Home / Horor / WARUNG TENGAH MALAM / 7-WANITA BERBAJU PUTIH DAN MERAH

Share

7-WANITA BERBAJU PUTIH DAN MERAH

last update Last Updated: 2021-07-14 15:20:37

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam).”

Tiba-tiba terdengar suara wanita itu memesan kopi kepadaku.

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam).”

Wanita itu mengulang ucapannya kepadaku, tapi ketika wanita itu berbicara tiba-tiba badanku merinding. Seakan-akan ada aura mistis yang menakutkan terpancar dari wanita itu.

Wanita duduk dan menghadap ke arah jalan sehingga aku hanya melihat punggung nya dengan rambut panjang yang hampir menyentuh lantai. Dengan baju putih yang lusuh dan rambut panjang yang kusut terlihat beberapa daun kering yang menempel di rambutnya semakin membuatku semakin yakin bahwa wanita itu bukan manusia.

Wanita itu duduk terdiam tanpa sesekali menggerakan tanganya, sesekali wanita itu memainkan rambutnya yang panjang dengan menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

Badanku merinding kembali, ketakutan yang tadi hilang kembali muncul. Tapi aku mencoba memberanikan diri kali ini untuk menjawab apa yang dipesankan oleh makhluk yang duduk di depan warung itu. Mengingat dalam pesan Ibu apabila ada sesosok wanita yang datang harus dibuatkan kopi.

“Kang pesen kopi hideung (kang pesan kopi hitam),”  wanita itu kembali berbicara kepadaku dengan nada yang menyeramkan.

“Hihihihihihi.......”

Kali ini dia mulai tertawa, tertawa yang khas yang membuat suasana semakin menakutkan.

 “Muhun teh, di antos nya teh (iya teh, ditunggu ya teh),” aku menjawab dengan bahasa Sunda untuk menunggu karena akan aku buatkan pesanan wanita itu.

Badanku masih merinding ketika menjawab pesanan itu. Lalu wanita itu tiba-tiba mengangguk dan kembali tertawa.

“Hihihihihihi”

Akupun segera mengambil kopi sachet dari etalase depan dan membawanya ke belakang warung sambil berlari. Aku mengambil air dan memanaskanya di atas kompor kecil. Meskipun aku sudah memberanikan diri tapi tetap saja jantungku berdetak kencang badanku merinding dan tidak bisa menghilangkan ketakutanku saat ini.

Badanku menyender ke tembok di belakang warung, Sambil ku menunggu air mendidih. Sesekali mendengar suara ketawa wanita itu lagi, suara yang menyeramkan yang membuat aku ingin lari menjauh, tapi karena aku bertanggung jawab untuk menjaga warung ini. Aku mau tidak mau harus melayani wanita itu untuk dibuatkan kopi seperti yang dipesankan Ibuku sore hari.

“Hihihihihi”

 "Hihihihihi"

"HIHIHIHIHI!!!!!!!!"

Suara tertawa itu kembali terdengar, semakin lama kudengar semakin menyeramkan. Tapi anehnya kali ini suara ketawa wanita itu sepertinya dekat sekali. Seperti beberapa langkah dari tempatku berdiri.

Aku melihat sekelilingku dan di sana hanya ada tumpukan barang-barang dagangan tidak ada tanda-tanda wanita itu. Aku takut apabila wanita itu mendekat dari depan warung ke belakang, karena menurut pesan Ibu. Aku tidak boleh melihat wajahnya, Kulihat ruangan belakang tampak tidak ada tanda-tanda makhluk itu mendekat.

Tapi mengapa suara itu malah sangat dekat terdengar, ya?

Aku pun melangkah menuju ke warung. Memastikan bahwa wanita itu masih duduk di sana. Aku berjalan dan tiba-tiba.

“Kang pesen kopi.”

Terdengar ada suara dari arah kamar mandi. Akupun reflek menengok ke arah kamar mandi, dan ternyata aku melihat sesuatu yang lebih menyeramkan dari wanita yang ada di depan.

Di kamar mandi terdapat sosok wanita yang sedang menatapku dengan senyum, wajahnya terlihat pucat, kusam, dengan mata yang melotot dan rambut panjang serta baju yang berwarna merah.

Iya. Berwarna merah bukan warna putih seperti sosok yang ada di depan warung. Dia tertawa dengan menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Kulihat tangannya yang keriput dengan kuku yang panjang seperti yang siap menerkam apabila aku di dekatnya.

Wanita itu tertawa. Tertawa yang lebih jahat dan lebih menakutkan.

“Hahahahahaa, hihihihihihi....... kang pesen kopi, hihihihihi”

Aku tiba-tiba tidak bisa bergerak. Badanku seperti menolak untuk berjalan lagi, aku seperti terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Wanita itu terus menerus tertawa dan menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Aku ingat apabila yang datang adalah wanita yang berbaju merah. Aku harus bilang bahwa kopinya habis. Tapi mulutku saat ini seakan susah untuk berbicara karena sosok itu sangat dekat denganku tempatku berdiri.

“Hahahahaha.., hihihi..., hihihihihi”

Wanita itu kembali tertawa. Dan tiba-tiba wanita baju merah itu perlahan mundur ke arah tembok sambil tertawa dan kemudian menghilang.

Sesaat setelah wanita berbaju merah itu menghilang tubuhku kembali bisa di gerakan, suaraku bisa lagi berbicara. Dan ku dengar kali ini adalah suara dari air yang mendidih dari arah dapur.

Blub.blub.blub

Aku pun kembali ke dapur melanjutkan membuat kopi untuk wanita baju putih yang sedang menunggu di depan warung, seperti yang dipesankan Ibu. Ku buka sachet kopi dan ku masukan ke atas gelas lalu air yang sudah mendidih ku masukan ke gelas berisi kopi, dan aku aduk supaya air dan kopinya tercampur.

Kopi yang sudah selesai ku buat. Kubawa kembali kopi tersebut ke depan warung, dan ketika ku sampai ke warung. Yang aku lihat bukanlah sosok wanita berbaju putih yang sedang duduk di sana. Melainkan sesosok wanita yang berbaju merah.

Kepala wanita itu kemudian berbalik ke arahku, dengan wajah yang menyeramkan dia pun berkata.

“Kang pesen kopi?” dia pun kembali bertanya dengan disertai tawa yang menyeramkan

“Hihihihihihi”

Badanku kembali bergerak. Kopi yang ada di tanganku tidak bisa digerakkan. Aku hanya bisa memandang wajahnya yang menyeramkan di depan warung. Karena aku ingat pesan dari Ibu 

Apabila yang memakai baju merah memesan kopi, bilang kalau kopinya habis

Aku pun mencoba menjawab meskipun dengan terbata-bata.

“Euh... euh... kopinya habis teh,” jawabku.

Tiba-tiba setelah aku berbicara seperti itu. Aura dari luar warung tiba-tiba mencekam, kali ini bahkan udara yang masuk dari luar seperti menusuk kulit. Angin mendadak bertiup kencang hingga bisa menggoyangkan beberapa barang dari etalase warung.

Wanita berbaju merah itu sepertinya menjadi marah atas jawabanku yang mengatakan kopinya habis. Dia pun berdiri dan menatap ke arahku dari kejauhan.

Kulihat rambut yang terurai ke bawah perlahan terangkat, ada aura hitam kecil di sela-sela rambutnya, matanya kian melotot ke arahku. Dan tidak ada tertawaan lagi yang muncul dari mulutnya kali ini.

“Eta kopi jang saha (itu kopi buat siapa),” wanita itu berbicara dengan nada marah sambil menunjuk kepada kopi yang dia pegang.

Dia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan urat-urat yang muncul di wajahnya. Kuku yang ada di tangannya malah semakin memanjang.

“ETA KOPI JANG SAHAAAAAAAAA??????” wanita itu berbicara lagi kali ini dia berteriak dengan tangan yang menunjuk kepadaku.

Aku hanya bisa diam tubuhku tidak bisa digerakan, kakiku terasa berat untuk berlari. Tanganku hanya bisa bergetar sambil memegang kopi. Wajahku hanya bisa menatap makhluk itu tanpa bisa memalingkan wajahku.

Wanita itu perlahan terbang ke arahku sambil menunjuk ke arah kopi yang aku buat. Angin dari luar warung semakin kencang kali ini kulihat jelas wajahnya yang benar-benar tampak marah. Dan aku hanya bisa terdiam.

Tiba-tiba wanita itu berada tepat di depan wajahku, kulihat sangat jelas wajahnya yang putih dan keriput, mata yang melototi ku dengan tatapan yang marah dan kuku yang panjang dari tanganya yang seolah-olah akan menerkamku.

Badanku tiba-tiba lemas, gelas berisi kopi yang kupegang pun jatuh. Aku pun tersungkur di lantai karena tidak kuat menahan aura yang dikeluarkan oleh wanita itu. Sehingga aku pun pingsan di dalam warung di malam itu.

