“Berangkat?!” kompak Vicky dan Vanya bertanya.Vincent dan Alyona juga memiliki pikiran yang sama, mereka berdua bertanya-tanya maksud ucapan Arthur tadi."Kemana Ayah?" Tanya Alyona.“Ayo ikut saja, kalian akan mengetahui jawabannya sebentar lagi,” sahut Arthur sambil beranjak dari duduknya bersama Laras.Vicky, Vanya, Vincent dan Alyona mengikuti Arthur dan Laras yang sudah berjalan lebih dulu, mereka bertanya-tanya ke mana Arthur hendak membawa mereka.Dua mobil Roll Royce berwarna putih dengan simbol keluarga Vladislav telah menunggu kedatangan mereka di depan hotel.Arthur, Laras, Vincent dan Alyona naik di mobil yang sama, sementara Vicky dan Vanya naik di mobil yang lainnya.Begitu mobil mereka keluar dari hotel, beberapa mobil sedan berwarna hitam langsung bergabung mengawal mereka.“Sayang... ke mana kita akan pergi?” Tanya Vanya yang sedang merangkul mesra lengan Vicky.“Entahlah, aku tidak bisa menebak pikiran ayah,” balas Vicky yang juga tidak tahu kemana tujuan mereka.Be
18 jam kemudian di Rusia…Barisan mobil sedan mewah berwarna hitam berbaris panjang di bagian kedatangan bandara Domodedovo Moskow-Rusia.Terlihat juga beberapa buah bus berwarna hitam berjajar rapi untuk akomodasi para tamu yang berasal dari Indonesia.Ratusan orang berseragam hitam berbaris rapi menyambut kedatangan keluarga nomor satu di Rusia itu.Baik di kendaraan maupun diseragam para pengawal, terlihat Logo keluarga Vladislav yang terkenal jarang tampil di publik. Warga yang kebetulan berada di bandara, langsung beramai-ramai mengabadikan momen langka itu menggunakan kamera ponsel mereka.Beberapa orang dari pihak kepolisian Rusia ingin menghentikan warga yang mengambil gambar ataupun merekam Video, itu adalah salah satu standar pengamanan khusus yang di terapkan ketika mengawal keluarga Vladislav.Namun polisi itu di hentikan oleh pengawal keluarga Vladislav. Dengan sopan pengawal itu berkata, “Untuk hari ini Tuan Vladimir mengizinkan siapa pun yang ingin mengabadikan momen
Keesokan harinya...Di salah satu ruangan di kediaman keluarga Vladislav, terlihat Bella, Nabila, Olma dan Alexa dengan semangat membantu Vanya mencoba gaun pengantinnya. Devita, Lili dan Alyona juga ikut membantu.Vicky yang juga berada di ruangan itu berdecak kagum memuji kecantikan calon istrinya, tanpa sadar dia terus memandangi Vanya yang membuat ke empat istri senior-seniornya terus-menerus menggodanya.Di halaman depan kediaman keluarga Vladislav, Vladimir, Arthur dan Laras tampak menyambut kedatangan bawahan keluarga Vladislav yang terus berdatangan.Adik Arthur yang bernama Dimitri bersama istri dan putrinya yang bernama Dasha juga berada di halaman depan, keluarga Paman Vicky yang baru tiba itu ikut menyambut para tamu bersama Gunnadi dan Cintami. Semua anggota Inti keluarga Vicky terlihat sibuk menyapa orang-orang yang seakan tak berhenti berdatangan.Di ruang keluarga, Edelmiro dan Agatha terlihat bercengkerama bersama Hendro dan kedua orang tua Vanya. Dimas bersama ketiga
Keesokan harinya...Pukul 9 pagi waktu Rusia, kediaman keluarga Vladislav telah penuh sesak dengan ribuan tamu yang begitu padat. Para pengawal keluarga Vladislav menggunakan setelan jas hitam tampak berjaga di setiap sisi, begitu pun dengan para pengawal keluarga Harold yang di perintahkan Edelmiro untuk membantu pengamanan acara pernikahan Vicky dan Vanya.Sedangkan taman di kediaman keluarga Vladislav tampak begitu megah, nuansa serba putih menjadi tema utama taman tersebut. Bunga peony putih penuh menjadi hiasan di sepanjang taman. Piring dan gelas dari kristal yang berada di meja para tamu terlihat begitu indah ketika terpapar sinar matahari pagi.Taman kediaman Vladislav sendiri hanya bisa menampung beberapa ratus tamu. Dan para tamu yang berada di taman ini berasal dari para bawahan keluarga Vladislav, beberapa petinggi negara, dan juga partner kerjasama keluarga Vladislav yang berasal dari keluarga ternama dan keluarga bangsawan di seluruh dunia.Tamu keluarga Dharma dan teman
Acara utama telah berakhir dengan resminya hubungan Vicky dan Vanya menjadi pasangan suami istri, suasana kediaman Vladislav terdengar sangat ramai dan ceria, beberapa tamu terlihat masih membicarakan momen sakral pernikahan penerus keluarga Vladislav.Perhatian para tamu tidak hanya tertuju kepada Vicky dan Vanya. Austin, Ivan, Jafin dan Billy juga menarik perhatian para tamu yang hampir semuanya adalah pemilik perusahaan besar dan juga keluarga bangsawan ternama.Mereka semua mencari momen yang tepat untuk mendekatkan diri mereka dengan empat pria yang tampak santai berinteraksi dengan anggota utama keluarga Vladislav.Vincent yang sudah sering hadir di acara seperti ini sontak menarik diri dan merapat ke Vladimir. Dia sadar di momen seperti ini akan ada banyak keluarga besar yang ingin mengenalkan putri mereka kepadanya, karena itulah dia terus menempel kepada Kakeknya agar bisa terhindar dari hal yang merepotkan.Alyona pun sama, beberapa pria muda dari keluarga ternama berusaha m
Suara tawa Vanya terdengar memenuhi kamar Vicky, cerita tentang malam pertama Ivan dan Nabila yang mendapat gangguan seperti mereka barusan terus membuatnya tertawa. “Mereka benar-benar gila,” kata Vicky yang ikut tertawa karena mengingat kejadian tadi. “Tapi aku senang, aku yang anak tunggal kini memiliki empat kakak pria dan empat kakak wanita yang hebat seperti mereka, ini membuatku semakin merasa bersyukur menjadi istrimu,” ucap Vanya sambil membelai lembut wajah Vicky. Vicky tersenyum, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Vanya. “Vanya sayang....” bisiknya pelan mendekatkan bibirnya ke bibir Vanya yang tersenyum. Dan tepat saat bibir mereka bersentuhan... Tok... Tok.. Tok... Vicky dan Vanya terdiam, mereka kompak menoleh ke pintu kamar. “Hah... apalagi sekarang,” keluh Vicky yang sontak membuat Vanya tertawa. Vicky mengabaikan ketukan pintu, dia kembali mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya dan, Tok... Tok.. Tok... Pintunya kembali di ketuk, Vanya sontak tertawa dan memali
Suasana menjadi riuh dengan gelak tawa saat melihat pasangan pengantin baru ikut bergabung bersama mereka. Tindakan mereka yang jahil benar-benar memaksa Vicky dan Vanya gagal melakukan malam pertama. Dengan wajah menunduk malu, Vicky bergabung dengan para pria, sedangkan Vanya bergabung dengan para wanita yang terus menggodanya karena kejadian tadi. Mereka semua mengobrol santai di ruang keluarga, sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Vicky bersama ke empat kakaknya telah menghilang entah ke mana. sedangkan Vanya masih bersama dengan para istri ke empat Kakak Vicky di ruang keluarga, wajahnya sontak sedikit terkejut begitu menyadari sudah satu setengah jam berlalu sejak kejadian tadi. “Ini waktunya,” gumam Vanya dalam hati yang tampak memikirkan alasan untuk pamit meninggalkan para seniornya. Sebuah ide terlintas di kepalanya, sambil berbicara, dia sekali-kali sengaja menguap untuk menunjukkan jika dia sudah mengantuk. Lagi pula para kakak-kakak
Begitu tiba di Korea Selatan, Vicky, Vanya dan para seniornya langsung menghadiri acara pernikahan Alvian, putra dari Ezra dan Seo Yeon. Kisah cinta pria yang Vicky, Vanya dan para seniornya sebut si Bungsu ini terbilang mirip dengan Vicky, berasal dari keluarga kaya raya dan merahasiakan identitasnya dari sang istri. Namun bedanya, Ghiska Natasya, pasangan dari Alvian adalah seorang aktris papan atas, bahkan saat dia menikah hari ini, wanita berparas cantik itu masih belum mengetahui status Alvian yang merupakan putra pengusaha ternama di Indonesia, dan juga cucu keluarga Bangsawan di Korea Selatan. Kehebohan terjadi saat Vicky dan keempat seniornya tiba di acara pernikahan Alvian dan Ghiska. Ivan, Jafin, dan Billy, mengatakan jika dress code acara pernikahan Alvian adalah pakaian ala bangsawan Korea jaman dulu. Mengingat Yeong-ja yang memang merupakan seorang bangsawan, Vicky dan Austin langsung menelan mentah-mentah ucapan dari ketiga CEO grup Barata itu. Ivan, Jafin, Billy dan
8 bulan kemudian... Karena permintaan Vladimir, Vicky dan Vanya akhirnya menetap di Rusia sampai tiba waktunya Vanya melahirkan nanti. Bima dan Utari juga tidak mempermasalahkan hal itu, rencananya Vicky dan Vanya baru ke Indonesia begitu usia kandungan Vanya memasuki bulan ke sembilan. Vicky memang sudah berniat agar saat Vanya melahirkan nanti bisa di dampingi oleh kedua orang tuanya. Selama Vicky dan Vanya berada di Rusia, Vincent di kirim ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup. Alyona yang memiliki beberapa perusahaan di Singapura juga turut mengurus Grup perusahaan itu. Berkat kemampuan Kakak beradik ini, hanya dalam waktu enam bulan, Dharma Prakarsa Grup terbang tinggi dan menjadi salah satu Grup perusahaan terbesar di Indonesia. Setara dengan Grup Barata milik Gunnadi, dan juga Grup Adhitama milik Ezra sahabat Arthur dan Laras. Posisi Bimo dan Hendro di Dharma Prakarsa Grup di pulihkan oleh Dimas, ini juga atas permintaan langsung Arthur dan Lar
“Baiklah, kalian tunggu disini saja, biar aku dan Vanya yang menemui Kakek Vladimir,” ucap Bella. “Ayo Vanya,” sambungnya sambil menarik pelan lengan Vanya. Vanya tersenyum dan beranjak dari duduknya, nasib Ivan, Jafin dan Billy sekarang berada di tangan dua wanita cantik itu. Sambil berjalan menuju meja Vladimir dan para orang tua berada, Bella dan Vanya mulai mendiskusikan strategi mereka sambil berbisik, wajah Vanya berubah terkejut dia tampak menutup mulutnya menahan tawa mendengar rencana Bella. “Sekarang kamu paham kan?” Tanya Bella ke Vanya. Vanya menganggukkan kepalanya mereka berdua tampak beradu telapak tangan pelan sebelum menjalankan aksi mereka. Nabila, Olma dan Alexa kompak tertawa kecil melihat tingkah mereka yang menggemaskan, mereka pun menebak-nebak akan seperti apa cara Bella dan Vanya membujuk Vladimir. “Bella yang mengambil kendali, sepertinya kali ini mereka akan berhasil,” ucap Nabila. “Tentu saja, siapa dulu suaminya,” ujar Austin berbangga diri. “Maaf
Arthur, Laras, Vicky dan Vanya akhirnya tiba di Rusia, karangan bunga ucapan selamat untuk kehamilan Vanya berjajar rapi di sepanjang kediaman keluarga Vladislav. Di halaman depan, terilihat Vladimir dan ke empat senior Vicky bersama para istri mereka sudah menunggu kedatangan Vicky dan Vanya. Begitu turun dari mobil, Vicky dan Vanya langsung menghampiri Vladimir yang terus tersenyum bahagia, dengan sopan mereka berdua menyapa Vladimir, lalu menyapa para seniornya. Para bawahan keluarga Vladislav yang mengetahui kabar kehamilan Vanya sebenarnya berniat datang dan ikut merayakan kabar bahagia ini. Namun dengan berbagai pertimbangan, Vladimir akhirnya membatalkan hal itu, salah satu pertimbangan Vladimir karena sadar jika cucu mantunya itu butuh istirahat, jika sampai acara penyambutan besar-besaran di lakukan, bisa di pastikan Vanya akan sibuk menyapa para tamu yang jumlahnya tidak sedikit, dan tentu itu akan berbahaya untuk kandungannya. Nabila, Bella, Olma dan Alexa langsung memi
Karena Vincent sudah setuju dengan permintaannya, Alyona langsung membuka ponselnya hendak menghubungi temannya yang bernama Ghiska Natasha. Setelah kembali ke Rusia besok, Alyona dan Vincent rencananya akan terbang ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup milik Kakek mereka selama Vicky dan Vanya berada di Rusia. Alyona dengan bersemangat mencari nama Ghiska di kontak ponselnya, dia pun langsung menghubungi nomor Ghiska untuk mengatur jadwal bertemu di Indonesia nanti. Tut... Tut.... “Halo....” “Halo Ghiska, ini aku Alyona,” ucap Alyona. “Hmm... Alyona?” Tanya Ghiska. “Astaga kamu jahat sekali karena tidak mengingatku, Alyona di Singapura, kita bertemu setahun yang lalu.” “Ohh.. Iya! Aku ingat si cantik bermata biru! Apa kabar?!” Tanya Ghiska yang akhirnya bisa mengingat Alyona. “Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?” “Sama... aku juga baik-baik saja, hah... aku sudah beberapa kali mencoba menghubungi nomormu yang dulu, tapi tidak pernah tersambu
Vicky, Vanya bersama Arthur dan Laras baru saja tiba di bandara, pagi ini mereka akan kembali ke Rusia menggunakan pesawat pribadi keluarga Vladislav. Empat orang dokter terlihat ikut bersama mereka, para dokter ini adalah dokter yang di rekomendasikan Luke untuk mengawal Vanya kembali ke Rusia. Semalam Arthur yang sangat mencemaskan keadaan menantunya langsung meminta Luke memilih empat Dokter terbaik untuk terbang bersama mereka ke Rusia. “Hahaha! Aku akan jadi Kakek, kamu tidak bisa meledekku lagi seperti kemarin berengsek!” Terdengar suara Arthur yang sedang berbicara melalui telepon dengan sahabatnya, sejak mengetahui kabar menantunya hamil, dia terus-menerus mendapat panggilan telepon dari berbagai negara untuk memberi dia ucapan selamat. Saking senangnya, Arthur bahkan sampai lupa memberitahu Vladimir tentang kabar bahagia ini. Vicky, Vanya dan Laras terus tertawa melihat Arthur yang layaknya anak kecil sedang memamerkan mainan barunya. Sambil menunggu pesawat selesai peng
Arthur dan Laras langsung bergegas menuju hotel tempat Vicky dan Vanya berada setelah mendengar kabar dari Vicky jika Vanya tiba-tiba sakit. Sesampainya di hotel, mereka langsung menuju kamar Vicky, raut wajah mereka terlihat begitu cemas, khawatir jika keputusan mereka mempertemukan Vicky dan Kirana malah berakhir buruk untuk Vanya. Ceklek! Arthur dan Laras langsung membuka pintu kamar Vicky, mereka berdua sontak terkejut begitu melihat Vanya yang baik-baik saja sedang tertawa bersama Kirana di dalam kamar. “Vanya? Bukannya kamu sedang sakit?” Tanya Laras. Vanya dan Kirana kompak menoleh, mereka berdua beranjak dari duduknya dan segera menghampiri Laras. “Aku tadi hanya kelelahan ibu,” jawab Vanya mempersilakan Laras dan Arthur masuk ke dalam kamar. “Jadi kamu baik-baik saja?” Tanya Laras lagi memastikan. “Iya Ibu, aku baik-baik saja,” jawab Vanya sambil tersenyum. “Lalu mengapa tadi Vicky mengatakan....” Arthur terdiam tidak menyelesaikan ucapannya, dia lalu menghela nafasn
