"Tidak bisa? Tapi kenapa, Belia? Apa putra Bunda kurang baik? Atau putra Bunda itu terlalu dingin? Atau apa yang tidak kamu sukai dari putra Bunda? Nanti Bunda akan meminta Elvan untuk ubah sikapnya yang tidak kamu suka darinya..." Bunda sangat sedih karena niat baiknya ternyata ditolak langsung oleh Belia yang sudah dia impikan untuk menjadi menantunya.Wanita yang ditanya itu semakin meremas jari-jemari tangannya hingga memerah.Akan sangat sulit untuk Belia menjelaskan kalau sesungguhnya dia sudah menikah. Bukan itu saja alasannya. Akan tetapi Elvan adalah laki-laki yang paling dia benci karena sudah membeli perawannya dan merenggut kegadisannya hingga membuat dia hamil.Iya, walaupun dia tahu kalau saat ini dia sedang mengandung benih dari Elvan. Tapi itu tidak akan menjadi alasan untuk dia mau menikah dengan pria itu. Karena bagi Belia, Elvan itu adalah laki-laki bejat yang suka merusakkan anak gadis orang lain, termasuk dirinya sendiri.Belia tak tahu kalau sebenarnya dia ada
"Kenapa kau menolakku?" Tanya Elvan pada Belia yang bersiap untuk pulang dari panti.Membalik badan lihat laki-laki yang mengajaknya bicara.Belia memandang pria itu dengan pandangan sulit diartikan.Seharusnya kau tidak bertanya kenapa aku menolak mu. Kau itu adalah laki-laki bajingan yang tidak pantas memiliki seorang istri, lalu untuk apa kau ingin menikah? Batin Belia hanya bisa berbicara dalam hati tanpa mengutarakannya secara langsung.Karena wanita itu tahu, kalau Elvan pasti tidak mengenalinya, wanita yang pernah pria itu nodai.Tak ingin membuang-buang waktunya bersama pria itu. Ia pun kembali melanjutkan langkah kaki untuk meninggalkan Elvan tanpa memberi pria itu jawaban, kenapa dia tidak menerima lamaran dari ibu Elvan.Ternyata Elvan langsung tidak menahan kepergian Belia. Dia hanya diam menatap dingin belakang punggung wanita di balik cadar itu.*Kantor Vioc Olaga.Karena sangat penasaran dengan gadis bernama Belia yang baru saja menolak lamaran dari Bundanya. Elvan p
"Kau di pecat!" kata manager minimarket tempat Belia kerja. Mendengar ucapan atasannya tentu saja wanita itu terperanjat kenapa dia dipecat? Pikirnya dalam hati. "Saya dipecat, pak? Tapi apa alasannya saya dipecat? Saya merasa setiap kinerja saya selalu melakukan yang terbaik. Kesalahan saya itu hanya karena, saya terlalu banyak libur." "Itu juga bukan karena libur untuk bersenang-senang, pak. Saya libur itu karena memang ada urusan yang mendesak," ucap Belia membela diri karena merasa keputusan atasannya itu benar-benar tidak masuk akal. Padahal setiap kali dia libur, dia pasti akan konfirmasi pada atasan kalau dia mau libur. Tapi ini kok kenapa dia tiba-tiba dipecat tanpa ada sebab yang jelas. "Di sini itu memerlukan seorang karyawan berdisiplin! Dan kamu tidak bisa menjadi karyawan seperti yang di harapkan!" "Masih banyak pekerjaan di luar sana. Kau hanya bisa tinggal memilihnya. Karena di sini, tenagamu sudah tidak dibutuhkan lagi!" Tambah manajer tersebut. Usai ia b
Belia mengelap air yang terkena pada bajunya.Sombong sekali orang itu. Batinnya sempat melihat wanita yang mengemudi mobil sempat menurunkan cermin kacanya."Huh! Sepertinya hari ini aku sial sekali. Udah di pecat, di anak tirikan di tempat kerja. Sekarang terkena air kotor lagi." Gumam Belia memikirkan nasibnya.*Dengan perasaan takut. Wanita itu terlihat begitu sangat ragu ingin masuk ke dalam rumahnya.Mengingat terakhir kali dia bertemu dengan suaminya, sewaktu pria itu ingin menjualnya. Tapi dia kabur dan diselamatkan oleh Elvan, kemudian ia menginap di rumah Bunda Elvan.Ini pertama kali mereka akan bertemu, setelah malam itu.Ya Allah.. Selamatkan dan lindungilah aku dari laki-laki bajingan itu Ya Allah. Doanya dalam hati sebelum benar-benar melangkah berdiri tepat di depan pintu rumah si suami.Cklek!Belia mendorong pintu hingga bisa terbuka lebar. Ternyata tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam. Mungkin saja suaminya sedang tidak ada di rumah. Pikir Belia."Apa dia bekerj
Langkah kaki Belia membawa ia ke lobby. Wanita itu berniat ingin bertanya pada resepsionis."Maaf, mbak. Ini ada yang order makanan dari resto, alamatnya berada di kantor ini. Apa mbak tahu ini punya siapa?" Tanya Belia memperlihatkan nama yang tertulis di paket makanan.Resepsionis sampai mengerutkan kedua alis melihat nama yang tertera di paket.Bagaimana tidak, di situ tertulis Zabran. Sedangkan nama itu, adalah nama CEO Perusahaan.Apa benar ini paket makanan Presdir? Perasaan Presdir tidak pernah memesan makanan dari luar. Batin resepsionis dalam arti."Mbak? Gimana, mbak? Apa benar di sini alamatnya?" Tanya Belia ingin memastikan.Resepsionis itu mengangguk, "Benar. Tapi coba kamu naik sendiri ke ruangan Presdir. Siapa tahu itu benar pesanan Presdir." Jawab resepsionis."Presdir?" Tanya Belia."Iya. Coba saja Anda naik tanya dulu." Resepsionis sengaja membiarkan wanita itu naik langsung ke ruangan Presdir.Karena dia takut mengganggu waktu Presdir di jam waktu kerja.Wanita
Ternyata gadis itu jatuh tak sadarkan diri tepat di hadapan Elvan."Belia!" Teriak Elvan khawatir langsung berdiri menghampiri gadis itu berusaha untuk membuat gadis itu sadar.Setelah beberapa menit menepuk-nepuk wajah Belia, akan tetapi tak ada tanda-tanda kalau gadis itu akan sadar.Elvan segera menggendong gadis itu keluar dari ruangannya turun dari kantor yang membuat dia jadi pusat perhatian para karyawan berpikir siapa wanita yang Presdir mereka bawa.*Cklek.Dokter akhirnya keluar dari ruangan Belia di periksa barusan."Bagaimana keadaannya, dokter?" Tanya Elvan terlihat kekhawatiran dari raut wajah pria.Entah kenapa dia terlalu mengkhawatirkan Belia, padahal mereka juga tidak terlalu kenal dekat."Apa dia istri, Tuan?" Dokter malah balik bertanya.Terlihat pria itu sulit untuk menjawab. Ingin berkata tidak, tapi takut dokter tersebut akan curiga bagaimana gadis itu ada persamaannya. Ingin juga berkata iya, tapi wanita itu bukanlah istri. "Memang kenapa dengan wanita itu, d
Drrt drrt drrt Belia melihat ponselnya, ingin tahu siapa yang baru saja menghubunginya.Glek!Wanita itu menelan saliva melihat nama suami bejatnya yang tertera di sana.Kenapa dia menghubungiku? Apa dia sudah pulang ke rumah? Batin Belia mulai tampak khawatir.Saat ini posisinya baru saja keluar dari rumah sakit. Wanita itu belum tahu siapa yang membawanya ke rumah sakit dan meninggalkannya begitu saja.Perasaannya mulai gabut, bingung apa dia akan menjawab panggilan dari Lion atau hanya mengabaikannya saja.Berpikir apa lagi sebenarnya yang ada di otak suaminya, kenapa pria itu tiba-tiba mencari keberadaannya lagi.Sedikit bisa bernafas lega karena ponselnya tiba-tiba saja mati, yang artinya Lion tidak lagi menghubunginya."Di mana lagi sebenarnya pria itu? Apa dia sudah pulang ke rumah?" Gumam Belia merasa gelisah.Drrt drrt drrtBeberapa menit kemudian, kembali terdengar ponselnya yang berdering dari panggilan yang sama.Ya Allah... Mau apa lagi pria ini Ya Allah.. Batin Belia ta
