Persahabatan yang ternoda.Part: 33.***Hari berganti bulan ....Kehidupan Layla berjalan seperti biasa, walau ada relung hampa di jiwanya.Sedangkan Irfan, sampai saat ini belum bisa mencintai Adelia. Bayangan Layla masih saja menjelma dalam ingatannya. Rumah yang Layla tempati, memang sudah diserahkan sepenuhnya oleh Irfan. Bahkan Leni setuju, itu adalah salah satu permintaan Irfan sebelum menikahi Adelia.Namun, Leni pun mempunyai permintaan. Setelah Irfan memberikan hak penuh atas rumah itu, maka Irfan dan Layla tak boleh bertemu lagi.Janji itu masih Irfan junjung tinggi, walau ia belum bisa mencintai sang istri. Namun, dirinya juga tak pernah menemui Layla lagi.***Di sisi lain, Layla mulai membuka toko kecil-kecilan untuk bertahan hidup. Dirinya sering teringat akan Irfan. Namun, tak kalah sering pula mengingat sosok Dev. Layla bingung, sebenarnya hatinya untuk siapa?Akan tetapi jika teringat Irfan, rasanya tak sesakit saat mengingat Dev. Dari situ Layla mengerti, cintany
Persahabatan yang ternoda.Part: 34.***Sejak hari itu, Layla mulai bangkit, dan mengelola toko kecil miliknya. Namun, perjuangan Layla sangat banyak rintangan. Para tetangga enggan berbelanja di tempatnya."Jangan beli di situ, deh Buk. Penjualnya seorang janda, bekas pelakor pula," ucap salah seorang yang lewat di depan toko Layla.Layla hanya beristigfar dalam hatinya. Cobaan yang dihadapi sungguh berat.Di sisi lain, perut Naomi mulai tampak membesar. Walau belum terlalu kelihatan. Namun, Dev sebagai seorang suami, menyadari perubahan fisik Naomi."Sayang, kau tampak lebih cantik saat mengandung. Pipimu tembem, sepertinya enak untuk dicubit," goda Dev."Ah, jangan dicubit dong, Mas!" Naomi bergelayut manja di lengan sang suami.Kehidupan Naomi dan Layla memang sangat bertolak belakang. Bahkan itu terjadi sudah sedari dulu.***Sementara Irfan, masih belajar mencintai Adelia. Ia tak mau pernikahannya ini gagal. Irfan adalah pria yang menjunjung tinggi nilai kesucian sebuah rumah t
Persahabatan yang ternoda.Part: 35.***Hari berganti bulan ....Kehamilan Naomi semakin membesar. Sedangkan kehidupan Layla mulai berjalan normal. Usaha kecilnya membuahkan hasil, berkat rasa sabar yang ia tanam.Tetangga perlahan menerima Layla, dan melupakan pandangan masa lalunya yang kelam."Maafkan saya, Layla! Dulu saya sering menyindirmu ketika ada yang ingin berbelanja di sini," ucap Hani, tetangga Layla."Tidak apa-apa, Mbak. Lupakan saja!"Layla tersenyum senang. Kini penderitaannya sudah berkurang, bahkan setiap hari tokonya ramai pembeli.Di sisi lain, kehidupan Irfan dan Adelia pun semakin membaik. Irfan mulai bisa mencintai Adelia, walau belum sepenuhnya."Mas, aku sudah telat datang bulan," ujar Adelia."Benarkah, sayang? Sebaiknya nanti sore kita periksa ke Dokter Naomi."Adelia mengangguk kegirangan. Takdir memang tak ada yang tahu, kini dua laki-laki yang pernah mencintai Layla sudah bahagia dengan kehidupannya masing-masing.Layla sudah banyak belajar dari kemala
Persahabatan yang ternoda.Part: 36.***Sebulan setelah melahirkan, Perusahaan milik Dev akhirnya terjual. Ia tak bisa memulai dari awal. Sedangkan uang hasil penjualannya digunakan untuk biaya hidup."Sayang, ada kabar baik," ucap Dev."Kabar baik apa Mas?" tanya Noami sambil memberi asi pada Jelita, putri mereka."Orang yang membeli Perusahaan Mas itu menyerahkan semua tanggung jawabnya pada Mas. Jadi Mas yang mengatur semuanya," papar Dev antusias.Naomi tersenyum bahagia, dan berkata. "Alhamdulillah, Mas. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya.""Iya, sayang. Mas juga sangat bersyukur. Akan tetapi Mas belum pernah bertemu langsung dengan si pemilik baru perusahaan itu. Kemarin hanya Asistennya yang memberi kabar baik ini. Bahkan semua urusan pembayaran pun ditangani oleh Asistennya itu."Naomi mengerutkan keningnya, heran. Kira-kira siapa yang berhati malaikat itu?***Di sisi lain, Irfan semakin bisa menerima Adelia. Apa lagi sekarang Adelia tengah mengandung anakny
Persahabatan yang ternoda.Part: 37.***Hari berganti bulan ....Semakin ke sini, kehidupan keluarga Dev semakin membaik. Namun, Dev ataupun Naomi belum juga bertemu dengan sosok itu.Hingga suatu ketika, Dev sengaja mengikuti Cika. Ia berharap dapat petunjuk dari seorang yang menjabat sebagai asistennya di perusahaan tersebut.Cika pulang menggunakan mobil pribadi. Ia berhenti di sebuah Apartemen mewah. Dev tak menemukan apa-apa. Cika hanya tinggal sendirian di sana. Akhirnya Dev pulang dengan tangan hampa.Sementara di sisi lain, Naomi sedang membawa Jelita jalan-jalan. Tanpa diduga, pertemuan dengan Layla kembali terjadi.Layla sangat senang melihat Naomi mengendong gadis kecil yang mungil.Perlahan langkah Layla mendekat ke arah Naomi."Naomi, ini putrimu?" tanya Layla penuh haru.Naomi bergeming, ia menatap Layla dari ujung rambut hingga ujung kaki. Penampilan Layla sangat berbeda dari saat terakhir ia berjumpa waktu itu.Kini Layla terlihat lebih mempesona, bahkan barang-barang
Persahabatan yang ternoda.Part: 38.***Sepanjang perjalanan pulang, Dev dilanda perasaan gelisah serta was-was. Kini ia berada di posisi yang rumit. Jujur salah, tak jujur lebih salah.Dev belum siap jika harus mengundurkan diri dari perusahaan yang berkembang pesat dari sebelumnya itu.Saat Dev Sampai di depan pintu rumahnya, bel pun Dev tekan. Naomi berlari membukakan pintu dengan girang."Mas, bagaimana? Coba ceritakan seperti apa sosok malaikat penolong hidup kita itu?" tanya Naomi antusias.Dev menarik napas panjang. Sang istri tampak begitu senang, hingga tak sadar kalau saat ini mereka masih berdiri di depan pintu."Naomi, sayang! Ajak suamimu masuk dulu!" teriak Lastri menggoda.Naomi jadi menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sambil berkata. "Maafkan aku, Mas! Aku sangat senang hingga lupa akan kelelahanmu."Dev tersenyum getir. Akhirnya mereka masuk dan segera duduk di sofa.Lastri menyambut dengan perasaan yang bahagia. Bahkan Lastri pun penasaran akan sosok seseorang
Persahabatan yang ternoda. Part: 39.***Pedas rasa tamparan itu mengenai pipi Dev, hingga dirinya pun tersadar bahwa sang mertua telah datang melaporkan semua yang dilihatnya."Bu, ini tak seperti yang kalian bayangkan," ujar Dev dengan sorot mata serius.Sebagai seorang ibu, Lastri dapat melihat kesungguhan dari cara Dev memandang. Namun, ia pun berpikir, bagaimana mungkin Melati bisa mengada-ngada."Ibu memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan semuanya dari awal!" perintah Lastri.Dev menyiapkan diri, ia menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian menghembuskan dengan kasar. "Pemilik perusahaan yang kini aku kelola, adalah Layla.".Mata Lastri membeliak seakan nyaris keluar."Aku ingin mengatakan yang sejujurnya, Bu. Akan tetapi nyaliku ciut, hingga aku terpaksa harus menutupinya. Aku berpikir akan mencari waktu yang tepat. Lalu hari ini, Mama mertua melihat Layla keluar dari dalam ruanganku. Aku ingin menjelaskan, tapi beliau tak mau mendengarkan. Aku tak mengkhianati Naomi lagi, Bu.
Persahabatan yang ternoda.Part: 40.***Layla menarik nafasnya panjang, sembari menetralkan perasaan. Cukup lama ia berpikir, akhirnya muncul satu ide di kepalanya."Setelah saya mencabut tuntutan. Saya mau Dokter menemani saya ke luar kota untuk seminggu ke depan," ujar Layla."Cuma itu?" tanya Dev dengan rona wajah berseri.Layla mengangguk pelan. Namun, di hati tersirat satu keinginan untuk membuat cinta Dev tumbuh lagi selama waktu seminggu nanti.***Di sisi lain, Naomi dan Melati dibebaskan. Cika suda memberi surat pernyataan berdamai atas perintah Layla.Waktu berjalan ....Naomi mengambil Jelita dari pelukan Dev. "Aku tak tahu kenapa Layla bisa mencabut tuntutannya. Tapi apa pun itu, aku tetap tidak akan berterima kasih, atau pun minta maaf padanya," ujar Naomi.Dev berdehem pelan, sambil menyerahkan Jelita."Mama yakin, perempuan jalang itu punya tujuan lain," sahut Melati."Sudahlah, Ma. Mama selalu memperkeruh suasana. Layla melakukan ini karena Jelita. Harusnya kalian be
Persahabatan yang ternoda.Part: 48.***Semua yang berada di luar, menjadi masuk menemui Rama.Layla mencoba menghapus air matanya. Namun, Naomi lebih dulu menangkap tangan Layla.Perlahan Naomi menyentuh wajah Layla. Diusapnya mata yang sudah basah itu. Bukannya reda, tangis Layla malah semakin pecah."Lay, maafkan aku!" Naomi memeluk Layla.Semua beralih menatap ke arah mereka berdua.Kini Naomi dan Layla berbicara di luar. Abraham dan Dev juga turut menyusul."Apa dirimu benar-benar mau memaafkan saya?" tanya Layla.Mengangguk Naomi tanpa ragu, dan berkata. "Iya, Lay. Lupakan yang telah berlalu! Sekarang kita sudah memiliki kebahagiaan masing-masing. Jangan pernah membuatku menjauhimu lagi. Aku menyayangimu," ucap Naomi."Saya berjanji, tidak akan pernah kesalahan yang sama terulang. Teirma kasih, Naomi. Saya juga menyayangimu," papar Layla.Terharu Abraham dan Dev. Keduanya enggan mengganggu, hanya menatap dari belakang..Hari berlalu ....Kini kehidupan Layla sudah sempurna. Pe
Persahabatan yang ternoda.Part: 47.***Setelah menikah, Layla tetap tinggal di rumah miliknya sendiri. Abraham mengalah, karena sang istri memiliki tanggung jawab atas toko besar yang dipunyai.Tak ada yang berubah. Sepasang pengantin baru itu masih memanggil dengan sebutan Tuan, dan Nona.Bagi yang mendengarnya akan merasa iri, karena sebutan itu terkesan unik dan romantis."Nona manis, hari ini ada kasus yang sangat besar. Seorang klien saya berasal dari kalangan bawah. Bahkan untuk menyewa jasa saya pun, ia menggadaikan sebuah surat rumah," ujar Abraham."Benarkah, Tuan? Kalau begitu dirimu harus semangat! Kalau boleh saya tahu, apa permasalahan yang sedang dihadapinya?" tanya Layla sambil memakaikan kancing baju sang suami."Bapak itu namanya, Pak Samsir. Beliau hanya seorang penjual ketoprak keliling. Saat Pak Samsir berjalan mendorong gerobak jualannya, tiba-tiba melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Pak Samsir yang hendak menyeberang hampir terlindas, untungnya pengend
