"Duh tidak bisa tidur" Rengek Eca yang dari tadi gulang-guling.
Adit yang merasakan gerakan Eca, langsung terganggu tidurnya. Dia mencoba untuk sabar siapa tau Dia langsung tenang. Nyatanya, makin di biarkan pergerakan Eca makin mengganggunya.
Lantas, Adit langsung bangkit dari tempat tidur " bisa diam gak sih?" Ucap Adit frustrasi.
Eca yang dengar suara Adit, langsung membuka mata dan bangun.
"Apa?" Tanya Eca bingung.
"Bisa diam gak sih? Orang mau tidur itu tenang, gak kaya Lo kek ulat bulu saja" Kata Adit.
Saat Eca yang mengetahui Adit memarahinya, lantas Eca langsung cemberut memajukan bibirnya.
"Gak usah menangis" Ucapnya.
"Hikshh.... Adit...hiksss jahat" Rengek Eca, sambil mengusap air matanya.
Lantas Adit langsung menghembuskan nafas kasarnya. Dia tidak mau berdebat malam-malam, lalu Adit langsung minta maaf ke Eca.
"Iya-iya maaf, Gue salah" Ucapnya dengan nada lembut untuk menenangkan Eca.
"Iya, Eca
"Adit" Panggil Eca dengan suara lirih."Hm.""Boleh gak, panggilnya Aku-Kamu saja biar lebih sopan" Pinta Eca menoleh ke arah Adit yang masih tertidur."Terserah.""Loh kok terserah sih?" Protes Eca langsung bangkit dan duduk.Lantas Adit langsung membuka mata, dan menoleh ke arah Eca yang cemberut."Kenapa?" Tanya Adit bingung."Iya apa enggak.""Menurut Gue sih oke" Jawab Adit."Deal yah?" Tanya Eca mengulurkan tangannya ke Adit."Deal."Grup Bala-Bala.Dewi telah mengubah subjek dari "grup bala-bala" menjadi "GRUP LAMBE-LAMBE TURAH"CacaWoy! Kenapa di gantiDewiSuka-suka Gue dongEcaGaes keluar yukCacaKe mana?EcaCafeDewiLo yang bayar yahCacaTenang pasti Eca bayar kok! Kan Sayang?EcaYoi dong!DewiSIP!Lantas Eca pun langsung buru-buru ke kamar mandi, unt
"Ah, apa jangan-jangan Lo sudah...." Tanya Dewi gantung."Sudah apa Wi?" Timpal Caca kepo."Wah.. berarti Lo sudah kek begitu yah!" Teriak Dewi dengan suara tinggi.Seketika Eca yang sedang makan pun, langsung tersedak. Karena terkejut dengan pertanyaan Dewi yang secara tiba-tiba.Caca langsung memberikan minuman ke Eca dengan segera."Makanya kalo makan hati-hati, kan jadinya mau mati" Kata Dewi menasihati Eca."Lo yang buat Gue hampir mati konyol!" Jawab Eca."Tumben Lo-Gue" Timpal Caca."Tidak apa-apa kalau ngomong sama kalian berdua, yang penting gak ke Suami Gue.""Benaran kan? Lo sudah itu?" Tanya Dewi lagi penasaran."Kepo Lu!" Jawab Eca sambil menjulurkan lidahnya.Lantas keduanya langsung terkejut. Wah berita besar ini! Itulah di pikiran kedua Bocah tersebut. Sontak keduanya langsung penasaran dan menanyakan gimana rasanya saat malam pertama apakah enak? Takut? Sedih? Sakit? Dll. Pertanyaan itu lan
"Olivia!" Potong Adit dengan nada tinggi.Sontak keduanya langsung menengok ke arah sumber suara tersebut."Eh sayang" Sapa Olivia dengan nada manjanya.Lantas Eca yang mendengarnya langsung melotot kaget saat Olivia memanggil Adit dengan sebutan sayang dan berlari memeluknya "apa? Sayang!" Gumam Eca kaget.Eca langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, hembus an nafasnya memburu, detak jantung yang tidak beraturan serta hatinya remuk berkeping-keping melihat Olivia memeluk Adit dengan erat.Seketika Eca langsung berjalan keluar dengan cepat, tidak ingin melihat adegan yang seharusnya ia lihat, Dia benar-benar sudah kecewa dengan Adit. Kenapa Dia memainkan perasaannya? Apakah Dia benar-benar tidak mencintai Gue? Dalam hati Eca.Adit langsung mendorong Olivia dengan keras, saat melihat Eca langsung berlari keluar, Ia segera mengejar Eca untuk menjelaskan semuanya. Biar tidak ada kesalahpahaman, Dia tidak ingin rumah tangganya hancur seket
Setelah pulang dari kantor, Eca tidak banyak bertanya. Di dalam perjalanan pulang juga Dia lebih memilih diam tanpa berkutik, entah Dia sedang cemburu atau sedang kecewa sama Adit.Adit yang merasa kalau Eca mendiaminya, dari perjalanan pulang sampai ke rumah sedikit bertanya-tanya serta bingung.Ia ingin menanyakan sesuatu, cuma ia urungkan karena melihat Eca yang kayanya sedikit kesal dengan dirinya. Tapi, di sisi lain Dia juga kepo dengan Eca."Apa liat-liat!" Ketus Eca yang melihat
Mobil berwarna hitam tiba di depan gerbang rumah Adit, tidak lama kemudian Seseorang yang memakai kacamata turun dari mobil tersebut.Satpam yang melihat ada tamu di depan, langsung keluar, ia melihat wanita cantik berdiri di depan gerbang sambil menengok ke arah pintu rumah Adit."Maaf Non? Cari siapa yah?" Tanya Satpam itu."Oh ini Saya lagi cari Adit, apakah benar ini rumah Adit?" Kata Wanita itu ramah."Adit? Oh.....Tuan Adit?" Tanya Satpam."Iya, apakah Adit ada?" Kata Wanita itu."Sudah satu hari Tuan Adit kembali ke Jakarta Non" Jawab Satpam."Apa! Ke Jakarta?" Tanya Wanita itu kaget langsung membuka kacamatanya."Iya Non.""Oh iya sudah terima kasih yah.""Sama-sama Non."Wanita itu langsung masuk ke dalam mobil hitamnya, dan bergegas menyalakan mesin mobil. Ia pun langsung melajukan mobilnya dengan sangat cepat."Aishh! Kenapa Dia gak bilang sih kalau sudah ke Jakarta!" Kesalnya sambil memuk
Ketiganya, berdiri di hadapan pintu HRD, sambil melirik satu sama lain. "Gimana mau masuk?" Tanya Eca bingung. "Lo saja dulu an" Kata Dewi. "Kok Gue?" Elak Eca. "Ini kan, kantor Suami Lo" Cetus Caca. "Baik lah." Eca langsung menghela napas pasrah, ia pun berjalan ke arah pintu dan membuka pintu tersebut, sebelum membuka pintu, Eca langsung mengetok terlebih dahulu. Tok! Tok! Tok! "Permisi" Sapa Eca. "Masuk!" Jawab Seseorang di dalam ruangan itu. Eca langsung masuk, saat ada jawaban dari dalam ruangan itu. "Silakan duduk" Kata Wanita yang duduk di kursi HRD. Eca menjawab dengan anggukan malu-malu dan ia pun duduk. "Ada yang bisa Saya bantu?" Tanya HRD. "Begini Kak, Aku mau lamar kerja di perusahaan ini" Jawab Eca sambil menyodorkan berkas lamaran. "Baik" HRD pun menerimanya, ia perlahan membuka berkas tersebut, dan membacanya. "Jadi, Anda ingin bekerja jadi
Adit yang mendengar itu, langsung menarik napas dalam-dalam, Dan menghembuskannya secara kasar. Adit sudah Feeling, pasti Dia akan marah besar. "Kalau sudah sampai, Aku akan menjelaskannya langsung" Gumam Adit. Sesampainya di apartemen, Eca, Caca serta Dewi langsung ke lift dan memencet tombol nomor 55. Ting! Pintu lift terbuka, Eca, Caca dan Dewi, langsung bergegas ke apartemen masing-masing. Ruangan apartemen Caca dan Dewi bersebelahan dengan ruangan apartemen Eca, cuma melewati 3 ruangan apartemen. "Eca! Gue masuk dulu an yah" Panggil Dewi. Eca pun, menjawab dengan anggukan. Ia lantas bergegas menuju ruangannya. Saat sampai di ruangan apartemennya, tiba-tiba pintu apartemen terbuka nampaknya Adit sudah dulu an sampai. "Eca, Kamu baru sampai?" Tanya Adit. Tetapi, Eca tidak menjawab pertanyaan Adit. Ia langsung masuk begitu saja tidak menjawab salam atau pun apa saat masuk. Adit yang mendapati Eca tidak merespo
