Ketika Layla tengah sibuk mencoba-coba sepatu yang bagus menurutnya. Logan segera mengambil gawainya untuk menghubungi seseorang."Hallo Marry, tolong bantu aku membeli sebuah sepatu di toko Cindy store. Aku ingin sebuah sepatu cantik bertahtakan berlian yang dipajang di sana." Titah Logan pada Marry."Cinderella story?" Marry meralat."Iya benar." Jawab Logan."Untuk istrimu? Berapa ukuran kakinya?" Marry terkekeh di ujung sambungan telepon."Jangan tertawakan aku, iya ini untuk istriku. Sebentar kutanyakan ukuran kakinya." Logan menjeda."Sayang, berapa ukuran kakimu?" Tanya Logan pada Layla."Ukuranku tiga puluh delapan. Kamu mau membantuku mencari sepatu yang cocok?" Tanya Layla senang."Tentu!" Jawab Logan dengan membalas antusiasme Layla."Terimakasih Logan, kamu suami yang sangat romantis dan pengertian." Puji Layla yang dibalas oleh senyuman logan.Logan pun segera menepi untuk mengatakan ukuran kaki Layla pada Marry."Tiga puluh delapan, harus sudah datang di rumah mertuaku t
Layla mengguncang tubuh Logan dan berkata, "Log, bangunlah aku dan orang tuaku sudah siap. Segera bersiaplah kemudian kita berangkat.""Baiklah." Jawab Logan kemudian segera bersiap memakai setelan yang telah disediakan oleh Layla. Senada dengan gaun hitam yang dikenakan oleh Layla. Logan tampak begitu mempesona, bahkan jejak pecundang yang selama ini melekat padanya hilang entah kemana."Ini kamu Log?" Layla cukup terkejut ketika melihat Logan telah siap dan keluar dari kamar."Ya dia itu suamimu, sayangnya dia pencundang. Andai saja ia seorang pemimpin perusahaan terkemuka seperti Williams Skyworks, pasti kau adalah wanita yang sangat beruntung." Cibir Suzy sambil terkekeh."Tentu bu, anakmu memang sangat beruntung." Ucap Logan dalam hati, namun ia hanya tersenyum penuh arti pada Layla.Bob yang sedari tadi diam tak beraksi seperti kedua wanita disebelahnya tiba-tiba bertanya, "Kau sudah siapkan hadiah untuk Nathan?""Tentu aya
Seluruh area Sky Lounge menjadi cukup sibuk dengan banyaknya jumlah tamu undangan. Sembari menikmati hidangan yang disajikan oleh para pelayan para tamu pun saling bercakap, entah itu tentang pribadi mereka, gosip diantara mereka, atau tentang Nathan dan Aine yang nampak serasi. Para tamu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat pada Nathan dan Aine seketika mereka saling menyematkan cincin di jari manis pasangannya.Ketika jam menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, Andrew Johnson menaiki podium untuk pembacaan hadiah."Perhatian semuanya," Andrew Johnson mengetuk mikrofon untuk menarik perhatian para tamu undangan pertunangan kakaknya, Nathan."Selamat malam, terimakasih atas kehadiran anda semua di pesta pertunangan Nathaniel Johnson kakakku dan Aine Rashid putri kebanggaan keluarga Rashid yang terhormat. Saya Andrew Johnson mewakili kakak dan ibu saya tercinta juga keluarga besar Johnson mengucapkan selamat menikmati segala jamuan yang telah kami siapk
"Sayang, Layla tampak pucat. Ada apa dengannya?" Tanya Aine pada Nathan."Entahlah, tapi semoga saja dia tidak merusak acara kita. Lagi pula aku juga kesal, kenapa kakek harus meminta waktu di momen bahagia kita. Kenapa tidak di waktu lain saja." Gerutu Nathan."Aku serius Sayang, sepertinya ia sedang sakit." Aine cukup khawatir dengan kondisi Layla yang menyandar pada tubuh Logan.Yugo mengekor di belakang Layla dan Logan. Mereka bertiga kini sudah berada di depan dimana seluruh mata tertuju pada mereka. Beberapa orang bahkan mulai menyadari bahwa Layla terlihat pucat dan tak ragu menunjukkan kemesraannya dengan Logan. Seakan rumor yang selama ini beredar tak benar. Yugo yang sedari tadi merasa percaya diri karena keluarga besar Johnson telah menerima lamarannya untuk Layla pun kini memandang penuh curiga pada pasangan Layla dan Logan."Lepaskan cucuku Logan!" Lantang kakek Robin Johnson."Kakek?" Tanya Layla heran, ia terkejut dengan te
"Hari ini reputasiku benar-benar hancur." Ucap Robin kemudian memegang dadanya yang terasa sakit dan terhimpit, Robin terkulai lemah meski masih memiliki kesadaran."Ayah!" Teriak Bob yang terkejut melihat kondisi ayahnya yang nampak lemah di atas kursi rodanya."Bawa aku ke Rumah sakit." Pinta Robin."Tolong jangan bawa anakku." Teriak Nova Johnson sembari menarik-narik tangan Nathan yang telah melemah seakan menyerah pada takdir."Aku tidak menyangka, keluargaku bisa hancur dalam semalam karena ketamakan. Bagaimana kami harus menghadapi cemoohan orang-orang, besok atau bahkan saat ini pasti berita tentang pesta ini telah menyebar. Ohh Logan... " Layla terduduk di posisinya sambil tersedu melihat keluarga Johnson dipermalukan bahkan Nathan diseret paksa oleh pihak berwenang."Bangunlah Sayang, mari kita pulang." Logan menarik tangan Layla untuk bangun dan memapahnya untuk berjalan mengikuti Bob yang mendorong kursi roda Robin."Ayah sepertinya aku harus
"berhasil! Dia merespon." Teriak seorang yang tengah berkutat dengan komputer didepannya. Ia adalah Miki, seorang programmer yang tengah melakukan riset untuk menghidupkan kembali kenangan seseorang bernama Lucy yang sebenarnya telah mati. Karena jasadnya tidak lagi bisa untuk digunakan meski telah diawetkan, ingatan Lucy diprogram untuk ditanamkan di sebuah robot dengan kecerdasan buatan yang telah dipesan khusus sehingga memiliki tampilan persis seperti sosok Lucy."Apa?" Sahut beberapa orang lain di ruangan tersebut.Mereka berkerumun didepan layar komputer milik Miki."Dia bisa menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh tuan Williams." Ujar Miki senang karena hasil kerjanya selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil."Seandainya kita bisa mengakses otak dari Lucy, mungkin kita bisa menyelesaikannya lebih cepat." Tambah Miki."Ini progres yang bagus, kita harus segera menghubungi tuan Williams." Ucap seseorang bernama Benn
Layla tersipu mendengar pujian dari suaminya itu. Meski selama ini ia menutup diri dari Logan atas keinginan keluarganya, dalam lubuk hati Layla ia sebenarnya sangat menikmati kebersamaannya dengan Logan."Aku istrimu Log, kau bisa melakukannya padaku. Aku tidak akan menolak lagi, karena aku juga menginginkannya. Aku mencintaimu Log." Ucap Layla tanpa ragu, matanya berkaca-kaca menyiratkan kesungguhan hatinya . Ia sadar bahwa selama ini ia telah berbuat buruk pada suaminya demi keinginan keluarganya. "Baiklah, jika kau benar-benar telah merelakan dirimu padaku. Aku tentu tidak akan menolak. Semoga kamu tidak menyesalinya." Tegas Logan pada Layla."Tentu aku tidak akan menyesal, aku menyerahkan diriku pada lelaki yang aku cintai. Tunggu aku akan ke kamar mandi dulu." Ucap Layla dengan semangat. Seakan lupa bahwa selama ini ia telah menolak dan selalu merendahkan logan. Namun kini Layla sendiri yang menyerahkan diri bahkan mengemis untuk sentuhan Logan yang telah menyita seluruh jiwany
Layla meringis kesakitan ketika benda milik Logan mengoyak pertahanannya."Tunggu sedikit lagi, aku janji aku ini akan menjadi sangat nikmat. Bahkan kau akan sangat bersyukur dengan benda kebanggaanku ini." Ujar Logan menyombongkan miliknya yang berharga.Tak berapa lama Layla mulai melenguh tak karuan merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya. Sensasi luar biasa yang diberikan oleh Logan padanya."Ohh God,, what's this? why it's so good." Racau Layla yang mulai bisa menikmati serangan dari Logan.Logan mulai mempercepat tempo permainannya hingga membuat Layla mendesah tak terkendali. "Ooohhh... Apa ini Log, ini sangat nikmat... Ada apa denganku." Erang Layla seperti tertahan dan terbata-bata."Kurasa kau telah sampai. Baiklah sekarang giliranku." Ujar Logan kemudian membalik tubuh Layla menjadi posisi merangkak dan ia langsung mengisi Layla dari belakang. Kali ini ia tak peduli lagi dengan segala lenguhan dan desahan yang k
Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati
"baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang
Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h
Layla mulai gelisah karena Logan tak kunjung pulang semenjak berpamitan tadi pagi. Layla berpikir keras, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Logan dengan penampilannya yang paripurna tersebut. "Dimana kamu Logan, kenapa belum juga pulang?" gumam Layla sembari menimang-nimang ponselnya karena bingung harus menelepon Logan atau tidak. "Masa bodoh, aku tidak akan peduli!" ucapnya kesal pada Logan namun tak bisa melampiaskan kemarahannya."Bahkan aku berdandan untuk kesia-siaan. Dasar bodoh, dan murahan!" oloknya pada dirinya sendiri."Apa yang kupikirkan hingga aku begitu bersemangat untuk merias diriku. Dasar wanita murahan." Layla begitu kesalnya hingga melampiaskan amarahnya pada pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.Karena merasa malu dengan dandanannya yang sangat nampak berusaha menggoda Logan, dan sayangnya Logan sendiri justru sibuk dengan dunianya sendiri. Layla pun menghapus makeup yang menempel di wajahnya. Merapikan kembali seluruh lingerie
Setelah berhasil membodohi Layla dan kedua orangtuanya Logan menyusun rencana berikutnya dan kini melibatkan Dokter Ashley. Tentu Karena Logan Akhirnya memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian pengaksesan otak Lucy. Logan merasa tindakan ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat ancaman dari komplotan musuhnya tentang Layla bukanlah ancaman kosong belaka. Logan tidak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya, yaitu abai dengan keselamatan orang terdekatnya. Logan berupaya bagaimana caranya segera mengetahui dalang dibalik kematian Lucy yang mungkin kini mengincar Layla. Ia sangat berharap, setelah berhasil mengakses otak Lucy dan mengetahui siapa penjahat itu, ia bisa segera bebas dari ancaman tersebut dan bisa berbulan madu dengan tenang bersama Layla. Mempunyai banyak anak dan menua bersama Layla.Logan telah berpakaian sangat rapi dengan menggunakan tuxedo seakan ia akan pergi menikahi seorang gadis. Namun nyatanya, ia berdandan serapi itu adalah untuk me
"Tuan Williams sangat membutuhkan Layla disisinya. Kami berjanji akan menjaga Nyonya Layla Johnson dengan baik. Juga, memberikan pengobatan yang terbaik pada Tuan Williams." "Bagaimana ini Bob?" Suzy panik."Ayah ijinkan aku, kini aku harus berbakti kepada suamiku, seperti ibu berbakti pada Ayah. Tolong jangan egois, aku sangat mencintai Logan." Layla yang tidak tahu menahu soal sandiwara Logan, begitu terbawa suasana hingga menangis tersedu-sedu.Karena hal itu dengan berat hati Bob dan Suzy mengantar anak dan menantu mereka ke bandara untuk penerbangan ke Singapura. Setelah pesawat yang ditumpangi oleh Layla dan Logan take off, Bob dan Suzy pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Namun, disisi lain setelah sesi drama antara Layla dan kedua orangtuanya, Logan dan Layla masuk untuk check in dan pemeriksaan. Kemudian barulah setelah itu, bukannya membawa Layla menuju ruang keberangkatan, justru Logan mambawa Layla menuju pintu keluar bandara."Log, harusnya kita
Logan terbangun di ranjang milik Jack. Hal itu berkat usaha Suzy dan Bob yang susah payah memindahkan tubuh Logan. "Lucy...." Logan berteriak diujung mimpinya. Entah apa yang terjadi di khayalannya selama ia pingsan."Log?" Layla memberanikan diri untuk mendekat."Awas, dia belum stabil. Jangan sampai dia membahayakan janinmu," ujar Bob khawatir."Layla? Sedang apa kita disini?" Logan merasa linglung."Sayang? Kau baik-baik saja? Baru saja kamu pingsan? Apa kamu merasa sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tutur Layla begitu cemas dengan keadaan Logan.Logan berpikir sejenak, iya merasa ucapan Layla ada benarnya. Ia harus mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, mengingat ini pertama kalinya ia mengalami hal seperti ini. Ia memang sadar betul jika ia adalah orang yang cukup sulit mengendalikan emosi dan sering kali meledak-ledak. Namun ini adalah pertama kalinya ia merasa begitu marah hingga mengalami shock dan pingsan."Iya, kurasa aku butuh se
Keringat membasahi pakaian Logan. Wajahnya memucat dan suhu tubuhnya begitu dingin. Giginya bermegemeletuk sedang bola matanya melirik kesana kemari dengan pandangan mengabur."Lucy..." Braaaaakkk...Tubuh Logan limbung hingga terjatuh di lantai, sedang tak seorangpun berani mendekatinya. Bahkan, Layla sekalipun. ***"Ohhh Baby, Jangan berhenti! Itu terasa nikmat!" Lucy melenguh merasakan tikaman cinta dari Logan. Mendengar hal itu, Logan hilang kendali dan menambah tempo permainannya hingga Lucy menyerah terlebih dahulu."Ohhh Baby, it's coming... Ohhh my God, it's so good, Baby," erang Lucy."Tahan sedikit lagi Sayang, kita keluarkan bersama." Logan mempererat pelukannya pada tubuh polos Lucy dan mengulum bibir ranum milik Lucy dengan beringas."Ohhhh God, it's coming..." Logan begitu terlena dalam pelepasannya sampai tak sadar menggigit bibir Lucy hingga mengeluarkan darah."Oh Sayang maafkan aku, aku tidak sengaja," ujarnya merasa bersalah. Ia mengelap darah di bibir Lucy perla
Tut... Tut... Tut...Logan berusaha menghubungi Layla saat Suzy memaksanya untuk mengantarkannya menemui Layla di apartemen yang ceritakan pada Suzy."Halo?" sapa Layla diseberang."Bagaimana keadaanmu?" tanya Logan sungguh berharap Layla sudah membaik."Aku baik-baik saja, kau pergi kemana? Bibi Annete bilang kau sedang ada urusan." tanya Layla sembari mengunyah apel di kamarnya."Sayang, dengarkan perintahku dengan baik. Karena aku tidak bisa mengulang perkataanku ini. Waktu kita terbatas, kau harus meminta bantuan Jack Lee untuk mencari apartemen disewakan di area pinggiran Metro Local A yang jaraknya paling dekat ke kantormu. Kalau tidak ada yang disewakan, beli saja unit yang ada disana dengan harga berapapun yang mereka minta asalkan kita mendapat satu unit apartemen itu. Segera minta Jack untuk mengisinya dengan perabot sederhana yang penting nampak ada kehidupan di dalam apartemen itu. Waktu kita hanya satu setengah jam. Jovi tidak bisa mendampingimu karena aku menugaskan dia