Beranda / Romansa / Wanita Pengganti Cintanya / Bab 74 Suatu Hari Mereka akan Pergi

Share

Bab 74 Suatu Hari Mereka akan Pergi

Penulis: J Cruz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 13:56:35
Sudut Pandang Noah:

"Kamu kelihatan kayak bos perusahaan yang baru saja bangkrut. Ada apa?" tanya Bonar ketika aku melewatinya setelah menyeberang jalan.

Temanku itu sedang berteduh di dekat pohon. Sebatang rokok yang masih mengepul terselip di jarinya.

"Bukan urusanmu," jawabku datar sambil terus berjalan tanpa meliriknya.

Bonar membuang puntung rokoknya dan menginjaknya dengan sepatu. "Kamu habis bertengkar sama Nikita?" tanyanya sambil berlari kecil untuk mengejarku.

Saat aku hampir masuk rumah, sebuah pikiran melintas di benakku. Aku menoleh dan memandang Bonar dalam cahaya remang malam dengan alis berkerut. "Omong-omong, mau apa kamu di sini?" tanyaku dengan nada curiga.

Bonar mengangkat bahu. "Ada yang bilang kalau kamu panik mau beli rumah baru. Aku ke sini cuma buat memastikan saja," jawabnya sambil terkekeh. Dia jelas mengejekku.

Bonar tidak mungkin datang hanya untuk berbasa-basi. Dia pasti merencanakan sesuatu.

Aku mengangguk kecil. "Aku butuh tempat yang lebih luas. Parkir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 75 Sialan

    Sudut pandang Noah:Setelah Bonar pergi, kata-katanya terus terngiang di benakku seperti iklan jasa antar makanan. Ada rasa takut yang sulit dijelaskan yang tiba-tiba menyelinap dalam hatiku. Untuk sesaat, perasaanku berkecamuk.Namun, satu hal pasti. Aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkan kembali istri dan anak-anakku. Aku menyayangi mereka dan akan melakukan segalanya demi mereka.Dengan gelisah aku menelepon Markus. Belum lewat lima detik, panggilanku langsung diangkat."Kalau boleh aku tebak, ini pasti soal rencana penggabungan Perusahaan Feri dengan Grup Bardi, 'kan? Cepat sekali beritanya menyebar di Luminair," kata Markus dengan nada tenang."Aku lagi nggak mau main-main, Markus," ujarku memperingatkan."Sama kalau begitu," balasnya dengan tak kalah sengit."Apa Nikita sudah tahu kalau kamu berniat 'menjual' dia demi bisnismu? Kira-kira, bagaimana reaksi dia nanti? Nikita perempuan mandiri. Dia bisa bangkit biarpun sudah jatuh berkali-kali."Markus terkekeh. "Jangan lupa,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 76 Bodoh

    Sudut pandang Noah:Aku menutup panggilan dan langsung menelepon asistenku, "Chris, cepat siapkan rapat dadakan sama tim humas. Bella sudah koar-koar memfitnah Nikita di internet.""Tolong kamu urus semuanya. Tarik semua pemberitaan negatif dan bayar media untuk menghapus berita yang telanjur diunggah. Kalau perlu, ancam pakai tuntutan hukum. Jangan biarkan Bella pergi. Tunda semua rencana perjalanannya ke luar negeri," ujarku menghujaninya dengan perintah."Ya, Pak. Semua akan saya lakukan sekarang," jawab Chris dengan tegas sebelum menutup telepon.Setelah itu, aku kembali menghubungi Bonar. "Seberapa parah dampak berita itu buat Keluarga Feri?" tanyaku langsung."Malam ini saja, saham mereka anjlok hampir 20 persen," jawab Bonar.Aku memijat pelipis dan menghela napas. "Wah, gawat juga," komentarku."Iya. Perusahaan Adhitama juga ikut kena getahnya," sahut Bonar.Kami terdiam sejenak di telepon. Otakku berpikir keras mencari cara untuk mengurangi kerugian dan membalikkan keadaan. Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 77 Pencemaran Nama Baik

