Persahabatan yang ternoda.Part: 25.***Air mata Dev jatuh begitu saja, ketika membaca percakapan lamanya dengan Rio.'Layla ... di mana sekarang kau Layla? Maafkan aku yang tak mencarimu. Tetapi setelah ini, aku berjanji akan menemuimu,' gumam Dev.Tak lama kemudian, Naomi masuk ke dalam kamar. Dev menyembunyikan ponselnya di bawah bantal."Mas, apa sudah baikan?" tanya Naomi lembut."Iya. Mas sudah tidak sakit kepala lagi," sahut Dev memaksakan sebuah senyuman."Sudut mata, Mas kok basah. Apa Mas tadi menangis?" Naomi mengusap sisa air mata Dev dengan ujung jarinya. Hati Dev bergetar, ia tak mengerti kenapa bisa mencinta wanita lain, selain istrinya. "Sayang, katakan yang sejujurnya! Siapa Layla?" Dev menggenggam tangan Naomi.Naomi terdiam, tubuhnya menjadi lemas ketika mendengar suaminya menyebut nama Layla lagi."Apa Mas masih memikirkan tentang Layla?" Naomi menatap serius ke arah mata suaminya."Mas tidak mengerti, tetapi nama itu selalu menyelinap dalam pikiran, Mas."Lagi
Persahabatan yang ternoda.Part: 26.***Saat sore hari, Irfan pulang dari kantornya. Kini Layla juga sudah diperbolehkan kembali setelah Bik Ika datang."Saya pamit, Nyonya." Layla mencium punggung tangan Leni."Hati-hati di jalan. Berjanjilah untuk main ke sini lagi nanti," ujar Leni menyentuh kepala Layla dengan lembut."Tentu saja, Nyonya. Saya pasti mengunjungi Nyonya lagi."Layla melangkah masuk ke dalam taksi. Irfan hanya diam menatap kepergian Layla. Sikap cuek dan angkuhnya membuat Irfan enggan banyak bicara dengan orang kalangan bawah.Sementara di sisi lain, Rio sudah sampai di rumah Dev. Sesuai perintah Dev, ia menjemputnya sore ini."Mau ke mana?" tanya Naomi pada Rio."Em ... e ...." Rio tak bisa menjawab."Mau mengecek bisnisku, sayang. Mas meminta Rio menemani," sambung Dev."Mas mengingat Rio?" Naomi sedikit merasa ada yang disembunyikan."Tidak, tapi Mas membaca dari pesan lama tentang urusan bisnis yang dibantu oleh Rio."Dev memang ahli berkilah. Namun, naluri seor
Persahabatan yang ternoda. Part: 27***Dev masih membisu menyaksikan Layla yang sudah berlalu bersama pria lain.Ingatannya kembali, tapi Layla malah pergi."Mas, jika memang tak ada lagi cinta itu untukku. Maka aku ikhlas Mas tinggalkan," ucap Naomi lemah.Dev masih bergeming. Hatinya belum rela berpisah dengan Layla, apa lagi sampai melihatnya bahagia dengan pria lain."Mas, ayo pulang! Kita selesaikan masalah ini dengan jelas.""Kau selalu melibatkan keluargaku, Naomi. Tak bisakah masalah ini jangan diceritakan pada mereka?" Dev menatap datar."Mereka bagian dari kita, Mas. Mana mungkin menyembunyikan masalah sebesar ini."Dev dan Naomi terlibat adu mulut di Apartemen. Bagi Dev masalah ini hanya dibesar-besarkan oleh Naomi.Sedangkan bagi Naomi ini memang masalah yang serius. "Terserah Mas saja! Aku akan pulang sendiri." Naomi berlari keluar.Dev tak mengejar, ia masih mematung di dalam Apartemen.'Kau keterlaluan Layla, aku tak akan bisa terima begitu saja keputusanmu memilih pr
Persahabatan yang ternoda.Part: 28.***Naomi tak pulang hingga malam hari. Dev semakin cemas, ia mulai mencari keberadaan Naomi."Bu, aku ingin mencari Naomi," ujar Dev berpamitan."Iya, carilah istrimu dan bawa pulang. Ibu tahu Naomi sangat berduka saat ini. Mungkin dia sedang di rumah Mamanya," papar Lastri.Dev berlari setelah mendapat izin. Ia bergegas melajukan mobilnya. 'Naomi, maafkan Mas. Mas tidak akan menyakiti hatimu lagi,' gumam Dev.Sepanjang perjalanan Dev menyesali semua kesalahannya. ***Sementara Layla masih meratapi kesedihannya. Layla pun ingin memulai kehidupan yang baru. Irfan mengunjungi Layla, dengan alasan mengecek keadaan rumahnya."Kau masih bersedih?" tanya Irfan."Ya, tentu saja." Layla menjawab dengan datar."Rumah ini tidak gratis. Kau harus mengurusnya dengan baik! Jangan berlarut dalam perasaan sedihmu itu. Nanti bisa merugikan saya," papar Irfan."Merugikan Bapak?" Layla menatap bingung."Iya. Kau akan merugikan saya, jika di kantor kerajaanmu ta
