Ada ketukan di depan pintu ruang istirahat.Pikiran Shiera teralihkan. Dia bangkit dan pergi untuk membuka pintu.Fani berdiri di luar pintu sambil membawa tas di tangannya. Ketika dia melihat Shiera membuka pintu, sebuah senyum merekah. "Nyonya Shiera!"Shiera terpaku pada tempatnya.Mendengar 'Nyonya' ini, hati Shiera bergetar.Fani menyerahkan tas itu kepada Shiera dan berkata dengan lembut, "Tuan Alex ingin memberikan ini pada Anda."Pada saat ini, mata Fani penuh dengan rasa iri ketika dia melihat Shiera.Tuan Alex sangat baik pada Shiera. Alex membawanya ke tempat kerja dan mengkhawatirkan keadaan Shiera apakah bisa bosan atau lelah.Pernikahan dalam keluarga kaya selalu terasa hampa dan Shiera pasti memiliki keberuntungan yang luar biasa sehingga bisa mendapatkan suami yang seperti ini."Apa ini?"Shiera sama sekali tidak tahu kecemburuan di hati Fani, jadi dia mengambil tas yang diserahkannya, lalu membukanya untuk melihatnya.Di dalamnya, ada segumpal benang wol!Apa Tuan Alex
Untuk melindungi Aston saja, sudah membuat Widya kelelahan. Jika Alex sampai tahu soal keberadaan anak itu ...!Widya tidak berani memikirkan konsekuensinya lagi!Selama beberapa tahun ini, Aston tidak pernah bisa kembali ke kediaman utama keluarga Blackthorne, semua ini karena ulah Alex.Seberapa kejamnya Alex? Widya sangat jelas!Begitu tahu keberadaan anak itu, Alex pasti akan berusaha memanfaatkannya.Pada saat itu, Widya mungkin akan kehilangan segalanya karena anak itu! “Bagus kalau kamu mengerti, jadi Albus tidak boleh mengetahui keberadaan anak itu. Kita tidak bisa menanggung konsekuensinya,” kata Joanna tersentak ketakutan.Widya, “...”Memang benar, konsekuensinya itu, mereka semua tidak dapat menanggungnya.Widya membekap wajahnya dan menangis, sekujur tubuhnya bergetar dirudung kesedihan, tidak kalah dengan kondisi Joanna kemarin.Joanna memeluk Widya dan menepuk bahu Widya dengan lembut.Dia menghela napas dan berkata, "Kamu tidak berjodoh dengan anak itu!"Tubuh Albus ma
Dengan sedih, Shiera memandang Alex yang tampak tidak senang, dia sama sekali tidak tahu kenapa Alex marah lagi.Alex memandang Shiera lagi.Dia mendengkus, “Apakah kamu lapar?"Shiera mengangguk, “Iya, aku lapar.""Mbak Nancy sudah mengantar makanan kemari. Ayo makan.""Hm, baik!"Begitu mendengar masakan Mbak Nancy sudah diantar kemari, Shiera segera meletakkan pekerjaan yang dia lakukan.Alex melihat ekspresi lega Shiera, perasaan tidak senang yang dia rasakan tadi langsung menghilang dalam sekejap.Dia tersenyum dan berkata, "Kamu begitu tidak suka melakukan ini?"Shiera berkata, “Aku sudah terbiasa sibuk dalam pekerjaaan!"Selama bertahun-tahun tinggal bersama neneknya, Shiera selalu memahami pentingnya ilmu dan uang bagi seseorang.Jadi dia menghabiskan waktunya untuk belajar atau menghasilkan uang.Sedangkan kerajinan tangan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa dimakan, jadi berinvestasi dalam hal ini hanya buang-buang waktu saja.Mendengar kata-kata Shiera, Alex merasa pilu.