Lantas, Eca langsung pamit untuk berziarah bersama Teman-temannya. Dan Adit pun, langsung menjawab dengan anggukan kecil serta tersenyum tipis. Ting! Tong! "Ya! Bentar!" Sahut Dewi dalam apartemen. Lantas, Dewi membuka pintu apartemen dan nampaklah Eca, yang sudah siap untuk pergi berziarah. "Lo udah siap?" Tanya Dewi. "Iya, yuk berangkat" Ajak Eca. "Bentar, Gue panggil Caca dulu." Dewi pun, langsung masuk ke dalam apartemen dan menuju ruangan kamar Caca. Nampaknya Caca sudah selesai merias wajahnya. "Caca! Yuk berangkat, Eca sudah nungguin tuh di luar" Panggil Dewi. "Iya." Lantas, Bertiganya langsung menuju ke lift untuk turun ke lantai bawah. "Lo udah bawa bunganya Eca?" Tanya Caca. "Udah, Caca." Setelah sampai di luar apartemen, Dewi langsung menghentikan angkot yang berpaspasan dengan dirinya saat keluar apartemen. "Angkot Bang!" Panggil Caca. Supir yang menden
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se
Semua sudah siap, sekretaris Xiao Jin segera langsung menghidupkan stop kontrak listrik lampu agar segera menyala ke seluruh ruangan. Akhirnya, lampu di seluruh ruangan menyala terang. Membuat mata yang melihatnya, menjadi silau seperti melihat cahaya terang benerang atau matahari yang sangat terik."Xiao Jin, kamu segera panggil Eca untuk kesini. Dengan segera" Pinta Adit."Baik tuan," Jawab sekretaris Xiao Jin, segera mengangguk mengerti.Sekretaris Xiao Jin pun, segera menuju ke ruangan atas. Untuk mengajak nyonya Eca ke ruangan bawah.Untuk memberikannya, kejutan dan permintaan maaf. Karena siang tadi, yang membuat suasananya tidak enak."Bagaimana, kalau Eca tidak memaafkan aku?" Tanya Olivia khawatir."Kamu tenang saja. Pasti, istri saya akan memaafkannya" Jawab Adit. Sambil dirinya, menenangkan ke gugupan Olivia mantan pacarnya itu."Kamu yakin?" Tanya Olivia. Untuk memastikannya lagi."Hmm" Jawab Adit. Di iringi angguka
“Sayang, dengar in penjelasan aku dulu sebentar. Aku mohon, kamu jangan kaya gini terus” Kata Adit, memohon kepada Eca. Ia benar-benar sudah frustrasi berat karena perbuatannya.Tidak lama kemudian, tiba-tiba lampu rumah mereka mati. Membuat Eca kaget kelimpungan pasalnya, Eca benar-benar sangat benci dengan suasana gelap dari sejak kecil.Lantas, Eca langsung segera mencari keberadaan sosok Adit sang suaminya “Adit! Kamu di mana? Aku takut gelap loh” Panggil Eca dengan nada ketakutan. Ia, hampir menangis karena takut suasana gelap.“Adit!” Panggil Eca lagi, kali ini ia berteriak sangat keras. Memanggil nama Adit.Tetapi, sosok Adit tidak menyahuti panggilan dari Eca sama sekali. Membuat Eca, tambah ketakutan sambil sesekali mengumpat di balik selimut tebal dengan badan gemetar.“Adit, kamu di mana?” Gumam Eca lirih di dalam hatinya.Di sisi lain,Adit sudah pergi dari kamarnya semenjak
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd