Alex mengangkat alisnya, "Kamu tidak suka?""..." Suka atau tidak?Shiera tidak pernah mempertimbangkannya.Namun, pertanyaan Alex sekarang membuat hati Shiera menegang.Ini bukanlah masalah suka atau tidak. Shiera tidak bisa terus-terusan seperti ini, 'kan?Saat Shiera memikirkan malam di Tangerang waktu itu, dia tahu betapa buruknya saat melakukan kesalahan."Sudahlah. Aku tidak menggodamu lagi."Alex akhirnya melepaskan Shiera setelah dia melihat raut wajah Shiera yang kesusahan.Alex menempatkan Shiera di atas kasur secara perlahan. Alex lalu bangkit berdiri dan melihat jam yang ada di tangannya, lalu berkata, "Sebentar lagi rapat. Sepertinya kita akan pulang agak malam hari ini.""Oh, baiklah." Shiera dengan patuh menganggukkan kepalanya.Alex sangat puas dengan kepatuhan Shiera. Dia lalu berbalik dan keluar dari ruang istirahat.Setelah Alex keluar, Shiera menepuk pelan dadanya, merasa ketakutan.Sebenarnya, maksud Alex itu apa sih?Hari ini, sudah dua kali Alex berbuat seperti d
Mobil Polisi melaju meninggalkan gerbang kantor Blackthorne.Vincent dan Surya masih berpelukan. Mereka berdiri di depan gerbang Grup Blackthorne sampai sekujur tubuh mereka terasa kaku.Kerumunan telah bubar, satpam berjalan ke arah mereka sambil mendengkus. "Apa kalian masih ingin membuat onar?"Surya terpaku.Vincent juga terpaku.Berbuat onar?Mereka telah melihat dampak dari insiden ini, siapa yang masih berani berbuat onar?Ekspresi wajah Vincent terkesan kaku saat melihat ke arah Ayahnya, Surya yang segera menggelengkan kepalanya, sambil tertawa berkata pada satpam, "Kami bukan datang untuk berbuat onar. Semua ide dari wanita itu, tidak ada hubungannya dengan kami!"Surya memang gemar berjudi. Walaupun terkesan seperti seorang berandalan, dia tetap memperlakukan anaknya dengan baik.Vincent kesal dengan Surya karena tadi tidak membantu, tetapi saat melihat keadaan sebenarnya dia juga tidak mampu menyangkalnya."Pergi, cepat pergi!" kata Satpam dengan nada tidak senang.Walaupun
"Kamu mengira aku akan memedulikan hal ini?""Bukan begitu, Shiera! Apa maksudmu?" kata Vincent dengan cemas.Bukankah Shiera telah mengakui kesalahannya? Apa artinya itu sekarang? Apakah Shiera berniat melepaskan ibunya atau tidak?Shiera, "Tidak apa-apa, jangan telepon aku lagi kelak." "Kamu pikir aku ingin meneleponmu, tapi aku jijik mendengar setiap perkataanmu itu!"Shiera tetap membisu."Itu semua karena ibu kita!" teriak Vincent.Shiera mencibir. "Merasa jijik, jadi kenapa kamu meneleponku sebelumnya?"Gaya yang seperti ini, untuk diperlihatkan pada siapa?Vincent memikirkan perkataan sebelumnya, raut wajahnya langsung berubah dan menjadi marah.Vincent berujar, "Aku tidak peduli, kamu harus segera melepaskan Ibu!""Bukan aku yang menangkapnya, tidak ada gunanya mencariku!""Bukan begitu .... Shiera!""Kalau dia tidak bersalah, dia akan dibebaskan!" Shiera mendengkus dingin dan menyela Vincent.Lalu, mematikan ponselnya.Vincent mengetahui telepon telah dimatikan, dia pun menja
Vincent tidak pernah menyangka Sovia menjadi begitu dingin. Di dalam hati Vincent, Sovia adalah seorang wanita yang lemah lembut.Bahkan uang bisa didapatkan dengan mudah dari Sovia.Jadi apa pun masalahnya, asal mencari Sovia pasti masalah bisa terselesaikan.Meskipun Sovia mengabaikan mereka, itu karena sikap ibunya yang sudah keterlaluan.Sudah lama tidak bertemu, seharusnya Sovia lebih tenang, 'kan?Namun kenapa nada ucapan Sovia kedengaran .…Vincent sangat kaget mendengar ucapan yang dilontarkan Sovia segera berkata, "Kak Sovia, Dia adalah ibu kita!""Itu ibumu!" jawab Sovia dengan nada dingin.Ibu? Saat Sovia masih berada di Keluarga Tambunan, Sovia selalu menganggap Karina sebagai ibunya.Bahkan, uang belanja yang diberikan Yanto padanya selalu disisihkan untuk Karina. Namun pada akhirnya ....Apa yang Sovia dapatkan dari semua itu? Bagaimana perlakuan Karina padanya dan juga putrinya?Sekarang Sovia melihat dengan saksama, hanya Vincent merupakan anak satu-satunya di dalam ha