    Sudut pandang Noah:Pagi datang begitu cepat. Sambil menguap, aku bergegas menuju rumah di seberang jalan. Tas belanja berisi bahan-bahan untuk memasak tergantung di lenganku.Ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan di kantor, tetapi aku ingin membuatkan sarapan untuk anak-anak. Selain itu, Nikita juga mungkin sedang menungguku. Aku ingin dia tahu bahwa aku serius saat mengatakan bahwa aku ingin menjadi bagian dari hidup mereka.Pembantu membukakan pintu dan membiarkanku langsung menuju dapur. Tak lama kemudian, aku sudah sibuk mencuci dan memotong sayuran. Tepat pukul 7 pagi, aku mendengar derap langkah kaki kecil mendekat. Anak-anak pasti sudah bangun. Aku tersenyum ketika mereka berlari ke dapur dan menyapaku dengan ceria."Selamat pagi, Ayah! Kamu sudah bangun!" seru Mori.Aku berlutut dan memeluk mereka satu per satu. Aroma bedak bayi langsung mengisi paru-paruku. Si kembar tiga mengenakan piama yang sama dengan gambar tokoh kartun favorit mereka. Mereka memanjat kursi yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 78 Jauhi Nikita

    Sudut pandang Noah:"Apa ini?" tanya Bella yang berusaha keras mengendalikan amarahnya. Rahangnya terkatup dan tangannya terkepal memegang kertas itu erat-erat. Saking kerasnya dia menggenggam, kertas itu hampir sobek.Aku tahu hal ini akan terjadi, jadi aku sudah membuat persiapan. "Itu balasan buat perbuatanmu semalam," jawabku dengan mencibir sambil menepis tangannya dari wajahku. Ternyata aku memukul tangan Bella terlalu kuat. Dia terhuyung mundur dengan lengan yang terayun ke kanan dan ke kiri mencari pegangan."Kamu menuntut, gara-gara aku mengatakan hal yang sebenarnya?" tanya Bella dengan ekspresi tak percaya.Apa lagi yang perempuan itu harapkan? Apa dia pikir aku tidak bisa melakukan hal ini padanya? Jangan mimpi. "Sudah waktunya kamu sadar kalau setiap tindakan ada risikonya dan kamu harus bertanggung jawab. Aku nggak memutuskan hubungan kita gara-gara Nikita.""Bohong!" seru Bella dengan marah. "Dia yang membuat kita putus dan aku mau dia membayar perbuatannya."Aku kurang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 79 Kencan dengan Lukas

    Sudut pandang Nikita:Setelah Noah pergi, aku bersiap untuk naik ke tempat tidur. Namun, ketika aku baru saja menarik selimut, tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu kamar. Aku bergegas membukanya dan melihat Markus berdiri di sana. "Ada apa, Kak?" tanyaku."Kita perlu bicara," jawab kakakku yang langsung membuat keningku berkerut."Memangnya ada apa?" ulangku dengan heran.Alih-alih menjawab, Markus berbalik dan berjalan menuju ruang kerjanya. Aku bergegas mengikuti karena penasaran. Setelah kami masuk, aku tak lupa menutup pintu.Markus melipat tangan dan bersandar di mejanya. Tatapannya padaku seolah-olah dia sedang mempertimbangkan apakah mengajakku bicara adalah keputusan yang tepat."Ini soal apa, Kak?" tanyaku yang makin penasaran.Aku membalas tatapan Markus dan mencoba membaca ekspresinya. Hanya ada dua alasan mengapa dia memanggilku ke ruang kerja. Pertama adalah untuk membicarakan hal serius dan kedua, butuh teman untuk berkeluh kesah. Alasan yang terakhir itu biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 80 Bingung

    Sudut pandang Nikita:Aku kembali menggeleng. Bagaimana mungkin aku bisa menerima usulan Markus begitu saja? Ini bukan hanya soal aku, melainkan anak-anak. Jika sudah menyangkut mereka, semua bisa menjadi rumit."Kak, anak-anak masih terlalu kecil. Mereka nggak akan paham soal merger lewat pernikahan atau apalah itu. Mereka baru saja kenal dengan ayah mereka. Rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk aku mengajak laki-laki lain masuk ke hidup mereka. Ini cuma akan membuat mereka bingung," jawabku yang berharap Markus bisa melihat dari sudut pandangku."Nggak ada jaminan kalau ayah mereka itu akan selalu bersama mereka. Noah bisa pergi kapan saja. Dia punya tunangan. Anak-anak butuh sosok ayah yang akan selalu ada buat mereka. Mereka nggak butuh ayah yang bisa datang dan pergi seenaknya," potong Markus.Noah memang pernah mengatakan bahwa dia menginginkan anak. Namun, bagaimana jika dia dan Bella akhirnya membangun keluarga sendiri? Apa itu berarti dia akan meninggalkan anak-anakku?"Nik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 81 Cocok atau Tidak

    Sudut pandang Nikita:Malam itu tidurku gelisah. Wawancara Bella terus terngiang di benakku, begitu pula dengan saran Markus. Namun, yang membuatku sulit memejamkan mata adalah bayangan wajah anak-anakku dan Noah yang datang silih berganti. Anak-anakku masih terlalu kecil untuk memahami betapa rumitnya kehidupan orang dewasa.Aku bangun pagi-pagi sekali dengan kepala yang sedikit pusing. Dengan hati-hati, aku turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan anak-anak.Roni tidur tengkurap. Tangannya tersampir begitu saja di kepala Beni. Di sisi lain, Mori memelukku erat. Pelan-pelan, aku mengangkat tangan mungilnya dan meletakkannya di atas bantal yang kutinggalkan di tempat tadinya aku berbaring. Setelah itu, aku berjinjit ke kamar mandi.Setelah mandi dan berganti pakaian, aku bersiap untuk pergi ke kencan sarapan dengan Lukas yang sudah diatur Markus. Meski tidak setuju dengan ide itu, aku tidak bisa mengecewakan kakakku. Lagi pula, niat Markus baik. Dia hanya ingin menghilangkan tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 82 Hilang

    Sudut pandang Nikita:Aku sampai harus berkedip dua kali sebelum memahami maksud perkataannya. "Kamu memberiku pilihan?" tanyaku dengan ragu. Aku pikir, dia ingin kami langsung berpacaran dan aku tidak bisa menolaknya.Lukas tersenyum dan menyahut, "Iya. Hidup ini soal pilihan, 'kan?"Pernyataannya membuatku terdiam dan berpikir sejenak. Memang benar orang bebas memilih, tetapi sayangnya, pilihan kita sering kali berakhir kacau."Aku kira, kamu dan kakakku sudah sepakat kalau kita harus berpacaran," ujarku terkejut sambil sedikit menceritakan apa yang dikatakan Markus semalam."Pantas saja kamu kelihatan tegang," Lukas menepuk dahinya dan tertawa.Agak malu karena sudah salah paham, aku buru-buru menegakkan punggungku di kursi dan melipat tangan di atas meja seperti yang Lukas lakukan tadi. "Apa kamu nggak keberatan?" ujarku menyuarakan keraguanku.Lukas terlihat bingung, jadi aku terpaksa menjelaskan. Sebenarnya aku tidak suka terus mengulang-ulang, tetapi Lukas sudah bersikap terbuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 100 Cari Perhatian

    Sudut pandang Noah:Aku mengikuti langkah Nikita dengan mataku. Sambil memperhatikannya berjalan tergesa-gesa menaiki tangga, aku memutuskan bahwa kali ini, aku akan berusaha mati-matian hingga kami bisa bersatu lagi.Setelah beberapa menit, Nikita turun lagi. Dia menghindari tatapan mataku saat aku berusaha bertatapan dengannya."Kamu mau berangkat ke kantor?" tanyaku."Iya," jawabnya singkat seperti sengaja menghindar dariku. Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. Nikita pasti merasa canggung setelah kejadian di dapur tadi.Aku bangkit dari sofa, lalu mengambil kunci mobil dari saku depan celanaku."Ayo. Biar aku antar ke sana." Aku memberi isyarat padanya untuk mengikutiku, tetapi Nikita menghentikan langkahnya. Saat aku menoleh ke belakang, Nikita tampak canggung."Ayo. Aku antar ke Hotel Jati sebelum aku berangkat kerja," ujarku.Nikita berdeham. Namun, aku tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti ini darinya."Lukas menungguku di luar," katanya.Langkah kakiku yang beriram

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 99 Rumah Bagiku

    Sudut pandang Nikita:Saat memasuki dapur, aku mendengar salah satu kakakku sedang mendiskusikan sesuatu dengan Roni."Karena Ayah kami ada di sini. Aku takut Om Romi kesepian dan merasa cemburu, jadi aku carikan seorang gadis supaya Om Romi bisa menikah dan punya bayi," kata Roni. Ucapannya membuat mulutku ternganga karena terkejut.Romi tiba-tiba mengalihkan pandangan matanya. Dia tampak tercengang saat tatapan mata kami bertemu."Roni, kamu ngomong apa, sih?" tanyaku pada anakku. Nada suaraku terdengar kaget, sementara para lelaki di sekitarku tertawa, kecuali Romi sendiri."Menurut Ayah, Om Romi nggak butuh bantuanmu, Ron," kata Noah saat melihat Roni tampak kecewa karena ditertawakan yang lainnya."Kenapa kamu mikir begitu?" tanyaku penasaran. Noah tampak sangat bersemangat dan itu membuatku merasa ada yang aneh."Kemarin, kakakmu keluar dari hotel bareng seorang karyawan," ungkap Noah. Ucapannya itu membuat Romi malu. Tidak biasanya kakakku merasa malu saat ketahuan sedang bersam

