Tepat setelah Vicky mengatakan itu, Barry terlihat mengangkat tangannya memberikan kode kepada bawahannya, yang rata-rata memiliki jabatan jauh lebih tinggi di keluarga Vladislav dibandingkan 21 pria muda bawahan Vincent.Para bawahan Barry terlihat menghampiri 21 bawahan Vincent sambil mengeluarkan pistol berjenis FN.Vincent terlihat sangat panik menyaksikan pemandangan itu, namun dia tidak berani melarang ataupun mencegah Vicky melakukan aksinya."Semoga semuanya baik-baik saja..!" gumam Vincent dalam hati.Vincent ingin menanyakan maksud Kakaknya bertindak seperti itu, namun dia langsung mengurungkan niatnya saat melihat ekspresi wajah Vicky yang sangat serius."Apa kalian tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan, jika kalian tidak serius, sebaiknya kalian mundur!" Teriak Vicky kembali mengulang perkataannya.21 bawahan Vincent tidak bergeming dari tempat mereka, dengan tenang mereka memegang tangan wanita pilihan mereka masing-masing.Hanya para korban dan keluarganya yang
Vicky dan Vincent sedang dalam perjalanan menuju Bandara, Vincent yang sudah menyelesaikan urusannya di Indonesia sudah di minta untuk kembali melanjutkan misi pelatihannya. "Jadi, di negara mana kamu akan melanjutkan misi pelatihanmu?" Tanya Vicky. "Aku belum mendapatkan informasi tentang hal itu, mungkin aku akan kembali ke Rusia terlebih dahulu untuk bertemu Kakek," jawab Vincent yang sedang mengemudikan mobil Vicky. "Jadi langkah apa yang akan kakak ambil selanjutnya? Kak Vicky sudah tahu 'kan jika Aditya yang menjadi dalang semua ini." "Aku akan mengurus Aditya nanti, mungkin setelah ini aku akan menolong Eddy terlebih dahulu," balas Vicky. "Bagaimana menurutmu, apa Eddy sudah pantas menjadi bagian keluarga kita?" Tanya Vicky, ingin mengetahui pendapat sang adik. "Dia sudah melindungi calon istri penerus keluarga Vladislav seorang diri selama 5 tahun, itu sudah membuktikan kelayakannya," jawab Vincent tersenyum lembut. Vicky tersenyum mendengar jawaban Vincent, dia sepakat
“Siapa pria tadi?” Tanya Vicky, dia dan Nina sedang dalam perjalanan menuju showroom mobil bekas milik Eddy tempat Vanya bekerja.“Pria itu bernama Victor, dia pria berkebangsaan Rusia yang memiliki perusahaan di Amerika.”Setelah mengatakan itu, Nina mulai bercerita tentang pengalaman kurang menyenangkan yang harus dia lalui karena kelakuan Victor.Perusahaan yang dimiliki Victor sempat memiliki proyek kerja sama dengan perusahaan tempat Nina bekerja, karena proyek itulah Nina akhirnya bisa mengenal Victor.Namun pada saat Victor mengajaknya makan malam berdua, Nina akhirnya mengetahui jika Victor memiliki niat yang buruk kepadanya.Hal itu terjadi ketika Nina sedang berada di toilet restoran itu, seorang pelayan wanita memberitahu kepadanya jika minuman yang Nina pesan ternyata sudah di campur dengan obat afrodisiak yang memiliki efek meningkatkan gairah atau libido seseorang.Dan orang yang memerintahkan pelayan untuk mencampur minuman Nina dengan obat adalah Victor. Sejak mengetah
“Maaf, kalau boleh tahu Anda siapa?” Tanya Lucy dengan sopan kepada Pria di depannya. Vicky tersenyum lembut, dia berkata, “Aku teman lama Eddy, jadi bisakah aku bertemu dengan Eddy?” Lucy sempat ragu dengan pengakuan pria yang berada di depannya, namun Lucy juga tidak bisa mengabaikan jika pria ini yang telah membantunya mengusir penagih dari Bank Bumi Angkasa. “Aku akan menghubungi suamiku, Anda bisa menunggu suamiku di ruang tamu kami,” ucap Lucy mempersilakan Vicky masuk ke dalam rumahnya. “Terima kasih Kak Lucy, kamu tidak perlu bersikap terlalu formal kepadaku, aku benar-benar merasa risi dengan panggilan ‘Anda’ yang kamu sematkan kepadaku,” ujar Vicky sambil tersenyum kepada Lucy. “Baiklah,” jawab Lucy, mereka berdua lalu menuju ruang tamu kediaman Eddy. Setelah mempersilakan Vicky duduk, Lucy mengambil ponselnya untuk menghubungi Eddy, Tut... “Halo sayang,” sapa Eddy menjawab panggilan Lucy. “Sayang, salah seorang teman lamamu datang ke rumah, dia sedang menunggumu sek
“Halo,” Eddy menjawab panggilan teleponnya.“Selamat pagi Pak Eddy, perkenalkan nama saya Reno, Presiden Direktur dari Bank Bumi Angkasa,” ucap pria itu memperkenalkan dirinya kepada Eddy.Eddy tampak kebingungan, dia tidak mengerti mengapa Presdir dari Bank Bumi Angkasa menghubunginya langsung.“Maaf, ada perlu apa Anda menghubungi saya?” Tanya Eddy berusaha tenang.“Ini tentang masalah utang Pak Eddy di Bank Bumi Angkasa.”“Uhh itu... aku sudah bilang sebelumnya, tolong berikan aku waktu,” keluh Eddy dengan wajah tertunduk lesu.“Ah, sepertinya Pak Eddy salah paham, tujuan aku menghubungi Pak Eddy untuk menginformasikan jika utang Pak Eddy di kantor kami sudah lunas.”“Aku sebagai presdir Bank Bumi Angkasa juga meminta maaf atas perlakuan yang kurang menyenangkan dari penagih kami selama beberapa bulan terakhir ini," terang Reno."Tunggu, Pak Reno tidak sedang bercanda 'kan?" Eddy sangat terkejut mendengar ucapan Reno, dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, se
Keesokan harinya...Vicky membuka matanya, dia melirik jam yang berada di tembok kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dia benar-benar bangun terlambat hari ini, hal itu karena semalam dia menghabiskan waktunya dengan menemui beberapa bawahan Barry yang mengelola banyak perusahaan keluarga Vladislav di Indonesia.Semalam Vicky mendiskusikan banyak hal dengan mereka, salah satunya adalah rencana Vicky menggunakan perusahaan milik bawahan Barry yang berada di Indonesia, untuk menyerang saham Elegant Premium Car yang telah menjatuhkan Eddy.Dia merasa tidak perlu mengotori tangannya hanya untuk menjatuhkan perusahaan sekelas itu, karena itulah dia meminta perusahaan milik bawahan Barry untuk bersiap melakukan serangan saat waktunya tiba.Samar-samar terdengar suara seseorang sedang beraktivitas di dapur, Vicky pun segera bangun dan menuju dapur apartemennya.“Sayang?” Vicky sedikit terkejut melihat Vanya sedang menyiapkan sarapan di dapur, karena tertidur lelap dia jadi tidak men
“Sayang?“ Vanya sangat terkejut ketika mengetahui jika pria yang dimaksud Eddy adalah kekasihnya.Semua karyawan lain sontak menoleh ke Vanya lalu kembali menatap wajah pria yang kini ada di depan mereka.Beberapa hari yang lalu sewaktu Vicky baru saja pulang ke Indonesia, Vanya mengunggah fotonya bersama Vicky di media sosial miliknya dengan caption calon suamiku.Teman-teman kerjanya juga sudah melihat postingan Vanya bersama pria yang dikatakan calon suaminya, jadi mereka semua sudah mengetahui wajah kekasih Vanya.“Biar kuperkenalkan pria di sampingku ini kepada kalian, dia adalah Vicky Prayoga yang akan menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur di Vivan Cars...!!“ seru Eddy memperkenalkan Vicky.“Walaupun dia masih berusia muda, ketika dia berumur 20 tahun dia sudah memimpin perusahaan beromset ratusan miliar perbulannya.““Aku rasa kalian juga sudah mengenal perusahaan yang pernah di pimpin oleh Vicky, perusahaan itu bernama Prakarsa Wira Kanigara, bagian dari Dharma Prakarsa Gru
Beberapa saat yang lalu, Eddy beserta istri dan anaknya sudah meninggalkan gedung baru Vivan Cars untuk menemui Barry. Vivan yang masih belum ingin berpisah dengan yang lainnya sempat menangis, namun setelah di bujuk oleh Vicky dan Vanya, peri kecil itu akhirnya setuju untuk pergi bersama ayah dan ibunya. Sama halnya ketika dia pertama kali menjabat di Prakarsa Wira Kanigara, Vicky saat ini memanggil karyawan Eddy satu persatu ke ruangannya untuk mendengar masukan dari mereka terkait rencana kerja ke depannya. Dua karyawan pria tampak bersemangat memaparkan ide mereka kepada Vicky, namun lima karyawan wanita membuat Vicky geleng-geleng kepala dan tertawa saat memanggil mereka satu persatu. Tidak ada satu pun dari lima wanita itu yang membahas tentang pekerjaan, mereka lebih tertarik dengan latar belakang Vicky, kapan Vicky bertemu dengan Vanya, dan kapan rencana Vicky untuk menikahi Vanya. Mereka semua lebih tertarik membahas hubungan Vicky dan Vanya dari pada membahas pekerjaan.