Vincent terpaku di tempat. Dia mendengarkan bunyi suara terputus dari ponselnya. Sekujur tubuhnya tak mampu bergerak.Dia tidak menyangka akan ditolak oleh Shiera dan Sovia berturut-turut!Ketika Surya melihat Vincent menutup telepon, dia segera bertanya, "Bagaimana? Apakah Sovia akan membantu? Kita tidak punya uang sekarang!"Vincent diam membisu.Kata-kata "Tidak punya uang" benar-benar menyentuh sarafnya dan dia menatap Surya dengan tajam."Tidak punya uang! Kamu itu sudah dewasa! Kapan kamu baru bisa menghasilkan uang? Lihat seperti apa keluarga kita sekarang!" teriak Vincent marah.Kemarahannya terhadap Shiera dan Sovia kini dilampiaskan pada Surya.Surya tercengang saat melihat sikap Vincent terhadapnya.Lalu dia berkata dengan sedih, "Kenapa kamu membentakku? Apa menurutmu, aku itu tidak bisa menghasilkan uang?""Kalau begitu, apakah kamu bisa? Kalau bisa, kamu tidak akan menghabiskan waktu bertahun-tahun di meja judi!"Meskipun Surya ada selama ini bersamanya, dia jarang bertem
Vincent melihat layar ponsel yang kosong, pernapasan pun terasa sesak, dia buru-buru mencoba untuk menyalakan ponselnya kembali.Namun baru saja menyalakan ponselnya hanya bertahan 30 detik dan ponselnya mati kembali.Vincent mencoba untuk menyalakan lagi, kondisinya benar-benar mustahil untuk dihidupkan lagi." Bagaimana?" tanya Surya saat melihat Vincent tidak meneruskan teleponnya lagi.Vincent berujar, "Tidak ada baterai lagi, ponsel kamu apa masih ada baterai?""Masih ada! "Surya buru-buru mengeluarkan ponsel tua miliknya pada Vincent.Kemudian Vincent yang telah mengambilnya, berhenti kembali.Surya melihat dia tidak bergerak segera berujar, "Kenapa lagi?"Vincent berujar, "Aku tidak ingat nomor teleponnya!" "Kamu coba lagi nyalakan ponselnya! Bukankah tadi masih ada tersisa 30 detik?"Vincent mengangguk kepalanya dan kembali mencoba menyalakan ponselnya. Namun kali ini bagaimanapun dia mencobanya, layar ponselnya sama sekali tidak menyala dan tidak ada tanda-tanda kehidupan
Karena itu, dia juga tidak berani kabur sendirian.Apalagi sekarang Rachel tidak berada di perusahaan lagi, makin mustahil baginya untuk melakukan apa pun sendirian.Baru saja masuk ke dalam mobil.Shiera menerima telepon dari Sovia."Kakak.""Kalau Vincent meneleponmu lagi, abaikan saja dia!""Setelah aku berkata seperti itu, dia masih berani menelepon lagi?" Shiera mengerutkan bibirnya.Boleh dibilang, Shiera juga tidak sungkan lagi pada Vincent dan kata-kata apa pun telah dilontarkannya juga.Namun begitu mengingat kalau mereka adalah tebal muka, sepertinya Vincent tetap akan berani datang ke sini lagi."Dia pasti akan menelponmu," ujar Shiera."Vincent telah meneleponmu juga?" tanya Sovia.Shiera berkata, "Ya, ingin meminta uang."Sovia terdiam.Sampai sekarang ini, Vincent masih ada muka untuk meminta uang?Namun, orang ini memang tidak pernah merasa malu dan selalu meminta uang. Ini bukan hal yang aneh.Orang-orang seperti Vincent, sulit untuk disingkirkan walaupun telah memperma
Alex mendengarkan kata-kata Shiera yang jengkel sambil tersenyum. "Apakah kamu tidak memikirkannya sama sekali?"Alex tidak menyangka gadis ini bisa begitu sadis dan berpendirian teguh.Ya, berpendirian keras.Sebelumnya, Alex masih tidak terlalu mengenalnya dan hanya melihat betapa kecil nyalinya.Secara logika, orang seperti itu tidak akan memiliki pendirian.Namun, sekarang Alex menyadari Shiera adalah orang yang sangat berpendirian terutama dalam hal tertentu.Sikapnya begitu tegas, sampai membuat orang merasa bergidik.Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak perlu memikirkannya dan itu tak pantas."Sekarang ini, Karina dan Vincent memperlakukannya hanya demi uang.Kalau Shiera tidak punya uang, bisakah Vincent memanggilnya Kakak? Apa Karina akan datang mencarinya? Tidak akan sama sekali.Berbicara tentang kelayakan, kesedihan yang kuat menyelimuti Shiera.Sambil menarik napas dalam-dalam, Shiera berkata, "Aku tidak berada di sisi nenek ketika dia meninggal. Saat itu, ak