Siap tidak siap, mau tidak mau, tetap harus ia jalani. Yatri sudah terikat utang puluhan juta pada bos Gerald. Tekadnya harus bulat. Meski hati meronta, batin tersiksa, jiwa merana, akan tetapi ini suatu kewajiban pelunasan utang, menjadi istri lalu mengandung anak setelah itu cerai.
Pagi itu, Yatri akan bersiap-siap bertemu Rexa, ada pakaian dan berbagai jenis alat rias untuk Yatri pakai. Kata Gerald, dia harus tampil menawan dan cantik, di mata Pak Rexa. Wajahnya memang Ayu, sesuai standar kecantikan Indonesia, kulitnya kuning langsat, bentuk tubuhnya termasuk ideal 55 kg dengan tinggi 158 cm. Yatri merasa agak gemuk, karena saat menikah dengan Galang dia tak henti mengonsumsi pi KB. Yatri menunggu sopir yang akan menjemputnya di rumah sakit. Dia akan menitipkan Difa dan Kesang pada Uwanya. Sementara di kantor Global Indo, ada Rexa yang melihat biodata diri Yatri Ranaya yang sudah di cetak oleh Gerald. "Kau yakin ini wanita baik-baik? " tanya Rexa yang mengamati foto Yatri. "Saya yakin, Pak. Dia memang janda dua anak, tapi bila kita melihat dari wajahnya, sudah tahu dia itu wanita baik.""Memangnya tidak ada gadis apa? kenapa harus janda? " Rexa agak protes. Gerald menyerngit, bosnya memang banyak maunya. Padahal susah payah dia mencari dan hanya Yatri yang bisa ia capai. "Ini saja saya susah dapatkan, Pak. Ini jelas kesuburannya, sudah mencetak anak dua. Kalau gadis masih tanda tanya, kan hanya setahun waktu kontraknya. Lagi pula bos, janda sama gadis hanya beda tipis, beda status doang," jelas Gerald membujuk Rexa agar mau menerima Yatri saja. Lama Rexa berpikir, yang di katakan Gerald benar, Yatri sudah terbukti subur. Lagi pula apa pentingnya janda atau gadis, mereka kan hanya nikah kontrak, dan gadis pun banyak sudah ia gauli tapi tak ada satu punya yang perawan, jadi apa bedanya dengan janda sungguhan, pikir Rexa. "Kamu tahu, kenapa dia bisa cerai? ""Hm, katanya akibat KDRT dan suaminya selingkuh. Makanya dia menggugat cerai suaminya. "Bila mendengar KDRT, Rexa teringat Maminya. Wanita asal Prancis yang menikah dengan Ayahnya. Tapi Ayahnya membiarkan maminya kembali ke Negara asalnya, selama pernikahan, maminya menderita, KDRT seringkali Ayahnya lakukan.
"Ok lah, ini saja. Kamu sudah siapkan surat perjanjian kita, kan? ""Sudah, Bos. Sesuai permintaan bos ku," sahut Gerald.
Selang beberapa menit, sopir pribadi Rexa menelpon Gerald. Pria paruh baya itu memberitahukan bahwa Yatri sudah menunggu di bawah. Gerald yang mengetahui itu segera turun ke lantai bawah menjemput calon istri kontrak Direktur Global Indo itu. Sesampainya di bawah, Gerald langsung memberikan arahan pada Yatri,"Kamu harus nurut saja, ya. Bos Rexa itu orang yang baik, tapi bila sudah marah, melebihi macan," kata Gerald berbisik.Mendengar itu, Yatri mulai panik duluan, teringat pria jahat yang pernah menikahinya, apakah Rexa sejenis Galang, begitu maksud Gerald? batin Yatri.
Yatri mengikuti langkah Gerald memasuki lift. Mata Gerald melirik pantulan wajah Yatri di pintu lift. 'Hm, ternyata Yatri sangat cantik juga bila sudah dandan.'
Tepat lantai paling atas, ruangan direktur berada. Gerald menuntun Yatri menuju ruang kebesaran Rexa. Mata karyawan pada saat itu tertuju pada wanita berusia 25 tahun yang mereka belum tahu sedang apa dia ke kantor Global Indo.Gerald mengetuk pintu ruangan Rexa, jantung Yatri terasa mau copot, baru kali ini dia akan berhadapan langsung dengan seorang direktur, di tambah lagi itu calon suami sementaranya.
