“Kakek meminta kami untuk memanggilmu, ada tamu penting yang harus kita bertiga temui,” Ucap Vincent yang sudah bersama Vicky dan Vanya di depan Aula.“Tamu penting? Apa kamu tahu siapa orangnya?” Tanya Vicky balik.Vincent menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kedua bahunya, “Hmm tidak kak, tapi sepertinya dia orang yang cukup penting karena Kakek meminta kita untuk menemuinya, mungkin salah satu keluarga penting kenalan Kakek,” jawabnya.“Apa mungkin keluarga Kak Austin?” tebak Vicky. Namun dia langsung menepis kemungkinan itu, "Hmm, tidak mungkin keluarga Harold di Jerman akan repot-repot datang karena hal seperti ini."“Kak Austin yang dari Jerman?” Tanya Vanya yang juga sudah mendengar cerita Austin dan Bella dari Nabila.“Iya sayang...” jawab Vicky singkat.“Sudah... tidak usah memikirkan hal itu, lebih baik kita temui saja tamu penting itu!! Ayo Kak Vanya,” celutuk Alyona lalu menarik pelan lengan Vanya.Vicky dan Vincent mengikuti mereka berdua, dari pesan Kakeknya, tiga b
Beberapa saat berlalu dengan cepat, tak ada lagi air mata yang tumpah, suasana hangat penuh canda dan tawa memenuhi ruangan VVIP tempat Vicky dan keluarganya berada.Arthur memandangi ketiga wajah anaknya, sesekali dia tampak merangkul pundak Alyona yang sedang bercerita banyak hal kepadanya dan juga kepada Istrinya.Vicky dan Vincent sendiri lebih banyak diam, dia memberi waktu bagi adiknya untuk berbagi cerita dengan kedua orang tuanya. Mereka berdua sangat paham jika Alyona yang paling terpukul ketika kedua orang tua mereka memalsukan kematian.Setelah Alyona selesai bercerita, tiba-tiba Laras teringat sesuatu hal yang tak kalah pentingnya, dia pun segera menanyakan itu ke Vicky.“Jadi di mana calon menantuku? Bukannya kalian tadi datang bersamanya?” Tanya Laras.“Iya, aku juga penasaran ingin bertemu dengannya, terakhir kali aku melihatnya saat dia masih berumur 3 tahun,” sambung Arthur tidak kalah antusiasnya.Vicky tersenyum, dia lalu beranjak dari duduknya, “Sepertinya dia menu
“Berangkat?!” kompak Vicky dan Vanya bertanya.Vincent dan Alyona juga memiliki pikiran yang sama, mereka berdua bertanya-tanya maksud ucapan Arthur tadi."Kemana Ayah?" Tanya Alyona.“Ayo ikut saja, kalian akan mengetahui jawabannya sebentar lagi,” sahut Arthur sambil beranjak dari duduknya bersama Laras.Vicky, Vanya, Vincent dan Alyona mengikuti Arthur dan Laras yang sudah berjalan lebih dulu, mereka bertanya-tanya ke mana Arthur hendak membawa mereka.Dua mobil Roll Royce berwarna putih dengan simbol keluarga Vladislav telah menunggu kedatangan mereka di depan hotel.Arthur, Laras, Vincent dan Alyona naik di mobil yang sama, sementara Vicky dan Vanya naik di mobil yang lainnya.Begitu mobil mereka keluar dari hotel, beberapa mobil sedan berwarna hitam langsung bergabung mengawal mereka.“Sayang... ke mana kita akan pergi?” Tanya Vanya yang sedang merangkul mesra lengan Vicky.“Entahlah, aku tidak bisa menebak pikiran ayah,” balas Vicky yang juga tidak tahu kemana tujuan mereka.Be
18 jam kemudian di Rusia…Barisan mobil sedan mewah berwarna hitam berbaris panjang di bagian kedatangan bandara Domodedovo Moskow-Rusia.Terlihat juga beberapa buah bus berwarna hitam berjajar rapi untuk akomodasi para tamu yang berasal dari Indonesia.Ratusan orang berseragam hitam berbaris rapi menyambut kedatangan keluarga nomor satu di Rusia itu.Baik di kendaraan maupun diseragam para pengawal, terlihat Logo keluarga Vladislav yang terkenal jarang tampil di publik. Warga yang kebetulan berada di bandara, langsung beramai-ramai mengabadikan momen langka itu menggunakan kamera ponsel mereka.Beberapa orang dari pihak kepolisian Rusia ingin menghentikan warga yang mengambil gambar ataupun merekam Video, itu adalah salah satu standar pengamanan khusus yang di terapkan ketika mengawal keluarga Vladislav.Namun polisi itu di hentikan oleh pengawal keluarga Vladislav. Dengan sopan pengawal itu berkata, “Untuk hari ini Tuan Vladimir mengizinkan siapa pun yang ingin mengabadikan momen