Comments (44)
goodnovel comment avatar
for you
pusing ngikutin ceritanya apa lagi harus beli poin...
goodnovel comment avatar
Anas Kaef
menyeramkan tapi,aku suka ..
goodnovel comment avatar
Didan Masters Glo
baca dari awal lg aku ini..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • WARUNG TENGAH MALAM   8-IBU

    "Jang, Jang bangun bangun bangun,” Ibuku mencoba membangunkanku. Aku yang pingsan di lantai pada waktu itu perlahan bangun, aku membuka mata secara perlahan dan aku melihat Ibuku yang sedang berusaha membangunkanku dengan wajah yang nampak panik. Aku perlahan-lahan bangun dan duduk di lantai, akupun melihat gelas kopi yang pecah di sisiku dan air kopi yang telah mengering menyisakan bubuk kopi yang berserakan di lantai tercampur dengan pecahan-pecahan gelas. “Ujang tidak apa-apa kan,” kata Ibuku. “Ibu tau akhirnya akan jadi seperti ini, makanya kemarin Ibu tidak yakin kalau Ujang ingin jaga warung di malam hari,” kata Ibuku s

    Last Updated : 2021-07-15
  • WARUNG TENGAH MALAM   9-MIMPI

    Sebuah pohon di atas bukit dengan rerumputan yang hijau dan pemandangan yang indah terlihat dari atas gunung. Di bawah pohon tersebut terdapat suatu sosok laki-laki tua berjubah putih yang duduk sambil memandang pemandangan di bawahnya. Di bawahnya terdapat hutan yang mengelilingi bukit itu, hutan yang sangat gelap dan beberapa dari mereka memunculkan aura yang menakutkan. Sungguh sangat kontras sekali dengan pemandangan yang indah di atas bukit itu. Di sela-sela pohon di hutan itu terdapat banyak sekali sepasang mata yang saling mengawasi satu sama lain, mata yang berwarna merah terang seperti memberi isyarat bahwa hutan tersebut adalah wilayahnya dan mereka seperti tidak akan membiarkan siapapun yang menginjakan kaki di sana. Tapi yang dilakukan oleh kakek-kakek itu hanya terdiam duduk menyandarkan tubuhnya ke

    Last Updated : 2021-07-15
  • WARUNG TENGAH MALAM   10-KEPUTUSAN

    Aku terbangun dari mimpiku siang itu, dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhku dan belakang kepala yang panas seperti seseorang yang baru sembuh dari kesurupan. Kulihat mencoba duduk dan bersandar di dinding kamar, memikirkan arti dari mimpi itu. Semuanya terlihat sangat nyata seperti memutar waktu kembali ke masa lalu, masa di mana kampung ini masih hutan belantara. Aku kembali melihat sekeliling kamar yang tampak kosong pada siang itu, hanya angin berhembus dari jendela kamar menggerakan tirai jendela merah tua yang sudah lama dipasang. Aku lalu berdiri menuju ruang tengah mencoba mencari tahu sosok yang ada di mimpi itu dengan mencarinya di arsip-arsip keluargaku yang disimpan oleh almarhum Bapak di lemari kamarnya. Ketika aku keluar ternyata Ibuku sudah menungguku, dia duduk terdiam seperti menungguku bangun. Di sampingnya ada tas carrier yang sepe

    Last Updated : 2021-07-21
  • WARUNG TENGAH MALAM   11-AKI KARMA

    Aki Karma sosok yang dituakan di Kampung Sepuh saat ini, dia adalah sosok yang sering diminta untuk menjadi penasehat apabila ada musyawarah di kampung. Selain itu Aki Karma adalah teman dekat Bapak. Sepeninggal Bapak, Aki Karma sering membantu Ibu apabila Ibu kehabisan stok dagangan. Dengan menyewakan satu-satunya kendaraan pick up miliknya dan berangkat ke kota untuk membeli barang dagangan untuk stock di warung. Aki Karma sebenarnya bukan penduduk asli Kampung Sepuh, dia adalah penduduk asli salah satu kampung di utara kota Bandung. dan ketika dia memutuskan untuk tinggal di Kampung Sepuh satu-satunya teman Aki Karma pada waktu itu adalah Bapak. Karena Bapak yang dulu membantunya dan akhirnya Aki Karma pun seperti mempunyai hutang budi kepada Bapak. Aki Karma dulunya adalah pemimpin salah satu kelompok pa

    Last Updated : 2021-07-21
  • WARUNG TENGAH MALAM   12-ADEN ADEN

    Rombongan itu berjalan dengan barang bawaan yang banyak, salah satunya adalah domba hidup. Beberapa ayam cemani berwarna hitam, serta tak lupa satu set lengkap perlengkapan wayang karena sebagai persyaratan ritual. Mereka berjalan diterangi senter sebagai penerangan perjalanan mereka. Mereka berjalan beriringan dengan posisi Aki Karma di depan dan anggota grupnya di belakangnya, Aki Karma sudah diberitahu oleh sahabatnya itu untuk rute dan jarak yang ditempuh dari kampung menuju tempat pelaksanaan ritual di atas gunung. Tak lupa sahabatnya juga memberi tahu mantra-mantra khusus untuk memanggil para makhluk gunung dan melakukan perjanjian dengan nya. Hingga akhirnya mereka sampai di ujung jalan kampung, disana terlihat dua pohon beringin rindang di kiri kanan jalan dan jalan setapak kecil di tengahnya. Pohon beringin itu menjulang tinggi di kiri dan kanan jala

    Last Updated : 2021-07-22
  • WARUNG TENGAH MALAM   13-SUARA MINTA TOLONG

    Sore itu nampak ramai seperti biasanya di Kampung Sepuh, nampak beberapa orang berjalan pulang dari sawah menuju rumahnya. Terlihat dari pakaianya yang kotor dengan lumpur dan beberapa dari mereka membawa bekal yang nampak kosong, sebagian lagi membawa kerbau melewati jalan menuju kandang, dengan alat untuk membajak sawah yang dia panggul di pundaknya. Warung Bapak ramai seperti biasanya, Bapak terlihat sedang menyeduh kopi untuk para petani yang pulang dari sawah, biasanya para petani beristirahat sejenak di warung, sambil mengobrol tentang keseharian mereka di sawah. Tak jarang mereka membahas hal-hal mengenai kejadian-kejadian di kampung. Terutama apabila ada kejadian diluar nalar yang terjadi di kampung atau di Gunung Sepuh, karena hal tersebut adalah hal yang biasa bagi mereka. Membicarakan tentang mahluk-mahluk tersebut bukan menjadi hal-hal yang tabu.

    Last Updated : 2021-07-26
  • WARUNG TENGAH MALAM   14-PENYELAMAT

    “Tok, tok, tok.” Dalang memukul kotak yang ada di sebelahnya sebanyak tiga kali, menandakan bahwa pertunjukan wayang akan dimulai. Tak lama para pemain gamelan memainkan musiknya, musik yang beriringan dan saling melengkapi satu sama lain. Terdengar juga riuh penonton yang sedang menonton pagelaran di malam itu mereka menonton pagelaran wayang itu dengan sangat antusias, karena sudah lama mereka tidak melihat pagelaran wayang. Sinden pun mulai menyanyi, menyanyi lagu-lagu sunda dengan nada tinggi. Nyanyian itu menggema ke setiap sudut, membuat para penonton terpana oleh nyanyian sinden itu. Pertunjukan wayang itu berlangsung meriah, para penonton yang hadir pun datang dari segala arah mereka sengaja datang untuk melihat pertunjukan. Sang dalang mengangkat wayang yang dia mainkan peran wayang dengan gagah

    Last Updated : 2021-07-28
  • WARUNG TENGAH MALAM   15-NENEK ANTEH

    Hamparan lapangan yang diisi oleh makam-makam yang berjajar rapi dengan pohon beringin di tengahnya membuat suasana tenang untuk para manusia yang berbaring untuk beristirahat selamanya disana. Angin yang berhembus di sekitar pepohonan makam membuat suasana semakin sejuk, terlihat daun-daun yang berguguran diterpa angin, dan daun itu turun ke atas makam-makam yang terlihat usang maupun makam yang masih baru. Terlihat disana dua orang yang sedang bercengkrama satu sama lain di sebuah makam, sesosok paruh baya dan seorang pemuda. Sesosok paruh baya itu Aki Karma dan sesosok pemuda itu adalah Ujang. Di depan makam Bapak Aki Karma bercerita tentang dirinya dan Bapak ketika hidup, dia juga menceritakan awal mula dia bertemu dengan Bapak hingga akhirnya Aki Karma menetap di Kampung Sepuh. Aki Karma mengambil dompet di saku belakang nya, dompet yang terlihat lusuh.

    Last Updated : 2021-07-29

Latest chapter

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status