"Masuk.. " Rexa sudah memberi izin. Gerald masuk, disusul pula Yatri dengan langkah perlahan. Mata Rexa begitu tajam menyorot janda muda beranak dua itu. "Hm, lumayan cantik," kata Rexa dalam hati.Gerald memberikan kursi pada Yatri, dia duduk tepat di depan Rexa. Yatri memberanikan diri mengangkat kepalanya, melihat sosok yang bernama Rexa, ternyata benar dipikirannya, Rexa memiliki darah campuran luar.
Mata Rexa tetap tajam mengamati penampila Yatri, jauh dari kata modern tapi bila di poles sedikit lagi lalu melakukan perawatan, tentu wanita di hadapannya pasti akan lebih menandingi wanita-wanita modern di sekitarnya.Rexa tak ingin bila orang-orang terdekatnya tahu bahwa dia dan Yatri hanya nikah kontrak. Ini rahasia besarnya, antara dia dengan Yatri, juga Gerald yang tahu soal ini. "Berikan surat perjanjian itu," titahnya pada Gerald.Gerald memberikan map biru pada Yatri untuk di baca isi di dalam kertas yang siap ditanda tangani.
Yatri membaca dengan seksama. Rexa sebagai pihak pertama, sedang dia di pihak kedua. Yatri begitu terhenyak membaca peraturan yang di buat Rexa.
SURAT PERJANJIAN NIKAH KONTRAK:Pada tgl. 23 - juni- 20xx
Yang bertanda tangan di bawah ini Rexa Airlangga Stovert sebagaiPihak Idan Yatri Ranaya sebagai pihak IISebagai pihak I, Rexa Airlangga Stovert bebas memberikan peraturan selama Nikah Siri dalam waktu 1 tahun ini :Pasal 1 :
Pihak I harus mendapat penafkahan batin dari Pihak II bila pihak I menginginkannya.Pasal 2 :
Pihak II wajib memberikan keturunan dalam kurung waktu 1 tahun.
Pasal 3 :
Pihak I bebas melakukan apapun pada Pihak II di masa nikah kontrak mereka berjalan.
Pasal 4 :Selama kontrak berlangsung, Pihak II di larang bertemu dengan laki-laki lain atau berhubungan dengan laki-laki lain, termasuk mantan suami.
Pasal 5 :
Pihak II tidak boleh keluar rumah tanpa izin dari Pihak I. Bila hal itu sampai di langgar, Pihak I bisa menghukum Pihak II sesuai dengan keinginannya.
Pasal 6 :
Selama masa kehamilan, Pihak II harus menjaga janin hingga melahirkan, bila terjadi sesuatu, maka pihak I menuntut Pihak II.
Pasal 7 :Setelah melahirkan, Pihak II harus pergi dan memberikan hak asuh anak sepenuhnya pada pihak I. Di larang bertemu selamanya, dan status mati bagi si calon anak tersebut.
Pasal 8 :Selama masa kontrak, Pihak I berhak memberikan tunjangan sebesar Rp. 30.000.000,- dan apabila berhasil melahirkan Anak, maka Pihak I akan memberikan hadiah Rp.300.000.000,- pada pihak II.
Pasal 9 :Selama masa kontrak, pihak II harus patuh dengan apa yang di perintahkan Pihak I.
Pasal 10 :Selama masa kontrak, Pihak II wajib tinggal bersama, dan tidak boleh membawa keluarga ataupun Anak.
Keputusan di atas sudah mutlak, tak dapat di ganggu gugat. Pihak II hanya menjalaninya saja.Bertanda tangan,Pihak I :
Rexa Airlangga Stovert.
Pihak II :
Yatri Rayana.
Tangan Yatri gemetar memegang surat peranjian itu. Ini agak sulit, tapi menolak pun tak mungkin. Dia sudah terikat utang pada Rexa."Sudah baca?" tanya Gerald.
Yatri mengangguk. "Tapi ...ini..." Dia mencoba ingin bernegosiasi."Saya tidak suka bernegosiasi. Sangat jelas, di Pasal 9." Rexa langsung memberikan peringatan.Buat nyali Yatri seketika ciut. Mata Gerald memberikan aba-aba agar segera menanda tangani surat perjanjian itu. Dengan tangan yang getar-getir, Yatri bertanda tangan di atas meterai.Mata Gerald dan Rexa puas, sisanya kini tugas Rexa yang akan bertindak."Besok, kamu akan di jemput lagi. Nikah Siri akan di langsungkan besok di Hotel X," ujar Gerald.
Yatri hanya bisa mengangguk lagi. "Ya Allah, aku berusaha keluar dari kandang buaya, tapi kenapa aku kembali terjebak di kandang macan?" lirih Yatri dalam hati."Jangan langsung pulang hari, suruh Risa menemaninya ke Salon, rubah penampilannya. Lakukan perawatan, buat aku merasa nyaman selama masa kontrak ini," pinta Rexa pada Gerald.Gerald membawa Yatri bertemu dengan Risa, sekertaris Rexa yang cantik.Yatri sudah di bawa oleh Risa. Mereka berdua menuju salon termahal di kota itu. Risa yang mengetahui bahwa wanita yang ia temani adalah calon istri direkturnya merasa iri.'Dia udik, gak terlalu cantik. Tapi kenapa bisa dipilih Pak Rexa? Yatri sungguh beruntung, mendapatkan Pak Rexa,' batin Risa.Di salon, Yatri menjalani beberapa treatment, bahkan Rexa meminta Risa untuk membawa Yatri ke klinik untuk perawatan Miss V. Rexa sangat ingin menikmati masa nikah kontraknya dengan janda beranak itu.Yatri hanya menuruti semuanya, hal yang tak pernah ia lakukan di suguhkan oleh pria yang akan menikahinya itu. Meskipun, ini akan berat sebab hari-harinya, dia akan berpisah dengan Difa dan Kesang.************Malam telah larut, Yatri sudah pulang ke rumah sakit kembali. Setelah melakukan berbagai perawatan, tubuhnya justru merasa lelah. Di putarnya knop pintu, di dalam ruangan perawatan, ada Difa dan Uwanya.Sementara Ke
Pukul tujuh malam, Rexa sudah pulang ke rumah. Baru kali ini dia pulang secepat itu. Biasanya dia malah kelayapan minum bersama koleganya. Tapi karena kontrak hanya setahun, dia harus memanfaatkan waktu pada Yatri, dia harus segera menghamili Yatri agar janda beranka dua itu segera mengandung anaknya.Rexa melihat Bu Yun sedang menyiapkan makan malam."Dia dimana Bu Yun?" tanya Rexa."Nona Yatri ada di kamarnya, Tuan," sahut Bu Yun."Panggil dia makan," titah Rexa.Bu Yun segera ke atas menuju kamar Yatri. Rexa melonggarkan dasinya, melepas dua kancing kemejanya. Dia duduk menanti Isteri kontraknya itu tiba.Tidak lama berselang, ada Yatri sudah turun bersama Bu Yun, dia memakai gaun casual yang sudah disediakan Gerald dan Risa sesuai kemauan Rexa.Rexa tak menoleh padanya. Pria itu sudah bosan melihat wanita berpakaian seksi. Jadi penampilan Yatri hanya hiburannya saja melepas penat dari kantor.
