Share

52. Kesalahpahaman

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mereka bukan kau, Love" ucapnya, suaranya lembut namun berbahaya "mereka bukan Relova Luvena" Tekannya

Lova terkekeh "lalu Evelyn?"

Gerakan Caid terhenti dan Lova merasa sudah mengatakan sesuatu yang salah

"Aku tidak bermaksud lain hanya saja... " Lova menjelaskan sambil menggerakan tangannya ke arah tubuh Caid, menujuk pada satu titik dibagian kiri pinggang Caid. Ada sebuah tato disana, tato huruf dengan ukiran cantik yang membentuk sebuah nama

"Ini.. Tulisannya Evelyn kan?"

Tatapan Caid seketika berubah, seolah percikan api yang sebelumnya hanya sekadar panas kini membara. Matanya menatap Lova tajam, namun ada sedikit kilatan emosi di sana yang sulit ditebak. Tangannya perlahan bergerak ke tato yang disebutkan Lova, seolah ingin menutupi atau melindungi nama yang tertulis di sana.

"Bukan urusanmu, Love" desisnya, suaranya rendah dan nyaris berbisik, namun jelas membawa ketegangan. Lova dapat merasakan ketegangan otot di tubuh Caid, seolah dia mencoba menah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   53. something different

    Tubuh Lova terasa lemah, hampir tak bertenaga setelah malam yang begitu intens bersama Caid. Setiap otot dalam tubuhnya seolah berteriak kelelahan, dan pikiran yang tadinya berusaha tetap kuat kini mulai goyah.Lova terbaring di ranjang pasien dengan napas yang berat, sementara Caid duduk di sampingnya, memegang semangkuk makanan di tangannya. Alih-alih merasa bersalah atau menyesal, Caid justru terlihat tenang, seolah yang terjadi adalah hal biasa"Makan. Kau harus minum obat""Berkat siapa aku jadi begini?" Sinis Lova pada CaidCaid terkekeh sambil menyuapi Lova dengan sendok kecil, wajahnya tampak puas dan santai, seolah semua yang terjadi bukanlah masalah besar baginya. "Berkat siapa? Ya, berkat dirimu sendiri yang menantangku" jawabnya dengan nada main-main namun dalam sorot matanya ada kekuasaan yang tak bisa dipungkiri.Lova melirik Caid dengan mata menyipit, rasa sakit dan lelah masih menguasai tubuhnya "Kalau aku tahu kau hewan buas, aku tidak akan perna

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   54. He knows

    Malam pukul 11 malam Caid tiba di apartemen Lova. Caid membuka pintu dengan tenang. Dia berjalan ke meja di mana laptop Lova tergeletak sebelum kegiatan panas mereka sebelumnya dan tanpa ragu, dia duduk di depannyaSaat dia mencoba membuka laptop itu, layar menampilkan permintaan kata sandi. Caid tersenyum tipis, seolah sudah menduganya."Kau memang berhati-hati, little Kit" gumamnya.Dia memutar pandangannya ke sekitar, matanya tajam mengamati setiap sudut ruangan. Lalu, sesuatu menarik perhatiannya. Sebuah flashdisk kecil tersembunyi di balik tumpukan buku di meja samping. Caid meraihnya dan memasukkannya ke port USB laptop. Setelah beberapa detik, layar laptop menyala dengan akses penuh. Seperti yang diduganya, flashdisk itu menyimpan kunci untuk membuka semua data yang ada di dalam sistem. Dengan cermat, dia mulai menelusuri file-file di dalamnya, dan apa yang dia temukan benar-benar mengejutkannya.Kumpulan data yang Lova berhasil dapatkan dari meretas, ter

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   55. Hi Angelic

    Malam itu, Lova mengenakan gaun paling seksi yang bisa dia temukan—gaun merah ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dengan belahan tinggi di samping, cukup untuk menarik perhatian siapa saja yang melihatnya.Make-up tebal menghiasi wajahnya, lipstick merah menyala menonjolkan bibirnya yang sensual. Rambutnya dibiarkan tergerai liar dengan ujung rambut yang dibuat bergelombang, menambah kesan menggoda yang tak terbantahkan.Sesampainya di club, suasana terasa panas. Musik keras menggetarkan dinding, lampu-lampu berkedip dalam kegelapan, menciptakan atmosfer yang sempurna untuk melupakan dunia.Lova melangkah masuk dengan percaya diri, menyusuri lantai dansa dengan tatapan penuh maksud. Mata-mata langsung tertuju padanya, tubuh-tubuh lain menatap dengan kekaguman dan hasrat."Angelic""Hai Em" Lova menyapa balik"Bagaimana keadaanmu? Susah sekali menghubungimu belakangan ini" Emily berdiri dengan tangan bersedekap. Ekspresinya sedikit kesal, tapi matanya me

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   56. The wedding

    "I Liliana Yudsir take you Aleandro Broker, for my husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and health, until death do us part."Mata Lova berkaca-kaca saat dua orang didepan altar saling mengucapkan janji suci lalu setelahnya dia memalingkan muka saat ciuman itu terjadi"Ingin menangis litte Kit?"Dengan cepat Lova menoleh ke samping kanan, Caid duduk disebelahnya dengan seringai miring, seolah mentertawakan dirinya"Untuk apa menangis?" Lova berucap pelan, takut jika suaranya akan terdengar orang lain di gereja itu"Karena pria yang kau cintai menikah dengan wanita lain" Lova menahan napas, mencoba meredam emosi yang bergolak di dalam dadanya. "Aku tidak menangis" jawabnya dengan suara bergetar, meskipun hatinya terasa remuk. Dia tak bisa menyangkal, pemandangan di depan altar itu seperti pisau yang menancap di hatinya.Caid terkekeh pelan, lalu mendekatkan diri sedikit ke arah Lova.

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   57. Dangerously

    "Jadi, sudah kau dapatkan buktinya?" Suara tegas seorang wanita dari seberang langsung menyapanya begitu dia mengangkatnya Lova menggigit bibir bawahnya, menahan ketegangan yang tiba-tiba merambat dalam dirinya. “Belum. Tapi aku hampir mendapatkannya.” "Waktumu hampir habis R11" Suara itu dingin dan penuh tuntutan "Aku tau" Lova melirik ke arah Caid yang berdiri tak jauh darinya, pria itu sedang berbicara dengan tamu lainnya, dari ekspresi Caid, Lova bisa menebak jika pria itu tak menyimak hingga akhirnya netra abu itu bersitatap dengannya Lova merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat tatapannya bertemu dengan Caid. Dia segera memalingkan wajahnya, mencoba menjaga ketenangan. Suara di telepon masih bergaung di telinganya, dingin dan penuh tekanan. "Aku tidak peduli bagaimana kau melakukannyamelakukannya" suara wanita itu kembali terdengar. "Pastikan kau mendapatkannya, atau kau tahu apa yang akan te

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   58. Naive

    Lova terbangun dengan rasa pegal yang menusuk di sekujur tubuhnya. Semua ototnya terasa kaku, hasil dari malam yang panjang dan penuh serangan tanpa henti dari Caid.Menggeliat pelan di atas kasur, ia sadar dirinya sudah berada di apartemennya. Bau khas selimut yang familiar dan pemandangan langit-langit putih yang biasa ia lihat mengonfirmasi hal tersebut, terlebih Caid sendiri yang menggendongnya kesini dan menyetubuhinya kembaliKepalanya berdenyut pelan saat ia berusaha duduk. Tubuhnya seolah memprotes setiap gerakan yang ia lakukan, seakan-akan meminta istirahat lebih lama.Tapi pikiran Lova tak bisa tenang. Ada rasa penasaran yang mengganggu pikirannya, sebuah pertanyaan yang tak bisa diabaikanDengan hati-hati, Lova turun dari tempat tidur, melangkah keluar dari kamar tidurnya dengan langkah lambat. Suasana di luar kamar terasa sepi, tapi ada sesuatu yang berbeda. Suara samar terdengar dari dapur. Sebuah desisan pelan—seperti suara daging yang digoreng di atas

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   59. Her Identity

    Manhattan, New York CityLova melangkah dengan tenang memasuki kantor pusat CIA, gedung megah yang tersembunyi di antara hiruk-pikuk kota. Penampilannya sederhana, jaket kulit hitam dan jeans, namun auranya memancarkan ketegasan.Dia melewati beberapa petugas keamanan, menunjukkan lencana identitasnya sebelum akhirnya sampai di ruang kerja Meredith, atasannya.Meredith, seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat keemasan dan tatapan tajam, sedang duduk di belakang mejanya, membaca beberapa laporan intelijen terbaru. Begitu Lova masuk, tatapan Meredith langsung tertuju padanya "Kau dapat buktinya?" tanyanya tanpa basa-basi Lova menarik napas panjang. Mendapatkan akses ke data-data penting dari pria itu bukanlah tugas yang mudah, apalagi saat dia harus terus berhadapan dengan permainan manipulatifnya.Bahkan Lova rasa Caid sudah tau tentang identitasnya. Lova tidak bisa melupakan ekspresi Caid kemarin saat mereka sarapan dan Caid bertanya padanyaCai

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   60. His Trap

    Hebrew Orphan, salah satu panti asuhan terpencil di pinggiran kota New York yang memiliki banyak anakBegitu ia melangkah masuk ke halaman panti, sorakan riang anak-anak langsung terdengar. "Kak Lova datang!" seru salah satu dari mereka, dan seketika, segerombolan anak-anak berlarian menghampirinya.Lova tersenyum tipis, menunduk sedikit untuk menyambut pelukan anak-anak itu. "Hei, kalian sudah besar sajasaja" ujarnya sambil membelai kepala salah satu anak perempuan kecil."Kak Lova, kapan kita main lagi?" tanya seorang anak lelaki dengan mata penuh harap.Lova tertawa kecil. "Kapan pun kalian mau. Tapi hari ini, aku hanya mampir sebentar. Bagaimana kabar kalian?"Anak-anak itu berlomba-lomba menceritakan kisah mereka. Ada yang bercerita tentang permainan baru yang mereka buat, ada juga yang memamerkan hasil karya gambar mereka. Lova mendengarkan dengan sabar, senyumnya tetap menghiasi wajah, hanya ini satu-satunya tempat yang membuat Lova merasa damai"Apa K

Bab terbaru

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   128. Tragedi

    Dor!Tembakan menggema di aula, menghentikan musik dan percakapan. Jeritan tamu terdengar bersahut-sahutan, menciptakan kepanikan yang langsung menyebar. Lova terhuyung, tangan kanannya bergerak memegang dadanya yang mulai berwarna merah."Lova!" teriak Caid, menangkap tubuhnya sebelum terjatuh. Dia memeluk istrinya erat-erat, ekspresinya campuran antara keterkejutan dan kemarahan.Calton segera bergerak, berlari ke arah mereka sementara Ophelia dengan sigap mencari perlindungan di balik meja, memandang situasi dengan tatapan penuh ketegangan.Para pengawal dengan badge Walton yang berada di sekitar aula langsung bereaksi. Salah satu dari mereka berhasil melumpuhkan pria bersenjata itu sebelum dia bisa melepaskan tembakan lagi."Lova, tetap bersamaku" bisik Caid panik, menekan luka di dada Lova untuk menghentikan pendarahan. Matanya menatap penuh rasa takut, sesuatu yang jarang terlihat dari seorang pria seperti dia.Lova mencoba tersenyum,

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   127. Wedding Day

    Hari pernikahan yang sangat ditunggu oleh Caid akhirnya tiba dengan segala kemegahannya. Sebuah aula besar di pusat kota New York disulap menjadi tempat yang tampak seperti diambil dari mimpi: lampu kristal bergemerlapan, bunga-bunga eksotis menghiasi setiap sudut, dan lantunan musik klasik mengalun lembut di udara.Lova berdiri di ruangan rias, mengenakan gaun putih yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya yang cantik terlihat dingin, tapi ada sorot mata yang menunjukkan kegelisahan.Dia... .. ragu"Anda cantik sekali nona" ujar salah satu asisten riasnya.Lova hanya tersenyum tipis, lalu menatap bayangan dirinya di cermin. Dalam hati, ia masih bertanya-tanya apakah keputusan ini adalah langkah yang tepat. Tapi kemudian, bayangan Caid melintas di pikirannya, dan entah kenapa, hal itu memberinya sedikit keberanian.Di luar, Caid berdiri di ujung altar, mengenakan setelan hitam yang membuat auranya semakin mendominasi. Tatapannya terus tertu

