Share

Bab 22

Dua tahun kemudian.

"Biar saya yang bawa kopernya, Den."

Pak Cecep mengambil alih koper dari tanganku. Pria berusia sekitar empat puluh tahunan itu menyambutku begitu aku tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Ia membukakan pintu setelah menyimpan koper terlebih dahulu ke bagasi mobil. Kendaraan roda empat yang kutumpangi ini mulai melaju, membelah jalanan kota Jakarta yang diserang macet seperti biasanya.

Dua tahun sudah semenjak perceraianku dengan kedua istriku, aku makin disibukkan dengan bisnis kuliner yang sengaja aku buka bersama salah satu teman yang tinggal di Tokyo. Awalnya hanya sebagai pengalihan agar aku tidak terlalu terpuruk setelah melepas dua wanita yang berharga dalam hidupku. Namun ternyata, cara ini berhasil dan aku bisa sedikit melupakan bayang-bayang mereka yang dulu hampir menghantuiku setiap malam, terutama Khanza.

Ah, wanita itu ... entah bagaimana keadaannya sekarang. Aku hanya bisa berharap semoga ia berbahagia setelah lepas dari pria egois sepertiku.

Ingatan i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status