Suara Rexa mendengus, sementara Yatri mendesah. Tempo mainnya makin cepat. Hentakkan tubuh mereka yang bertabrakan menimbulkan bunyi yang mungkin saja terdengar oleh Bu Yat.Rexa mengganti posisi lagi. Dia menyeka rambut Yatri yang mulai basah oleh keringat. Posisi Yatri membelakanginya. Yatri bertumpu di kedua paha Rexa. Kedua tangan Yatri ia tarik ke ke belakang. Dari arah belakang, Rexa menghujam lagi tubuh Yatri.Desahan makin binal keluar dari mulut Yatri. Kenikmatan ini baru pertama kali ia rasakan. Bila di bandingkan dengan Galang, mantan suaminya itu hanyalah pemain pemula di banding Rexa yang menduduki rangking teratas sebagai pria terkuat.Rexa juga menikmatinya. Yatri memang janda, tapi barang yang di milikinya lebih berkualitas di banding gadis. Tetapi kenapa Galang masih saja selingkuh dari dia? pria tidak bersyukur, hardik Rexa.Posisi ketiga, Rexa menyuruh Yatri memegang kendali. Dengan caranya, Yatri memainkan
Pagi-pagi, Yatri terbangun, dia mengerjap. Pandangan buramnya di suguhkan dengah sosok Rexa di sampingnya. Sontak Yatri terperanjat, merasa lancang sudah tidur seenaknya dengan petinggi Global Indo itu. Ah, bagaimana kalau Pak Rexa tahu .batinnya.Yatri merasa dirinyalah yang tidur di samping Rexa tanpa sengaja. Untung saja, dia bangun lebih awal, jika tidak, tentu dia akan terkena pasal baru lagi.Yatri beranjak ke kamar mandi, di akan membantu Bu Yunli (Bu Yat) menyiapkan sarapan, meski status dirinya isteri kontrak di mata Pak Rexa, dia harus menjadikan dirinya sebagai isteri yang melayani suami, bagaimana pun dia sudah menjadi isteri sah secara islam, sangat berdosa bila tak melakukan kewajibannya sebagai isteri.Saat asyik mengumpalkan busa sabun di tubuhnya, tiba-tiba pintu kamar mandi itu terbuka, ternyata pintu itu lupa di kunci olehnya. Ada Rexa yang sudah berdiri di depan pintu memandang nakal tubuh Yatri yang polos hanya di lapisi bu
Rexa selesai sarapan, dia meraih jasnya si sofa. Di luar sudah ada Gerald yang menunggu. Yatri yang merasa sudah jadi istri ingin memberikan perlakuan hormat pada suami kontraknya itu."Pak Rexa," ujar Yatri yang menghentikan langkah Rexa."Apa?" tanya Rexa dengan raut wajah sedingin es.Yatri meraih tangan kanan Rexa untuk ia cium. Suatu bukti kepatuhannya pada suami. Seketika mimik dingin Rexa terenyuh. Baru kali ini dia di hormati dengan cara yang agung. Selama ini orang-orang yang menghormatinya hanya karena dia memiliki uang dan kekuasaan, tetapi cara Yatri memberikan kemuliaan yang berbeda. Sungguh, perempuan yang memiliki adab yang baik di rumah tangga."Maaf, Pak. Meski kita nikah kontrak, tapi saya harus menjadi istri yang baik selama satu tahun ini," ucap Yatri pelan. Rasanya campur aduk, takut dan gusar melihat tatapan nanar Rexa penuh misteri.Tanpa bergeming, Rexa melanjutkan langkahnya. Bibirnya ia lipat erat, tak in
Yatri sudah keluar dari klinik bersama Risa. Luka di punggungnya mulai memudar, Risa memaksa dirinya bersikap ramah mendampingi istri petinggi Global Indo."Terima kasih sudah menemaniku, kau boleh kembali ke kantor, aku akan ke rumah sakit dulu, ini sudah atas izin Pak Rexa," ujar Yatri. Dia tahu, di hati Risa tak ada keikhlasan membantunya. Percuma saja perempuan bertubuh seksi itu menemaninya, malah membuat Yatri tidak nyaman."Baiklah, aku akan kembali naik taksi, tapi bisakah perdebatan kita jangan kau beritahu Pak Rexa, aku bukan memohon, hanya saja kita lebih dewasa untuk menanggapi," kelik Risa, dia takut bila perdebatan mereka Yatri adukan ke Rexa.Yatri berlalu tak merespon Risa, masuj ke dalam mobil tanpa mengucap satu katah pun, Tetapi dia akan menutup mulut atas kelancangan Risa padanya, Yatri pikir ini hal yang sepele, tidak seharusnya dia mengadukan itu pada Rexa, lagi pula dia hanya seorang istri kontrak, tak memiliki wewe
Yatri keluar dari mobil, sambil menundukkan kepala, dia melangkah perlahan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu ada Rexa dan Gerald menunggunya. Tatapan mata abu Rexa tajam bak sebilah pisau yang sudah terlihat nyali Yatri sebagai tangguh. Dia menuju ke arah Rexa, Yatri memilih duduk di lantai seraya memilin-milin ibu jarinya. "Kamu tahu kesalahan kamu?" tanya Gerald pelan. Yatri mengangguk, dia tidak berani mengangkat wajahnya pada Rexa.