Keesokan harinya...Di salah satu ruangan di kediaman keluarga Vladislav, terlihat Bella, Nabila, Olma dan Alexa dengan semangat membantu Vanya mencoba gaun pengantinnya. Devita, Lili dan Alyona juga ikut membantu.Vicky yang juga berada di ruangan itu berdecak kagum memuji kecantikan calon istrinya, tanpa sadar dia terus memandangi Vanya yang membuat ke empat istri senior-seniornya terus-menerus menggodanya.Di halaman depan kediaman keluarga Vladislav, Vladimir, Arthur dan Laras tampak menyambut kedatangan bawahan keluarga Vladislav yang terus berdatangan.Adik Arthur yang bernama Dimitri bersama istri dan putrinya yang bernama Dasha juga berada di halaman depan, keluarga Paman Vicky yang baru tiba itu ikut menyambut para tamu bersama Gunnadi dan Cintami. Semua anggota Inti keluarga Vicky terlihat sibuk menyapa orang-orang yang seakan tak berhenti berdatangan.Di ruang keluarga, Edelmiro dan Agatha terlihat bercengkerama bersama Hendro dan kedua orang tua Vanya. Dimas bersama ketiga
Keesokan harinya...Pukul 9 pagi waktu Rusia, kediaman keluarga Vladislav telah penuh sesak dengan ribuan tamu yang begitu padat. Para pengawal keluarga Vladislav menggunakan setelan jas hitam tampak berjaga di setiap sisi, begitu pun dengan para pengawal keluarga Harold yang di perintahkan Edelmiro untuk membantu pengamanan acara pernikahan Vicky dan Vanya.Sedangkan taman di kediaman keluarga Vladislav tampak begitu megah, nuansa serba putih menjadi tema utama taman tersebut. Bunga peony putih penuh menjadi hiasan di sepanjang taman. Piring dan gelas dari kristal yang berada di meja para tamu terlihat begitu indah ketika terpapar sinar matahari pagi.Taman kediaman Vladislav sendiri hanya bisa menampung beberapa ratus tamu. Dan para tamu yang berada di taman ini berasal dari para bawahan keluarga Vladislav, beberapa petinggi negara, dan juga partner kerjasama keluarga Vladislav yang berasal dari keluarga ternama dan keluarga bangsawan di seluruh dunia.Tamu keluarga Dharma dan teman
Acara utama telah berakhir dengan resminya hubungan Vicky dan Vanya menjadi pasangan suami istri, suasana kediaman Vladislav terdengar sangat ramai dan ceria, beberapa tamu terlihat masih membicarakan momen sakral pernikahan penerus keluarga Vladislav.Perhatian para tamu tidak hanya tertuju kepada Vicky dan Vanya. Austin, Ivan, Jafin dan Billy juga menarik perhatian para tamu yang hampir semuanya adalah pemilik perusahaan besar dan juga keluarga bangsawan ternama.Mereka semua mencari momen yang tepat untuk mendekatkan diri mereka dengan empat pria yang tampak santai berinteraksi dengan anggota utama keluarga Vladislav.Vincent yang sudah sering hadir di acara seperti ini sontak menarik diri dan merapat ke Vladimir. Dia sadar di momen seperti ini akan ada banyak keluarga besar yang ingin mengenalkan putri mereka kepadanya, karena itulah dia terus menempel kepada Kakeknya agar bisa terhindar dari hal yang merepotkan.Alyona pun sama, beberapa pria muda dari keluarga ternama berusaha m
Suara tawa Vanya terdengar memenuhi kamar Vicky, cerita tentang malam pertama Ivan dan Nabila yang mendapat gangguan seperti mereka barusan terus membuatnya tertawa. “Mereka benar-benar gila,” kata Vicky yang ikut tertawa karena mengingat kejadian tadi. “Tapi aku senang, aku yang anak tunggal kini memiliki empat kakak pria dan empat kakak wanita yang hebat seperti mereka, ini membuatku semakin merasa bersyukur menjadi istrimu,” ucap Vanya sambil membelai lembut wajah Vicky. Vicky tersenyum, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Vanya. “Vanya sayang....” bisiknya pelan mendekatkan bibirnya ke bibir Vanya yang tersenyum. Dan tepat saat bibir mereka bersentuhan... Tok... Tok.. Tok... Vicky dan Vanya terdiam, mereka kompak menoleh ke pintu kamar. “Hah... apalagi sekarang,” keluh Vicky yang sontak membuat Vanya tertawa. Vicky mengabaikan ketukan pintu, dia kembali mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya dan, Tok... Tok.. Tok... Pintunya kembali di ketuk, Vanya sontak tertawa dan memali