Sudah seminggu sejak gosip ganas tentang Angel mengudara di jagad bisnis Jakarta. Kini Angel nyaris tak punya apa-apa selain koper di tangannya. Angel menyampaikan pada Victor bahwa Dia tidak punya uang untuk membayar pengacara untuk mengurus perceraian mereka. Sebaiknya pria itu sendiri yang telah yang membereskan semuanya dan segera mencabut tuduhan, dan membersihkan nama.
Kini tinggal dirinya, dengan sisa uang yang dimilikinya hanya seratus ribu didompet. Apa yang bisa Dia lakukan dengan uang itu? Hidupnya masih panjang membentang, namun tak satupun ijazah yang berguna yang bisa dia pakai untuk mencari pekerjaan. Victor benar-benar menghukumnya padahal seharusnya Angel- lah, yang menghukum pria itu.Kriuuuuuk! Krubuk! Perutnya lapar. Sebaiknya Dia memberi roti saja.Malam sudah begitu dingin ketika dia mencapai sebuah halte bersama satu-satunya tas koper miliknya. Kini dia bahkan tak memiliki mobil. Mobilnya sudah disita karena itu adalah mobil pemberian suaminya. Tak ada satupun yang ditinggalkan Viktor untuknya. Wanita buangan Viktor. Ya, dia akui dia adalah janda Viktor Herlambang yang menyedihkan. Kini Dia hanya berkeliaran di jalan mencari tempat makan murah untuk bisa berhemat lagi. Dia pernah berpikir untuk menjadi wanita pencuci piring, namun dia bingung kemana dia harus mengajukan diri.Selama ini hidupnya bergelimang kemewahan, baik di rumah ayahnya yang menyedihkan, maupun di rumah suaminya yang kaku.
Kemana sekarang dia harus meminta tolong? Dia tidak mungkin menemui Ferdinand. Valencia tak akan mengizinkan adiknya untuk menolongnya. Dan, Angel juga punya harga diri untuk tidak melakukan itu.Tiba-tiba saja matanya membulat mengingat momen sebelum Ferdinand menawarkan bantuannya. Dia melupa!Tangannya segera merogoh dompet dalam tas kecilnya, dimana Dia menaruh kartu nama milik Bik Roro. Dilihatnya kartu itu dengan seksama. "Ah....syukurlah..." Datang juga masa dimana Dia mempergunakan kartu itu. Tanpa pikir panjang Dia menelpon pemilik kartu itu. Tak menunggu lama, telpon itu langsung tersambung. "Halo, selamat malam.." jawab pemilik suara yang dirindukan Angel itu. "Halo bik Roro... Ini Angel.."***"Ada perkembangan?" Tanya David pada asisten di sebelahnya, dan seorang asisten perempuan lagi. Asisten itu melihat temannya sebentar lalu menatap sang Bos. "Perkembangan apa bos ?" Renata, asisten pribadi kedua dari David menatap bolak-balik bosnya dan Ronald. "Saya pikir agak sulit mencarinya"jawaban soal tentang melihat Renata. Kalau bisa sendiri masih dengan sikap penasarannya yang memegang map besar yang tadi dilaporkannya pada David."Cari atau aku akan mengurangi remunerasimu dua bulan kedepan!""Astaga bos, itu keterlaluan sekali" Gerutu Ronald. Pekerjaan mereka bahkan lebih sibuk daripada hanya mencari seorang wanita. Sebetulnya tidak ada yang berani protes seperti ini kecuali dua asisten pribadi yang sudah sangat dikenalnya sejak enam tahun bekerja dengannya. Hanya mereka berdua yang tahan dengan sifat dan sikap dari bos yang terkenal dingin dan susah didekati itu."Kalau boleh tahu siapa wanita yang kalian maksud?" Sela Renata."Kamu juga Renata. Cari wanita yang sedang dicari Ronald!" Seru sang Milyarder, yang bahkan tidak melihat mereka. Untuk pertama kalinya lagi, David meminta mereka mencarikan seorang wanita setelah empat tahun lamanya. Dan untuk Louisa yang tidak tahu apa-apa, dia hanya