Lantas, Eca langsung pamit untuk berziarah bersama Teman-temannya. Dan Adit pun, langsung menjawab dengan anggukan kecil serta tersenyum tipis.
Ting! Tong!
"Ya! Bentar!" Sahut Dewi dalam apartemen.
Lantas, Dewi membuka pintu apartemen dan nampaklah Eca, yang sudah siap untuk pergi berziarah.
"Lo udah siap?" Tanya Dewi.
"Iya, yuk berangkat" Ajak Eca.
"Bentar, Gue panggil Caca dulu."
Dewi pun, langsung masuk ke dalam apartemen dan menuju ruangan kamar Caca. Nampaknya Caca sudah selesai merias wajahnya.
"Caca! Yuk berangkat, Eca sudah nungguin tuh di luar" Panggil Dewi.
"Iya."
Lantas, Bertiganya langsung menuju ke lift untuk turun ke lantai bawah.
"Lo udah bawa bunganya Eca?" Tanya Caca.
"Udah, Caca."
Setelah sampai di luar apartemen, Dewi langsung menghentikan angkot yang berpaspasan dengan dirinya saat keluar apartemen.
"Angkot Bang!" Panggil Caca.
Supir yang menden
Lantas, Eca langsung pamit untuk berziarah bersama Teman-temannya. Dan Adit pun, langsung menjawab dengan anggukan kecil serta tersenyum tipis.Ting! Tong!"Ya! Bentar!" Sahut Dewi dalam apartemen.Lantas, Dewi membuka pintu apartemen dan nampaklah Eca, yang sudah siap untuk pergi berziarah."Lo udah siap?" Tanya Dewi."Iya, yuk berangkat" Ajak Eca."Bentar, Gue panggil Caca dulu."Dewi pun, langsung masuk ke dalam apartemen dan menuju ruangan kamar Caca. Nampaknya Caca sudah selesai merias wajahnya."Caca! Yuk berangkat, Eca sudah nungguin tuh di luar" Panggil Dewi."Iya."Lantas, Bertiganya langsung menuju ke lift untuk turun ke lantai bawah."Lo udah bawa bunganya Eca?" Tanya Caca."Udah, Caca."Setelah sampai di luar apartemen, Dewi langsung menghentikan angkot yang berpaspasan dengan dirinya saat keluar apartemen."Angkot Bang!" Panggil Caca.Supir yang mendengar ada Seorang
"Hahaha, selamat menikmati hari-hari yang menyedihkan itu E-ca!" Kata Olivia dengan senyum liciknya itu.Jam 18.30 WIB.Menjelang malam, Eca dan kedua Sahabatnya langsung bergegas untuk pulang ke apartemen. Setelah keluar dari tempat kerjaanya, ia langsung menunggu mini bus di halte yang ada di seberang jalan raya.Setelah menunggu sepuluh menit, akhirnya bus pun muncul. Ketiganya pun, langsung berdiri menghentikan bus itu untuk berhenti. Setelah itu, ketiganya langsung masuk ke dalam bus dan duduk di belakang."Caca! Entar Gue turun di jalan yah" Kata Dewi kepada Caca."Ngapain?" Jawab Caca."Ada deh.""Hayo Loh, Lo mau dinner yah" Tanya Eca.Dewi yang mendengar itu, cuma bisa senyum-senyum dan pipinya pun mulai merona."Yee....malu yah.." Lanjut Caca ngledek."Ih... apaan si
Setelah itu, semua Orang sudah pulang dari apartemen, meninggalkan Eca dan Adit di dalam ruangan itu."Semua Orang sudah pergi, sekarang Kamu tidur Aku mau mandi" Suruh Adit."Ikut."Adit yang mendengarnya, langsung mengerutkan dahinya "ikut?" Tanya Adit bingung."Iya...ikut" Jawab Eca, yang sudah berdiri di hadapan Adit."Ikut mandi?" Tanya Adit sekali lagi.Eca pun menjawab dengan anggukan malu-malu dan menampakan senyum gigi ratanya itu."Ngapain ikut, Aku mau mandi.""Mauuu....hehehehe" Jawab Eca."Mau apa?" Tanya Adit yang tambah bingung."Mau tuh...." Tunjuk Eca.Adit langsung mengikuti arah yang di tunjukan Eca, lantas kedua telinga Adit pun mulai memerah."Gak!" Tolak Adit tegas."Yah....ayo lah..boleh yah..." Pinta Eca memohon kepada Adit."Gak boleh, Sayang!" Ucapanya lagi dengan tegas.Lantas, Eca yang mendengar tolakan dari Adit. Eca pun langsung kecewa dan cemberut.