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   126. Why you so obses with me

    Lova perlahan membuka matanya, kebingungannya terlihat jelas di wajahnya. Cahaya lampu ruangan rumah sakit terasa terlalu terang untuk matanya yang baru saja terbuka. Dia mencoba menggerakkan tangannya, tetapi merasakan genggaman kuat di tangannya."Love..." suara Caid terdengar lembut, namun penuh dengan nada emosional yang jarang ia tunjukkan. Matanya yang biasanya tajam kini dipenuhi rasa khawatir yang sulit disembunyikan. "Kau sadar."Lova mencoba tersenyum tipis, meskipun wajahnya terlihat lelah. "Apa yang terjadi?" tanyanya pelan, suaranya hampir seperti bisikan."Kau pingsan" jawab Caid sambil menatapnya dengan penuh perhatian.Lova terdiam sejenak, mengingat kilasan terakhir yang ia lihat sebelum kehilangan kesadaran. Gambar tubuh Robertino yang tergeletak di lantai kembali menghantui pikirannya. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri."Maaf" gumamnya pelan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi... semuanya terlalu berat."C

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   125. Psycho

    “Jika ku katakan sekarang semuanya ada dalam kendali Caid Walton, apa kau akan percaya, Relova?”Lova merasa hatinya bergetar. Robertino menyebutkan nama Caid dengan cara yang jauh lebih dalam dan penuh makna. Ada kebenaran di balik kata-kata pria ini, meskipun dia tahu bahwa Robertino adalah seorang yang berbahaya dan manipulatif. Namun, semakin banyak yang diungkap, semakin banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya."Apa yang ingin kau katakan?" suara Lova menjadi lebih tegas, meski masih ada kekhawatiran yang mendera. "Kau mengungkapkan hal-hal yang tidak mudah dipercaya begitu saja.""Percayalah, Relova." Robertino menatapnya dengan mata yang penuh perasaan. "Caid Walton sudah memiliki kendali penuh atas semua permainan ini. Dia bukan hanya kepala kudeta, dia adalah otak di balik semuanya. Semua yang terjadi di sekitar kita... Ada dua sisi dari koin, dan kau baru saja terjebak di salah satunya. Pikirkan baik-baik, dia tidak mungkin bisa menggu

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   124. Semakin kusut

    Lova sudah pernah mengatakan jika dia diterlantarkan oleh orang tuanya, kan? Hal itu benar, meskipun alasan dibalik penelantaran itu adalah karena ayahnya menjadi buronan CIATak mengherankan Lova bisa masuk CIA disaat usianya masih 16 tahun dan masuk unit khusus diusia 19 tahun, hal itu karena dirinya adalah putri agen terbaik, kemampuan ayahnya secara tidak langsung menurun pada Lova. Sayangnya, Logan tidak hanya mewariskan kemampuannya tapi juga pengkhinatan ayahnya“Aku ingat sekali dulu dia mengajak bekerja sama dengan Walton dan Kingston untuk mengulingkanku” kekehnya bernostalgia "Dan kau tahu apa yang terjadi pada mereka, bukan?Robertino kembali terkekeh sebelum menjawab “Walton kacau karena Calton dan Kingston dalam masalah karena bisnis narkobanya tercium keamanan dan kau jelas tahu apa yang terjadi pada ayahmu kan? Relova?”Lova menatap tajam Robertino, seakan kata-katanya menyentuh sisi yang dalam, yang hampir tak ingi

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   123. Sedikit kejelasan

    Montrouge, Paris, PerancisCaid mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Kali ini tujuan mereka bukanlah sebuah klub seperti dulu, melainkan pada sebuah villa terpencil di pinggiran kota Montrouge“Kau memindahkannya?” Lova bertanya pelan“Hmm, aku tak mau kau datang ke klub itu” Jawab CaidLova melirik Caid dari sudut matanya, alisnya sedikit terangkat. "Oh? Kenapa? Takut aku menggoda pelangganmu lagi?" tanyanya dengan nada penuh sindiran.Caid hanya tersenyum samar, matanya tetap fokus ketika gerbang dibuka oleh seorang penjaga. "Aku hanya tidak ingin kau berada di tempat seperti itu. Bukan tempat yang tepat untuk seseorang sepertimu" jawabnya dengan nada tenang tetapi tegas.“Tumben? Sebelumnya kau tidak bicara begini saat membawaku kesana tanpa pikir panjang”Caid memarkir mobil di depan villa, mesinnya dimatikan dengan gerakan santai tetapi penuh kontrol. Dia menatap Lova sejenak, senyum tipis di wajahnya. "Setelah melihatmu ditatap oleh para bajingan itu. Aku berubah pikiran"

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   122. Sumpah

    “I’ll burn the world for you” ikrar caidLova terkekeh pelan “Ngomong-ngomong aku belum selesai bicara tadi” ucapnya membuat Caid menarik diri. Dia menatap Lova dengan alis yang sedikit terangkat."Belum selesai bicara? Apa lagi yang kau tuntut dariku, Love?" Lova menghela napas, mencoba menenangkan dirinya sebelum mengutarakan apa yang ia pikirkan. "Aku akan menikah denganmu, nanti" katanya pelan namun tegas. "Tapi ada syaratnya" lanjut Lova, tatapannya tajam seperti pisau. Caid melipat tangannya di dada, wajahnya tenang namun sedikit waspada. "Katakan saja. Apa pun itu, aku bisa mengatasinya.”Lova mengambil langkah mendekat, hanya beberapa inci dari wajah Caid. "Bawa aku menemui Robertino." Tatapan Caid langsung berubah, dingin dan tajam seperti baja. "Robertino?" gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. "Untuk apa kau ingin bertemu dengan pemimpin monarki yang sudah dilengserkan itu?" “Aku ingin bertanya padanya” Jawab Lova, baru sekarang dia bisa memikirkan hal itu, sebelum

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   121. Burn the world

    Lova tercengang, dia tak menyangka jika seorang Meredith adalah selingkuhan Calton WaltonSosok wanita yang selama ini ia anggap tegas, profesional, dan tak tersentuh ternyata memiliki hubungan kelam dengan ayah dari pria yang kini memonopoli pikirannya.“Dia tampak sangat… berbeda dari apa yang kuduga” gumam Lova, hampir berbicara kepada dirinya sendiri. Meredith seperti sosok ibu baginya, sejak awal bergabung dengan CIA, Meredith tak pernah terlibat dengan pria manapun, dia bahkan selalu menggunakan logika dalam menentukan pilihanTunggu...Ada beberapa momen saat Meredith tak bisa ditemui atau menghilang sesaat"Kau harus melihat wajahmu" Calton tertawa kecil melihat reaksi Lova yang tampak kaget sekaligus bingung. Dia berucap santai dengan senyum menyiratkan bahwa dia menikmati kekacauan kecil yang baru saja ia ciptakan.Caid, di sisi lain, memijat pelipisnya dengan ekspresi kesal. "Dad, serius? Haruskah kau selalu membuat semuanya terasa seperti lelucon murahan?"Calton melirik pu

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   120. Just like animal

    “Goodboy, huh?" suaranya rendah namun berbahaya, hampir seperti geraman.Lova terkekeh, dia mendongak menatap mata abu itu yang menyorotnya tajam.“Apa aku boleh memutar lagu Animal-Marron 5?”Caid mengangkat alis, sedikit terkejut oleh respons tak terduga Lova. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi tatapan tajamnya tidak berubah. "Kau ingin menambah suasana?”Lova mengangkat bahu santai “Aku hanya merasa lagu itu cocok untuk kita”“Siapa pemburunya?”“Kau. Tapi sayangnya sang pemburu terlena pada tangkapannya”Caid tertawa kecil, suara rendahnya bergema di ruangan. Terkadang Lova bersikap dewasa, terkadang nampak seperti anak kecil yang polos dan terkadang menjadi sangat liar. Kombinasi itu membuat Caid tak pernah bosan, selalu terpesona sekaligus tertantang oleh wanita di depannya.Mungkin inilah yang membuat Caid tak bisa melepaskannya bahkan setelah 3 bulan be

DMCA.com Protection Status