bisa bertanya telepati mata pada Ronald, namun dibalas mendelik oleh pria itu."Siapa yang harus aku cari bos?" Renata menyerah."Karenina Angel Gunawan""Kare..?" Rasanya Dia pernah mendengar nama itu."Dia adalah Karenina Angel Gunawan. Baru saja bercerai dengan Viktor Herlambang" Ronald memperjelasnya."Wanita.. wanita yang membuat Crystal Enterprise itu?" Renata tidak percaya dengan yang dia dengar. Dan saat ini, tak ada yang tak tahu dimana Karenina Angel Gunawan berada. "Kenapa Bos mencarinya? Bukankah Dia bermasalah?" Renata terheran. Menurut Valencia Gerald temannya sendiri, wanita itu benar-benar menghilang bagai ditelan bumi, setelah skandal itu diumumkan. Sepertinya memang benar dia lah yang menghancurkan perusahaan Suaminya."Jangan tanya apa lagi, carikan saja Dia untukku" ucap David dengan suara datarnya."Interupsi Bos. Sebelum mencarinya aku perlu alasan yang jelas dari bos.. Apa Bos akan menikahinya?" Renata memang Asisten yang tak pernah tanggung-tanggung bertanya masalah privasi bosnya."Menikah?" Dia meletakkan map yang dibacanya tadi atas mejanya, dan menekukkan kedua sikutnnya tanda sedang berpikir. Renata dan Ronald saling pandang sejenak, menerka-nerka jawaban pertanyaan itu adalah benar."Kenapa Kamu bisa berpikir seperti itu?" Tatapan menantang itu ditujukan pada louisa yang baru saja menelan ludahnya."Itu.... Karena terakhir kali bos menyuruh kami mencari seorang wanita, adalah saat mencari Nona Gi-,... Jadi kukira.... Wanita ini sama pentingnya dengan Nona Giana... "suara Lousa mengecil di akhir saat kembali menyebut nama Giana.Deru napas panjang terdengar dari kursi panas itu. David benar-benar tak menyukai nama itu disebut kembali setelah sekian lama telah melupakannya. "Carikan saja Dia untukku! Ada yang ingin aku lakukan padanya" Dia segera berdiri dari kursinya lalu melangkah pergi meninggalkan kedua asisten itu."Kenapa kamu harus membahas nona Giana sih?" Keluh Ronald."Memangnya kenapa? Ini sudah 5 tahun. Masa Pak CEO belum melupakannya?""Sepertinya Kamu harus pacaran dalam jangka waktu lama deh biar ngerti!" tandas Ronald. "Bagaimana seorang pria yang benar-benar mencintai wanitanya ditinggal pergi saat menikah... Itu adalah hal sulit dilupakan pria, bukan wanita saja" umpatnya lagi. "Apa pernah, CEO mengatakan padamu, kalau dia benar-benar telah melupakan mantan calon istrinya?""Hmmm" Renata membalasnya dengan mendengus pelan. Ronald mengabaikannya lalu menelpon seseorang. Sepertinya memang betul. Melihat reaksi sang bos, Nona Giana masih menempati hati pria itu, dan entah sampai kapan akan bertahan di hati Miliarder itu.***David Arkananta Brown yang terkenal dingin di hadapan karyawannya mampu membuat semua karyawannya terdiam ketika dia masuk ke dalam lift. Ketika melewati hall entrance yang bagai istananya, sudah seperti kewajiban bagi semua, menundukkan kepalanya, untuk hormat pada penguasa jagad Bisnis Indonesia itu.Siapa yang tidak tegang bertemu dengan penguasa bisnis dua benua dan paling ditakuti di Jakarta itu? Di usianya masih sangat muda untuk menjadi miliarder, dia telah melebarkan sayapnya pada dunia konstruksi, membangun perusahaan baru atas nama dirinya. Kini tak ada yang berani melawannya termasuk kakak-kakak tirinya. Dengan kesuksesan yang diraihnya di usia 32 tahun ini, dia adalah miliarder muda pertama di Indonesia yang mampu membuat semua rekan bisnis segan padanya.Bisnisnya meraup dua benua. Menyebar diseluruh Asia dan benua Australia begitu cepat dalam 4 tahun terakhir. Dia sengaja melebarkan sayap hingga Australia, karena ingin memamerkan kemampuannya membangun kerajaan bisnis, pada wanita yang telah meninggalkannya lima tahun lalu itu. Tepat satu jam sebelum akad akan dilangsungkan, Giana memberi sepucuk surat padanya dan memberitahukan bahwa dia telah berada di benua lain, dan tak bisa menikah dengannya.Giana Amelia Hadiwinata. Wanita itu belum dilupakannya, dia memilih karirnya sebagai desainer wedding gown dibanding menikah dengannya yang hanyalah anak dari istri kedua Raymond Brown (Ayah Kandung David).David Arkananta Brown adalah anak istri kedua dari Raymond Brown. Ayah David Arkananta adalah Jutawan blasteran British-Indonesia. Diantara saudara tirinya, Dialah yang paling sukses membangun kerajaan bisnis Brown Corporation, bahkan dia telah memiliki perusahaan sendiri bernama Brown building yang bergerak di bidang Konstruksi dan material building. Dia memang memiliki segalanya, kecuali wanita. Berstatus bujang, super tampan dan bertubuh maskulin, Dia dinilai sangat sempurna sebagai pria. Namun belum ada wanita yang menarik perhatiannya, seperti dulu dia mencintai Giana. Karena belum mendengar puteranya akan memilih pendamping baru, sang ibu, Evita Rismawati yang kini sering sakit-sakitan mencoba menjodohkannya dengan beberapa wanita.Setelah di periksa Ronald. Tak ada nama Karenina Angel daftar nama tamu undangan kartu gold itu. Entah apa yang terjadi, Dia jadi satu kamar dengan wanita itu, dan ya.... Terjadilah.Kehadiran wanita yang beberapa hari lalu menguasai ranjangnya, mampu membuatnya mengalami malam yang menyenangkan. Dan ada lagi hal yang membuatnya senyum-senyum sendiri. Sikap wanita itu ketika mabuk sangat.... Pokoknya dia berbeda. Semakin hari Dia semakin penasaran akan sosok asli wanita itu. David yakin, waktu itu dia diberi obat perangsang ketika meminum wine miliknya, makanya Dia jadi bergairah ketika satu kamar dengan wanita asing itu. Ibunya memang sedikit keterlaluan. Lebih tepatnya sangat keras kepala. Evita ingin David segera menikah,namun caranya benar-benar diluar dugaan Miliarder itu. Dengan membuatnya tidur dengan wanita, Dia berharap David akan bertanggung jawab dan menikahinya. Ya, Itulah rencana sang Ibu yang diketahuinya dari Ronald.Dan ya, bagus. Kini Ibu menang 1-0 akan upayanya, karena puteranya tengah mencari wanita itu hingga rasa penasarannya mencapai ubun-ubun.Karenina Angel Gunawan membuatnya sangat penasaran. Bagaimana bisa ada seorang istri dari Viktor... masih perawan? Jelas-jelas malam itu, ada darah di atas ranjang yang mereka tiduri. Berarti selama ini Victor tidak pernah menyentuhnya? Dan dialah orang pertama bagi Karenina Angel.Langkahnya sudah sampai diluar gedung, ketika melihat sedan khusus yang mengantarnya kerja telah terparkir tegak lurus dari arah jalannya.Sopir telah menunggunya karena biasanya salah satu dari asisten pribadinya selalu mengontak sopir bila dia akan pulang. Ronaldo pasti telah mengontak sopir yang bernama Rama itu."Antarkan Aku keliling-keliling Jakarta sebelum menemui Ibu, Rama" sahut CEO itu. "Baik Pak.." jawab Rama yang usianya lebih tua lima tahun darinya. Dia segera membawa mobilnya pergi mencapai perusahaan itu, kala senja telah beradu, di balik gedung itu.Perjalanan menuju istana mewahnya terbilang sangat lancar, untuk kota Jakarta yang macet. David yang dingin itu, menikmati pemandangan di luar kala kepalanya penat dengan namun tiba-tiba saja dia menyadari sosok penting yang dia carinya selama ini. Wanita yang diyakini bernama Karenina Angel Gunawan itu baru saja menyeret kopernya depan gedung pertokoan. "Berhenti pak Rama!" Tanpa pikir panjang David menyuruh sopirnya menghentikan mobil."Di, disini Pak?" Rama terkejut, dan mencoba memastikannya kembali."Ya! Segera!"Ckiiit!***Karenina kesulitan untuk sampai kerumah bik Roro. Uangnya sudah habis. Tak ada lagi yang tersisa dan perjalanan menuju rumah wanita itu. Setelah bertanya pada orang-orang sekitar, jarak menuju tempat Bik Roro masih harus dia tempuh sekitar dua kilometer lagi.Lelah menguasai hajatnya hari ini. Bersama kopernya, dia melihat dirinya di kaca transparan, dimana dia berhenti tadi. Akhir-akhir ini penampilannya terlihat lusuh. Lihatlah bagaimana hidupnya berubah se
David membuka pintu utama, rumah yang Ibunya tempati. Rumah ini cukup besar, sama dengan rumah utamanya yang ditinggalinya namun masih kosong. Dia sengaja hidup terpisah dari Mamanya. hampir tiap hari sang Ibu memintanya untuk menikah, Dia mulai tak merasa tenang. David tahu, alasan terbesar Evita Brown melakukan semua ini, karena wanita itu khawatir. Dia khawatir David belum bisa melupakan Giana, dan terus membiarkannya hidup dalam bayang-bayang wanita itu.Giana takkan pernah kembali padanya, dan itu sudah menjadi pilihannya. Padahal, David sudah tak memusingkannya karena pekerjaannya sebagai CEO dua perusahaan besar menyita waktunya cukup padat. Seiring dengan waktunya yang tersita banyak, Dia tak lagi memikirkan Giana.Ya, hidupnya sudah jauh meninggalkan kisah masalalunya, sejak Dia mengalami kecelakaan lalu lintas karena terus memikirkan wanita itu.Baru saja beberapa melangkah masuk kedalam ruang yang disebut lantai utama ini, kepala asisten rumah tangga di rumah
Hidup di kota besar tanpa pengaruh dan uang sangatlah sulit. Beberapa minggu lalu hidupnya masih bergelimang harta, namun kini, Karenina Angel Gunawan bukanlah siapa-siapa. Bahkan untuk melawan pada pelayan rumah ( dari pria yang tidak dikenalnya) dia tak bisa apa-apa.Saat ini, perutnya lebih membutuhkan semua hidangan yang ada di depannya, daripada harus menghadapi pelototan wanita bernama Davina ini. Wanita berbadan ramping dengan rambut cepol kaku yang memakai rok hitam baju kemeja putih itu terus mengawasi tingkah laku Angel. Bahkan ketika makan, matanya tak lepas dari sosok Angel.Apa Dia juga merangkap CCTV berjalan? Mata wanita itu selalu menatap awas padanya, seakan Angel adalah tawanan seharga milayaran rupiah."Apa harus kutambah lagi?" Sikapnya memang sopan, tapi tidak dengan matanya.Wanita itu akhirnya beranjak dari tempatnya, membuka pintu dan menyuruh seorang pelayan yang dari tadi berada di luar untuk mengambil nampan berisi piring kotor yang tadi digunakan Angel."De
Hampir tiga hari setelah itu, Angel tinggal di rumah Bik Roro. Selama itu pula Dia mencari tahu tentang pria yang telah merenggut kesuciannya. Rasa penasaran membuatnya harus mencari identitas pria itu. David Arkananta Brown.. Pria itu adalah pebisnis hebat Indonesia. Bisnisnya bahkan sukses di dua benua dari Asia hingga Australia. Dari artikel yang Dia baca, dia juga bukan orang sembarangan dan tidak mudah didekati. Ya, itulah yang dia dengar, dan juga samar-samar dia dengar beberapa bulan yang lalu.-Flashback tiga bulan lalu-Kantin Kantor Crystal EnterpriseKantin saat itu tidak cukup penuh sehingga Angel bisa makan dengan leluasa seorang dia. Terpaksa dia makan sendiri karena teman-temannya semua punya acara makan di luar. Secara tak sengaja dia mendengarkan percakapan tiga gadis di sampingnya, yang dari tadi terlihat benar-benar antusias dengan obrolan mereka."Coba lihat ini tampan kan?" Angel mndengar suara itu dari sampingnya."Tidak mungkin. Seperti ini hanya idaman para wan
"Mah, ada berita tentang Angel?" Tanya iseng Naura ketika mereka berada di atas meja makan. Laura sendiri sedang sibuk mengepal sandwich besarnya untuk dimakannya, sementara Mamanya sibuk mengoles selai kacang di atas roti panggangnya yang baru saja selesai terpanggang."Untuk apa mencari tahu tentang anak itu? Ayah kandungnya saja tidak peduli" jawab Mieke acuh tak acuh."Pedulikan saja diri kalian karena sebentar lagi pertemuan ibu-ibu akan dilaksanakan dan kalian harus mengklik salah satu orangtua pria-pria tajir di Jakarta ini, mengerti?!" sindir Mieke sambil mengunyah roti selai kacangnya. Di saat yang sama Dia juga melihat Laura yang telah selesai membuat sandwich dan kemudian hendak melahapnya. "Laura! Apa yang kamu lakukan? Kamu itu mau makan atau masuk ke dalam mulutmu?! Jangan sampai kamu kegemukan karena ciri khas wanita kaya di tengah kota ini adalah memiliki badan yang langsing!""Mama! Aku kan cuma mau makan?!""Kamu itu harus mengincar pria yang ta
-Di ruang Kerja David Arkananta Brown-David masuk dengan wajah bingung, seminggu ini mood David seperti tak enak dipandang setiap hari dia harus melapor pencarian"Maaf tuan.. tapi saat ini tidak ada yang menemukan nona Karenina Angel Gunawan."David bersungut, menggulir layar yang ada di depannya. Untuk pertama kalinya dia merasa gusar mencari seorang wanita yang akhir-akhir ini dicarinya. Wanita itu dua kali kabur darinya dan itu adalah sesuatu yang tidak disukainya. Tidak ada wanita yang pernah kabur darinya, "Apapun alasannya cepat cari orang itu..., Kalian tahu kan kalau tidak menemukannya kalian akan kujadikan apa?"tatapan sinis David, dampak mematikan di depan tiga pria yang menjadi pesuruh nya.Wanita itu tidak mungkin pergi jauh-jauh karena dia tidak membawa apapun selain alat komunikasi. Dari Ronald, dia mendapatkan semua data wanita itu dengan secara akurat. Karenina Angel Gunawan. Susah bercerai, dibuang keluarga, tidak punya kerabat dekat selain sah
Dibalik pintu yang ditunjuk oleh ibu Aleandra tadi telah berdiri seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya. Pria itu berperawakan eksekutif, karena wajahnya bersih dan satu lagi entah di mana Dia pernah melihat wajah pria itu. Di mana ya? belum bisa dia tebak. Ingin rasanya Angel bertanya di mana Dia pernah bertemu dengannya, tapi dia juga takut salah duga. Bagaimanapun, wajah seperti pria ini sangat banyak ketika dia masih menjadi Nyonya Victor Herlambang."Pagi Nona, saya diminta untuk mengarahkan orientasi nona Angel." Sahut pria itu.'Nona? Dia kan pelayan? Kenapa dipanggil Nona?'"Mari?" Ajaknya, karena Angel tertegun."Baik" jawabnya pelan-pelan."Sebelum itu. Perkenalkan, nama saya Ronald""Karenina.. Angel" Rasanya tak perlu menyebut nama keluarganya."Kita akan menuju ruang di mana nanti kamu bekerja"Rasa gugup menghimpun napas Angel, yang dikeluarkannya pelan-pelan lewat mulut. Semoga saat ini David Arkananta Brown tidak ada. Ya, Dia pasti ada di kantor.***Ujung sel
