“Kamu mau cuti berapa lama?” Irene menatap sang bos yang bertanya dengan rasa sedikit takut. Apalagi saat ini, Abimanyu sedang memintanya menghandle suatu pekerjaan dari salah satu rekan kerjanya. “Hanya seminggu saja, Pak. Saat ini saya dianjurkan oleh dokter untuk banyak istirahat sementara karena sedang mengikuti promil,” jawab Irene. Abimanyu terlihat berpikir sebentar, sampai akhirnya memutuskan. “Baiklah, Kamu boleh ambil cutimu. Hanya satu Minggu,” ulangnya memperingatkan.“Terima kasih, Pak. Kalau begitu, saya permisi.” Dengan rasa senang, Irene pun pulang ke rumah hari itu. Sebelumnya ia memang sudah meminta Keenan untuk pulang lebih awal ke karena ia sudah menyiapkan sebuah kejutan.Tepat pada saat Irene sampai ke rumah, Keenan juga tiba. Wanita itu pun segera menggandeng tangan suaminya mesra menuju ke dalam. “Tumben kamu minta aku pulang cepat. Memangnya ada apa, Sayang?” tanya lelaki itu. “Aku punya kejutan buat kamu, Mas. Tapi, sebaiknya kamu meminta izin ke kanto
Sore itu, Keenan dan Irene bersiap untuk pergi ke cafe. Rencananya, Freddy akan menjemput mereka di hotel. Sesuai dengan jadwal yang telah disusun Irene, tujuan mereka adalah sebuah cafe yang terletak di pinggiran pantai. Tempatnya sangat indah, serta live music yang membuta suasana semakin syahdu. Freddy datang bersama dengan wanita yang dia akui sebagai istri dan anaknya. Anak Freddy terlihat seusia dengan Abiya, sehingga keduanya pun kemudian terlihat cepat akrab. “Freddy tuh pemilik cafe ini loh,” jelas Irene pada Keenan dan Kemala.” “Oh ya? Kafe yang bagus. Suasananya juga nyaman,” puji Keenan tulus. Tak lama kemudian, makanan pesanan mereka pun datang. Sambil menikmati makanan, terlihat sesekali obrolan di antara mereka. Kemala yang memang ramah bisa dengan cepat bergaul dengan Naima–wanita yang dibawa Freddy. Namun usai menyelesaikan makanan, tiba-tiba Kemala, Keenan dan Abiya terlihat sering sekali menguap. Yang lebih aneh, ketiganya jatuh tertidur dalam perjalanan kem
"Aku harus ketemu sama Kemala! Dia harus jelasin semua ini ke Aku!” kata Abimanyu dengan emosi. “Jadi, kamu masih mau ketemu sama dia, Bi?” tanya Lintang.“Iya, aku mau memastikan semua ini. Aku mau mendengar pembelaan dia. Dia mau bilang apa soal foto-foto ini. Ini udah jelas semua foto-foto dia. Kalau memang semua benar, berarti dia sudah mengkhianati kepercayaanku,” kata Abimanyu.“Alaaaa, perempuan seperti itu langsung putusin sajalah,” kata Galuh.“Kita kan harus dengar juga dari perempuan itu, Mbak. Kalau memang dia mau kembali kepada mantan suaminya ya dia juga harus bicara baik-baik sama Abimanyu,” kata Lintang. Tak hanya Abimanyu, Lintang pun sepertinya merasa ada kejanggalan dalam hal ini. Misalkan Keenan dan Kemala kembali bersatu, apa istrinya juga diam saja? Lintang menoleh ke arah sang ibu. Tampaknya Bu Rosmala terlihat tenang sekali. Apakah ibunya pun terlibat dalam hal ini? Sementara itu, diam-diam Lintang memperhatikan Bu Rosmala yang tersenyum-senyum sendiri. “Y
Hari itu, Irene sudah bersiap masuk kerja seperti biasanya. Dia terlihat tampil lebih cantik dari biasanya. Mungkin aura bahagianya yang juga terpancar di wajahnya. Wanita itu mengenakan sebuah dress berwarna hitam memakai blazer putih. Diurainya rambut panjangnya dan diberi curly di bagian bawah. Ia juga mengenakan aksesoris yang sesuai dengan pakaiannya dipadu stiletto warna hitam yang sangat cocok dengan pakaiannya. Wanita itu terlihat begitu elegan kali ini. Ia memang berencana menemui Bu Rosmala pada saat jam makan siang dan merasa harus tampil sempurna. Misi pertamanya telah berhasil dan dia yakin akan dipercaya untuk melanjutkan misi selanjutnya.“Tumben hari ini cantik banget, Sayang? Kalau kamu kayak gini, aku jadi nggak tenang biarin kamu berangkat ke tempat kerja sendirian,” ucap Keenan melihat sang istri keluar dari balik pintu kamar.“Aku cantik gini kan buat kamu, Mas. Lagian kamu sih enggak pernah muji-muji aku lagi selama ini, jadi aku males dandan deh. Kalau kamu ra
Rupanya, setelah mengetahui persekongkolan yang membuat masalah pada Kemala dan dirinya, hari itu juga Abimanyu langsung menyuruh salah satu orang kepercayaannya--Yandi–yang ada di Bali untuk mencari orang bernama Freddy. Hari itu juga, Yandi pun berhasil menjalankan tugas dari Abimanyu dengan baik. Dia berhasil menemui Freddy dan merekam pengakuan Freddy mengenai keterlibatannya untuk menjebak Kemala dan Keenan. “Betul Pak, ini Freddy dan Naima–istrinya–sudah mengaku jika mereka memang dibayar oleh Irene.”Abimanyu menghela napas lega. Meski senang karen akhirnya mengetahui bahwa Kemla hanya dijebak, tapi dia juga sedih menyadari bahwa ibunya ternyata juga terlibat dalam hal itu. “Kamu sudah merekam semuanya?” “Sudah, Pak. Tunggu sebentar saya akan mengirimkannya pada Anda.” Lalu, lelaki bernama Yandi itu pun memutuskan sambungan telepon. Tak berapa lama ponsel Abimanyu. Yandi mengiriminya beberapa video padanya. Dalam video itu tampak sepasang suami istri yang mengaku jika m
Tak cuma Keenan saja yang terbelalak kaget melihat foto dan video itu. Kemala pun tak kalah shock. Keduanya benar-benar tak menyangka dengan pengakuan lelaki yang sempat mereka kenal selama di Bali dalam video itu. “Iya, saya hanya disuruh oleh Irene untuk menjebak Kemala dan Keenan. Malam itu saya dan teman saya memberikan obat kepada ke dalam minuman keduanya. Minuman itu membuat mereka tidak sadarkan diri. Kemudian sesuai dengan perintah Irene, saya membawa Kemala ke kamar hotel. Lalu saya memotret mereka sedemikian rupa, sehingga dalam foto terlihat Kemala sedang tidur bersama Keenan. Itu semua adalah skenario yang sudah disusun oleh Irene,” kata Freddy.Abimanyu pun langsung menutup laptopnya usai video pengakuan Freddy berakhir. “Jadi semua itu adalah pekerjaannya Irene. Dan aku baru tahu kalau Irene itu ternyata adalah salah satu karyawan di kantorku."PRANG!!Refleks, Keenan membanting gelas yang ada di dekatnya.“Sial! Kenapa Irene tega melakukan itu? Aku pikir tawarannya
“Jadi, Mama yang ....” Lintang hampir tak dapat mengatakan apapun lagi. Rupanya bukan hanya Abimanyu yang kecewa kepada Bu Rosmala, tetapi kakak keduanya pun sama. “Mbak sama sekali tidak menyangka jika mama tega melakukan hal ini sama kamu, Bi. Meskipun Mbak tahu mama tuh memang nggak suka sama Kemala. Tapi untuk melakukan hal bodoh macam ini, ya ampuuun mama." Lintang menggeleng-gelengkan kepala. "Akhirnya jadi gini kan? Malah masuk rumah sakit lagi. Sakit dibikin sendiri,” lanjut Lintang menggerutu.“Aku juga bingung dengan kelakuan mama, Mbak. Segitu pengennya sih jodohin aku sama Tabitha, sampai lupa mana yang baik buat anak kandungnya,” kata Abimanyu. “Sekalipun begitu, kamu juga harus ingat, Bi. Mama berbuat kayak gini mungkin karena kamu! Seandainya kamu nggak dekat sama janda itu, semuanya pasti nggak akan terjadi. Sekarang kamu harus tanggung jawab!” Galuh yang baru saja datang langsung menyambar ucapan kedua adiknya. Kakak tertua itu memang sangat kaget ketika mengetah