Persahabatan yang ternoda.Part: 46.***Dua bulan kemudian ....Layla dan Abraham semakin dekat, bahkan rasa itu sudah tumbuh di hati Abraham."Bu, jika aku ingin mempersunting Layla, apakah Ibu setuju?" tanya Abraham dengan ragu-ragu.Berkaca-kaca mata Mira, ia terharu sekaligus bahagia. Layla sudah akrab pula dengan dirinya. Bagaimana mungkin Mira tak merestui."Tentu saja Ibu setuju," sahut Mira senang.Abraham tersenyum sembari memeluk sang ibu. Rencananya lamaran akan dilakukan nanti malam. Jika Layla menerima, maka pernikahan segera dilangsungkan dalam waktu dekat.***Ketika hari mulai gelap, Abraham bersiap-siap dengan detak jantung yang semakin kencang.Gugup Abraham ingin menyatakan cinta pada seorang janda kembang. "Sudah siap?" tanya Mira mengedipkan sebelah matanya."InsyaAllah, Bu."Detik berikutnya mereka berangkat. Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Abraham dan Mira sampai.Gemetar lutut Abraham ketika mencoba keluar dari mobil. Mira tertawa kecil menyaksikan keg
Persahabatan yang ternoda.Part: 45.***Cukup lama Layla tak sadarkan diri, bahkan Abraham masih setia menemani. Cika pun datang dikabari oleh Karin.Sedangkan di sisi lain, Dev pulang dengan rasa sesal. Entah apa yang membuatnya bisa berkata sekejam itu pada Layla.Namun, tiba-tiba ia merasa bersalah. Biar bagaimana pun juga, Layla tetaplah berjasa dalam hidupnya.Gundah hati Dev. Ia sangat marah karena Layla hampir merusak rumah tangganya. Namun, Dev tersadar, dirinyalah yang awal mula menumbuhkan benih cinta.Sampai di rumah, Dev langsung memeluk Naomi dengan erat. Tangisnya pecah, tubuhnya gemetar hebat."Ada apa, Mas?" tanya Naomi bingung."Mas sudah mendatangi Layla. Mas mencacinya, tapi Mas lupa bahwa sejahat-jahat Layla, dia tetaplah peduli pada putri kita, dan juga kehidupan kita, Noami. Mas malah menghakiminya dengan kata-kata kasar tadi."Terdiam Naomi mendengarkan perkataan sang suami. Dirinya tahu, Dev sudah tak memiliki perasaan lagi pada Layla. Bahkan Naomi senang, jik
Judul: persahabatan yang ternoda.Part: 44.***Sore itu Abraham dan Layla semakin akrab. Namun, tak ada getaran apa-apa di hati mereka."Saya permisi pulang lebih dulu. Ada klien yang akan datang ke rumah nanti. Semoga kita bisa bertemu lagi," ujar Abraham."Baiklah. Hati-hati di jalan," sahut Layla.Seperginya Abraham, Layla masih terpaku di kursi kayu yang ia duduki.Menyaksikan banyak pasangan yang lalu lalang. Betapa hati Layla merindukan kasih sayang.'Bagaimana mungkin, aku bisa melupakan Dokter Dev. Sedangkan kelembutan dan kenyamanan itu hanya pernah aku dapatkan darinya," batin Layla.Jatuh perlahan air mata itu. Tak bisa dipungkiri, cinta untuk Dev begitu dalam."Nyonya Layla, ada yang ingin bertemu di rumah. Orang itu sudah menunggu dari tadi," ucap Cika yang tiba-tiba datang menyusul Layla."Siapa?" tanya Layla tak bersemangat."Lihat saja sendiri. Ayo pulang."Layla tak banyak bicara lagi. Ia pun pulang bersama Cika. Saat ini hanya Cika yang setia menemaninya.'Maaf, Nyo
Persahabatan yang ternoda.Part: 43.***Sebisa mungkin Cika membuat Naomi mau bertemu dengan Layla. Hingga akhirnya pertemuan sudah diatur di sebuah restoran ternama.Naomi penasaran kenapa Layla ingin berjumpa dengannya lagi. Emosi Naomi yang sudah menumpuk, ingin segera ia luahkan pada tempatnya.Tepat pukul 14: 30 Layla dan Naomi bertemu.Berdebar dada Layla saat menatap kembali mata sendu Naomi. Mata yang dulu meneduhkannya, mata yang dulu memandangnya penuh cinta."Naomi," lirih Layla dengan suara yang gemetar."Apa maumu? Apa ingin membanggakan diri atas kemenanganmu menghancurkan kebahagianku?" tanya Naomi."Tidak, Naomi. Saya ingin meminta maaf."Tersungging bibir Naomi saat mendengar ucapan Layla. "Dulu kau pun pernah berkata demikian."Jatuh bulir bening itu membasahi pipi yang sudah tak berhias seperti sebelumnya. Layla memang kehilangan Naomi sejak ia menjalin asmara dengan Dev.Layla ingin meraih cinta dari sang pujaan, malah kehilangan cinta dari sahabat terbaiknya."