Davina Ardi. Itu adalah nama lengkap wanita yang dulu sempat merawatnya, saat dia dibawa oleh David. Tatapannya yang kurang bersahabat itu menatapnya dari atas sampai bawah, menguliti tiap rasa malu Angel. Tentu dia tahu persis siapa wanita di depannya ini. Sudah pernah mencoba kabur, namun datang lagi sebagai Pelayan? Pasti dia menyangkanya tak punya malu."Saya tidak tahu anda punya nyali juga untuk bisa bekerja disini sebagai pelayan" lihat bukan? Tidak hanya David, wanita itu juga pasti akan menjadikannya bulan-bulanan."Kamu sudah siap?""ya... " apalagi yang harus disampaikannya selain jawaban ‘ya’?"Ikuti Aku" kata-kata itu melekat sepanjang hari dengannya semenjak bekerja disini. Mau tak mau Angel berjalan menuju ruangan besar di mana kamar David terletak. Pria itu sendiri sudah berangkat kekantor, dan untungnya akan bertemu lagi besok, itu yang dia katakan, namun Angel wajib sudah mahirLuar biasa luas. Semua ornamen berbahan abu-abu dan hitam, ada warna corak lain dan itu ha
Akhirnya tuan muda David Arkananta Brown pergi juga, setelah mengomeli sepupunya yang adalah aktor terkenal itu.Sepertinya mereka berdua berangkat dari rumah ini bersama-sama, sehingga inilah waktunya bagi Angel untuk berbenah di kamar, karena hari ini dia tidak memberi jatah makan Sapta dan Arnold."Angel kembali melakukan tugasnya ke kamar, setelah membantu Devina membawa beberapa zat makanan dan minuman yang tadi berada di rumah kaca. Namun sebelumnya membuka pintu dia bertemu dengan x-ray. "Hei... Angel... " Sapa pria itu. Karena x-ray adalah aktor terbaik dan juga dia adalah penggemarnya, Angel pun berhenti dan akhirnya memberi sambutan hormat seperti layaknya pelayanpada majikannya. "Tuan x-ray" sapanya."Kalau di rumah ini jangan panggil aku x-ray, panggil aku saja Raymond.., Ray..." Ucapnya sedangkan sedikit nyeleneh, namun sikapnya kembali menjadi gentle.Sepertinya yang karenina Angel lihat tadi adalah salah satu aktingnya. Syukurlah dia bukan seorang gay. Sangat merugikan
"Aku... Melakukan apa...?" Matanya membelalak pada David, dan dijawab mengangguk polos oleh David.Lagi-lagi kelakuan wanita ini nyaris membuatnya tersenyum namun dia menahan diri. untuk sebentar saja dia ingin melihat bagaimana wajah panik Angel mengudara.Angel menelan ludah. Sungguh, sebersit ingatan memang membuatnya mengingatnya sedikit-sedikit apa yang terjadi.Astaga....."Bangun dan mandi..., temani aku sarapan""Sarapan?"Itu berarti...."Astaga ini sudah pagi hari?!" Pekiknya. David tersenyum melihat kepanikan wanita bertubuh indah itu, lalu kembali berpura-pura dingin. "Memangnya kau kira ini kapan?" Sahutnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam masing-masing saku celananya."Saya kira... saya kira hanya tertidur sebentar.." wajahnya panik, karena seharusnya dia masih bekerja. "Apa yang membuatmu panik?" Angel benar-benar membuat David gemas, lantaran punggungnya yang masih terlihat, bekas kecupan yang membara, dan lagi ekspresi polos yang selalu tampil dari wajahnya