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 98 Carikan Gadis untuk Om Romi

    Sudut pandang Romi:Aku meninggalkan Hilda setelah melihat ekspresi sakit hati di wajahnya. Mungkin orang lain akan berpikir kalau aku ini berengsek, tapi aku merasa puas karena hinaanku membuatnya tersinggung.Aku pun pergi ke kamar mandi dalam untuk mandi. Ketika aku keluar dengan hanya berbalut handuk di pinggangku, kulihat dia memalingkan wajahnya."Kamu sengaja mempermainkanku, ya?!" bentak Hilda.Aku mengernyitkan alis dan menyadari kalau gadis itu tidak mau melihat ke arahku. Aku pun tersenyum sinis saat melihat lehernya merona merah."Kenapa? Kamu nungguin aku telanjang bulat?" tanyaku seraya menarik handukku dan melemparkannya ke arah Hilda. Handuk itu jatuh mengenai dadanya."Romi!" serunya parau. Wajahnya menoleh padaku dengan marah. Aku merentangkan tanganku lebar-lebar agar dia melihat bahwa aku tidak telanjang seperti dugaannya.Aku melihatnya menelan ludah ketika matanya beralih dari wajahku ke dadaku yang terbentuk sempurna, perutku yang berotot, dan kakiku yang kencang

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 97 Pengkhianat Sering Kali adalah Sahabat

    Sudut pandang Romi:"Keluar!" perintahku saat Hilda tidak beranjak dari kursi penumpang.Aku tidak menunggunya dan beranjak dari kursi pengemudi untuk membukakan pintu untuknya.Hilda bergerak perlahan.Saat dia keluar dari mobil, cahaya menyinari wajahnya. Saat itulah aku melihat wajah pucatnya yang tidak wajar.Dia terhuyung saat melangkah dan hampir terjungkal saat kehilangan keseimbangan.Aku menyusulnya tepat waktu. Tanganku segera mencengkeram bagian atas lengannya."Kamu nggak apa-apa?" tanyaku sambil mengerutkan kening.Dia tidak menjawab dan bergeming di tempatnya."Aku merasa nggak enak badan," ucapnya akhirnya.Keraguan memenuhi hatiku. Kupikir itu taktik untuk mengalihkan perhatianku agar bisa melarikan diri. Aku tidak mengira kepala Hilda akan terkulai ke samping sebelum kemudian jatuh ke dadaku.Saat itulah aku menyadarinya. Kutempelkan punggung tanganku ke dahinya dan merasakan tingginya suhu tubuhnya. Hal ini langsung membuatku khawatir. Tanpa pikir panjang, aku membopo

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 96 Diculik

    Sudut pandang Hilda:Area lift itu kosong.Saat berbelok di tikungan, aku merapatkan tubuhku ke dinding dan mengintip ke luar, ke tempat terakhir kali aku melihat Romi Feri. Aku memastikan diriku benar-benar tidak terlihat dari luar.Selama pengintaian ini, jantungku terus berdebar kencang.Rasa bersalah menggerogotiku. Kecurigaan yang kulihat di mata Romi tadi membuatku gelisah.Aku menghela napas lega saat melihat tempat itu sudah kosong. Dia sudah pergi.Napasku mulai teratur dan dadaku kembang kempis dengan cepat saat aku mengisi paru-paruku dengan udara.Lift berdenting, lalu pintunya terbuka untuk mengeluarkan penumpangnya.Saat lift sudah kosong, aku masuk. Setiap kali lift berhenti dan terbuka, jantungku mulai berdetak lebih kencang.Pemikiran gila memenuhi otakku. Romi Feri pasti tidak akan tinggal diam dengan temuannya itu. Dia akan mengikutiku untuk mengorek informasi sebanyak mungkin. Dia adalah saudara Nikita. Kecurigaannya terhadapku mungkin akan membuat Nikita turut menc