Tidak ingin merahasiakan apapun lagi dari Vanya, Vicky akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Vanya. Mulai dari momen ketika mendapat kabar Kirana meninggal, kabar kematian kedua orang tuanya, dan juga pertunangannya dengan Manda. Setelah itu, Vicky lalu menceritakan momen dimana terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan Vanya karena perbuatan Manda. Wajah Vanya berubah sedih ketika mengingat momen menyakitkan itu, momen dimana dia akhirnya harus menunggu kepulangan Vicky yang tidak jelas kapan waktunya. “Waktu itu aku menjalani misi pelatihan militer keluargaku, aku tidak tahu apakah aku masih bisa pulang dengan selamat, karena itulah aku memilih tidak memberitahu kamu,” ucap Vicky, wajahnya juga terlihat sedih sewaktu menjelaskan tentang hal itu ke Vanya. Vanya tentu sedikit terkejut mendengar ada pelatihan seperti itu di keluarga suaminya, dalam hati dia merasa bersyukur karena Vicky kembali dengan selamat. Vicky kembali melanjutkan ceritanya, Vanya benar-benar
“Vicky... aku masih mencintaimu, bagaimana denganmu? Apakah kamu juga masih mencintaiku?” Tanya Kirana berterus terang dengan perasaannya.Pertanyaan Kirana sontak mengejutkan Vicky, dia tidak menyangka jika mantan tunangannya akan bertanya tentang hal itu.Vicky meraih kedua tangan Kirana, sambil tersenyum dia menatap wajah cantik mantan tunangannya itu.“Kirana... awalnya aku juga sempat bingung dengan perasaanku sendiri ketika pertama kali melihat dirimu, dan aku yakin kamu sedang merasakan hal yang sama saat ini.”“Tapi berkat kamu yang bertanya apa saja yang telah aku alami beberapa tahun terakhir ini membuatku kembali mengingat bagaimana perjuangan Vanya yang tetap setia menungguku kembali dari misi pelatihan keluargaku, begitu banyak airmata yang telah dia tumpahkan untukku, dan begitu banyak pengorbanan yang telah dia lakukan selama menungguku.”“Vanya menghiburku di kala ku sedih, dia merawat hatiku yang terluka dengan cinta yang tulus, kehadirannya membuatku merasa bahagia d
Vanya tersenyum, dengan suara lembut dia berkata, “Kamu sudah menolongku berulang kali, sebagai istrimu, biarkan aku yang menolongmu kali ini, aku tahu hatimu sakit, aku tahu hatimu terluka, Sayang... apa kamu kira aku tahan melihatmu seperti ini.”Vicky terdiam, dia menunduk sambil menghela nafasnya.“Sayang... bukankah aku selalu bilang jika aku percaya kepadamu, dan untuk kali ini aku akan kembali mengatakannya, aku akan selalu percaya kepadamu, dan tak akan pernah meragukanmu sedikit pun, selesaikan urusan kalian secara baik-baik, itu akan menjadi obat terbaik untuk kalian berdua,” sambung Vanya.Vicky mengangkat wajahnya menatap Vanya, dia tersenyum lalu mengusap pucuk kepala vanya, merasa sangat bersyukur karena ditakdirkan menjadi pendamping Vanya.“Terima kasih sayang....” ucap Vicky yang langsung di balas senyuman hangat oleh Vanya.Vanya berjalan menuju tempat Kirana, Luke dan putra mereka berada, Vanya tersenyum lembut menyapa Kirana yang terus meneteskan air mata.Kirana