa Hari Lalu …
Pemberitaan tentang kisah cinta Sean Reviano dan kekasihnya, Viania Harper, tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Semua orang membicarakan hubungan mereka yang digambarkan begitu romantis melalui majalah The Morning Sun dan juga penyiaran di stasiun televisi DJ Vision.
Mereka yang tadinya menghujat Via di sosial media, berbalik menyerang Evelyn karena tersebarnya foto-foto vulgar wanita itu bersama pria berbeda di beberapa lokasi berbeda pula ketika masih menjalin pertunangan dengan Sean Reviano.
“Lihat, sepertinya saat Evelyn ke Ibiza untuk pemotretan, dia juga bertemu teman tidurnya,” kata Cece menunjukan foto blur Evelyn Madini yang berada di atas ranjang bersama pria asing.
Altha mendengus kesal karena bisa-bisanya wanita yang dia kagumi melakukan hal seperti itu di belakang mantan CEO mereka, walau pada akhirnya kebenaran hubungan Via dan Sean sudah menyebar di Hotel Luna Star, tetapi mere
Sean mengemas sedikit baju dan keperluan-nya ke dalam koper kecil, sedangkan Via hanya melihat kesibukan Sean yang mondar-mandir dalam ruangan. Pria itu juga memasukan beberapa berkas dan dokumen ke dalam tas bepergian.“Kenapa kau membawa baju? Bukankah kalian hanya akan ke New York?” tanya Via bingung.Tadi malam Sean mengatakan bahwa dia ingin mengurus sesuatu di New York, dan Via menganggap bahwa urusan itu adalah mengenai pekerjaan Sean di Hotel Luna Star. Apa lagi selama ini Sean sudah terlalu lama tidak terlihat melakukan aktivitas biasa seperti mengecek email, melakukan panggilan, atau pun sibuk dengan laptop dan gadget.Asumsi Via, Sean pasti sudah sibuk kembali dengan pekerjaannya.Pria itu menghentikan kegiatan berkemas dan mendekati Via yang terus melirik ke barang bawaan.“Aku akan singgah sebentar ke Summer Breeze untuk melihat keadaan Bibi Azura,” jawab Sean yang langsung mendapat senyuman dari Via.Hat
Via baru saja menyelesaikan sarapan pagi bersama Kalista yang ikut menamani di meja makan.‘Kau ingin jalan-jalan ke luar? Aku sangat bosan di sini.’Via membaca apa yang Kalista tulis. Dia pun mengangguk mengiyakan setelah menaruh piring kotor ke westafel. Keduanya mulai berjalan menuju lorong penghubung ruang tengah, tetapi langkah Via terhenti begitu dia mendengar suara Sean yang berasal dari televisi menyala di ruangan istirahat staff pekerja Villa.Mulut Via membuka hendak bertanya pada Kalista, apakah wanita itu dengar, tetapi mengingat Kalista yang tuli, mulut Via mengatup kembali.Dia menggamit tangan Kalista dan menarik wanita itu mengikuti langkahnya menuju sumber suara. Bahkan, Via tidak memedulikan pandangan bertanya Kalista yang mengikuti dari belakang.Di dalam ruangan hanya ada satu pekerja wanita yang tampak menonton televisi dengan serius. Wanita itu bahkan tidak menyadari kehadiran Via dan Kalista yang berdiri di amban
Setelah kegiatan jumpa pers usai, Xavier bersama para pengawal yang lain menuntun Sean keluar ruangan dengan keamanan yang ketat. Mereka berjalan di lorong menuju lift yang berbeda dengan awak media.Baru saja rombongan itu melewati dua ruangan saat tiba-tiba mereka melihat kehadiran Daren yang sejak tadi sengaja menunggu di dekat lift.“Bisakah aku meminta waktumu sebentar?” tanya Daren sebelum Sean benar-benar memasuki lift.Langkah Sean terhenti diikuti oleh pria-pria yang ada di belakang dan juga depan. Sesaat Sean menoleh dan menatap Daren dengan pandangan tidak minat.“Aku sibuk,” kata Sean, bermaksud melanjutkan perjalanan, tetapi dia urung begitu Daren mengeluarkan kaus kaki rajutan yang familiar.“Kau meninggalkan ini saat terakhir kali di kantor,” kata Daren sembari menunjukan benda itu ke udara.Tanpa mengatakan apa-apa, Sean menarik benda tersebut dan memperhatikan pattern rajutan tangan Via.