Widya dan Alex sekarang bisa dibilang sedang beradu siasat!Akan tetapi Shiera-lah yang ketakutan setengah mati.Walau mengatakan apapun, Widya tetap tidak mau menyerahkan proyek Greenvista. Sampai Albus kembali ke Kota Cilegon.Malam itu juga, Albus memanggil Alex kembali!Namun, Alex juga mengajak Shiera datang bersamanya.Melihat Shiera, raut wajah Albus menjadi lebih suram lagi, “Memangnya sekarang kamu ke mana pun, juga harus membawa wanita ini?"Sekarang begitu melihat Shiera, Albus langsung gundah!Alex mengerutkan kening dan membalas dengan ketus, “Meskipun belum melangsungkan pernikahan, kami sudah memiliki surat nikah. Memangnya membawa istri sendiri itu ilegal?"Lihatlah! Betapa ironisnya ucapan ini. Ini juga isyarat yang ditujukan pada Albus.Alex yang sekarang ini, benar-benar berbeda dengan Alex yang saat berada di kantor.Alex yang di kantor itu begitu tenang, bijaksana dan tampak serius ...!Sedangkan Alex yang sekarang, dia begitu pintar bersilat lidah!Melihat orang-o
Kepala Albus terasa sangat sakit sekarang!Melihat ke Widya dan bertanya, “Bagaimana perkembangan persiapan serah terima proyek Greenvista?"Albus sudah tahu tetapi masih pura-pura bertanya. Beberapa hari ini, Albus menghindar dan berada di Bandung, karena dia tidak ingin terlibat dalam proyek Greenvista.Bagaimanapun, Widya adalah istri kesayangannya, dia tidak ingin melihat Widya tampak merana.Akan tetapi, kali ini Keluarga Susanto sudah mempermasalahkan masalah ini, jadi kedamaian Albus pun berakhir dalam sekejap.Widya melihat Albus bertanya tentang persiapan serah terima proyek Greenvista dan berkata dengan sedikit kecewa, “Masih dalam persiapan!"Albus bertanya, “Masih berapa lama lagi?"Berapa lama?Sekarang, apakah ini berarti memberikan batas waktu?Widya tidak puas! Namun menghadapi tekanan Albus, dia tidak berani menunjukkan ketidakpuasannya.Dia hanya bisa menjawab dengan nada tidak sudi, “Seminggu lagi!"Widya baru saja selesai berbicara. Alex langsung menyela dan berkata
Cara berpikir pria memang tidak sepeka wanita, mereka juga tidak berpikir sebanyak wanita.Widya dapat meramalkan apa yang mungkin terjadi, setelah Alex mengambil alih Greenvista.Namun, Albus sama sekali tidak berpikir demikian!Dia bahkan merasa Widya berprasangka buruk terhadap Alex. Bocah itu memang menyebalkan, tetapi dia tidak mungkin mencelakakan saudaranya sendiri."Memangnya aku yang mengungkit Aston? Ini hanya ...."Menghadapi tatapan dingin dan tegas Albus, Widya langsung berhenti. Dia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan pembicaraan!Lalu dia berkata, “Kamu sama sekali tidak mengkhawatirkan Aston!"“Jangan khawatir, Alex tidak akan melakukannya!”Mendengar Albus begitu percaya pada Alex, hati Widya pun menjadi dingin.“Tidak akan mencelakakan Aston, tapi bagaimana denganku?” tanya Widya dengan tidak sabar.Seberapa besar kebencian Alex pada Widya?Selama beberapa tahun terakhir ini semakin jelas terlihat.Namun, Albus berkata, “Sudah bertahun-tahun, apakah kamu masih khaw
Setelah menutup telepon, Karina menarik Vincent dengan penuh semangat, “Nak, kita akan kaya!"Melihat kegembiraan Karina, Surya dan Vincent sama sekali tidak sesemangat Karina!Lagi pula, sangat sulit bagi mereka untuk menangani masalah Shiera. Mana mungkin mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan mudah?Sekarang Vincent dan Surya sama-sama memahami hal ini! Satu-satunya orang yang masih bertahan hanya Karina saja.“Karina, lupakan saja,” kata Surya dengan dilema.Setelah membuat keributan sebelumnya itu, Karina pun dijebloskan ke penjara. Ingin Shiera ikut mereka pergi!?Apalagi batas waktunya besok? Surya berpikir, mereka tidak akan sanggup menangani masalah ini!"Apa yang lupakan? Kenapa dilupakan?" Begitu Karina mendengar Surya berkata lupakan, dia langsung merasa tidak puas!Selama ini dia hidup miskin karena pria ini.Dia sudah takut menjalani kehidupan yang sulit ini dan tidak mungkin melepaskan kesempatan berharga ini sama sekali.Surya berkata, “Kalau begitu, bisakah k
Ketika Alex mendengar apa yang Shiera katakan, dia melihat ke pot bunga itu lagi. Tampak jelas, dari sudut pandang Alex.Sukulen ini bahkan tidak bisa dibilang cantik, apalagi imut.Melihat sekilas syal yang tergeletak di atas sofa. Hasil rajutannya tidak banyak, hanya sedikit saja. Dari kecepatan membuat syal ini, terlihat jelas kalau Shiera benar-benar tidak pintar membuat kerajinan tangan!Selain itu, dia sepertinya tidak bisa menenangkan diri dan melakukannya dengan santai.“Dengan kesabaranmu itu, dulu Tuan Wilman pasti sering memarahimu, ‘kan?”Melukis sama halnya dengan membuat kerajinan tangan, sama-sama membutuhkan banyak kesabaran.Shiera menggelengkan kepalanya, “Tidak, Pak Guru hanya akan memarahiku saat aku melakukan kesalahan."Pak Wilman bukanlah orang yang dikenal memiliki kesabaran!Akan tetapi, dia sangat sabar terhadap Shiera, muridnya ini.Alex berkata, “Kalau begitu, kenapa kamu memiliki kesabaran untuk belajar memahat relief?"Shiera berkata, “Karena aku menyukain