Beranda / Romansa / WEDDING ON PAPER / Kunjungan Yatri

Share

Kunjungan Yatri

Penulis: Alna Selviata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Yatri kembali ke rumah Uwa Nawi. Trixa yang sudah tertidur pulas ia letakkan di ranjang bayi, tanpa bersuara, ia berlalu ke kamar menghempaskan badan ke atas ranjang. Lelah, penat, juga sesak mengahadapi peliknya permasalahan ini.

Dari luar Uwa Nawi bersuara meminta izin masuk ke kamarnya. Tak menyahut sepatah kata pun, Yatri beranjak membuka pintu.

"Sudah pulang, Nak? kenapa lama sekali? bagaimana kamu bisa membawa Trixa?" 

"Ceritanya panjang, Uwa." Yatri menceritakan segala yang terjadi sesuai apa yang ia lihat.

Uwa Nawi mengusap dada saking terkejutnya. Dia pun ikut shock mendengar cerita Yatri mengenai Rexa dan Randy.

"Tapi, apakah mungkin Rexa bisa sejahat itu? padahal anak itu sopan loh, nak."

"Dia mungkin saat itu emosi, W*. Tidak ada yang tahu 'kan kalau kita sedang emosi, apalagi saat itu mereka hanya berdua saja," jelas Yatri.

"Kamu sih, kenapa harus berbohong, Rexa begitu karena cembu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WEDDING ON PAPER   Kewaspadaan

    Ray dan Bu Wanda kembali ke ruang rawat Randy. Saat itu Yatri masih tetap setia menunggu di depan pintu. Bu Wanda tak henti menatap sinis pada perempuan yang ia anggap sebagai pembawa sial bagi anaknya."Maksud kamu menangis itu pura-pura atau memang merasa bersalah?" tanya Bu Wanda geram."Ibu, jangan ngomong gitu ah," kata Ray mengingatkan.Yatri hanya memendam uneg-uneg nya saja. Dia sudah kebal menghadapi ibu-ibu yang judes seperti Bu Wanda. Pengalaman menjadi menantu Bu Rena atau ibu Galang buat dia sudah terbiasa mendapatkan celaan demikian."Yatri, kita bicara sebentar," pinta Ray mengajak Yatri.Di gazebo, Ray duduk bersama Yatri. Pria itu ingin memberi doktrin pada Yatri agar membela Randy demi kemanusiaan."Apapun yang terjadi, jamu harus membela Randy, kamu tahu kakakku 'kan? dia orang yang paling tidak bisa menyakiti orang lain, dia lebih memilih tersakiti dari pada mengusik orang lain, jadi ka.u har

  • WEDDING ON PAPER   Pertemuan Hani dan Yatri

    Bu Anne yang telah tiba di rumah kepulangan Rexa, Bu Yat saat itu masih mengunci mulutnya. Sementara Hani sudah mengetahui itu namun dia tak ingin Rexa dan Gerald marah padanya. Saat itu Bu Anne mendapat telpon dari seseorang, Hani yang berada disampingnya mencuri pandang ke Bu Anne yang memasang wajah marah. "Apa?" tanya Bu Anne pada seseorang di telpon itu. "Bu Yat!" Bu Anne memangil Yat dengan suara lantang. Istri Pak Budi itu keluar dari dapur dengan segera. "Sejak kapan Rexa berada dalam penjara?" tanya Bu Anne dengan membentak. Saat itu Bu Yat lebih memilih jujur saja, dia sangat takut bila Bu Anne mengamuk. "Sejak tiga hari yang lalu, Bu." Bu Anne terjatuh ke sofa, seketika dadanya nyeri mendengar jawaban Bu Yat. "Bu, baik-baik saja 'kan?" tanya Hani menghampiri Bu Anne. "Ternyata anakku di penjara karena Yatri, perempuan itu, lagi-lagi bikin an

  • WEDDING ON PAPER   Sidang

    Sidang telah usai, agenda sudang selanjutnya dijatuhkan minggu depan, dan itu sudah harus menghadirkan saksi mata yang tak lain adalah Yatri. Bu Anne menghampiri anaknya yang sudah digotong lagi oleh dua polisi."Sayang, ini Mami, kamu jangan takutnya, Mami akan berjuang untuk membebaskan kamu," kata Bu Anne.Rexa yang sangat lelah saat itu hanya mengangguk pelan. Matanya sejenak mencari letak keberadaan Yatri, namun dia tak melihat ibu anaknya itu ada disekitarnya.'Sepertinya kamu memang sudah tidak peduli lagi padaku, Yatri ..' lirih Rexa dalam hati.Padahal saat itu Yatri diam-diam mengintip di balik tembok. Kedua matanya bengkak karena menangis selama berada di toilet. Ketika Rexa kain menjauh, barulah ia keluar dari persembunyiannya."Rasanya aku ingin memeluk kamu, aku ingin bilang aku masih mencintai kamu, aku ingin bilang ah ...Yatri!" Dia menghentikan sendiri kalimatnya. Teringat dengan janjinya p

  • WEDDING ON PAPER   Trixa membesuk Ayahnya

    Keesokan harinya, Gerald membesuk Rexa lagi, setelah semalaman mengadakan rapat dengan dewan direksi, kini Gerald hanya memiliki sisa Beberapa tenaga lagi."Ada apa?" tanya Rexa pada Gerald. Wajah pria itu tampak tidak bergairah. Rexa tahu asistennya itu sangat kelelahan mengurus perusahaan, ditambah lagi harus mengurus urusan hukum itu"Bos liat sendiri saja," sahut Gerald menyerahkan amplop itu pada Rexa."Ini hasil riwayat kesehatan Randy?" tanya Rexa yang tak sabaran membukanya.Menyimak satu per satu kalimat didalamnya, bukannya kesal, Rexa malah terenyuh, matanya malah berkaca-kaca. Gerald hanya menggelengkan kepala atas jawaban dari semua yang terjadi ini."Apa yang kita harus lakukan, Bos?" tanya Gerald yang pikirannya sudah buntu.Rexa tak menjawab, dia membisu memikirkan nasib Randy dan nasibnya saat ini. Takdir begitu apik merancang ujian mereka, menghubungkan satu per satu hingga uj

  • WEDDING ON PAPER   Perlawanan Yatri

    Waktu tak terasa berlalu, kini jadwal besuk Yatri habis. Rexa akan dikembalikan masuk ke dalam selnya."Sering-seringlah jenguk Papa ya, Trixa," harap Rexa. Mendengar itu Yatri ingin menangis sekencang-kencangnya."Tri, jaga anak kita ya, jaga Difa dan Kesang, kan Randy lagi sakit, aku juga sudah ada disini, kalian pasti tidak ada yang jaga, hati-hati ya," ucap Rexa mewanti-wanti.Rexa memiliki firasat kuat bahwa Yatri akan jadi sasaran kejahatan dibalik kasusnya ini. Entah darimana itu akan berasal, Rexa yakin akan ada orang yang menyerang Yatri karena saat ini Yatri tanpa pelindung lagi."Iya, aku tahu itu. Aku akan menjaga mereka," sahut Yatri.Dia dan Trixa keluar dari ruangan besuk, sementara Rexa dikembalikan ke selnya. Saat keluar dari kantor polisi, Yatri terkejut dnegan kehadiran Bu Anne bersama Hani di parkiran. Wajah mantan mertuanya itu terlihat sangar, sepertinya dia ingin melahap habis Yatri dan Trixa.

  • WEDDING ON PAPER   Ledakan

    Bu Anne sedari tadi mondar-mandir di hadapan Hani. Sembari memegang telpon genggamnya, Bu Anne menggaruk kepalanya. Hani sudah curiga, telah terjadi sesuatu sehingga ibu angkatnya itu berlagak aneh."Kok dia belum menelpon," gumam Bu Anne menunggu telpon dari Asdar. Dia masih tidak tahu apa rencana Asdar setelah menabrak Difa. Bu Anne tak ingin bila Asdar sampai kelewatan batas sehingga berakibat mereka harus berhubungan dengan hukum."Ibu kenapa?" tanya Hani.Bu Anne menoleh sejenak ke arahnya, setelah itu mengalihkan lagi. Ibu Reza itu tak memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan Hani yang ia rasa tak penting.'Pasti telah terjadi sesuatu yang besar,' ucap Hani dalam hati.Ponsel Bu Anne bergetar, segera ia menepi ke dalam kamar untuk menjawab telepon Asdar."Sayang, kamu dimana sekarang?" tanyanya."Kami sudah ada di bandara, kirimkan sisa uang itu, kami akan sembunyi selama seta

  • WEDDING ON PAPER   Siasat baru

    Yatri duduk di bangku, dalam keheningan rumah sakit dia mengingat segala kenangan bersama Uwa Nawi. Secepat itukah Uwa Nawi meninggalkannya, dia tidak menyangka kemarin adalah hari terakhirnya bersama Uwa Nawi. Hari terakhir mendapat nasehat bijak Uwa Nawi. Kuburan Uwa Nawi masih basah, seperti pipinya yang yang tiada henti mengalirkan air mata.Difa mulai membaik, tetapi dia masih butuh perawatan intensif untuk menyembuhkan luka di kepalanya. Saat itu Hani setia mendampinginya, dia sudah enggan kembali ke rumah Bu Anne."Kak, makan dulu, sejak kemarin Kak Yatri tidak makan," kata Hani menyodorkan satu nasi kotak.Yatri hanya menggelengkan kepala, tak melirik sedikitpun ke makanan itu."Ayolah, Kak. Ini belum berakhir, ketiga anak Kak Yatri butuh kakak, Difa belum sembuh, Trixa juga masih dalam penanganan, kalau Kak Yatri sakit, siapa yang menguatkan mereka?""Apakah aku mampu melewati semuanya, Hani? sementara s

  • WEDDING ON PAPER   Ketakutan Bu Anne

    Ting!Yatri mendapat pesan dari Ray.'Kamu datang ke rumah sakit, Randy sudah siuman, tampaknya dia mencari kamu.'Isi pesan Ray buat Yatri terhenyak. Dia bahagia sekaligus bimbang mendapat pesan itu. Mungkinkah dia harus berada disisi Ray sementara dia harus mengumpulkan bukti demi mencari keadilan."Ada apa?" tanya Gerald. Mereka sedang berada diruang musyawarah di rumah Rexa. Saat itu ada beberapa orang anggota Rexa yang dipercayai untuk mengatasi segala keamanan rumah."Pesan dari Ray, katanya Randy sudah siuman dan dia mencari ku.""Wah, itu bagus. Kita tidak perlu lagi merasa tidak enak pada Randy, 'kan?" seru Gerald."Tapi bukan begitu juga, aku harus tetap bertanggungjawab pada dia."Yatri belum ingin mengunjungi Randy, dia harus mengumpulkan bukti sebelum bertemu Randy. Yatri kembali berfokus pada musyawarah mereka."Saya memang jadi saksi mata saat itu, tapi bukankah ada mata

Bab terbaru

  • WEDDING ON PAPER   Akhir derita

    Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda

  • WEDDING ON PAPER   Keputusan menyeramkan

    Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku

  • WEDDING ON PAPER   Awal mula kebahagiaan

    Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p

  • WEDDING ON PAPER   Pernikahan

    Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min

  • WEDDING ON PAPER   Dilema

    Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah

  • WEDDING ON PAPER   Lamaran gelap

    Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi

  • WEDDING ON PAPER   Rindu yang terbayarkan

    Yatri sudah membereskan semua kamar tidur anaknya, Difa dan Kesang sudah mulai menyambut malam dengan berleha-leha di atas kasur empuknya, sementara Trixa di jaga beberapa baby sitter yang di khususkan oleh Rexa.Dia menuju ke kamarnya, mengganti pakaian yang begitu banyak disediakan oleh para pelayan yang Rexa siapkan untuk istrinya itu."Kalian boleh keluar, aku mau istirahat dulu," pinta Yatri pada keempat pelayan itu.Pelayan itu keluar dengan kepala menunduk, mendapat penghormatan seperti itu, Yatri malah jadi risih. Dia tak habis pikir dengan cara Rexa memanjakannya, bagi Yatri ini sangat berlebihan. Ia sadar diri, dirinya bukan seorang putri raja yang setiap saat di awasi oleh para dayang istana. Tanpa terasa matanya ngantuk hingga buaian bantal membuat ia terlelap.Sejam ia tertidur, Yatri birahinya memuncak, tubuhnya tiba-tiba hangat dan bergairah, selangkangannya terkoyak oleh usapan lembut. Matanya begitu berat untuk ter

  • WEDDING ON PAPER   Menyambung Silaturahmi

    Rexa mengusap air matanya, dia tak menyangka jika Ray mampu bertindak demikian. Rexa bahkan berulangkali membaca email Ray, tetap saja keluhan air matanya menetes sedikit demi sedikit."Ada apa, Kak?" tanya Yatri mengangetkan dari belakang."Hm, ini email dari Ray," sahutnya seraya menghapus lelehan air matanya."Kenapa? dia berulah lagi?""Tidak sayang, justru sebaliknya, ini kamu baca," kata Rexa memperlihatkan isi email Ray pada Yatri.Membaca itu, Yatri menghela nafas berat. Dia menggenggam erat tangan Rexa. Yatri memberi isyarat kasih pada suaminya itu."Iya, aku paham maksud kamu. Aku akan bertemu mereka," ujar Rexa menyetujui semua yang diinginkan Yatri.Rexa segera ke rumah ditemani para bodyguardnya. Meskipun saya itu pikirannya berkecamuk karena kasus yang menimpa maminya, namun Rexa berbesar hati sebab kebaikan mulai menyeringai pihak Bu Wanda.Setiba di rumah sakit, Re

  • WEDDING ON PAPER   Memperbaiki kembali

    Dua Minggu kemudian, rumah lama Rexa digerebek oleh polisi. Rupanya polisi sudah menemukan bukti tentang peledakan toko Yatri. Para anak buah Asdar pun telah ditangkap, namun Asdar berhasil melarikan diri pada saat itu. "Bu Anne Strovert, anda ditangkap sebagai tersangka utama dari peledakan toko Ini Yatri," kata letnan saat itu. Bu Anne berusaha berlari ke atas kamarnya, namun suara tembakan dilayangkan ke udara. Bu Anne menunduk menangis. Kedua polisi memborgolnya. "Kalian salah tangkap, yang menyuruh mereka itu Wanda, bukan saya," ucapnya membela diri. "Jelaskan saja di kantor polisi," kata polisi mengajak Bu Anne masuk kedalam mobil patroli. Bu Anne meronta ingin dilepaskan, didalam mobil dia tak henti mengumpat membanggakan kekayaannya. "Kalian tidak tahu, jika Rexa keluar nanti, dia akan menyewakan pengacara hebat untukku," kata Bu Anne. Polisi itu hanya tertawa mendengarnya. Bu Anne tak meliha

DMCA.com Protection Status