Byur!“Banguuuun!”Dingin… ! Ugh…“Uhuk! Uhuk-uhuk!” Perasaan Angel tak enak, apa ini? Seseorang membantunya duduk, ketika tubuhnya terikat dan mulutnya dibelit bebat.Seseorang mendekatinya dan merunduk padanya yang duduk. Dia melepas bebat yang ada di mulut Angel. "Heh katakan... kamu punya tujuan apa masuk kesini? kamu sengaja membayar orang dalam untuk bisa bekerja di daerah pribadi tuan David?!" Yura, wanita berbadan besar dan tinggi itu memulai dakwaannya. Lipatan tangan di bawah dadanya itu, membuat dada membusung."Aku…tidak..” Angel tak punya kekuatan untuk menjawab."Kudengar, kamu berasal dari kalangan berada! Kamu ke sini juga ingin mengincar Tuan David kan?!"Juga….. mengincar Tuan David? Apa mereka mengincar David?"Jangan bohong! mana ada pembantu yang kulitnya cantik putih bersih begini?! Wanita seperti kamu sudah pernah ada sebelumnya! Dan kami sudah tahu tujuanmu bekerja disini! Dasar munafik!""Tapi aku benar-benar bekerja.. untuk menghasilkan uang…" napas Angel ter
Setelah selesai memberi makan Sapta dan Garfield akhirnya Angel di membersihkan ruangan pribadi David yang luasnya mencapai dua kali presidensial suit itu.Tidak banyak yang kotor dari ruangan ini, karena sebetulnya dua hari sekali ada petugas yang khusus membersihkan seluruh ruangan. Namun karena dia tidak punya jobdesk pekerjaan lain, selain berada di ruangan itu. Dia hanya bisa melakukan bersih-bersih, meski kendati dengan menggunakan baju putih ini, Dia sedikit risih bila harus mengotorinya.Ketika wanita itu hendak membersihkan bagian walk-in-closet milik David, tiba-tiba suara smartphone berbunyi, dan Karina tiba-tiba teringat, kalau dia menaruh Smartphone-nya di sini tadi. Hak istimewa dari pembantu di rumah ini adalah mereka bisa membawa Smartphone mereka kemanapun, bahkan sambil bekerja.Hal ini ada dalam peraturan, namun tetap saja mereka harus mematuhi peraturan yang ada, tak boleh membukanya di depan umum, ketika benar-benar sibuk bekerja.Karina akhirnya meraih Smartphone
David membawa Angel di dalam perpustakaannya. Sepertinya inilah tempat khusus di mana David selalu melakukan aktivitas-aktivitas pribadinya. Dia membawa pembantu pribadinya ke dalam ruangan ini, agar tidak ada yang menguping apalagi curiga. Dia terdiam di depan sana sembari mengetuk kecil jari jemarinya, padahal Angel harus memberi makan Sapta dan Garfield"Tuan, kenapa memanggil saya ke sini? bukankah saya harus memberi makan pada Sapta dan Garfield?” ya, benar. Sebetulnya apa yang dipikirkan David?"Bukankah seharusnya kamu tahu kenapa aku membawa mau ke sini?" pria tampan itu malah bertanya balik.Angel terlihat berpikir sebentar, seakan mencoba mencari tahu jawaban David di atas kepalanya. Namun, beberapa detik berjuang, dia akhirnya menggeleng kepala, menyerah. “Tidak tuan. Saya tidak tahu.." saat mengatakan itu, Angel menengadah, menatap David namun David malah memberinya tatapan dingin. Ketukan jari jemari itu memenuhi ruasanga sunyi perpustakaan itu. Ketukan-ketukan itu buk
Perawat sedang mengoleskan salep luka bakar di kaki Angel yang tadi tertumpah oleh air panas dari teko stainless.Ya David membawanya pada sebuah klinik kecil yang ada di rumahnya di mana ada seorang perawat dan dokter. Dari semua orientasi kemarin Angel sama sekali tidak tahu kalau rumah besar ini memiliki klinik. Hebat. rumah ini sudah seperti perusahaan saja. Dan David?Tentu saja, dia masih ada di ujung sana, melipat tangan di bawah dadanya sembari melihat serius ke arah tindakan perawat yang- begitu gugup- mengoleskan salep luka bakar pada kaki Angel.Tidak hanya perawat, Angel juga jadi gugup ketika pria itu sesekali menetapnya, memastikan setiap tindak tandukperawat itu sesuai prosedur. Jujur, meski terkesan buru-buru, Dia sedikit terkesan dengan tindakan David yang langsung membawanya pergi.Tapi tidak dia mengambil kembali rasa terkesan itu karena apa yang akan disebabkan oleh David setelah ini.Ah benar juga Semua orang pasti akan bertanya padanya. Semua orang terutama teman
