Share

Rara Seperti Hantu

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-21 21:02:30

Pergumulan terjadi, keduanya hanyut dalam surga dunia yang memabukkan, tak hanya tubuhnya yang berkhianat, hati dan pikirannya juga sudah mulai tak sinkron, yang awalnya tidak menyukai pemaksaan Raymond kali ini seakan mengijinkan sang Tuan menjamah tubuhnya, bahkan tangannya mengalung sempurna di jenjang leher pemiliknya.

Sama-sama mendapatkan kenikmatan yang tiada tara, keduanya terkulai lemah dengan nafas yang memburu Raymond yang lelah memejamkan matanya sedangkan Rara masih terjaga sembari memikirkan kembali apa yang telah terjadi.

Samar-samar terdengar suara ketukan dari luar, Rara segera beranjak untuk membukakan pintu, di depan pintu sudah ada pelayan hotel yang membawa makanan untuk mereka.

"Biar saya saja yang membawanya masuk." Tangan Rara menahan meja troli yang akan dibawa pelayan masuk. "Baik Nona," sahut pelayan.

Segera Rara membawa meja troli masuk, dia meletakkan semua makanan di meja kemudian mengembalikan lagi meja troli pada pelayan. "Terima kasih."

Masuk kembali ke kamar dan melihat aneka makanan di meja membuat Rara menelan saliva sambil memegangi perutnya dia menoleh ke arah Raymond yang tidur nyrnyak. Meski sudah sangat lapar tapi Rara tidak berani makan, dia takut kalau Raymond marah jika dia makan terlebih dahulu.

Tak ada yang dilakukan akhirnya Rara kembali ke ranjang, dia ingin menyusul Raymond ke alam mimpi tapi cacing-cacing di perutnya tidak bisa diajak kompromi, mereka di dalam seakan protes pada Rara. "Apa aku makan dulu saja ya." Kepalanya menggeleng, menahan lapar jauh lebih baik daripda membuat sang Tuan marah. "Menunggunya bangun saja."

Tiba-tiba terjadi pergerakan, Raymond yang awalnya terlentang kini miring menghadapnya bahkan tangannya jatuh tepat di atas perutnya. Jarak yang sangat dekat membuat Rara tampak canggung hingga perlahan Rara berusaha menyingkirkan tangan Raymond.

Entah mengapa tangan itu seakan tidak mau dipindahkan hingga Rara pasrah saja dipeluk oleh sang Tuan.

Krucuk.....Krucuk

Lagi-lagi cacing dalam perut melakukan protes besar-besaran membuat Rara bingung harus bagaimana. "Lapar sekali." Ucapan serta pergerakan Rara membuat tidur Raymond terganggu hingga akhirnya dia membuka mata.

"Apa yang kamu lakukan?"

Seketika Rara ketakutan, dia takut jika Raymond marah padanya. "Maafkan saya Tuan."

Pria itu baru menyadari jika tangannya melingkar sempurna di perut sang gadis bahkan tubuhnya juga sangat dekat. "Bagaimana bisa aku tidur seperti ini." Kilatan rasa heran bermunculan di wajah Rara, dia juga tidak tahu kenapa sang Tuan tidur sambil memeluk dirinya.

"Saya tidak tahu Tuan."

"Pasti dirimu yang menarik tanganku." Tuduhan keji keluar dari mulut Raymond membuat Rara melongo menatap sang Tuan, untuk apa dia melakukan itu semua? "Saya tidak melakukannya Tuan, tadi tangan anda sendiri yang melingkar di perut saya."

"Mana mungkin." Raymond terus mengelak.

Sebenarnya Raymond juga sudah paham jika dia sering memeluk Rara saat tidur tapi karena gengsi dan malu dia sengaja mengambinghitamkan wanitanya agar harga dirinya tidak jatuh.

***

Sepulang dari luar negeri, perasaan aneh terhadap sang gadis semakin menjadi. Rara seperti hantu yang terus menghantui pikiran Raymond, setiap ingin melakukan apapun bayangan Rara selalu hadir yang membuat pria dingin ini tak menentu.