Persahabatan yang ternoda.Part: 42.***Di dalam mobil, Naomi tak berkata apa-apa. Hanya air matanya yang mengalir begitu saja."Mas tak menyangka, bisa-bisanya kau bersama pria lain membawa Jelita. Sekarang Mas mengerti, kenapa dirimu menolak diajak pulang ke rumah," ujar Dev yang masih gemetar menahan emosinya."Terserah apa yang mau Mas katakan tentangku. Namun, satu hal yang pasti. Aku bukan dirimu, Mas. Aku masih tahu dengan batasan-batasan itu. Mas Abraham memang tadi bersamaku. Akan tetapi kami tak sengaja bertemu. Lagi pula, dia hanyalah anak teman Mama. Aku malu dengan tindakanmu yang semena-mena. Bahkan Mas lupa, bahwa Mas sendiri sedang bermain gila dengan Layla. Turunkan aku di sini! Aku tak sudi satu mobil dengan Mas lagi," papar Naomi panjang lebar.Setelah cukup lama Naomi berdiam diri menahan segala gejolak hati. Akhinya semua tertumpah. Dev terpaku mendengar penuturan Naomi. Ia semakin merasa bersalah karena telah memukul Abraham tanpa mendengarkan penjelasannya."M
Persahabatan yang ternoda.Part: 41.***Ketika pagi menyapa, Layla dan Dev bersiap untuk pulang ke Jakarta. Tampak cerah raut wajah Layla, rencananya telah berhasil. Ia berpikir, setelah ini Dev tentu akan jatuh ke dalam pelukannya lagi.Waktu berjalan ....Suasana hening tanpa ada yang membuka obrolan. Ketika keduanya sudah sampai, Layla sengaja mengulur waktu untuk tetap bisa bersama Dev."Dokter Dev, saya ingin meminta waktumu sebentar saja untuk menemani saya mengambil sesuatu di agen barang perlengkapan toko milik saya itu," ucap Layla."Baiklah, tapi saya tak bisa lama," sahut Dev.Layla mengangguk. Dev masih tak tahu, jika dirinya sudah masuk dalam perangkap Layla.Saat Layla sampai di tempat tujuannya. Dev diminta untuk mengangkatkan beberapa barang ringan. Kemudian Layla mengabadikan lagi gambar Dev itu. Tentunya untuk memanasi situasi.Detik berikutnya, Layla langsung mengunggah ke sosial media miliknya. Seperti biasa, Melati yang gemar mengecek akun Layla itu pun melihat
Persahabatan yang ternoda.Part: 40.***Layla menarik nafasnya panjang, sembari menetralkan perasaan. Cukup lama ia berpikir, akhirnya muncul satu ide di kepalanya."Setelah saya mencabut tuntutan. Saya mau Dokter menemani saya ke luar kota untuk seminggu ke depan," ujar Layla."Cuma itu?" tanya Dev dengan rona wajah berseri.Layla mengangguk pelan. Namun, di hati tersirat satu keinginan untuk membuat cinta Dev tumbuh lagi selama waktu seminggu nanti.***Di sisi lain, Naomi dan Melati dibebaskan. Cika suda memberi surat pernyataan berdamai atas perintah Layla.Waktu berjalan ....Naomi mengambil Jelita dari pelukan Dev. "Aku tak tahu kenapa Layla bisa mencabut tuntutannya. Tapi apa pun itu, aku tetap tidak akan berterima kasih, atau pun minta maaf padanya," ujar Naomi.Dev berdehem pelan, sambil menyerahkan Jelita."Mama yakin, perempuan jalang itu punya tujuan lain," sahut Melati."Sudahlah, Ma. Mama selalu memperkeruh suasana. Layla melakukan ini karena Jelita. Harusnya kalian be