"Yatri, pijitanmu kebih ke atas lagi," pinta Rexa. Mendengar itu Yatri memahami keinginan terpendam Rexa. "Pak Rexa, jika aku hamil nanti selain uang apa keuntunganku?" tanya Yatri. "Uang, uang, dan uang!" Rexa menjawab pelan. "Hanya itu, Pak?" "Kau mau apa? bukankah di kontrak memang hanya uang? oh, satu lagi kenikmatan saat di ranjang bersamaku," jawab Rexa. Yatri berdecik pelan. Tetapi dia tidak minafik juga, selama pisah dari Galang, dia sangat emmbutihkan nafkah batin, bila malam tiba, dia merasa sekujur tubuhnya merinding menginginkan belaian mesra dari seorang suami, baginya itu manusiawi, namun yang di dapatnya bukan suami sungguhan melainkan pria yang hanya ingin meminjam tubuhnya sebagai pencetak anak. "Kenapa berhenti memijit? kau ingin kena pasal baru?" tanya Rexa bernada kesal. Yatri bukan lagi memijit melainkan meraba lutut Rexa perlahan naik ke paha hingga selangkangan. Men
Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda
Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku
Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p
Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min
Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah
Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi
Yatri sudah membereskan semua kamar tidur anaknya, Difa dan Kesang sudah mulai menyambut malam dengan berleha-leha di atas kasur empuknya, sementara Trixa di jaga beberapa baby sitter yang di khususkan oleh Rexa.Dia menuju ke kamarnya, mengganti pakaian yang begitu banyak disediakan oleh para pelayan yang Rexa siapkan untuk istrinya itu."Kalian boleh keluar, aku mau istirahat dulu," pinta Yatri pada keempat pelayan itu.Pelayan itu keluar dengan kepala menunduk, mendapat penghormatan seperti itu, Yatri malah jadi risih. Dia tak habis pikir dengan cara Rexa memanjakannya, bagi Yatri ini sangat berlebihan. Ia sadar diri, dirinya bukan seorang putri raja yang setiap saat di awasi oleh para dayang istana. Tanpa terasa matanya ngantuk hingga buaian bantal membuat ia terlelap.Sejam ia tertidur, Yatri birahinya memuncak, tubuhnya tiba-tiba hangat dan bergairah, selangkangannya terkoyak oleh usapan lembut. Matanya begitu berat untuk ter
Rexa mengusap air matanya, dia tak menyangka jika Ray mampu bertindak demikian. Rexa bahkan berulangkali membaca email Ray, tetap saja keluhan air matanya menetes sedikit demi sedikit."Ada apa, Kak?" tanya Yatri mengangetkan dari belakang."Hm, ini email dari Ray," sahutnya seraya menghapus lelehan air matanya."Kenapa? dia berulah lagi?""Tidak sayang, justru sebaliknya, ini kamu baca," kata Rexa memperlihatkan isi email Ray pada Yatri.Membaca itu, Yatri menghela nafas berat. Dia menggenggam erat tangan Rexa. Yatri memberi isyarat kasih pada suaminya itu."Iya, aku paham maksud kamu. Aku akan bertemu mereka," ujar Rexa menyetujui semua yang diinginkan Yatri.Rexa segera ke rumah ditemani para bodyguardnya. Meskipun saya itu pikirannya berkecamuk karena kasus yang menimpa maminya, namun Rexa berbesar hati sebab kebaikan mulai menyeringai pihak Bu Wanda.Setiba di rumah sakit, Re
Dua Minggu kemudian, rumah lama Rexa digerebek oleh polisi. Rupanya polisi sudah menemukan bukti tentang peledakan toko Yatri. Para anak buah Asdar pun telah ditangkap, namun Asdar berhasil melarikan diri pada saat itu. "Bu Anne Strovert, anda ditangkap sebagai tersangka utama dari peledakan toko Ini Yatri," kata letnan saat itu. Bu Anne berusaha berlari ke atas kamarnya, namun suara tembakan dilayangkan ke udara. Bu Anne menunduk menangis. Kedua polisi memborgolnya. "Kalian salah tangkap, yang menyuruh mereka itu Wanda, bukan saya," ucapnya membela diri. "Jelaskan saja di kantor polisi," kata polisi mengajak Bu Anne masuk kedalam mobil patroli. Bu Anne meronta ingin dilepaskan, didalam mobil dia tak henti mengumpat membanggakan kekayaannya. "Kalian tidak tahu, jika Rexa keluar nanti, dia akan menyewakan pengacara hebat untukku," kata Bu Anne. Polisi itu hanya tertawa mendengarnya. Bu Anne tak meliha