Mahendra dipaksa ayahnya untuk menghadiri pagelaran seni lukis, kebetulan dengan kepulangan Nathalie ke Indonesia, dia mengajak Adiknya ikut, walaupun Nathalie sempat menolak. Tetapi dengan sedikit sogokan uang bulanan extra yang akan didapatkannya dari kakaknya, Nathalie akhirnya setuju untuk menemani Mahendra ke pagelaran seni.
Mahendra tidak terlalu menyukai berada di area public terlalu lama apalagi begitu melihat acara tersebut juga mengundang beberapa pesohor industri hiburan membuatnya yakin akan ada banyak sorotan lampu kamera. Sorotan kamera membuatnya risih beberapa waktu terakhir karena masalah dengan Alexa yang masih belum menemui akhir. Jika bukan karena beberapa kolega bisnis dan beberapa kolektor yang akan menghadiri acara tersebut yang juga kenalannya, Mahendra akan menolak permintaan ayahnya untuk hadir di acara tersebut.
Mahendra dan Nat
"Aku tidak menyangka bertemu kalian disini," ucap seseorang membuat mereka berempat berbalik dan mendapatkan Joanna berdiri di belakang mereka menggunakan gaun merah cerah dengan belahan tinggi yang hampir memperlihatkan seluruh kaki jenjangnya yang putih mulus. Pouch dari brand terkenal beserta aksesoris penunjang lainnya membuat penampilan Joanna sangat mewah dan anggun."Joanna.. kami juga terkejut melihatmu disini," sambut Gio yang melepaskan tangan Nathalie dan menghampiri Joanna dengan mengecup kedua pipi Joanna. Nathalie yang melihat hal itu menampakkan wajah cemberut dan tidak suka."Nathalie.. aku pikir kau berada di sydney? Kapan kamu kembali," sapa Joanna yang melihat Nathalie berada di antara dua sahabat itu."Aku pulang untuk liburan kak. Kak Joanna apa kabar?" Ucap Nathalie singkat. Dia masih tidak suk
Alexa sedang mempersiapkan diri untuk berangkat syuting. Dia sudah selesai mengaplikasikan make up sederhana untuk wajahnya dan mulai melepaskan hairclip yang melekat di rambut lurusnya. Sambil bersenandung pelan menyanyikan salah satu lagu milik BTS, boyband korea favoritnya, Alexa mulai menyisir dan mengeringkan rambutnya.Setelah beberapa lama, alexa selesai dengan persiapannya. Sambil memakai sepasang anting panjang dia melihat lagi pantulan dirinya di cermin panjang yang memperlihatkan seluruh tubuhnya. Dia bergerak berputar sambil memperhatikan lagi penampilan akhirnya."Sempurna," ucapnya mantap. Lalu dia berjalan ke lemari tinggi yang berisi deretan tas mewah dari brand ternama. Sambil melipat tangannya dia memperhatikan tas mana yang mungkin akan dia gunakan hari ini
Mahendra tampak gusar. Penampilannya yang biasanya selalu rapi dan berkharisma terlihat sedikit berantakan. Dia bahkan beberapa kali menggaruk kepalanya kasar."Oh… Tuhan.. berita apa lagi ini," gerutu Mahendra sambil menatap layar laptop yang bertengger di atas mejanya.Dia sungguh tidak habis pikir. Belum tuntas masalahnya dengan wanita yang mengatainya sebagai pengawal pribadi, kali ini berita yang lebih tidak masuk akal menderanya. Sekarang beredar berita seorang perempuan tengah hamil anaknya. Bukan wanita sembarangan melainkan kenalannya. Teman dekat yang dia kenal sejak duduk dibangku kuliah dulu."Bro… lo baik baik aja," ucap Gio yang tiba tiba menyundulkan kepalanya dari balik pintu ruangan Mahendra."Gue bilang bukan gue, Gio," ucap Mahendra denga
Nathalie sedang mengendarai mobilnya membelah jalanan ibu kota. Suasana kota yang sedang macet ditambah polusi dan suhu cukup panas. Untungnya dia di dalam mobil dan tidak perlu merasakan semua itu. Nathalie sedang berada dalam misi khusus. Dia diperintahkan langsung oleh kedua orang tuanya untuk membawa kakaknya pulang. Kakaknya sepertinya sedang dalam masalah besar sekarang.Papanya hampir saja terkena serangan jantung saat membaca berita mengenai putra sulungnya. Kali ini bukan berita membanggakan melainkan berita yang bisa membuat rusak reputasi Guinandra dan Trinandra group. Putranya dikabarkan menghamili seorang wanita dan wanita itu adalah anak dari kenalannya.Sebagai sesama pebisnis dan sudah lama berkecimpung di bidang itu, Darmawan tentu mengenal Heru dan sepak terjangnya. Bagaimana dia bisa begitu sukses sebagai pengusaha properti. Mendengar gosip m
Meski terlihat cuek dengan pemberitaan yang menimpa Mahendra. Jauh di dalam pikirannya Alexa mempertanyakan kebenaran berita itu. Dia tentu tidak mempercayai gosip itu sepenuhnya tapi dia juga tidak percaya kalau Mahendra dan Joanna hanya sebatas berteman. Mengingat bagaimana Joanna menempel pada Mahendra selama pagelaran seni beberapa waktu lalu. Pastinya ada keterkaitan antara keduanya. Dia bahkan berbohong pada Nathalie hanya agar dapat menghilang dari awak media yang melihat kedekatan Mahendra dengan wanita itu. Mengingat hal itu membuatnya kembali kesal.Alexa bahkan beberapa kali tertangkap sedang melamun. Membuat Toby sedikit khawatir. Namun dia selalu mengatakan bahwa dia sedang mencoba mendalami karakter yang akan dimainkan."Permisi.. mbak Alexa. Ada kiriman paket," ucap seorang pria membuat Alexa tersadar dari lamunannya. Kurir online.
Mahendra dalam perjalanan menemui Heru seperti janjinya tadi pagi. Begitu presentasi yang harus dilakukannya untuk klien berakhir. Dia mengatakan kepada Kliennya bahwa dia harus undur diri ada keperluan mendesak. Mahendra sudah meminta maaf pada kliennya dan meminta Gio untuk menemani mereka. Beruntung klien yang ditemuinya dapat mengerti sehingga dia bisa segera tancap gas dan membelah jalan menuju kantor Heru.Mahendra memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung pencakar langit. Dia menghembuskan nafasnya beberapa kali. Ada perasaan cemas dan khawatir. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Heru nantinya. Mahendra sendiri tidak mengerti bagaimana berita tanpa bukti itu menyebar. Mahendra Menghembuskan nafas beberapa kali untuk mengurangi rasa gugupnya setelah merasa gugupnya hilang. Mahendra keluar dari mobilnya dan segera menuju gedung temp
"Apa maksud om Heru," ucap Mahendra dengan kecurigaan yang coba ditepisnya.Heru berdehem. "Maukah kamu menikahi Joanna dan mengakui bayi yang ada di dalam perutnya sebagai anak kandungmu?" Tanyanya serius.Tentu Mahendra terkejut mendengar ucapan sekaligus permintaan Heru. otaknya mencerna setiap ucapan Heru. berarti Joanna memang tengah hamil dan om Heru memintanya bertanggung jawab. Tentu saja itu mustahil. Kalau Joanna memang sedang hamil maka tentu ayah bayi itu yang seharusnya bertanggung jawab."Maksud om, om Heru memintaku kemari bukan karena om ingin memastikan hubungan diantara kami melainkan karena om tahu Joanna hamil dan memintaku untuk bertanggung jawab," ucap Mahendra memastikan."Om tidak meminta bantuan ini dengan percuma Nak. Om akan memberikan ti
Mahendra tampak tidak fokus menatap layar laptopnya. Dia masih memikirkan perbincangannya dengan Heru ditambah lagi ancaman ayahnya yang memintanya bertanggung jawab bila berita ini tidak segera mereda. Ayahnya mencemaskan bila berita itu akan berdampak pada nilai saham perusahaan yang dipegangnya saat ini. Perasaannya sekarang tidak tenang. Posisinya sungguh tersudut. Dia tentu tidak bisa menerima ide gila Heru karena ini menyangkut masa depannya. Namun disisi lain dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada orang tuanya. Dia tidak mungkin mengatakan bila Heru berusaha membelinya dengan menawari saham dengan syarat pernikahan dengan putrinya. Mahendra tidak ingin merusak perteman yang sudah dibangun sejak lama antara ayahnya dan om Heru. Apa yang akan dia lakukan sekarang. dia harus memikirkan cara agar masalah ini tidak berlanjut.“Tok… Tok..,” Ucap Seseorang di balik pintu yang tidak lain adalah Gio.Mahendra melirik sekilas. “Masuklah Gio. ada y
Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng
Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya
"Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s
"Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare
“katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t
Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be
Alexa turun dari mobil Mahendra dengan buru-buru. Lokasi syuting masih beberapa meter lagi. dia meminta diturunkan di sana karena tidak ingin mengganggu para kru rumah produksi yang sedang bekerja. mungkin dia harus berlari agar lebih cepat tiba.“Mbak Alexa,” sapa seorang pria membuat Alexa berbalik dan mendapati Andika. Seorang aktor muda yang menjadi lawan mainnya saat ini. dia memanggil Alexa ‘Mbak’ karena umur Alexa yang memang dua tahun lebih muda darinya.“hai, Dika, kamu juga baru datang?’ Tanya Alexa kaget karena lawan mainnya masih berkeliaran disini.“tadi aku ke mobil bentar mbak, lokasi juga masih kacau banget. kayaknya bakal ditunda 30 menit deh,” ucap Pria itu sambil menghampiri Alexa dan memeluknya.Alexa membalas pelukan itu. hal yang wajar di antara para pemain menyapa dengan berpelukan alias ‘cipika-cipiki’. selain menunjukkan kedekatan diantara pemain juga menandakan bahwa diantara mereka terjalin chemistry yang baik.“benarkah? syukurlah. aku pikir aku telat,” uc
"Bisakah kamu mengemudikan mobilnya lebih cepat," ucap Alexa panik."Bila aku menambah kecepatan lagi, kita mungkin akan ditilang," balas Mahendra tanpa melepaskan pandangannya dari jalanan."Aku bisa dimarahi sutradara bila sampai lokasi terlambat," ucap Alexa yang mengutuk dirinya."Sepertinya kamu memang pantas mendapatkannya karena melupakan syuting hari ini," balas Mahendra cuek.Mahendra langsung mendapatkan pukulan yang cukup keras di lengannya membuat pria itu sempat merintih kesakitan."Sebaiknya perhatikan jalanmu," ucap Alexa memperingatkan.Mahendra tertawa. Memangnya ucapannya salah. Tobby bahkan menelponnya beberapa kali sebelum akhirnya menelpon Mahendra dan menanyakan keberadaan gadis itu. Tentu saja Mahendra belum menemuinya karena hari masih sangat pagi.Tobby lalu menceritakan bila hari ini Alexa ada jadwal syuting dan malam sebelumnya dia menolak untuk berangkat bersama Tobby dan timnya. Dia bilang ingin membawa mobil sendiri. Setelah mendengarkan cerita Tobby, Mah
"Hai cantik, apa kabar?" Tanya Gio pada Nathalie sambil menatap layar ponselnya.Gio sedang melakukan video call dengan Nathalie yang masih berada di Sydney. Hubungan jarak jauh harus mereka lakukan sejak mereka berdua resmi menjalin hubungan. Walaupun begitu rindu ingin bertemu Nathalie, Gio berusaha tidak menampakkannya pada kekasihnya itu. Dia tidak ingin menambah beban pikiran Nathalie yang masih memikirkan restu dari kakaknya, Mahendra.Nathalie tersenyum sangat manis mendengar sapaan Gio. Sejak berhasil mendapatkan hati Gio, suasana hati Nathalie selalu berbunga setiap harinya. Sedikit gila memang. Tapi semenjak menyandang status kekasih Gio, Nathalie seolah memiliki alasan untuk lebih bersemangat kuliah. Dia ingin segera lulus dan kembali ke Jakarta agar tidak ada lagi jarak diantara mereka. Nathalie menjalani hidupnya dengan lebih berarti walaupun hal itu harus dibayar mahal dengan kehilangan keakraban dengan kakak satu-satu.Yah. Mahendra masih belum mau memberikan restunya