Malam itu Kemala tampil cantik sekali mengenakan sebuah dress berwarna hitam berbahan sutera yang halus. Dia mengurai rambut panjangnya dan memberi curly di bagian bawah. Ia juga mengenakan aksesoris yang sesuai dengan pakaiannya dipadu stiletto hitam yang cocok dengan pakaiannya. Wanita itu tampak begitu elegan dan sangat cantik. Malam ini, berkat bujukan Denok, dia memutuskan untuk menghabiskan malamnya bersama Abimanyu. Tadinya ia bersikeras untuk menolak, tetapi Denok meyakinkan Kemala untuk menemui Abimanyu jika ingin hubungan mereka kembali membaik. Kemala berjalan ke teras di mana Abimanyu sudah menunggunya. Saat melihat Kemala, Abimanyu langsung memuji wanita itu sehingga raut mukanya bersemu merah. “Kamu cantik sekali malam ini, Sayang." Kemala pun tersenyum manis. Rasanya memang sudah lama sekali dia tidak berdandan seperti itu. “Terima kasih pujiannya, Mas. Semoga kamu memujinya dari hati,” jawab Kemala. Abimanyu hanya tertawa kecil mendengar perkataan Kemala. “A
Nguing nguing ...Suara sirine mobil polisi pun akhirnya terdengar di lokasi pergudangan itu. "Cepat! Cepat! Amankan lokasi!" Reno mengeluarkan tangannya dari kaca dan memberi kode pada anak buahnya. Tidak lama kemudian, beberapa mobil polisi langsung berhenti di sekitar tempat persembunyian Gery dan komplotannya itu. Para polisi langsung keluar dan menodongkan senjatanya pada beberapa preman yang mereka jumpai dan dengan mudah pula dibekuk. Sementara itu Reno dan timnya masuk ke dalam gudang dan langsung berpencar. Reno sempat menggeleng melihat kacaunya kondisi di dalam gudang. Dia sendiri langsung berteriak lantang dari tengah-tengah ruangan. "Menyerahlah! Kalian sudah dikepung!" teriak Reno sambil melepaskan tembakan ke beberapa arah kosong. Dor! Dor! Dor!Suara keras itu sontak membuat semua orang kaget. Meski begitu, tak semua dari mereka menghentikan gerakannya. Beberapa diantaranya malah berpencar dengan panik karena tentu saja tidak ada yang mau ditangkap. Alih-alih te
Abimanyu menghempaskan tubuh Surya dengan keras dan berniat melawan beberapa lelaki lain yang makin mendekat, saat matanya sekilas melihat sosok Kemala melintas tak jauh darinya."Astaga! Apa yang dia lakukan di sini!" geramnya. Abimanyu bergerak cepat menghajar para lelaki itu, lalu bersiap untuk mengejar Kemala. Namun langkahnya rupanya dihalangi oleh anak buah Surya yang sudah kembali bangkit dari tempat mereka tersungkur.Orang-orang itu maju bersama untuk menghajar Abimanyu yang mulai tidak bisa konsentrasi penuh karena kehadiran kekasihnya. Hingga akhirnya, salah satu dari lelaki itu menemukan kelengahan Abimanyu dan memukul dengan telak tepat di pipinya. "Auwh!"Dengan menahan sakit, Abimanyu meradang. Dia langsung maju menerjang lelaki berperawakan tak terlalu tinggi itu dan menarik kaos pria itu dengan sedikit mengangkatnya. Tubuh lelaki itu terangkat, lalu Abimanyu menghantam wajahnya dengan tinju sebelum mendorong tubuhnya keras-keras sampai menabrak tubuh temannya yang
Abiya tidak berhenti menangis, sampai Gery terlihat sangat pusing karenanya. Dibentak pun, gadis kecil itu tetap saja tak menghentikan tangisannya. Bahkan semakin dibentak, tangis Abiya semakin meledak-ledak. Bu Fenny yang akhirnya sudah masuk ke dalam tempat persembunyian, menatapnya dengan mengerikan. Gery pun masih menyeringai memandangi gadis kecil itu, saat mendadak pintu gudang terbuka dan Surya masuk sambil menyeret Tabitha. "Akh, lepaskan! Lepaskan!" teriak Tabitha yang bergerak dengan kewalahan mengikuti langkah Surya memasuki gudang. Surya terus menyeret gadis itu sampai mendekati Bu Fenny. Wanita itu tak hanya kaget, bahkan sampai membelalak melihat perlakuan lelaki itu pada putrinya. "Apa yang kamu lakukan pada anakku? Apa yang kamu lakukan, Surya?!" bentaknya. Fenny langsung menghampiri Surya dan mendorong tubuh lelaki itu. Kekuatan Bu Fenny yang tak seberapa, bahkan tak bisa membuat tubuh Surya bergeming. Namun justru langsung melepaskan Tabitha dengan mendorongnya s
Abimanyu begitu geram dan emosi, tapi dia sama sekali tidak bisa membiarkan Kemala terancam. "Sayang...""Cukup, Mas! Kita sudah banyak membuang waktu! Lebih baik cepatlah menyetir karena kita harus sampai ke lokasi sebelum semuanya terlambat!" rengek wanita itu.Abimanyu pun menghembuskan nafas panjangnya sebelum mengangguk dan kembali melajukan mobilnya. *****Sementara di tempat lain, Lintang sudah bertemu dengan Reno dan timnya. Mereka rupanya telah mendapatkan lokasi target yang mereka kejar. "Itu lokasi kawasan gudang yang banyak terbengkalai! Kalau mereka berada di sana, sudah pasti tempat persembunyiannya adalah salah satu gudang di sana. Kita harus memastikan gudang mana di antara banyaknya gudang yang sudah terbengkalai itu tempatnya! Kita benar-benar membutuhkan titik lokasi lagi dari Tabitha agar menghemat waktu kita!" kata Reno pada Lintang. Lintang yang mendengarnya pun mengangguk. "Aku mengerti sih! Berarti kita hanya bisa menunggu pesan dari Tabitha? Berharap saja
Abimanyu masih melajukan mobilnya dengan kencang. Dia merasa sangat khawatir dengan kondisi Mbok Narti. Selama di jalan pun Kemala terus berkirim pesan dan bertelepon dengan Lintang maupun dokter Andini untuk memberitahukan kabar terkini meski belum ada kemajuan yang berarti. "Din! Bagaimana kondisi Mbok Narti, dia baik-baik saja kan?""Kami sudah merawatnya! Jangan khawatir, Mala. Dia aman di sini, tapi sepertinya dia masih shock sampai. Masih terus menangis dan belum bisa memberikan keterangan lainnya! Aku tadi sudah sempat bicara dengannya sih!" jelas dokter Andini.Hati Kemala ngilu mendengarnya. Bahkan Kemala langsung menitikkan air matanya saat ini. Kesedihannya bukan hanya untuk Abiya, tapi juga pembantu rumah tangganya itu."Aku kasihan padanya, Din! Tolong jagakan dia untukku!" ucapnya dengan sisa tangis. Tentu hatinya sedang sangat kacau karena penculikan putrinya, tapi wanita itu tetap masih memikirkan orang lain. "Pasti, Kemala! Aku akan memberikan perawatan yang terbai
"Bagaimana? Kamu sudah mendapatkan informasi tentang pria bernama Gery itu?" tanya Reno pada salah satu anak buahnya. "Saya sudah mendapatkan alamatnya dan tim sudah ke sana, Pak. Tapi rumahnya sepi! Info dari tetangga, pria itu suka judi dan jarang pulang!""Hmm! Cari tahu lagi ke mana tempat yang biasa dia kunjungi dan segera gerebek semuanya!""Baik, Pak!"Reno sedang mulai mempelajari berkas yang dilaporkan anak buahnya lebih lanjut saat ponselnya berbunyi. Rupanya dia menerima laporan dari anak buahnya yang lain dari TKP tempat penculikan Abiya. Reno membelalak kaget dan langsung menelepon Abimanyu dan Kemala yang saat ini ada di TKP. "Benarkah namanya Gery?" Meski sudah menduganya, Reno tetap ingin memastikan."Benar, Ren! Ada saksinya di sini! Aku minta tolong untuk temukan anakku sekarang!" ucap Abimanyu dengan nada panik."Baik! Tenang, Bi! Aku akan mengerahkan timku! Rupanya mereka bergerak lebih cepat!"Reno menutup teleponnya sambil tidak berhenti mengumpat. "Perhatian
"Hei, itu dia! Dia sudah berbelok!""Ya, kamu benar! Ini saatnya kita mengepung mobil itu! Ingat, yang pertama yang harus dilumpuhkan adalah sopirnya! Telepon oeang-orang di belakang dan kita beraksi sekarang!"Gery dan timnya pun bertindak cepat. Mobil Mbok Narti yang awalnya masih melaju, berbelok ke jalan yang lebih sepi menuju ke kompleks perumahan mendadak disalip oleh mobil Gery. Mobil itu pun langsung berhenti di depan menghadang taksi yang ditumpangi Mbok Narti.Sedangkan di belakang, mobil orang-orang bayaran Gery juga berhenti mengapit taksi online itu. CitttSontak sopir taksi menghentikan mobilnya mendadak, sampai bannya berdecit. "Astaga, mau apa mereka?!" seru sang sopir. Mbok Narti sendiri yang masih berbalas pesan dengan Kemala pun nampak kaget. "Apa itu, Pak? Kenapa berhenti mendadak?""Ada mobil di depan, Bu! Di belakang juga ada, tidak tahu apa maunya! Biar saya lihat, Bu!"Dengan cepat, sang sopir keluar dari mobil dan langsung melihat apa mobilnya ada lecet at
"Bagaimana? Apa sudah ada kabar?" "Belum ada, Pak! Polisi juga masih mencari keberadaan Fenny dan Tabitha!""Apa kalian sudah mencari tahu tentang Gery?""Kami sedang mencarinya saat ini, Pak!""Baiklah! Lakukan dengan segera!""Baik, Pak!"Reno, teman Lintang yang merupakan seorang anggota kepolisian yang menangani kasus itu, masih nampak gelisah karena menghilangnya buruannya. Lintang sengaja menemuinya untuk menanyakan secara langsung bagaimana kedua wanita itu bisa lolos."Maaf, Lin! Belum ada perkembangan apa-apa saat ini, tapi kami curiga dengan seseorang bernama Gery!" "Gery? Kurasa aku pernah mendengar nama itu! Nanti akan kucoba tanya ke mama, siapa tahu mama mengenalnya!" kata Lintang akhirnya. "Ya, kalau ada yang mengenal pria itu maka lebih baik lagi karena bahkan Tabitha pun sekarang ikut dengannya!""Waktu pertama kali mamaku mengenalkan Tabitha ada kami, aku lihat dia itu sebenarnya gadis yang biasa saja. Tidak terlalu agresif seperti belakangan ini. Mungkin ibunya
Tabitha masih terus berusaha membuka mata ibunya yang belum juga terbangun. Keduanya ditinggalkan di sebuah rumah kecil, sementara Gery pergi bersama temannya untuk melaksanakan rencananya. Gery meminta orang untuk menjaga dua wanita itu selama kepergiannya, tapi Tabitha memanfaatkan kesempatan itu untuk mempengaruhi Bu Fenny. "Kamu harus percaya padaku, Ma! Gery itu tidak sebaik yang kamu pikir! Kalau Mama bisa berpura-pura di hadapan Bu Rosmala selama ini, maka dia juga sama, Ma! Dia hanya berpura-pura di depanmu! Buka mata Mama! Buka matamu!" seru Tabitha dengan sisa air matanya yang masih mengalir. "Cukup, Tabitha! Sejak tadi kamu terus berusaha mempengaruhi Mama! Mama nggak mengerti dengan semua ini! Mama mencintainya dan hubungan kami sudah berlangsung lama! Apa lagi yang harus Mama ragukan darinya? Memang dia bukan pria baik seperti yang kamu pikir, tapi dia adalah pria yang bisa membawa kita ke kehidupan yang lebih baik! Dia setia sama mana! Dia nggak pernah berkhianat sama