Rara memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Mama dari suaminya, dia sangat terkejut dengan sikap Arogan sang mertua. Melihat istrinya yang kesakitan membuat Raymond marah, dia sangat menyayangkan sikap mamanya tersebut."Apa yang Mama lakukan?" Pria itu segera berdiri sembari menatap mamanya dengan tajam."Aku tidak suka kalian berada di Negara ini!"Raymond tertawa mendengar ucapan sang mama, orang nomor satu di Jerman saja tidak mempermasalahkan kedatangan mereka."Apa hak Mama melarang kami pergi ke negara ini?" sahut sang anak.Wanita itu semakin murka, dia menatap Rara kembali guna melayangkan tamparan untuk kedua kalinya, namun tiba-tiba ada sebuah tangan dari belakang menahan tangannya."Beraninya anda Nyonya Corner!" Terdengar suara dingin dari belakang.Nyonya Corner menoleh, alangkah terkejutnya dia melihat Nyonya Richard yang memegangi tangannya."Nyonya Richard." "Apa yang anda lakukan Nyonya Corner?" Sambil membuang tangan wanita jahat itu."Aku hanya ingin
Jessica masih ambigu dengan ucapan mamanya, apa perhatian terhadap Rara adalah kejutannya? atau gimana? Nyonya Richard membawa Jessica mendekat, dia memberitahu jika Rara adalah adiknya yang hilang dua puluh tiga tahun yang lalu. "Dia adik kamu Sayang." Berita ini benar-benar membuat Jessica shock bagaimana bisa Rara menjadi adiknya, bukankah mereka berasal dari negara yang berbeda? "Bagaimana bisa Ma?" tanyanya. Semua berawal dari sang kakek yang memiliki pengaruh besar di negara Jerman, pemberontakan waktu itu membuatnya harus menyelamatkan semua keluarganya, Semua keluarga Richard harus pergi ke Asia untuk menyelamatkan diri dan mereka memilih tanah air untuk tujuan mereka. Persembunyian mereka ternyata sudah diketahui, sang kakek harus meregang nyawa demi menyelamatkan anak dan cucunya, bayi kecil itu yang tak lain adalah Aurora juga diambil, mereka hanya bisa menyelamatkan Jessica yang masih sangat kecil. Setelah peristiwa itu mereka tidak lagi tahu dimana Aurora, entah dibu
Sepanjang malam Nyonya Richard memeluk anaknya, sangat terlihat jika dia tidak ingin melewatkan waktu sedikit pun bersama sang anak. Ketika sang fajar datang, wanita itu sudah bangun. Dia duduk di sisi anaknya sambil menangis. "Kenapa kamu ketemu saat sudah menjadi milik suami kamu sayang." Hatinya sangat tak rela jika sang anak kembali ke negaranya tapi dia tidak bisa menahan karena bagaimanapun juga seorang suami memiliki kuasa penuh terhadap istrinya. Puas menatap anaknya, Nyonya Richard turun untuk memasak, pagi ini adalah moment terakhir sarapan bersama sang anak oleh karenanya dia memasak aneka macam makanan. Jessica yang kebetulan ingin olahraga di taman belakang tak sengaja melihat sang mama yang tengah sibuk memasak, "Mama ngapain?" "Adik kamu mau pulang jadi mama masak banyak," jawabnya. Melihat mamanya yang sangat perhatian terhadap adiknya membuat Jessica iri, dia merasa jika sang mama sangat menyayangi Rara. "Selama ini Jessica tidak pernah melihat mama masak tapi ke
Semua orang menyambut dengan bahagia kepulangan Raymond dan Rara, di kantor semua staf memberikan kejutan untuk presiden mereka, meskipun hanya kejutan kecil tapi hal ini membuat Raymond cukup terharu.Di rumah sakit Rara juga mendapatkan kejutan dari beberapa partner kerjanya, semua turut bahagia dengan apa yang Rara rasakan."Selamat ya Dokter Rara, semoga cepat mendapatkan momongan." Semua turut mendoakan Rara, mereka semua berharap ada malaikat kecil yang hadir diantara Rara dan Raymond.Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah sebulan Rara dan Raymond pulang dari bulan madu.Hari ini Rara nampak begitu lelah, dia merasa kurang enak badan sehingga meminta ijin pada Reyhan untuk pulang cepat."Pak Rey saya ijin pulang cepat ya." Suaranya lirih nampak sekali jika dia tidak baik-baik saja."Ra kamu nampak pucat sekali, aku periksa dulu ya." Reyhan sangat khawatir dengan keadaan Rara.Dokter wanita itu segera menggeleng, dia tidak ingin merepotkan Reyhan, lagi pula yang dia butu
Hingga pagi hari Raymond belum juga pulang hal ini membuat Rara sangat marah kepada suaminya, rencana indah ingin memberitahu kabar gembira pupus sudah yang ada hanya keinginan memarahi suaminya.Ketika Rara bersiap untuk berangkat ke rumah sakit, terdengar suara langkah kaki masuk ke dalam, dan sudah dipastikan itu adalah suaminya."Bagus, pagi baru pulang," katanya ketus sambil menatap marah sang suami.Raymond yang lelah tidak menggubris ucapan istrinya, dia melepas sepatutnya lalu merebahkan diri sejenak."Mas! aku tuh bicara sama kamu!" Dia sudah tidak bisa menahan emosinya.Berkata apa-apa Raymond mengambil guling, dia segera menutup wajahnya dengan guling tersebut.Amarah Rara meletup-lepas melihat sikap suaminya, "Keterlaluan kamu Mas!" Tangannya mengepal.Dengan langkah cepat dia segera mengambil guling yang digunakan Raymond untuk menutup wajahnya dan membuangnya."Aku tuh lagi bicara sama kamu!" teriaknya."Apa sih mau kamu, aku tuh lelah baru pulang bukannya disambut denga
Tak ingin berdebat dengan menantunya, Nyonya Richard menerobos masuk ke dalam, betapa terkejutnya dia melihat sang buah hati berbaring dalam keadaan setengah telanjang. "Apa yang telah dilakukan suami kamu?" Melihat sang Mama, Rara segera menutup tubuhnya dengan selimut, dia tidak percaya jika mama yang keberadaannya ribuan mil kini berdiri di depannya. "Mama, ada urusan apa datang kemari?" tanyanya dengan malu. Nyonya Richard menghela nafas, tentu kedatangannya untuk melihat keadaan putri tercintanya. "Sayang kamu kan sedang hamil jadi Mama kesini untuk melihat keadaan kamu dan calon cucu Mama," jawabnya. "Rara baik-baik saja Ma, nggak perlu dikhawatirkan kan sudah ada Raymond." Raymond ikut duduk diatas tempat tidur. Melihat menantunya membuat emosi wanita paruh baya itu perlahan naik, dia merasa kesal karena Raymond mengajak Rara bercinta padahal Rara baru saja dinyatakan hamil. "Memangnya kamu bisa menjaga Rara, lihatlah kalian habis ngapain, kalau sampai terjadi apa-apa d
Dalam waktu yang tak lama, Rara sudah memegang lima porsi nasi goreng di tangannya, dia sudah tidak sabar untuk melahap nasi goreng tersebut."Ayo Mas lajukan mobilmu, aku sudah tidak sabar ingin memakan nasi goreng ini." Pria itu menuruti kemauan sang istri, dia segera melajukan mobilnya." Singkat cerita kini mereka telah tiba di rumah, Rara mengambil piring dan membawanya ke kamar."Baunya harum banget Mas, kamu nggak mau?" Rara menawari suaminya yang kini duduk disampingnya."Kamu makan sendiri saja." Matanya melirik Rara sedikit."Nggak mau ya sudah padahal enak banget loh nasi gorengnya." Meski mulutnya bilang tidak mau tapi saliva Raymond terus mengucur, bau smoky dari nasi goreng yang dimakan oleh Rara menusuk hidungnya sehingga membangkitkan keinginan untuk makan.Lagi-lagi gengsinya lebih besar dari keinginannya sehingga dia tersiksa sendiri."Mas yakin kamu nggak mau, coba deh beneran enak nasi gorengnya." Rara menyodorkan sesendok nasi goreng.Raymond menjauhkan wajahnya
Tak hanya di rumah, di rumah sakit pun Rara merasa stres karena semua rekan dokter memperlakukannya seperti orang sakit, semua pekerjaannya dihandle rekan dokter sedangkan dia hanya boleh duduk."Pak Rey, ada apa sih sebenarnya?" protesnya."Kamu lagi hamil Ra, jadi kami harus menjagamu.""Aku hanya hamil Pak Rey bukannya sedang sakit keras!" Reyhan tidak menggubris ucapan Rara, dia melakukan ini karena ada aturan baru yang dibuat oleh pemilik rumah sakit yang tak lain adalah suami Rara sendiri."Pak Rey!" Rara menarik tangan Reyhan karena dokter itu mengabaikannya."Sudahlah Ra, menurut saja, ini semua adalah peraturan baru dari rumah sakit ini." Rara sudah menduga jika ini adalah kelakuan suaminya, karena jika Raymond tidak memberikan titah maka semua dokter akan bersikap biasa terhadapnya karena dia bukanlah satu-satunya dokter yang tengah hamil.Tanpa berpamitan dan berkata apa-apa Rara mengambil tasnya dan pergi ke kantor sang suami dia ingin protes dengan apa yang terjadi di r