Byur!"Argh!"Belia kaget saat tiba-tiba Lion menyiram wajahnya dengan jus mangga yang tadi berada dalam gelas.Cadar wanita itu basah semua akibat ulah Lion. Perbuatan Lion menarik perhatian beberapa pelanggan yang makan di sana, tidak terkecuali seorang pria yang dari tadi duduk memperhatikannya, langsung mengepal erat tangannya melihat terang-terangan pria yang laki-laki itu duga suami Belia tak segan-segan memberi kekerasan pada Belia di depan orang ramai.Berapa orang yang sedang duduk makan di sana langsung berbisik-bisik kasihan pada seorang wanita bercadar yang disiram wajahnya menggunakan jus oleh seorang pria."M-Mas.. Apa yang kau lakukan ini, Mas.." Belia berusaha mengusap matanya yang dipenuhi air jus mangga."Apa yang kau dapat itu, karena kau tidak mau mendengarkan ucapan dari suamimu wanita bodoh!" Kata wanita yang dari tadi berada di sebelah Lion.Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Cindy kekasih Lion.Belia berdiri dan ingin segera keluar dari restoran tersebu
"Menikahlah denganku." "Tidak! Aku tidak mau menikah denganmu! Kau itu laki-laki yang paling aku benci! Lalu untuk apa aku mau menikah denganmu!" Jawab Belia menatap Elvan yang mengajaknya menikah."Karena apa? Karena alasan seperti apa? Dan apa yang membuatmu begitu membenciku? Aku merasa sebelumnya kita tidak pernah ada masalah di antara satu sama lain, hingga bisa membuat kau membenci ku.." ucap Elvan.Belia langsung menarik cadar yang menutupi wajahnya selama ini memperlihatkan siapa dia yang sesungguhnya."Apa kau masih mengingat wajahku?" DEG"K-kau..." "Argh!" Belia langsung terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah."Belia? Ada apa?" Rosa menyentuh bahu wanita itu yang terbangun tiba-tiba dari tidurnya.Belia langsung melihat wajah Rosa, "T-tidak, a-aku tidak apa-apa." Belia mengedar pandangan, ternyata mereka berdua masih ada di halte bus. Semasa diusir tadi, mereka berdua tak tahu mau ke mana. Dan akhirnya mereka berakhir istirahat di halte bus. Tadinya Rosa
"Karena hatiku yang menginginkan untuk mengeluarkan mu dari semua bentuk penderitaan. Hatiku tidak suka melihat penderitaanmu... Dan apa yang aku lakukan itu, karena hatiku yang menginginkannya." Elvan berkata terang-terangan pada Belia, kalau dia memang memiliki rasa pada wanita itu.Sejenak kemudian Belia kaget, ia tidak mengerti kenapa Elvan berkata demikian.Apakah pria itu menyukainya? Atau hanya bentuk simpati? Belia tertawa miris saat mengingat perbuatan Elvan yang sudah merenggut kesuciannya."Apa Anda sedang bercanda? Apa yang ingin Anda katakan? Anda ingin bilang kalau saya itu sangat memprihatinkan begitu? Cih! Tidak usah sok kasihan sama saya!" Air mata bercucuran jatuh dari kedua matanya."Tidak, bukan karena prihatin." Jawab Elvan menatap Belia tanpa berkedip."Tapi karena aku menyukaimu." Tambah Elvan membuat Belia membeku.Mereka berdua sama-sama diam dengan kontak mata tanpa diputuskan. Masing-masing sibuk dengan perasaan.Cukup lama keduanya saling diam dan tatap m
DEGBelia membeku melihat Alvan yang memakai pakaian dinas. Sedangkan Elvan memakai baju putih di dalam yang di lapisi jas berwarna silver di luar.Rosa tak beda jauh seperti Belia, dia juga kaget melihat kedua laki-laki yang begitu mirip itu.Jadi mereka kembar? Lalu? yang mana satu kemarin membeli Belia dari suaminya? Pikir Rosa pusing sendiri.Sedangkan Belia menatap kedua pria itu silih berganti dengan perasaan bingung dan benar-benar tidak tahu mana satu laki-laki malam itu?"Belia?" Sapa Elvan pada wanita itu.Belia tak menjawab, tapi terlihat jelas dari tatapan matanya. Kalau dia sedang keliru membedakan antara kedua laki-laki kembar di hadapannya.Dokter Alvan mengerutkan kedua alis."Belia? Belia putri paman Rama?" Tanya Alvan pada kakaknya.Elvan mengangguk tanpa mengalih pandangannya dari mata Belia. Belia sampai menunduk tak sanggup menatap mata Elvan yang seperti mengandung makna mendalam. Lalu yang mana satu laki-laki malam itu? Ayah biologis dari janin yang ada dala
"Bagaimana bisa dia mempunyai jumlah uang yang aku minta. Di mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?" Ujar Lion pada dirinya sendiri ketika ia benar-benar menemukan sebesar 5 miliar dalam saldonya."Aku kaya! Aku kaya!" Lion berteriak-teriak seperti orang gila senang melihat uang banyak."Tapi tunggu! Kalau begitu, aku tidak punya lagi pendapatan dari wanita itu! Cih! Bagaimana kalau uang ku sudah habis aku judi kan!" Pikirnya terdiam sejenak."Sepertinya, gadis banyak bacot kemarin itu masih seorang gadis.." ucapnya tersenyum penuh arti.Aku tahu apa yang akan aku lakukan!Drrt drrtTiba-tiba ponsel Lion berbunyi, mendapat panggilan dari nomor tak di kenali."Siapa?" Tit"Hel----" ucapan Lion terputus mendengar suara bariton dari seberang sana."Ceraikan istri mu. Kalau tidak, aku tidak akan segan-segan menunaikan ucapanku kemarin." Ucap Elvan dari seberang panggilan langsung menutup panggilan itu.Tangan Lion bergetar melihat latar ponselnya yang sudah mati."Dimana dia mendapa
"Sakit!" Kaget Rosa ketika ia memeriksa suhu tubuh Belia yang terasa begitu panas."Aku harus segera membawanya ke rumah sakit." Gumam Rosa berusaha memesan gojek melalui online.Usai gadis itu memesan gojek, ia pun memakaikan Belia jilbab dan juga cadar dengan hati-hati.Belia benar-benar seperti tak bisa menggerakkan tubuhnya. Suhu panas dalam diri wanita itu membuat Belia seperti tak sadarkan diri."Kenapa kau panas sekali seperti ini, Belia. Kau membuat aku benar-benar mengkhawatirkan kamu." Ucap Rosa berusaha memapah tubuh sahabatnya dengan air mata menitik.Rosa sangat menyayangi Belia, karena baginya Belia adalah satu-satu sahabat yang dia anggap sebagai keluarga. Rosa anak yang tumbuh di keluarga broken home. Kedua orang tuanya masing-masing sudah menikah. Dan dia memilih bekerja sendiri di minimarket serta hidup di kontrakan.Sebelumnya Rosa hidup bersama ibunya. Akan tetapi dia tidak suka dengan kakak laki-laki tirinya yang seperti menyukainya. Dan sering masuk ke dalam ka
Senyuman merekah terukir dari bibir Lion, ketika Elvan bertanya berapa harga yang Lion inginkan untuk membeli Belia.Tes tes tesTetes bening berjatuhan dari kedua kelopak mata Belia. Sungguh dia merasa, kalau ia tidak punya harga diri sama sekali. Di mana-mana semua laki-laki suka menghargakan dirinya dengan sejumlah uang.Apa begitu murahnya ia di mata semua orang? Apa menurut semua orang yang ada di sekelilingnya dia begitu tidak berharga? Apa orang-orang menilainya semurahan itu? Sungguh sangat tragis nasib hidupnya."Sungguh Anda yakin mampu membelinya? Karena saya menjual istri saya, tidak dengan uang sedikit.." ucap Lion lagi tak sabar ingin menyebutkan nominal uang yang sudah terbayang-bayang di otaknya."Berapapun itu, sama sekali bukan masalah bagiku, asalkan kau tidak akan pernah lagi munculkan dirimu di hadapan Belia, karena dengan kau menjualnya padaku, itu tandanya kau sudah tidak punya hak apa-apa lagi sebagai seorang suami untuknya.""Dan setelah kau menjualnya, mak
Untuk beberapa saat, Lion dan Elvan masih diam saling tatap antara satu sama lain. Masing-masing dari tatapan pria itu, seperti ada sesuatu yang mendalam. Lion mendekat wajahnya di kuping Elvan, "Ada sesuatu yang menarik, tapi Anda tidak menyadarinya.." bisik Lion sengaja memberi tanda tanya. Deg deg deg Belia berdebar-debar mendengar ucapan Lion, sepertinya dia tahu kemana arah pembicaraan pria itu. "Sayangnya, aku tidak tertarik dengan sesuatu yang kau anggap menarik itu." Ujar Elvan berbalik ingin beredar pergi. Ia sangat muak melihat wajah suami Belia yang memang sengaja memancing emosinya. Sebelum dia benar-benar hilang sabar dan akan membuat Lion babak belur, lebih baik ia segera pergi saja. "Kau tidak mau mendengar dulu tawaranku?" Lion menghentikan langkah kaki Elvan. "Aku tidak tertarik." Jawabnya kembali melangkah pergi. Belia sudah mulai gelisah, sepertinya dia mulai menyadari ada sesuatu yang ingin di lakukan oleh laki-laki bajingan yang bergelar suaminya it
"APA!"Mendapat kabar kalau istrinya dibawa oleh laki-laki lain, membuat Lion sangat marah.Menurutnya kalau Belia itu memang murahan, hanya saja istrinya itu seorang wanita munafik, yang mau menikmati uang hasil dari jualan dirinya sendiri. Tanpa ingin berbagi dengannya.Tentu saja Lion mendapat kabar itu dari Erika yang baru saja menghubunginya, memberitahukan pada Lion, kalau Belia pergi bersama seorang pria.Pikiran-pikiran negatif Lion tentang Belia yang ingin menjual diri dan menikmati hasilnya sendiri, membuat Lion semakin tak bisa mengontrol murka.Pria itu melacak keberadaan Belia. Pikirnya, dia harus memberi pelajaran langsung pada wanita itu karena sudah berani bertindak sesuka hati tanpa sepengetahuannya.Tak lama Lion melacak keberadaan Belia, akhirnya dia bisa menemukan keberadaan istrinya."Bersiaplah untuk menerima hukuman dariku perempuan sialan!" Segera pergi mencari keberadaan Belia yang ternyata sedang menuju ke rumah sahabatnya Rosa.*Belia sudah tiba di rumah
"Pergi kata, ayah!" Tak bisa lagi untuk mempertahankan dirinya untuk tinggal, karena apapun yang dia lakukan. Sang ayah akan tetap mengusir, serta memintanya untuk segera pergi dari rumah. Dengan langkah longlai, Belia mulai menegakkan hati untuk pergi. Memang siapa yang dia harap bisa melindunginya? Ayah? Bahkan seorang ayah pun seperti tak ingin lagi melihatnya. Kakak? Kakak saja masih butuh perlindungan dari orang lain, bagaimana dia ingin meminta perlindungan dari kakak yang memiliki banyak keterbatasan. Elvan yang berdiri diam di sana. Melihat semua kekejaman yang di dilakukan oleh orang tua Belia. Diam-diam laki-laki itu seperti ada rasa dendam pada keluarga Belia, melihat wanita itu diperlakukan sangat tidak adil. Elvan tentu saja tahu kalau harta yang dinikmati ayah Belia, adalah harta almarhumah Istrinya. Ibu Belia dulu sangat akrab dengan Bundanya. Sudah pasti dia tahu semua yang bersangkutan tentang latar belakang keluarga Belia. "Mari aku antar pulang." Kata