Home / Romansa / Wanita Berselimut Dendam / Datang ke Perusahaan Number One

Share

Datang ke Perusahaan Number One

Author: Bee Yangfa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi, Rafael sudah mengundangmu kesana?"

Alenta menganggukkan kepalanya penuh tekad mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Alden. Hari ini Alenta akan pergi ke kantor perusahaan Number One. Seperti yang ia dan Alden perkirakan, tanpa butuh usaha lebih dengan sendirinya Rafael pasti akan mengundangnya untuk bekerja di perusahaan itu. Terima kasih untuk wajah operasi plastiknya yang sangat membantu.

"Aku tidak yakin jika dia menerimamu hanya karena ingin membalas budi padaku," ucap Alden sambil tertawa. Ia teringat ucapan Rafael kemarin malam. Pria itu berkata akan menerima adiknya untuk bekerja disana sebagai ungkapan balas budi karena telah membantu bisnisnya dengan baik.

Alenta ikut terkekeh kecil, "Tampaknya kau sudah mengenal Rafael dengan baik,"

"Dia pria yang mudah tergoda. Kecantikan wajah Kimmy Ara berhasil menjeratnya. Dia tidak sadar bahwa ia sudah tergoda pada malaikat kematiannya," timpal Alden pada Alenta yang masih sibuk merias penam

Bee Yangfa

Masih meminta dukungan dari para reader semua.. Maaf jarang update lagi banyak urusan. Salam Author..

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Berselimut Dendam   Berhasil Menjadi Sekertaris Pribadi Rafael

    "Jadi kamu kehilangan materi yang akan kita bahas hari ini?" Alenta mengendap-endap di depan pintu ruangan Rafael hari ini. Terdengar suara Rafael yang tengah mengamuk di depan sekertaris pribadinya, Karina. Sejak pagi wajah Karina terlihat kusut dan panik. Alenta menggigit bibirnya merasa sangat bersalah pada Karina. Meski sejak kedatangannya Karina terlihat tidak pernah ramah padanya di kantor ini, tapi ia merasa tidak enak karena harus mengorbankan Karina demi rencananya berhasil. Alenta jadi teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu, ia berdebat habis-habisan dengan Alden karena tidak setuju dengan rencana ini. "Tidak ada cara lain Alenta. Jika kau ingin rencana kita berhasil maka nalurimu itu harus kita buang." ucap Alden tegas malam itu. Alenta akhirnya menyerah dan memilih menyetujui rencana Alden. Mau tidak mau, Alenta harus menyingkirkan sekertaris pribadi Rafael demi berhasilnya rencana mereka. Alenta menghela nafasnya berat. Da

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Ada apa dengan Alden?

    Alenta bersorak dalam hatinya karena rencananya bersama dengan Alden berhasil. Akhirnya Rafael menerimanya sebagai sekertaris pribadi, hal ini bisa mempermudah jalannya untuk menghancurkan keluarga Herenson. "Besok aku akan mengumumkannya pada tim kita, sebentar lagi jam pulang," Alenta hanya menganggukkan kepalanya paham. "Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" Tawar Rafael tiba-tiba. Mata Alenta kembali mengerjap mendengar perkataan Rafael. Ia berdiri dengan bingung.Apa yang harus ia lakukan sebaiknya? Menerima tawaran ini atau menolaknya? Alenta segera mengangguk kecil dan memilih untuk menerima tawaran Rafael. Tidak akan ada masalah jika Rafael mengetahui rumah Alden, bukan? **** Alden menarik gorden yang menutup jendela kamarnya saat mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ia mengernyitkan keningnya saat melihat mobil itu ternyata bukan taksi yang biasa dinaiki Alenta. Matanya menyipit mencoba mengen

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Rasa Suka

    "Baik Pak, saya paham. Kalau begitu sampai nanti besok," Alenta menutup panggilan telepon dari Rafael lalu kembali menghadap Alden. "Ada apa lagi dengan pria itu?" Tanya Alden yang menatap Alenta tajam. Alenta mengangkat alisnya melihat tatapan Alden yang tidak ramah. Apa Alden marah lagi? Tapi kenapa? Alenta menggelengkan kepalanya, mencoba mengabaikan pemikiran negatifnya tentang Alden yang terlihat aneh hari ini, mungkin itu hanya perasaannya saja. "Dia memintaku datang lebih awal besok,""Kenapa?" Tanya Alden lagi. "Dia ingin memberitahu seluruh tim bahwa aku akan menjadi sekertarisnya besok," jelas Alenta lalu kembali menikmati makanan yang berada di hadapannya dan mengabaikan tatapan Alden yang tajam. "Tapi kenapa kau harus datang lebih awal ke kantor?" Tanya Alden dengan nada sinis. Alenta mengedikkan bahunya lalu memberikan tatapan heran pada Alden, "Entahlah Alden, aku juga tidak tahu. Kenapa kau sangat sens

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Pertemuan dengan Richard Sebagai Kimmy Ara

    "Ara, maafkan aku. Pak Direktur ingin menemuimu sepulang kantor nanti," Alenta mengangkat alisnya mendengar perkataan rekan kantornya ketika kantor dalam keadaan sepi. Karyawan lain sepertinya tengah bersiap untuk jam istirahat. Ia terpaku sejenak mendengar perkataan itu. Richard? Akhirnya setelah beberapa minggu ia berada di kantor ini, manusia brengsek itu menyadari kehadirannya. Tapi kenapa dia ingin memanggilnya secara sembunyi-sembunyi seperti ini? Alenta menganggukkan kepalanya singkat sebagai jawaban. Rekan kerjanya segera pamit undur diri dari ruangannya. Ruangan Rafael yang bersebelahan dengannya terbuka lebar. Ia segera berdiri dari kursinya saat Richard keluar dari dalam sana. "Ada apa? Kenapa wajahmu tegang sekali?" Tanya Rafael. Alenta segera mengulas senyum tipis. "Tidak apa-apa, Pak. Saya hanya kelelahan," kilah Alenta sambil mengusap tengkuknya. Rafael segera menghampiri Alenta lalu menatapnya cemas, "Kau

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Pengakuan Cinta Kimmy Ara pada Rafael

    Alenta terhenyak mendengar tuduhan yang dilontarkan Richard. Menggoda puteranya katanya? Ia mendengus kasar. Jika bukan karena dendamnya, ia juga tak akan mendekati Rafael barang satu senti pun."Kenapa Anda bisa berkata seperti itu?" Tanya Alenta sinis. Ternyata beginilah sifat asli dari seorang Richard. Dia pandai mengintimidasi lawannya dengan percaya diri."Semua orang di kantor memiliki mata dan telinga, Kimmy Ara.""Ya, baiklah. Apa saya juga harus mengakui tuduhan itu? Saya memang menggoda putera Bapak, lalu apa yang Anda ingin saya lakukan?""Tinggalkan Rafael atau aku akan melakukan cara apapun untuk membuatnya berhasil,"Alenta tersenyum sinis. "Sepertinya Anda akan melakukan apapun untuk itu,""Syukurlah kau cukup cepat memahami apa yang tengah aku bicarakan. Jadi tinggalkan dia jika ingin hidupmu damai," Ujar Richard membalas senyum Alenta miring."Rafael yang menempel terus pada saya. Kenapa saya harus melakukan itu? Kami sal

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Alden Kecewa

    Mata Rafael melebar mendengar pengakuan gadis itu. Barusan gadis itu bicara apa?"Saya mencintai Anda. Saya ingin terus bersama Anda, apa Anda tidak memiliki perasaan yang sama dengan saya?" Tanya Kimmy Ara dengan berurai air mata.Rafael terpaku di tempat melihat gadis itu menangis, ia tidak mengerti kenapa gadis itu bisa mencintainya sedalam ini. Ia tidak pernah mendapatkan cinta setulus itu dari seorang gadis selain Alenta."Tapi, Ayah bisa mengancam nyawamu," tukas Rafael gelisah. Ia tidak ingin kehilangan lagi dan merasa bersalah atas kematian seseorang.Kimmy Ara menggeleng kuat-kuat, "Saya tidak perduli. Nyawa pun akan saya pertaruhkan untuk Anda,"Hati Rafael menjadi luluh dengan perkataan Kimmy Ara. Sebisa mungkin ia menahan diri agar ia tidak memeluk Kimmy Ara saat ini juga. Namun, ucapan ayahnya tadi pagi kembali terngiang di telinganya.Ayah yakin, dia mengincar harta kita!Rafael menggelengkan kepalanya keras. Sadar Rafae

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Kecurigaan Lauren

    "Aku pamit pulang. Aku merasa tidak nyaman terus berada disini jika Kakakmu tidak menyukai kehadiranku," ujar Rafael setelah Alden berlalu dari ruangan Alenta beberapa jam yang lalu.Alenta menganggukkan kepalanya. Saat Rafael hendak beranjak pergi, Alenta tiba-tiba menahan lengan Rafael."Anda tidak akan meninggalkan saya lagi bukan?" lirih Alenta setengah memohon.Rafael terlihat bimbang. Pria itu terdiam untuk beberapa saat, lalu detik berikutnya ia mengangguk. "Aku tidak akan melakukan itu, kau tidak perlu khawatir," sahut Rafael lembut.Alenta ingin bersorak saat Rafael terlihat mempercayainya. Ia merasa berterima kasih pada Richard karena menciptakan peluang baginya. Ia tersenyum tipis pada Rafael lalu berkata, "Terima kasih,""Kalau begitu aku pergi, kau harus segera pulih,"Alenta menganggukkan kepalanya singkat. Ia menatap punggung Rafael hingga pria itu berlalu dari ruangannya.Setelah Rafael benar-benar pergi, Alenta segera

    Last Updated : 2024-10-29
  • Wanita Berselimut Dendam   Rafael Dibuang?

    "Kenapa Ayah melakukan itu? Lepaskan! Kubilang lepas!" Richard terkejut saat Rafael menerobos masuk ke ruangannya lalu berteriak kencang. Ia memberi isyarat pada beberapa penjaga yang ia sewa agar melepaskan cekalan mereka pada puteranya. "Ada apa Rafa? Kenapa kau terlihat sangat marah?" Tanya Richard berpura-pura tidak paham. Sebenarnya ia tahu alasan kenapa Rafael menghampirinya dengan tidak sopan seperti ini. Apa lagi kalau bukan karena gadis rendahan itu? "Aku bilang aku akan menjauhinya, Ayah sudah berjanji padaku tidak akan melukainya. Tapi kenapa Ayah malah ingkar dan membuatnya celaka di depan mataku?" cecar Rafael murka. Richard berdiri menjulang di hadapan Rafael. "Sejak kapan kau membangkang pada Ayahmu? Aku melakukan hal itu agar dia tidak membuatmu goyah seperti ini!" balas Richard sengit. Rafael mendengus kasar. Selama ini ia berusaha menjadi anak penurut bagi ayahnya, tapi ayahnya hanya melakukan sesuatu yang menurutnya benar ta

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Wanita Berselimut Dendam   Proses Tes DNA?

    Setelah bertemu dengan Kimmy Ara, Rafael segera bergegas menemui Lauren."Aku sudah membawa semua barang yang dibutuhkan."Rafael menaruh helaian rambut Kimmy Ara dan juga sikat gigi milik Alden diatas meja. Lauren terlihat antusias, ia mengambil kedua barang itu lalu berkata dengan penuh semangat, "Hebat sekali, kau mendapatkan semua barang itu hanya dalam satu hari.""Aku harus membongkar kebohongan mereka secepatnya, begitu bukan? Jadi berapa lama prosesnya?" Tanya Rafael tidak sabar.Lauren menyimpan kembali kedua barang itu lalu berkata, "Satu minggu."Rafael terlihat terhenyak, "Apa? Satu minggu? Tapi, itu terlalu lama. Apa tidak bisa dipercepat?""Satu minggu itu merupakan waktu minimal untuk mendapatkan hasil tes DNA. Semua proses itu tidak bisa dipercepat." Jelas Lauren.Rafael memukul tepi kursi di hadapannya dengan kesal, "Sial."Lauren mengangkat alisnya melihat reaksi dari Rafael yang terlihat kesal, "Memangnya kenapa? Apa ada masalah?""Aku akan menggelar pertunangan res

  • Wanita Berselimut Dendam   Ada Apa Dengan Rafael?

    Setelah mengambil apa yang dibutuhkan, Rafael kembali ke tempat dimana Alden berada. Harum aroma kopi mulai menguar, ia tidak menyangka rupanya Alden benar-benar membuatkannya kopi.Alden yang menyadari kedatangan Rafael segera mengangkat cangkir kopi lalu ia berikan ke arah Rafael. Melihat Rafael yang hanya terdiam sambil memandang cangkir kopinya, Alden berdecak, "Meski aku sangat ingin meracunimu, aku tidak membubuhkan apapun disana." komentar Alden kesal.Rafael memberikan senyuman tipis, ia mengangkat cangkirnya lalu menyesap kopi itu perlahan. "Rupanya Kakak iparku cukup pandai membuat kopi," ucap Rafael.Alden hanya memutar matanya jengah mendengar ucapan Rafael, ia memilih terdiam enggan menanggapi apapun."Ngomong-ngomong Kakak ipar, aku sempat heran, kenapa tidak ada foto keluarga di rumah kalian?"Alden tertegun mendengar pertanyaan dari Rafael. Sebenarnya ada banyak foto keluarga yang ia ambil bersama ibunya, namun Alden memilih menyimpannya di kamar. Ia tidak mungkin memb

  • Wanita Berselimut Dendam   Rencana Rafael

    "Terimakasih karena sudah mengantar saya mencari tempat tinggal, Pak Leon," ucap Alenta dengan senyuman lebar. Akhirnya Alenta dapat dengan mudah mencari apartemen yang cocok untuknya. Berkat bantuan Leonard, ia bisa mendapatkan apartemen yang mewah dan mahal. Masa bodoh dengan harga sewanya, ia tidak perduli jika harga sewa tempat ini akan menguras seluruh dompet Rafael. Leonard menganggukkan kepalanya mendengar perkataan dari Alenta, ia ikut mengulas senyum."Tidak masalah, aku juga senang membantumu.""Berkat saran Anda saya mendapatkan tempat yang sangat bagus sekarang. Anda baik sekali mau meluangkan waktu untuk saya," balas Alenta kembali penuh arti."Kau tidak perlu sungkan dengan bantuanku, Ara,"Alenta sedikit tersentak saat Leonard mendekat ke arahnya. Pria itu menarik tangannya dengan penuh kehati-hatian lalu berkata dengan senyuman penuh, "Jika Rafael meninggalkanmu lagi, aku akan datang untuk menemanimu."Alenta kembali tersenyum, rupanya pria ini merasa sangat puas denga

  • Wanita Berselimut Dendam   Kecurigaan Rafael

    Alenta mengangkat alisnya dengan aneh melihat sikap Rafael. Padahal sedari tadi Rafael sangat bersemangat untuk memberi kesan baik padanya, tapi sekarang pria itu malah menghindar. Ia menghela nafasnya panjang, sepertinya ia harus mencari tahu soal ini nanti. Sekarang sebaiknya ia mencari tempat tinggal untuknya. Ia tidak mau lagi berada satu tempat dengan manusia brengsek seperti Rafael. Bisa-bisa sepanjang malam Alenta akan merasakan mual yang parah mengocok perutnya.Alenta segera mengambil kopernya lalu memasukkan beberapa barang yang sudah ia keluarkan kemarin. Ia sudah mencari beberapa apartemen dan dengan uang yang diberikan Rafael, ia rasa ia harus mencari apartemen yang mahal dan sangat mewah. Dengan penuh semangat Alenta membawa kopernya lalu turun melalui lift. Tidak ada salahnya menghabiskan uang manusia brengsek itu kali ini, bukan?"Ara?"Langkah Alenta terhenti saat mendengar panggilan dari arah belakangnya. Ia segera membalikkan badan lalu terkejut saat melihat sosok L

  • Wanita Berselimut Dendam   Hubungan Dua Saudara yang Ganjil

    Alenta yang tersentak dengan keberadaan Alden segera menjauh. Tangisnya secara otomatis berhenti. Ia melihat Alden dengan sorot mata yang terbelalak lebar, "Kau? Kenapa kau kembali kemari?"Alden terlihat menghela nafas, ia kembali mendekati Alenta lalu menghapus air matanya. Alenta yang terlalu terkejut hanya bisa terdiam pasrah saat Alden melakukan hal itu."Seharusnya aku yang bertanya padamu Alenta, kenapa kau terus berbohong di depanku?"Alenta kehilangan kata-kata. Ia telah ketahuan, ia tidak mungkin mengelak atau menolak perkataan Alden saat ini."Tidak usah hiraukan aku. Aku bisa menghapus air mataku sendiri." balas Alenta mencoba mengalihkan pembicaraan.Dengan cepat Alenta mengambil saputangan yang tengah dipakai Alden lalu mengusap air matanya sendiri. Alden kembali menghela nafas, bahkan saat Alden telah memergokinya menangis, Alenta masih saja menyembunyikan perasaannya. Alden mengambil tangan Alenta membuat Alenta yang tengah mengalihkan pandangannya seketika tersentak.

  • Wanita Berselimut Dendam   Menyakiti Alden Lagi

    Alenta tidak menyangka bahwa Alden akan menyusulnya kemari. Raut wajah Alden terlihat begitu marah dengan sorot mata yang menyala-nyala. Alden mencengkram tangannya dengan kuat seolah-olah seluruh perintahnya saat ini adalah ultimatum yang harus Alenta turuti.Hatinya seolah tersayat melihat Alden yang seperti ini. Aldennya yang ceria, sekarang pergi kemana?Lamunannya terhenti saat Rafael tiba-tiba maju ke hadapan mereka, ia memutus tangannya dengan Alden yang tengah terhubung secara paksa. Sejenak, Alenta merasa kehilangan. Sial, kenapa ia bisa lupa bahwa masih ada Rafael di tempat ini?Sorot mata Alden semakin menyala-nyala melihat keberanian Rafael. Alenta menghela nafasnya panjang, pria bodoh ini hanya bisa menambah masalah saja."Minggir, jangan menghalangi!" Gertak Alden.Rafael terlihat menggelengkan kepalanya lalu menggenggam tangannya dengan erat, "Tidak, Ara akan tetap disini. Aku sudah membohongi pihak berwajib dan mereka akan datang kemari." Rafael menolehkan kepalanya ke

  • Wanita Berselimut Dendam   Mana Ara?

    Tok... Tok... Tok...Alenta terbangun saat merasakan ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ia segera terjaga hendak membuka pintu dengan cepat. Raut wajahnya berubah kecewa saat melihat sosok Rafael yang berdiri disana dengan senyumannya yang cerah. Ah, ia lupa semalam ia sudah pergi dari rumah Alden dan memilih menghubungi pria menyebalkan ini."Bagaimana? Kau sudah baikan sekarang?"Alenta mengangguk dengan lesu meski anggukannya sama sekali berbanding terbalik dengan yang ia rasakan. Sama sekali tidak, ia tidak merasa baik-baik saja setelah meninggalkan Alden tanpa pesan seperti ini."Jadi, apa kau mau sarapan? Aku sudah memesan makanan untukmu tadi.""Aku akan mandi terlebih dulu. Dimana handuknya?""Ah, ada di lemari. Semuanya baru,"Alenta mengangguk lalu beralih mengambil handuk. Ia segera berjalan ke arah kamar mandi, namun seketika tersentak saat Rafael tiba-tiba memeluknya dari belakang. Sial! Perasaan hatinya yang tengah buruk, semakin buruk saja."Rafa, aku harus mandi." ujar

  • Wanita Berselimut Dendam   Alenta Pergi

    Alden tersentak saat merasakan sebuah guling tergeletak di pelukannya. Ia melempar selimut yang menutupi tubuhnya ke sembarang arah. Firasatnya memburuk saat melihat keadaan kamar itu setengah kosong. Alden segera bangkit dari ranjang namun urung saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. Dengan cepat, Alden mencari celananya lalu segera memakainya sembarangan. Ia bangkit berdiri memeriksa lemari pakaian Alenta. Kosong. Semuanya kosong. Alden berdecak keras saat mendapati seluruh isi pakaian Alenta telah lenyap tak bersisa.Ia segera berlari mencari jejak Alenta di seluruh area rumah, namun batang hidung gadis itu tidak jua ia temukan. Tubuhnya terasa lemas. Tidak mungkin, Alenta tidak mungkin pergi meninggalkannya setelah percintaan mereka semalam.Ponsel. Ya, ponsel. Alden segera berlari kembali ke arah kamar Alenta. Ia mengacak-acak seluruh pakaiannya yang masih berserakan guna mencari keberadaan ponselnya. Benda elektronik itu akhirnya ia temu

  • Wanita Berselimut Dendam   Kenangan Indah Sebelum Pergi

    Setelah mencecap habis manisnya bibir Alenta, Alden beralih ke ceruk leher gadis itu. Menyesap aroma memabukkan yang menguar dari dalam diri Alenta. Aroma yang hanya dimiliki oleh Alenta seorang, aroma yang selalu membuatnya candu, yang membuatnya ingin menyesapnya lagi dan lagi. Pakaian yang dikenakan Alenta ia lempar ke sembarang arah dan hanya meninggalkan dua buah benda bulat yang menggantung indah di kedua dada Alenta. Pakaiannya sendiri entah sudah tanggal sejak kapan, Alden tidak perduli kemana pakaian itu telah pergi.Tidak membuang waktu, Alden menangkup buah itu dengan penuh kelembutan. Ia memperlakukannya sangat lembut dan teratur, dengan hati-hati dan penuh kelembutan, Alden meremasnya perlahan. Ia mendongakkan wajahnya menatap Alenta, ia khawatir jika gadis itu merasa tidak nyaman dengan segala sentuhan yang ia beri."Jangan membuat dia merasa tidak nyaman." Lagi. Alden terus mendoktrin dirinya sendiri untuk memberi kenyamanan pada gadis itu.Alenta

DMCA.com Protection Status