Sekilas David menatap Angel, namun sepertinya Angel tidak benar-benar mendengarkan percakapan di ruangan ini. Wanita itu sedang tidak menatapnya, seakan pikirannya berada pada hal lain.Memang benar, wanita itu sibuk memikirkan alur perjamuan perjamuan gold tiket yang membuatnya terjebak bersama David.Renata yang masih ikut berdiri di sana memperhatikan Angel dari tempatnya. Karena Dia memegang tablet, dia mengambil kesempatan itu untuk mengambil Smatphonenya, lalu pelan-pelan -tanpa terlihat orang lain- mulai memfoto sosok Angel.Meskipun Renata adalah asisten pribadi dari David, dia juga adalah temannya Adelia, sepupu jauh David yang mendamba pada David. Dia yang sebetulnya mencalonkan diri langsung menjadi calon istri David. Namun wanita itu dilarang kemari, setelah mencoba memberi David obat persangsang untuk tidur dengannya.Suara kaki terdengar datang dengan cepat dari arah datangnya Angel dan David tadi. Seseorang seperti terburu-buru untuk menghampiri seseorang yang ada di ru
"Tuan... David, anda... Bisa melepaskan tangan saya?" tatapannya seakan menelisik jauh kedalam matanya, membuatnya tersengat. Buru-buru dia menghalau pandangannya. Bahaya kalau mereka bertatap lama. Bagaimanapun mereka pernah satu ranjang, dan..Ketika dia mendonggak, napasnya nyaris menyatu dengan napas pria itu-Tok tok!Fiuh…Untung saja, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Hal itu tentu menyadarkan David bahwa seseorang baru saja mengetuk pintunya. Beruntung bagi Angel, David melepaskan pegangannya, lalu beralih pada pintu.Fiuh.Dia berharap lebih sering saja orang-orang mengetuk pintu agar David tidak melakukan sesuatu yang aneh. Bukan karena anehnya namun pria itu sering sekali, mengerjainya. Tiap hari sejak dia datang.Ketika dapat membuka pintu, ternyata Renata, salah satu asistennya selain Ronald datang, dan telah bersiap di depan. "Ada apa?""Hari ini saya yang ada di sini pak. Ronald sedang mengurus pekerjaan lainnya" sahut Renata sekilas menatap ke dalam dan menyadari ada s
Tentu saja Angel memilih keluar dari kamar mandi itu dibandingkan melihat David mandi, dan pria itu akan mengatakan dia wanita jalang. Dengan segera pria itu angkat kaki dari Tidak , tentu saja tidak. Angel segera keluar bahkan dengan berlari. Duk! Toilet itu kemudian ditutupnya. Dia tidak tahu bagaimana reaksi terakhir dari David tapi yang penting dia pergi saja dari situ.Kembali Dia melihat kemeja yang diberikan oleh pria itu. Kemeja itu sangat kebesaran untuk dia pakai. Pria memiliki tinggi 183 cm, apalah tingginya hanya sekitar 160 m. Mungkin kalau memakai ini dia akan seperti orang-orangan sawah. Tapi... Tak ada pilihan. Memagnyaa ada baju wanita yang diletakkan di sini?Angel kemudian memegang baju itu dan mencari tempat yang cocok untuk berganti baju. Malunya, mukanya rasanya sedang panas, pasti bila ada yang melihat mukanya, saat ini pasti wajahnya sudah merah seperti buah apel. Bisa-bisanya tadi ngeri dia jatuh ke dalam bathtub itu. Sebetulnya apa yang ingin dila