"Tuan, rapat akan segera di mulai." Laporan David mengagetkannya membuat pria ini menggerutu. "Lain kali ketuk pintu dulu." Kerutan demi kerutan muncul di dahi sang asisten, sedari tadi David sudah mengetuk pintu tapi lama tidak ada sahutan dari dalam.

Saat meeting berlangsung, pikiran Raymond kembali dikuasai gadis kecilnya bahkan partner kerja yang saat ini presentasi di depan seperti Rara gadisnya. 'Rara!' Raymond sedikit menajamkan penglihatannya dan ternyata bukanlah Rara.

Semua peserta meeting melihat pergerakan Raymond yang tidak biasa, raut wajah presdir mereka nampak gelisah tak menentu, bahkan berkali-kali sang Presdir mengusap mukanya.

"Tuan anda baik-baik saja?" Akhirnya David melontarkan pertanyaan yang sedari tadi dia tahan.

Raymond berdiri lalu meminta agar meeting mereka ditunda besok karena dia sedang tidak enak badan. "David atur ulang jadwal meeting untuk besok." Tidak berkata apa-apa lagi Raymond keluar ruangan meeting.

Diikuti bayang-bayang Rara benar-benar membuat Raymond tidak fokus, sampai-sampai dia salah menorehkan tanda tangan di tempat yang tak seharusnya hingga David harus membuat berkas lagi.

"Tuan ini berkas yang kedua, tolong jangan keliru tanda tangan lagi." Tak paham maksud asistenya Raymond mengerutkan alis, "Apa maksud kamu?"

"Anda salah tanda tangan Tuan."

Sebisa mungkin Raymond menepis bayangan Rara tapi semakin dia mencoba menepisnya yang ada bayangan tersebut semakin memaksa masuk dan membuat Raymond semakin frustasi.

Kedua bola mata indahnya terus saja menatap mesin waktu yang melingkar di tangannya tapi waktu seakan berhenti.

"Jam tangan ini normal apa tidak! kenapa daritadi tidak berubah!" Tak hanya sang asisten yang kena amarahnya, benda mati juga ikut kena sasaran.

Tak bisa menahan keinginannya untuk bertemu dengan sang gadis, Raymond memerintahkan David makan siang di rumah.

"Tumben sekali Tuan, anda makan siang di rumah." Bukan jawaban melainkan lirikan mematikan dari sang Tuan yang dia dapat.

David segera mengangguk dan meminta maaf karena mungkin pertanyaannya menyinggung tuannya.

"Maafkan saya Tuan."

"Aku lagi ingin makan di rumah, makanan di rumah lebih sehat daripada makanan diluar." David benar-benar dibuat melongo dengan jawaban Raymond, sejak kapan Raymond membandingkan makanan di rumah dan diluar rumah? kalaupun Raymond makan diluar David selalu memastikan semua baik dan sehat dikonsumsi.

"Mulai sekarang kita makan di rumah." David hanya bisa mengangguk tanpa berkomentar, okelah jika hanya makan pagi tapi untuk makan siang dan malam, terkadang mereka masih berada diluar yang jelas tidak mungkin harus pulang ke rumah.

"Suruh Rara menyiapkan makan siangku!"

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Elena
lanjutkan Kka author
goodnovel comment avatar
Ziezie Ziadatul Khikmah
sudah semakin baik..
goodnovel comment avatar
Libra Girl
dasar tuan presdir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Memasak Sambal

    David benar-benar tidak mengerti dengan Raymond yang semakin bersikap aneh, di rumah jelas banyak koki profesional lantas untuk apa meminta Rara yang notabenenya hanyalah gadis kecil tanpa memiliki kemampuan seperti koki, memasak? "Tapi Tuan....Saya takut jika Nona Rara yang memasak makanannya tidak sesuai standar anda." Raymond menggeleng, dia tidak perduli masakan Rara nanti sesuai standar atau tidak yang jelas dia ingin gadis kecil itu memasak untuknya. "Baiklah Tuan."David menurut saja, karena begitulah sang Tuan jika menginginkan sesuatu tidak ada yang bisa mencegahnya.Sekali pencet nomor David sudah terhubung dengan kepala pelayan di rumah, dia mengutarakan kemauan sang Tuan, sama seperti David kepala pelayan juga tidak mempercayakan hal tersebut pada Rara tapi mereka tidak bisa membantah apa yang dititahkan oleh Tuannya. "Baiklah Tuan David." "Tuan sekali lagi apa anda yakin dengan masakan Nona Rara?" Tatapan Raymond begitu tajam membuat bulu kuduk David berdiri dan seketik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Sakit Perut

    Rara tersenyum ketir mendengar hinaan Raymond, yang namanya sambal memang seperti itu apalagi tadi saat masak dia menambahkan terasi yang cukup banyak mungkin inilah yang membuat Raymond mencium bau yang tidak enak dari sambalnya. "Jika menjijikkan jangan dimakan Tuan." Buru-buru Rara mengambil sambalnya. "Siapa yang menyuruhmu mengambil sambal itu!" Segera Rara mengembalikan sambalnya lagi, dia benar-benar dibuat bingung oleh Raymond yang menurutnya plin plan. Tak ingin mendebat Raymond Rara mengambil piring dan bersiap melayani sang Tuan. Siapa sangka Raymond mengambil sambal buatannya dan dengan lahap memakannya. Baik Rara, pelayan maupun David dibuat terheran-heran dengan sikap Raymond, bahkan dalam waktu yang tidak lama nasi yang diambilkan Rara tandas begitun pula dengan sambal yang ada di piringnya. Butiran keringat membanjiri kening Raymond karena rasa pedas dari sambal, "Makanan ini benar-benar tidak enak." Ucapan raymond barusan tentu menyulut emosi Rara, bagaimana tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Kesal Dengan Wanita itu

    Rara tidak menjawab apa-apa dia hanya diam sembari terus menatap wanita tersebut, dari cara wanita itu bermanja-manja dengan Raymond sudah dapat dipastikan jika mereka pasti memiliki sebuah hubungan, ataukah wanita itu adalah wanita Raymond juga? belum sempat melanjutkan asumsinya, lamunan Rara sudah dibuyarkan ucapan sang Tuan."Pergilah Lalita!" Terpancar rasa tidak senang akan kehadiran Lalita."Enggak mau Tuan, saya ingin merawat anda." Dia bersikeras ingin merawat sang Tuan. Keadaan Raymond yang masih lemah membuatnya malas mendebat Lalita, lagipula hanya merawat saja apa salahnya, toh mungkin selesai merawat wanita itu akan pulang."Apa Tuan Raymond sudah makan?" Tatapan Lalita mengarah pada Rara yang sibuk dengan obat-obatan sang Tuan."Belum Nona," jawab Rara tanpa menatap Lalita."Bagaimana sih kok belum dikasih makan!" Seolah perhatian, Lalita mencaci Rara yang justru dari sinilah dia malu sendiri karena beberapa saat kemudian petugas rumah sakit masuk membawa sarapan."Ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Ponsel Baru

    "Aku bilang pergi." Suara lirih namun penuh penekanan membuat Lalita diam dan segera memakai pakaiannya kembali. Sebelum dia pergi, satu kecupan mendarat di pipi Raymond yang tanpa Raymond sadari lipstik tebal Lalita menempel. Di dalam kamarnya, Rara duduk dengan raut wajah yang kesal, kehadiran Lalita mengganggu pikirannya. "Apa yang kamu pikirkan." Suara bariton Raymond membuyarkan lamunan Rara. "Siapa lagi kalau bukan wanita itu," celetuknya, Rara yang sadar jika suara itu adalah milik Raymond segera menutup mulutnya. "Apa kamu cemburu?" Matanya menyelidik sambil tersenyum tipis. Dengan segera Rara menggelengkan kepala, dia menepis tuduhan sang Tuan terhadapnya. "Mana mungkin saya cemburu Tuan, dari segi apapun saya kalah dengan Nona tadi." Raut wajah Raymond kini berubah, entah mengapa ada rasa sakit tersendiri ketika Rara menepis jika ada rasa cemburu. "Oh." Respon singkat penuh rasa kecewa. Sehari sudah cukup untuk pura-pura sakit karena bagaimana pun juga pekerjaan di k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Tuan Tampan My Love

    Tubuh Rara bergetar hebat, dia tidak menyangka jika Raymond akan mengecek ponselnya. Tak tahu harus menjawab apa Rara menunduk sambil menetralisir rasa takutnya. "Kenapa!" Suara dingin penuh penekanan dan amarah. "Ma-maafkan saya Tuan." Lagi-lagi kata maaf yang keluar dari mulut Rara. "Aku tak butuh kata maafmu, sekarang bilang kenapa kamu begitu berani meramaiku dengan nama seperti ini?" Tatapannya begitu tajam, membuat tubuh Rara seketika melemas. "Ampuni saya Tuan, saya akan menggantinya. "Dia berusaha mengiba pada Raymond. Melihat Rara yang mengiba membuat amarah Raymond meluruh, lalu dia memberikan ponsel tersebut pada Rara. "Cepat ganti!" Dengan cepat Rara mengganti nama Raymond di ponselnya. 'Tuan Tampan' Rara rasa itulah nama yang pantas untuk Raymond karena memang Raymond sangat tampan. "Kamu namai siapa?" "Tuan Tampan," jawab Rara lirih. "Kurang lengkap," protesnya. Tak tahu harus menambah apa lagi akhirnya Rara bertanya pada Raymond, "Tambah apa lagi Tuan?" "Asta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Berbeda Dengan Sebelumnya

    Pelan-pelan Raymond menutup pintu, dia tidak ingin gadisnya terganggu dengan kedatangannya. Dia duduk sejenak di sofa sambil meregangkan otot-ototnya tak lupa menyulut rokok untuk menghilangkan penat. Sembari merokok, kedua netranya menatap gadis yang tidur terlelap di atas ranjangnya kemudian dia buru-buru mematikan rokoknya yang baru dinikmati separuh Tidur dengan memeluk Rara sudah menjadi kebiasaan bagi Raymond, dia tidak bisa tidur tanpa guling hidupnya tersebut. Keesokan paginya, keduanya sama-sama membuka mata, tau dirinya dipeluk, Rara dengan lembut meminta Raymond untuk menyingkirkan tangannya. Tak ingin harga dirinya jatuh, Raymond segera menyingkirkan tangannya, dia juga membuat statemen yang menunjukkan kebalikannya dengan mengatakan jika Rara yang menggodanya semalam. "Kamu yang memintaku untuk mendekat dan memelukmu." Seketika Raymond gugup. Tuduhan keji Raymond membuat Rara kesal, tidak mungkin jika dia yang meminta hal tersebut, karena setiap malam dia tidur hamp

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Berhasil

    Berbeda dengan hari kemarin, hari ini Raymond nampak bersantai di rumah. Dengan memakai baju kasual dia mengajak Rara untuk bersantai sejenak di taman belakang rumah. "Anda tidak bekerja Tuan?" Sedari tadi dia memendam pertanyaan ini. "Tidak." Jawaban yang sangat singkat, padat dan jelas. Tujuan Raymond mengajak Rara bersantai di taman adalah untuk mempertanyakan keinginan si gadis, apakah dia benar-benar ingin kuliah. "Apa kamu begitu ingin kuliah?" Kedua netra Rara terperangah menatap sang Tuan, kerutan-kerutan turut muncul di dahinya. "Iya Tuan, saya sangat ingin kuliah karena itulah tujuan saya datang ke kota." Raymond tersenyum, tentu setelah mendengar jawaban Rara niatnya untuk menguliahkan gadisnya semakin kuat tapi tentu semua tidak cuma-cuma karena ada balasan atas semua kebaikannya. "Aku akan menguliahkan kamu tapi dengan syarat." Lagi-lagi Rara terperangah sembari bertanya, "Apa Tuan?" Melihat antusias Rara, senyuman licik terukir di kedua bibirnya, yang dia butuhkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Cukup Pikirkan Cara Untuk Membahagiakan Aku

    Semalaman Raymond begadang mencari universitas terbaik untuk gadisnya, dia mengantongi beberapa universitas unggul dengan mencetak lulusan terbaiknya. Pukul dua dini hari Raymond menghubungi David, pagi buta asisten itu disuruh datang ke rumahnya guna membahas fakultas kedokteran terbaik di tanah air. "Ada masalah penting kah Tuan sehingga pukul dua dini hari anda meminta saya datang kemari?" tanya David sambil menahan rasa kantuknya. "Sangat penting." jawabnya. Dia menyodorkan berkas beberapa fakultas kedokteran terbaik, dan tugas asistennya adalah mencari fakultas yang terbaik diantara nama-nama kampus itu. Melihat berkas itu, rasanya ingin sekali David berteriak, dia disuruh datang hanya untuk memilih universitas yang menyediakan fakultas terbaik. "Tuan kenapa tidak membicarakan hal ini besok saja." Mulutnya terus menguap. "Tidak bisa," sahut Raymond yang seolah tidak peduli dengan asistennya yang sangat mengantuk. Satu persatu David membaca tulisan yang ada di kertas terseb

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30

Bab terbaru

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Menikah dan Bahagia

    Pernikahan Reyhan dan Tessa sudah ditentukan, mereka rencananya akan menggelar pernikahan mereka di salah Hotel milik Raymond. Awalnya mereka akan menggelar pernikahan di salah satu tempat ibadah tapi Rara mendesak mereka untuk menggelar pernikahan di hotel suaminya. "Semua gratis Pak Rey, aku yang akan mengatur semuanya." "Bukan masalah gratis apa nggak Ra, tapi aku tidak mau merepotkan kamu dan Tuan Raymond." Rara tetap bersikeras dengan keputusannya, semua dia lakukan itung-itung balas budi atas pengorbanan Reyhan dulu, itu pun tidak sebanding dengan pengorbanan Reyhan terhadapnya. "Baiklah Ra, tapi hanya hotelnya saja untuk biaya lainnya biar aku yang menanganinya." Rara menggeleng keras, dia hanya ingin Reyhan dan Tessa terima beres. Dokter itu hanya bisa pasrah menerima keputusan dari mantan juniornya meski dia sangat tidak enak. Rara sangat bahagia melihat Reyhan dan Tessa akan menikah, oleh karenanya dia ingin turut andil mengurus pernikahan pria itu, dia melakukan in

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Kembali ke Tanah Air

    Melihat Rara yang bisa tersenyum kembali membuatnya Nyonya Richard bahagia, dia berharap rumah tangga anaknya tidak lagi diterpa masalah, seorang ibu mana yang tega melihat anaknya menitikkan air mata."Aku titipkan anakku kepadamu bukan untuk disakiti Raymond tapi untuk dibahagiakan."Ucapan Nyonya Richard membuat Raymond mengangguk, dia paham jika kesalahannya begitu besar."Semampu dan sebisaku aku akan membahagiakan Rara, Ma," sahutnya.Tak terasa seminggu sudah berlalu, Raymond tetap tinggal di negara Jerman sedangkan David sudah harus kembali terlebih dahulu mengingat perusahaan tidak ada yang menghindle.Berbicara lah Raymond kepada Rara terkait keinginannya untuk segera kembali ke tanah air dia tidak bisa terlalu lama meninggalkan perusahaannya."Sayang bolehkah aku kembali ke tanah air? perusahaan sudah lama terlalu lama aku tinggal." Raymond sedikit takut meminta hal itu kepada sang istri, dia takut jika Rara marah.Bukannya marah Rara malah tersenyum sembari menatap suaminy

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Berbaikan

    "Ma malam ini kami tidur bersama mama dan Papa ya."Permintaan bocah kecil itu membuat Rara sedikit terkejut, mengingat dirinya dan Raymond untuk sementara waktu tidur di kamar yang terpisah.Shane juga ikut-ikutan sama seperti Kania, dia merengek supaya mamanya mengijinkan mereka untuk tidur bersama."Baiklah." Rara pun pasrah.Raymond tersenyum setidaknya malam ini dia bisa tidur satu kamar dengan sang istri.Semalaman Raymond dibuat sibuk oleh kedua buah hatinya kedua anak itu terus ingin ditemenin Raymond bermain.Mereka main tebak-tebakan nama buah dan juga nama hewan, Shane yang masih belum paham tentang nama-nama binatang dan buah sedikit membuatnya selalu kalah dan sebagai hukumannya dia harus mencium Kakak dan Papanya.Melihat keseruan suami dan anaknya Rara hanya bisa menggelengkan kepala, sebenarnya dia juga ingin turut bergabung namun egonya masih tinggi.Setelah bermain kedua bocah kecil itu terkapar tak berdaya, Rara yang sudah mengantuk segera menyusul ke tempat tidur.

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Tessa Sembuh

    Beberapa episode terakhirRaymond mengirimkan laporan pembatalan kerja sama dengan Fera kepada Rara, dia ingin istrinya percaya kalau dia dan Fera benar-benar tidak ada hubungan apa-apa.Setelah foto bukti pembatalan itu dikirim Rara tak kunjung melihat pesan yang dia kirim, hal ini membuat Raymond nampak gusar dia ingin menghubungi istrinya tapi takut jika sang istri marah.Pria itu hanya bisa mengusap rambutnya dengan kasar tak tahu harus bagaimana lagi untuk merayu sang istri.Di sisi lain Rara sudah melihat foto itu, dia pun tersenyum tapi dia masih belum mau memaafkan suaminya, hal yang dilakukan Raymond kali ini masih belum cukup untuk menebus kesalahannya selama ini."Sayang kenapa tidak dibalas?" Akhirnya Raymond mengirim pesan lagi kepada sang istri.Kali ini Rara hanya membaca pesannya tanpa mau menjawab pesan yang dia kirim."Masih belum bisakah kamu memaafkanku aku sayang?" Raymond mengirim pesan kembali.Rara hanya menulis satu kata yaitu belum hal ini membuat Raymond ke

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Senjata Makan Tuan

    Nyonya Richard terus memantau Fera, dia sangat murka setelah tahu Fera merencanakan hal buruk kepada Raymond.Menantunya yang saat ini tidak tenang karena masalahnya dengan Rara jadi kurang fokus. Dia tidak menyadari jika Fera tengah merencanakan hal untuk menjebak Raymond."Kelihatannya dia cukup meresahkan." Nyonya Richard ingin anak buahnya segera bertindak."Kita jebak balik saja Nyonya," sahut asistennya.Senyuman tersungging di bibir wanita itu, wanita yang ingin menghancurkan anaknya harus mendapatkan balasan yang setimpal.Fera malam itu meminta Raymond untuk bertemu di rumahnya, dia berbohong jika dirinya kurang enak badan.Awalnya Raymond enggan tapi Fera bilang jika urusan dengan mantan kliennya harus segera diselesaikan agar dia bisa mendapatkan klien yang lain.Fera meminta pelayan untuk menyiapkan minuman, di dalam minuman itu dia memasukkan obat tidur."Malam ini kamu akan menjadi milikku Ray, dan foto-foto kamu bersamaku akan aku kirim pada istri kamu yang bodoh itu!"

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Mengawasi Fera

    "Aku pulang sayang." Raymond berpamitan pada Rara.Melihat suaminya hendak kembali ke tanah air membuat Rara sedih tapi dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Raymond.Melihat ekspresi Rara yang nampak biasa membuat Raymond sedih. "Sayang apa kamu masih marah?"Rara tidak menjawab pertanyaan sang suami, tatapan yang tajam membuat Raymond yakin jika istrinya masih belum mau memaafkannya."Sayang aku mohon." Pria itu terus memohon."Aku ingin melihat kesungguhan kamu Mas! karena jika aku dengan mudah memaafkan kamu maka kamu akan mengulanginya lagi."Pria yang biasanya berkuasa kini menunduk lemah di hadapan istrinya. "Baiklah Sayang." Dia pasrah.Ketika semua berkumpul untuk mengantar kepulangan Raymond dan David di depan, Rara berpura-pura jika tidak ada apa-apa, dia senyum semanis mungkin bahkan dia mencium tangan sang suami."Hati-hati ya Mas, cepat kesini lagi," katanya.Raymond melongo menatap sang istri, andai ini tidak sandiwara pasti dia akan senang."Tuan David titip Mas Ra

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Firasat Mama

    Beberapa saat kemudian Raymond datang dengan David, Nyonya Richard yang kebetulan di ruang depan pergi menyambut sang menantu."Rara mana Ma?" Dia begitu cemas takut jika sang Mama melarangnya untuk bertemu sang istri."Berani sekali kamu membiarkan anakku ke sini sendiri!" Sang Mama protes karena menantunya membiarkan sang anak datang ke Jerman sendirian."Saya mau minta maaf Ma, saya tidak bermaksud membiarkan Rara datang ke Jerman sendirian." "Aneh!" kerutan mulai bermunculan.Karena belum tahu masalah anaknya Nyonya Richard menyuruh Raymond untuk pergi ke kamar. "Pergilah ke kamar mungkin dia tengah istirahat."Dengan buru-buru Raymond pergi ke kamar dan meninggalkan David di ruang tamu bersama Nyonya Richard.Begitu melihat Rara, Raymond segera memeluk istrinya, dia meminta penjelasan kenapa tiba-tiba pulang ke Jerman."Apa salahku sayang, kenapa kamu tiba-tiba pulang ke Jerman sendirian?" Rara menatap suaminya dengan tatapan tajam, "Pura-pura nggak tahu kamu Mas." Katanya deng

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Wanita Ular

    Raymond menggeleng sekali lagi dia menjelaskan jika dia dan fera tidak ada hubungan apa-apa, memang dia mengakui satu kamar dengan fera tapi mereka tidak melakukan apa-apa.Tujuannya ke Pulau Bali karena ingin membuka Resort di sana, kebetulan fera memiliki tanah yang sangat luas di wilayah yang strategis oleh karena itu Raymond pun diajak kerjasama untuk membangun Resort tersebut."Itulah alasan kenapa aku akhir-akhir ini pulang malam dan pergi ke Pulau dewata." "Kamu juga tidak mengejarku Mas!" Alasannya dia tidak segera mengejar karena dia ingin Rara tenang, terlebih dahulu, berbicara ketika emosi akan semakin membuat sakit hati.Rara terdiam mendengar penjelasan dari Raymond, hatinya sulit percaya dengan ucapan sang suami. Sikap Raymond selama ini sudah cukup menyakiti hatinya dan ditambah kejadian kemarin dirinya benar-benar kecewa dan sakit hati.Pria itu berbeda dengan sebelumnya, raut wajahnya begitu sedih, bahkan dia meminta Rara agar tidak meninggalkannya.Begitulah pria,

  • Wanita Pemuas Untuk Presdir   Tidak Percaya

    Raymond sangat shock melihat Rara yang menjadi pelayan, wajahnya memucat ketika Rara menatapnya tajam dengan air mata yang terus mengalir."Jadi ini mas tujuan kamu datang ke pulau ini." meski menangis tapi Rara mencoba untuk tersenyum.Sangat terlihat hati wanita itu begitu terluka melihat suaminya satu kamar dengan wanita lain."Kamu mengikuti aku!""Kalau tidak begini mana mungkin aku tau kecurangan kamu Mas," jawab Rara.Wanita itu menangis sambil terisak, dulu dia telah memberi kesempatan kedua dan berharap Raymond tidak akan menyakitinya, namun untuk sekian kalinya sang suami terus menyakitinya."Yang telah aku lakukan selama ini apa sedikit saja tidak bearti bagimu Mas!"Rara menatap Fera yang terdiam, dia memarahi Fera yang tega menggoda suaminya."Aku tidak menggodanya." Tentu Rara tidak percaya, bahkan saat makan Fera telah berani menyuapi sang suami.Tak ingin berdebat, Rara memutuskan keluar. Perasaannya tak menentu, hatinya benar-benar hancur karena sang suami.Raymond

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status