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 95 Kakak Nikita

    Sudut pandang Hilda:Aku baru saja hendak meninggalkan kafe. Tiba-tiba, seseorang menyambar lenganku.Gerakan itu terlalu tiba-tiba.Aku terkejut, tetapi saat aku mengenali pelakunya, mataku membelalak dengan ketakutan dan aku menahan teriakan yang hampir keluar dari mulutku.Ketakutan memenuhi sekujur tubuhku saat aku menatap mata coklatnya, warna yang sama seperti mata Nikita."Romi," ucapku terbata-bata.Mulutku mengucapkan namanya dengan gugup. Dia adalah kakak Nikita.Dalam sekejap, kepalaku bergerak mengarah ke kafe dengan gelisah."Aku senang kamu mengingatku," kata Romi sambil tersenyum seraya mengikuti arah pandang mataku.Aku mulai banjir keringat. Tangan-tanganku juga terasa dingin dan basah."Kita pernah ketemu sekali," jelasku dengan terbata-bata.Aku ingin sekali melarikan diri, tetapi cengkeraman Romi di lenganku menghalangiku untuk pergi.Aku menatap tangannya yang menggenggam lenganku. Mataku beralih ke wajahnya yang penuh amarah, dan aku menelan ludah dengan susah pay

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 94 Adik Tersayang

    Sudut pandang Bella:"Apa maumu?" Nada tajam Hilda membuatku terkejut."Lama nggak jumpa, adikku sayang. Apa kita nggak bisa setidaknya sopan satu sama lain? Kamu nggak bisa membenciku selamanya cuma karena Ibu lebih menyayangiku daripada kamu."Hilda memutar bola matanya."Kamu pikir aku masih marah soal itu? Dewasalah, Bella!"Aku tidak peduli saat dia memelototiku. Aku langsung ke inti pembicaraan."Aku nggak tahu di mana Matthew Millano, paman Noah. Kamu punya petunjuk soal keberadaannya?"Mata Hilda langsung menyipit."Sudah kubilang, aku nggak akan bekerja sama denganmu lagi. Terakhir kali kulakukan itu, aku membuat Nikita kecewa berat. Aku nggak bisa melakukannya lagi, mengkhianati sahabatku cuma karena kita saudari!"Aku tertawa, meskipun suaranya terasa hampa."Kamu yang bilang kalau kita saudari, ‘kan? Bukankah darah lebih kental daripada air? Kenapa kamu selalu membela dia? Apa kamu nggak lihat yang dia lakukan padaku?"Hilda tampak tidak peduli, malah seolah ingin membuat e

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 93 Musuh di Balik Bayangan

    Sudut pandang Bella:"Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan. Silakan menghubungi kembali setelah beberapa saat." Aku sudah berkali-kali mendengar rekaman suara ini sejak minggu lalu dan suara itu membuatku gila.Aku mencoba menghubungi nomor itu lagi tetapi hasilnya sama saja."Sial!" Aku menengadah ke langit dengan putus asa."Bella, jangan mondar-mandir. Kamu butuh istirahat. Kamu belum tidur sejak tadi malam," kata manajer sekaligus temanku."Gimana aku bisa tidur kalau Noah ninggalin aku begitu saja? Dia mutusin semua hubungan denganku." Aku menjerit frustrasi dan marah.Manajerku terkejut melihat sikap kasar yang kutunjukkan. Ini pertama kalinya dia melihatku seperti ini. Biasanya aku selalu tenang dan terkendali."Ya ampun. Noah memang putus sama kamu, tapi ini bukan berarti kiamat, 'kan?"Aku mengepalkan tangan dan merapatkan gigiku saat mengingat ancaman Noah, yaitu surat perintah penahanan sementara. Yang lebih buruk lagi, dia mengumumkan putus hubungan denganku di

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 92 Keluarga

    Sudut pandang Nikita:Awalnya, Noah tampak tidak memahami ucapanku."Heidi. Dia mantan pacarmu. Kamu pernah berpacaran dengannya sebelum aku muncul," kataku, mencoba menyegarkan ingatannya.Kerutan di wajah Noah menghilang dan dia mengangkat bahu seolah-olah masalah itu tidak mengganggunya."Kenapa nggak? Dia punya kemampuan. Lagi pula, kejadian itu sudah lama sekali. Aku yakin Heidi sudah melupakannya, sama sepertiku."Noah jelas tidak tahu apa yang kumaksud. Jadi, siapa yang bodoh sekarang?Aku mengangguk mengejek."Ya, dan kujamin dia belum melupakanmu. Dia adalah gunung berapi yang menunggu untuk meletus. Apa kamu nggak melihat caranya memandangmu? Gadis itu masih merindukanmu!" teriakku frustrasi."Memangnya kenapa? Aku nggak peduli kepadanya.""Noah!" tegasku memperingatkannya.Noah menyisir rambutnya ke belakang."Kamu mau aku bagaimana? Memecatnya?" balasnya.Apakah aku hanya membesar-besarkan masalah kecil?Aku berbalik untuk pergi saat dia mulai menjelaskan."Kayak aku peduli

DMCA.com Protection Status