Persahabatan yang ternoda.Part: 29.***Layla dan Irfan semakin dekat. Bahkan Layla sudah membulatkan tekat untuk benar-benar melupakan Dev. "Saya tak mau kau bekerja di kantor lagi sebagai OB. Mulai hari ini, kau bekerja di rumah saya, membantu Bik Ika mengurus Oma sekaligus mengurus rumah," ujar Irfan."Baik, Pak. Saya akan lakukan apapun, karena Bapak sudah banyak membantu saya," sahut Layla."Bagus." Irfan merasa senang. Ada rasa yang berbeda di hatinya. Ini adalah kali pertama ia peduli dengan seorang wanita.***Sementara Dev semakin hari, semakin gusar. Naomi benar-benar tak ingin kembali padanya.Tubuh Dev kian kurus, makannya sudah tak teratur. Lastri sangat sedih melihat kondisi Dev saat ini.Sedangkan Naomi mulai bekerja lagi. Naomi tampak ceria dan melupakan kesedihannya."Kapan kamu akan menggugat cerai Dev?" tanya Melati sembari mengoleskan selai ke roti Naomi."Nanti, Bu. Sekarang aku mau fokus dulu dengan pekerjaanku," sahut Naomi datar.Naomi memang tak ingin kemba
Persahabatan yang ternoda.Part: 30.***"Layla!" teriak Irfan.Layla menatap ke arah Irfan sekilas. Namun, ia tak mempedulikannya. Irfan berlari sangat kencang.Kereta sudah semakin dekat. Mata Layla terpejam, angin melayangkan rambutnya hingga berantakkan. Irfan meraih tangan Layla ke samping, detik berikutnya kereta melintas.Jantung Irfan seperti ingin meloncat keluar. Jika telat sedetik saja, nyawa Layla tak mungkin terselamatkan."Kau sudah gila!" hardik Irfan.Layla bergeming. Tatapannya kosong, matanya basah."Ayo ikut saya!" Layla masih bergeming.Irfan sangat kesal. Kini Irfan menggendong tubuh Layla dan membawanya masuk ke dalam mobil."Lepaskan, Pak! Biarkan saya mati!""Jangan mati di sini," ketus Irfan.Kini Layla sudah berada di dalam mobil. Irfan melaju ke rumah yang tak jauh dari rel kereta itu.***Di sisi lain, Naomi memikirkan tentang cerita Leni. Naomi merasa ceritanya sangat mirip dengan pengalaman pribadi dirinya."Sayang, kenapa melamun?" tanya Melati."Tidak
Persahabatan yang ternoda.Part: 31.***Malam ini tepat pukul delapan. Irfan mematung di dalam kamar. Sementara Leni sudah bersiap-siap."Irfan, ayo keluar sayang! Kita harus berangkat sekarang!" teriak Leni dari luar kamar Irfan.Irfan membukakan pintu dengan wajah yang lesu. "Oma, aku tidak ingin pergi ke rumah Om Handoyo," ujar Irfan.Leni melototinya, kemudian berkata. "Harus mau!"Dengan langkah yang pasrah, Irfan keluar dari kamar. ***Di sisi lain, Toni sudah tahu kedekatan Layla dengan rekan bisnisnya yang ternama itu. Toni mencibir Layla. Baginya Layla memang wanita yang mahir menjerat laki-laki kaya.Setiap hari Toni hanya melampiaskan kekesalannya pada wanita-wanita penghibur."Mari bersenang-senang," ucap Toni mengangkat gelas minuman.Rumah yang mewah itu, ramai dengan teman-teman wanitanya. Sedangkan Layla, ia tak bersedih ataupun mengeluarkan air mata lagi. Sedari awal Layla sudah siap jika harus menerima kenyataan pahit kembali. 'Ya Allah, aku tahu dosaku di masa
Persahabatan yang ternoda.Part: 32 ***Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Pesta digelar meriah oleh keluarga Handoyo. Putri keduanya itu tampil begitu cantik. Namun, Irfan terlihat tak bahagia. Para tamu undangan sudah hadir sebagian. Bahkan Dev dan Naomi juga dalam perjalanan. Layla pun menguatkan diri untuk bisa menghadiri acara pernihakan Irfan. Ia berdandan sederhana, tapi terlihat sempurna. Ketika sampai di tempat acara, semua mata menatap kagum akan kecantikan Layla. Namun, tak kalah banyak pula, wanita mencibir dirinya.Detik berikutnya pasangan suami istri yang tampak bahagia datang. Yaitu, Dev dan Naomi. Keduanya bergandeng tangan mesra. Layla melihat kehadiran Naomi dan Dev, ia langsung bersembunyi."Terima kasih, karena kalian sudah bersedia hadir," ucap Leni lembut."Ini adalah pesta termeriah tahun ini. Bagaimana mungkin kami tidak akan hadir," sahut Dev.Layla masih memperhatikan dari balik sudut tembok ruangan. Detak jantung Layla berdebar hebat. Wajah Dev kem
Persahabatan yang ternoda.Part: 48.***Semua yang berada di luar, menjadi masuk menemui Rama.Layla mencoba menghapus air matanya. Namun, Naomi lebih dulu menangkap tangan Layla.Perlahan Naomi menyentuh wajah Layla. Diusapnya mata yang sudah basah itu. Bukannya reda, tangis Layla malah semakin pecah."Lay, maafkan aku!" Naomi memeluk Layla.Semua beralih menatap ke arah mereka berdua.Kini Naomi dan Layla berbicara di luar. Abraham dan Dev juga turut menyusul."Apa dirimu benar-benar mau memaafkan saya?" tanya Layla.Mengangguk Naomi tanpa ragu, dan berkata. "Iya, Lay. Lupakan yang telah berlalu! Sekarang kita sudah memiliki kebahagiaan masing-masing. Jangan pernah membuatku menjauhimu lagi. Aku menyayangimu," ucap Naomi."Saya berjanji, tidak akan pernah kesalahan yang sama terulang. Teirma kasih, Naomi. Saya juga menyayangimu," papar Layla.Terharu Abraham dan Dev. Keduanya enggan mengganggu, hanya menatap dari belakang..Hari berlalu ....Kini kehidupan Layla sudah sempurna. Pe
Persahabatan yang ternoda.Part: 47.***Setelah menikah, Layla tetap tinggal di rumah miliknya sendiri. Abraham mengalah, karena sang istri memiliki tanggung jawab atas toko besar yang dipunyai.Tak ada yang berubah. Sepasang pengantin baru itu masih memanggil dengan sebutan Tuan, dan Nona.Bagi yang mendengarnya akan merasa iri, karena sebutan itu terkesan unik dan romantis."Nona manis, hari ini ada kasus yang sangat besar. Seorang klien saya berasal dari kalangan bawah. Bahkan untuk menyewa jasa saya pun, ia menggadaikan sebuah surat rumah," ujar Abraham."Benarkah, Tuan? Kalau begitu dirimu harus semangat! Kalau boleh saya tahu, apa permasalahan yang sedang dihadapinya?" tanya Layla sambil memakaikan kancing baju sang suami."Bapak itu namanya, Pak Samsir. Beliau hanya seorang penjual ketoprak keliling. Saat Pak Samsir berjalan mendorong gerobak jualannya, tiba-tiba melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Pak Samsir yang hendak menyeberang hampir terlindas, untungnya pengend
Persahabatan yang ternoda.Part: 46.***Dua bulan kemudian ....Layla dan Abraham semakin dekat, bahkan rasa itu sudah tumbuh di hati Abraham."Bu, jika aku ingin mempersunting Layla, apakah Ibu setuju?" tanya Abraham dengan ragu-ragu.Berkaca-kaca mata Mira, ia terharu sekaligus bahagia. Layla sudah akrab pula dengan dirinya. Bagaimana mungkin Mira tak merestui."Tentu saja Ibu setuju," sahut Mira senang.Abraham tersenyum sembari memeluk sang ibu. Rencananya lamaran akan dilakukan nanti malam. Jika Layla menerima, maka pernikahan segera dilangsungkan dalam waktu dekat.***Ketika hari mulai gelap, Abraham bersiap-siap dengan detak jantung yang semakin kencang.Gugup Abraham ingin menyatakan cinta pada seorang janda kembang. "Sudah siap?" tanya Mira mengedipkan sebelah matanya."InsyaAllah, Bu."Detik berikutnya mereka berangkat. Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Abraham dan Mira sampai.Gemetar lutut Abraham ketika mencoba keluar dari mobil. Mira tertawa kecil menyaksikan keg
Persahabatan yang ternoda.Part: 45.***Cukup lama Layla tak sadarkan diri, bahkan Abraham masih setia menemani. Cika pun datang dikabari oleh Karin.Sedangkan di sisi lain, Dev pulang dengan rasa sesal. Entah apa yang membuatnya bisa berkata sekejam itu pada Layla.Namun, tiba-tiba ia merasa bersalah. Biar bagaimana pun juga, Layla tetaplah berjasa dalam hidupnya.Gundah hati Dev. Ia sangat marah karena Layla hampir merusak rumah tangganya. Namun, Dev tersadar, dirinyalah yang awal mula menumbuhkan benih cinta.Sampai di rumah, Dev langsung memeluk Naomi dengan erat. Tangisnya pecah, tubuhnya gemetar hebat."Ada apa, Mas?" tanya Naomi bingung."Mas sudah mendatangi Layla. Mas mencacinya, tapi Mas lupa bahwa sejahat-jahat Layla, dia tetaplah peduli pada putri kita, dan juga kehidupan kita, Noami. Mas malah menghakiminya dengan kata-kata kasar tadi."Terdiam Naomi mendengarkan perkataan sang suami. Dirinya tahu, Dev sudah tak memiliki perasaan lagi pada Layla. Bahkan Naomi senang, jik
Judul: persahabatan yang ternoda.Part: 44.***Sore itu Abraham dan Layla semakin akrab. Namun, tak ada getaran apa-apa di hati mereka."Saya permisi pulang lebih dulu. Ada klien yang akan datang ke rumah nanti. Semoga kita bisa bertemu lagi," ujar Abraham."Baiklah. Hati-hati di jalan," sahut Layla.Seperginya Abraham, Layla masih terpaku di kursi kayu yang ia duduki.Menyaksikan banyak pasangan yang lalu lalang. Betapa hati Layla merindukan kasih sayang.'Bagaimana mungkin, aku bisa melupakan Dokter Dev. Sedangkan kelembutan dan kenyamanan itu hanya pernah aku dapatkan darinya," batin Layla.Jatuh perlahan air mata itu. Tak bisa dipungkiri, cinta untuk Dev begitu dalam."Nyonya Layla, ada yang ingin bertemu di rumah. Orang itu sudah menunggu dari tadi," ucap Cika yang tiba-tiba datang menyusul Layla."Siapa?" tanya Layla tak bersemangat."Lihat saja sendiri. Ayo pulang."Layla tak banyak bicara lagi. Ia pun pulang bersama Cika. Saat ini hanya Cika yang setia menemaninya.'Maaf, Nyo
Persahabatan yang ternoda.Part: 43.***Sebisa mungkin Cika membuat Naomi mau bertemu dengan Layla. Hingga akhirnya pertemuan sudah diatur di sebuah restoran ternama.Naomi penasaran kenapa Layla ingin berjumpa dengannya lagi. Emosi Naomi yang sudah menumpuk, ingin segera ia luahkan pada tempatnya.Tepat pukul 14: 30 Layla dan Naomi bertemu.Berdebar dada Layla saat menatap kembali mata sendu Naomi. Mata yang dulu meneduhkannya, mata yang dulu memandangnya penuh cinta."Naomi," lirih Layla dengan suara yang gemetar."Apa maumu? Apa ingin membanggakan diri atas kemenanganmu menghancurkan kebahagianku?" tanya Naomi."Tidak, Naomi. Saya ingin meminta maaf."Tersungging bibir Naomi saat mendengar ucapan Layla. "Dulu kau pun pernah berkata demikian."Jatuh bulir bening itu membasahi pipi yang sudah tak berhias seperti sebelumnya. Layla memang kehilangan Naomi sejak ia menjalin asmara dengan Dev.Layla ingin meraih cinta dari sang pujaan, malah kehilangan cinta dari sahabat terbaiknya."
Persahabatan yang ternoda.Part: 42.***Di dalam mobil, Naomi tak berkata apa-apa. Hanya air matanya yang mengalir begitu saja."Mas tak menyangka, bisa-bisanya kau bersama pria lain membawa Jelita. Sekarang Mas mengerti, kenapa dirimu menolak diajak pulang ke rumah," ujar Dev yang masih gemetar menahan emosinya."Terserah apa yang mau Mas katakan tentangku. Namun, satu hal yang pasti. Aku bukan dirimu, Mas. Aku masih tahu dengan batasan-batasan itu. Mas Abraham memang tadi bersamaku. Akan tetapi kami tak sengaja bertemu. Lagi pula, dia hanyalah anak teman Mama. Aku malu dengan tindakanmu yang semena-mena. Bahkan Mas lupa, bahwa Mas sendiri sedang bermain gila dengan Layla. Turunkan aku di sini! Aku tak sudi satu mobil dengan Mas lagi," papar Naomi panjang lebar.Setelah cukup lama Naomi berdiam diri menahan segala gejolak hati. Akhinya semua tertumpah. Dev terpaku mendengar penuturan Naomi. Ia semakin merasa bersalah karena telah memukul Abraham tanpa mendengarkan penjelasannya."M
Persahabatan yang ternoda.Part: 41.***Ketika pagi menyapa, Layla dan Dev bersiap untuk pulang ke Jakarta. Tampak cerah raut wajah Layla, rencananya telah berhasil. Ia berpikir, setelah ini Dev tentu akan jatuh ke dalam pelukannya lagi.Waktu berjalan ....Suasana hening tanpa ada yang membuka obrolan. Ketika keduanya sudah sampai, Layla sengaja mengulur waktu untuk tetap bisa bersama Dev."Dokter Dev, saya ingin meminta waktumu sebentar saja untuk menemani saya mengambil sesuatu di agen barang perlengkapan toko milik saya itu," ucap Layla."Baiklah, tapi saya tak bisa lama," sahut Dev.Layla mengangguk. Dev masih tak tahu, jika dirinya sudah masuk dalam perangkap Layla.Saat Layla sampai di tempat tujuannya. Dev diminta untuk mengangkatkan beberapa barang ringan. Kemudian Layla mengabadikan lagi gambar Dev itu. Tentunya untuk memanasi situasi.Detik berikutnya, Layla langsung mengunggah ke sosial media miliknya. Seperti biasa, Melati yang gemar mengecek akun Layla itu pun melihat
Persahabatan yang ternoda.Part: 40.***Layla menarik nafasnya panjang, sembari menetralkan perasaan. Cukup lama ia berpikir, akhirnya muncul satu ide di kepalanya."Setelah saya mencabut tuntutan. Saya mau Dokter menemani saya ke luar kota untuk seminggu ke depan," ujar Layla."Cuma itu?" tanya Dev dengan rona wajah berseri.Layla mengangguk pelan. Namun, di hati tersirat satu keinginan untuk membuat cinta Dev tumbuh lagi selama waktu seminggu nanti.***Di sisi lain, Naomi dan Melati dibebaskan. Cika suda memberi surat pernyataan berdamai atas perintah Layla.Waktu berjalan ....Naomi mengambil Jelita dari pelukan Dev. "Aku tak tahu kenapa Layla bisa mencabut tuntutannya. Tapi apa pun itu, aku tetap tidak akan berterima kasih, atau pun minta maaf padanya," ujar Naomi.Dev berdehem pelan, sambil menyerahkan Jelita."Mama yakin, perempuan jalang itu punya tujuan lain," sahut Melati."Sudahlah, Ma. Mama selalu memperkeruh suasana. Layla melakukan ini karena Jelita. Harusnya kalian be