Mansion Keluarga Reviano dipenuh senyuman dari wajah-wajah bahagia para tamu undangan dan tuan rumah.Terlihat Houston Reviano dan istrinya, Hellena Reviano menyambut kedatangan para undangan di tengah-tengah Hall.Terdengar riuh rendah suara tawa dan dengungan cerita mengisi ruangan yang diiringi oleh tangga nada melodi mengalunkan nada indah pasangan-pasangan di lantai dansa, bagai musik latar menggambarkan kemeriahan suasana pesta.Perhelatan itu dihadiri oleh orang-orang terdekat dan mereka yang memiliki hubungan dengan Keluarga Reviano, sayangnya, tidak sedikit pun terlihat kehadiran Keluarga Madini, namun sepertinya tidak ada yang peduli dan mengabaikan.Fokus mereka hanya pada tuan rumah yang sedang berbahagia.Tampak Sean sedang berdiri di samping pengantin barunya yang tengah duduk di bangku dekat dengan Hall.Sean Reviano menggenggam tangan Viania Harper yang baru saja berganti nama menjadi Viania Reviano dengan penuh kehati-hatian
Halo ZeeZee ...Sesuai pengumuman Blezzia beberapa waktu lalu, maka Blezzia akan mengupload Ekstra Part dan ada beberapa hal yang akan Blezzia sampaikan:1. Banyak yang menginginkan Bab Ekstra yang menceritakan pertemuan Via dan Sean. Kabar gembira untuk kalian yang masih menginginkan kisah keduanya berlanjut, karena Blezzia akan menerbitkan EDISI SPESIAL untuk cerita pertemuan mereka. Yey!2. Blezzia juga akan menaruh kisah dari salah satu tokoh di cerita Wanita Rahasia CEO di sini. Kalian bisa Request tokoh mana di Kolom Komentar ya, tetapi untuk cerita Nicko dan Disya, maaf, tidak bisa. Mereka punya buku sendiri.Untuk Kedepan ada tiga Segmen di Novel ini:1. Ekstra Part2. EDISI SPESIAL pertemuan Via dan Sean3. Kisah Spin Off salah satu tokoh pilihan kalian.Jika ada permintaan, Kritik dan Saran atau lain hal, silahkan taruh di kolom komentar. Jangan sungkan untuk menyapa Blezzia ya <3Peluk Cium
Angin membawa bau wangi dari bunga-bunga yang mekar dari perbukitan kota kecil Blueberry hingga ke perumahan yang berjajar di atasnya. Tampak salah satu Mansion berukuran besar berdiri gagah di antara perumahan dekat perbukitan kota.Sebuah mobil berwarna hitam metalic terlihat memasuki halaman Mansion, dan begitu mobil berhenti, seorang pria berparas rupawan keluar dari sisi kemudi, lalu berjalan memutari mobil ke sisi yang lain.Dia membukakan pintu penumpang, kemudian mengulurkan tangan pada seorang wanita cantik berbaju merah maroon yang sedang hamil tua.“Apa kau lelah?” tanya Sean, membantu Via berdiri.“Aku ingin berbaring sebentar,” jawab Via sembari memegangi lengan Sean yang melingkar di sisi tubuh.“Sepertinya Ibu sudah menyiapkan kamar untuk kita,” ucap Sean yang menuntun Via masuk ke dalam.Baru saja mereka melangkah ke teras saat pintu besar di hadapan keduanya terbuka lebar, menunjukan sosok
Pagi itu Via terbangun dengan rasa yang tidak nyaman. Sejak tadi bayi dalam perutnya selalu menendang tanpa henti hingga membuat Via kesulitan tidur. Beberapa kali Via mengganti posisi, tetapi tetap saja dia tidak mendapat kenyamanan.Melihat Via yang gelisah dan berganti-ganti arah, Sean pun mengelus perut istrinya yang menjadi wahana bermain bagi bayi mereka.“Sepertinya dia tidak membiarkanku tidur,” ucap Via sembari ikut mengelus perut itu. “Semalaman dia seperti ini.”Sean melirik jam di atas meja yang menunjukan pukul enam pagi.Dia pun bangkit dari ranjang dan menawarkan pada Via untuk mengikutinya.Tangan Sean terulur ke depan, bermaksud membantu Via untuk bangkit dari kasur.“Bagaimana jika kita melakukan sesuatu? Biasanya bayi akan tertidur bila Ibu beraktifitas,” kata Sean yang menamatkan buku-buku tentang kehamilan.Via menerima uluran tersebut dan beranjak dari ranjang dengan hati-hati.
Hellena mengajak Via dan Sean untuk menghadiri salah satu acara event penggalangan dana perbaikan sekolah yang terkena badai di kota kecil Blueberry.Sebagai salah satu keluarga berpengaruh di sana, Hellena yang menjabat sebagai ketua komite sekolah ikut membantu jalannya acara yang diadakan di Hall Kota.“Apa kau yakin bisa menghadiri acara ini?” tanya Sean cemas setelah Via mengepas dress merah muda yang dia kenakan.Melihat raut kecemasan di wajah sang suami, Via pun menyentuh lengannya pelan.“Aku tidak sakit, tetapi hamil, Sean,” ucap Via dengan senyum bermain di wajah.“Aku tahu, tapi bukan itu maksudku,” kata Sean sembari terus menatap perut Via yang tampak berat hingga dia khawatir kemungkinan istrinya itu bisa tertelungkup ke tanah menahan beban dari perut besarnya.“Apa kau mau kubawakan kursi roda?” tanya Sean dengan kekhawatiran yang jelas di wajah.Mendengar itu, Via mencubi