"Ayo masuk" Ajak Eca.Lantas, Mereka bertiga langsung masuk ke rumah tersebut. Akan tetapi di halangi oleh Satpam yang menjaga rumah itu.Tapi, bagi Seorang Eca dan Temannya tidak masalah. Karena, Mereka bertiga akan nekat memanjat dinding pagar rumah yang ada di belakang.Saat sudah berhasil memanjat dinding itu, Mereka langsung mengendap-ngendap agar tidak ketahuan oleh Penjaga yang ada disitu. Mereka bertiga saat mengendap-ngendap layaknya Seorang Maling yang sedang mencuri rumah Orang lain.Eca menyuruh Dewi dan Caca untuk membuat keributan di depan, untuk memancing agar semua Penjaga yang ada di belakang, semuanya langsung ke luar. Agar Eca bisa masuk ke dalam rumah itu.Alhasil Dewi dan Caca berhasil membuat keributan di luar, ia melempar benda ke arah luar agar semua Orang langsung berlari ke arah sumber suara itu."Yes! Berhasil" Teriak Dewi lirih."Ayo Kita susul Eca" Ucap Caca.Mereka berdua, langsung masuk ke p
5 hari kemudian.Hari semakin berlalu, para Wartawan semakin berani nekat masuk ke dalam apartemen, ada pula yang juga menyamar sebagai Pegawai apartemen, untuk bisa mendapatkan informasi.Berita pun semakin hari semakin simpang siur, banyak Netizen yang menyerang akun instagram milik Eca.Eca yang mendapati serangan itu, cuma bisa diam di tempat, dan tidak bisa keluar dari apartemen.Kedua Sahabatnya juga ikutan panik, karena dari tadi Eca tidak mau makan lantaran memikirkan Dirinya itu.Beberapa menit lalu, Mami Gina menemui Menantunya itu untuk membujuk Eca supaya kuat menghadapi rumor ini, karena Mami Gina khawatir dengan kondisi Menantunya itu."Eca, ayo makan" Pinta Dewi."Gue gak laper Wi" Jawab Eca."Kalau Lo gak makan, Gue yang di ancam oleh Suami Lo" Kata Dewi."Tapi Gue gak selera Wi.""Eca...satu suap...saja pliss" Lanjut Caca untuk membujuk Eca."Lo sekarang jadi kek gini sih, bukan Eca yang Gu
Ke esokan harinya, keluarga Prajana dan keluarga Eca langsung mengadakan press conference di dalam gedung aula, semua Wartawan dan para Fans Direktur Adit sangat riuh sekali.Saat semua Orang sudah masuk di aula, Adit langsung menghentikan kegaduhan yang ada di dalam aula "Mohon semuanya diam" Kata Adit.Lantas, semuanya pun langsung diam dan duduk rapih di kursi yang sudah di sediakan."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Sambut Adit"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!" Jawab semua yang ada di aula."Selamat pagi semuanya, kali ini Saya akan mengadakan press conference untuk membahas tentang rumor tersebut" Kata Adit."Pak Direktur! Saya mau tanya" Kata Wartawan yang ada di depan."Boleh silahkan.""Apakah benar tentang rumor itu Pak?" Tanya Wartawan itu."Itu tidak benar, itu hoax yang ada di foto itu Saya dan Istri Saya.""Istri Bapak? Bukannya Bapak belum menikah yah?" Tanya Wartawan yang ada
Keesokan harinya."Tuan ini semua bukti yang Tuan minta" Kata Xiao jin.Lantas Adit langsung menerima berkas tersebut, alangkah terkejutnya pelaku yang selama ini menyebar rumor adalah Olivia mantan kekasihnya itu."Bukannya ini Olivia?" Tanya Adit."Benar Tuan, Nona Olivia adalah pelakunya.""Kenapa Dia berani melakukan ini semua?" Tanya Adit."Karena Nona Olivia masih suka sama Tuan, dan akan melakukan apapun demi bisa bersama Tuan."Adit pun langsung menghela nafas kasar. Sebenarnya dia masih punya perasaan dengan Olivia bukan karena kasihan dengan Dia. Tapi karena Adit masih ada sedikit perasaan sayang terhadap Olivia."Saya jadi bingung Xiao jin, mau memenjarakan Olivia atau tidak.""Tuan sebaiknya Tuan penjarakan Nona Olivia, inget Nona Olivia sudah membuat Nyonya Eca despresi.""Benar juga sih perkataanmu Xiao jin.""Saya takut Tuan, kalau Tuan tidak memenjarakan Nona Olivia Dia akan berbuat nekat te
3 minggu kemudian.Akhirnya Jons pulang dari amerika menuju indonesia, ia ke amerika karena untuk rapat proyek yang ada di amerika.Ketika di bandara ia langsung di hadang oleh banyak Wartawan yang menunggu kepulangan Jons.Jons pun langsung menyapa para media yang ada di bandara dan menceritakan hari-harinya di amerika. Semua Wartawan sangat takjub saat, Jons berhasil membangun proyek bandara terbesar yang ada di amerika.Setelah cukup lama berbincang-bincang bersama para media, ia langsung menuju ke mobil dan pulang ke apartemennya.Saat sudah sampai di apartemen, Sekertaris Jons langsung mengabarkan berita yang sempat viral di indonesia saat Dirinya berada di luar negeri."Ada apa?" Tanya Jons saat Sekertarisnya menghampiri Dirinya."Tuan, Saya mau mengabarkan informasi yang sangat penting" Jawab Sekertaris itu."Informasi apa?""Pada waktu itu, ada berita pernikahan Pak Adit sama Nona Eca.""Eca? Eca siapa?"
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se
Semua sudah siap, sekretaris Xiao Jin segera langsung menghidupkan stop kontrak listrik lampu agar segera menyala ke seluruh ruangan. Akhirnya, lampu di seluruh ruangan menyala terang. Membuat mata yang melihatnya, menjadi silau seperti melihat cahaya terang benerang atau matahari yang sangat terik."Xiao Jin, kamu segera panggil Eca untuk kesini. Dengan segera" Pinta Adit."Baik tuan," Jawab sekretaris Xiao Jin, segera mengangguk mengerti.Sekretaris Xiao Jin pun, segera menuju ke ruangan atas. Untuk mengajak nyonya Eca ke ruangan bawah.Untuk memberikannya, kejutan dan permintaan maaf. Karena siang tadi, yang membuat suasananya tidak enak."Bagaimana, kalau Eca tidak memaafkan aku?" Tanya Olivia khawatir."Kamu tenang saja. Pasti, istri saya akan memaafkannya" Jawab Adit. Sambil dirinya, menenangkan ke gugupan Olivia mantan pacarnya itu."Kamu yakin?" Tanya Olivia. Untuk memastikannya lagi."Hmm" Jawab Adit. Di iringi angguka
“Sayang, dengar in penjelasan aku dulu sebentar. Aku mohon, kamu jangan kaya gini terus” Kata Adit, memohon kepada Eca. Ia benar-benar sudah frustrasi berat karena perbuatannya.Tidak lama kemudian, tiba-tiba lampu rumah mereka mati. Membuat Eca kaget kelimpungan pasalnya, Eca benar-benar sangat benci dengan suasana gelap dari sejak kecil.Lantas, Eca langsung segera mencari keberadaan sosok Adit sang suaminya “Adit! Kamu di mana? Aku takut gelap loh” Panggil Eca dengan nada ketakutan. Ia, hampir menangis karena takut suasana gelap.“Adit!” Panggil Eca lagi, kali ini ia berteriak sangat keras. Memanggil nama Adit.Tetapi, sosok Adit tidak menyahuti panggilan dari Eca sama sekali. Membuat Eca, tambah ketakutan sambil sesekali mengumpat di balik selimut tebal dengan badan gemetar.“Adit, kamu di mana?” Gumam Eca lirih di dalam hatinya.Di sisi lain,Adit sudah pergi dari kamarnya semenjak
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd