Share

WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU
WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU
Author: Cistykeyla

BAB 1

Author: Cistykeyla
last update Last Updated: 2024-04-03 19:05:08

Rara hanya tersenyum, sejak kandasnya pertunangannya dengan Nathan, Rara memang tidak suka jika harus menghadiri acara-acara yang melibatkan banyak orang, terutama orang-orang yang dikenalnya. Seperti saat ini. Di tangannya ada undangan pernikahan dari teman SD-nya. Sudah pasti acara ini akan menjadi acara reuni dadakan.

"Ra...kamu harus move on, kamu harus bisa melanjutkan hidup kamu, Ra." kata Fina sedih sambil melihat ke arah Rara.

Rara terdiam, matanya mengembun mendengar kata-kata Fina. Rara juga inginnya begitu, bisa mengikhlaskan tulisan hidupnya yang tak berjalan dengan baik. Namun hatinya masih terasa sakit dan pedih.

Nathan, laki-laki itu tega memutuskan pertunangan mereka tanpa alasan yang jelas, membuat persiapan pernikahan mereka yang hampir selesai, harus berhenti begitu saja. Dan yang lebih menyakitkan, hanya berselang sebulan dari laki-laki itu memutuskan pertunangan mereka, terdengar kabar bahwa Nathan menikahi wanita lain di kota tempatnya bekerja.

Rara yang syok ditambah keluarganya yang malu, membuat Rara memilih untuk menutup diri dan menghindari acara apapun, tujuan Rara hanya satu, tidak melihat tatapan kasihan dari orang-orang itu.

"Fin, aku gak usah datang aja ya." pinta Rara dengan wajah memelas.

Fina terdengar menghembuskan nafas panjang, dia menatap wajah Rara dengan lembut.

"Kinara Larasati..." Fina memanggil nama lengkap Rara. "Berhenti bersikap seperti ini. Menarik diri dari dunia luar bukanlah jawaban dari masalah kamu, Ra."

"Kamu ikut, kamu harus mulai menghadapi dirimu sendiri." lanjut FIna. "Tidak ada gunanya meratapi hidup seperti ini, kamu pasti bisa bangkit, Ra."

Mata Rara berkaca-kaca menatap Fina.

"Nanti, ada teman kita yang akan datang, kamu pasti menyesal kalo gak ikut." kata Fina sambil mengerlingkan matanya membuat Rara heran.

"Siapa?" tanya Rara.

"Revan, teman masa kecil kita." jawab Fina terdengar riang. "Kamu masih ingat kan?." tanya Fina.

Mata Rara tampak terkejut, tentu saja dia masih ingat dengan teman masa kecilnya itu.

"Kita sudah lama gak kumpul berempat, Ra."

"Terakhir kita ketemu Revan waktu perpisahan SD kan?" tanya Fina sambil menatap mata Rara. Rara mengangguk.

Pikiran Rara kemudian terbang ke beberapa tahun silam, ketika mereka berempat masih duduk disekolah dasar. Rara dan Fina, Revan dan Bastian. Mereka adalah fantastic four, begitu mereka menyebut diri mereka saat itu. Karena rumah mereka yang berdekatan, mereka jadi suka bermain bersama.

Revan saat itu tinggal bersama dengan kakek dan neneknya, dia dititipkan disana karena kedua orang tuanya sedang sibuk mengelola bisnis di Singapura. Mereka berempat menjadi teman satu kelas, mereka sangat senang sekali, dan persahabatan mereka berlanjut hingga mereka kelas enam.

Sampai akhirnya, Revan pindah mengikuti orang tuanya setelah kelulusan, sejak itu Rara, Fina dan Bastian kehilangan kontak dengannya.

Waktu berlalu, dan hari acara semakin dekat. Mereka pun sepakat untuk menginap di vila Revan, karena memang acaranya diadakan di Puncak, Bogor.

Rara melihat ke sekeliling, villa Revan cukup besar dan sangat indah, terletak di dataran tinggi membuat udara sekelilingnya terasa sejuk. Tampak kebun bunga mengelilingi bangunan utama villa. Rara tersenyum melihatnya.

Rara segera mengikuti kedua sahabatnya untuk masuk ke dalam villa karena tiba-tiba gerimis datang.

"Hei, Brooo...you look amazing." kata Bastian yang terdengar sok bahasa inggris.

Rara belum melihat sosok Revan karena tubuhnya terhalang oleh tubuh Bastian dan sebuah pilar.

"Hahaa... kamu bisa aja Bas." balas Revan, suaranya sangat asing ditelinga Rara, tentu saja dia terakhir kali mendengar suara laki-laki itu ketika mereka masih SD. "Mana Rara?"

Jantung Rara berdebar lebih cepat ketika mendengar laki-laki itu menyebut namanya.

Mata Revan dan Rara bertubrukan, sesaat dunia seperti berhenti berputar. Revan dan Rara terdiam dan saling menatap untuk beberapa saat.

Revan kemudian melangkah mendekati Rara dan mengambil koper Rara dari tangannya.

"Halo, Kinara Larasati." kata Revan dengan tersenyum, matanya memandang lekat manik mata Rara yang berwana hitam keabuan.

"Hai, Van." jawab Rara sedikit gugup. Entah mengapa Rara melihat ada yang berbeda dimata sahabat masa kecilnya itu.

Malam harinya, pesta pernikahan Mahen, teman SD mereka, digelar dengan cukup mewah, dan seperti tebakan Rara, Nathan juga datang.

Rara melihat dari kejauhan Nathan tampak mesra menggandeng seorang wanita yang sudah pasti adalah istrinya.

Mata Rara sedikit berembun, meskipun dia tidak ingin melihat pemandangan didepannya, tapi tetap saja bayangan mereka tertangkap sudut matanya.

"Aku ke kamar mandi dulu, Fin." pamit Rara lalu cepat-cepat pergi.

Rara memilih merapat ke balkon. Niatnya ingin menenangkan diri, tapi kehadiran seorang pria membuat emosinya meledak. Nathan menghampirinya dengan senyum menjijikan.

Lantas saja Rara segera berbalik badan. Namun, Nathan mencengkeram tangannya.

"Lepaskan aku!"

"Aku hanya ingin bicara, Ra. Kenapa kamu jual mahal sekali sih." kata Nathan terdengar kesal, laki-laki itu mencengkram tangan Rara karena wanita itu hendak pergi dan menolak berbicara dengannya.

"Gak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" tolak Rara kasar. Matanya menatap nyalang pada mantan tunangannya itu. Hatinya yang masih terluka membuatnya tak sudi berlama-lama dengan lelaki itu.

"Hei, lepaskan tanganmu!"

Related chapters

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 2

    "Hei, lepaskan tanganmu!" kata Revan marah dan menghempaskan tangan Nathan dari lengan Rara.Nathan terkejut dengan kehadiran Revan, dia tidak pernah melihat Revan sebelumnya."Kamu gak papa, Ra?." tanya Revan cemas sambil memeriksa tangan Rara.Rara menggeleng lalu bersembunyi dibalik tubuh Revan.Nathan terlihat kesal, perhatian Revan pada Rara sedikit mengganggu hatinya, padahal Nathan sudah menikah."Siapa kamu, tidak usah ikut campur urusan kami!" kata Nathan kasar.Revan tersenyum mengejek."Hei, Bung. Apa perlu saya panggilkan istri anda agar dia melihat suaminya sedang mengganggu wanita lain?" sindir Revan."Sialan kamu!" Nathan hendak mengulurkan tangannya membogem Revan namun Revan lebih dulu menghindar."Nathan!" Rara memekik. "Jadi, ini pacar baru kamu, Ra?" tanya Nathan sambil memandang Revan dari atas ke bawah."Hati-hati, Ra, laki-laki seperti dia pasti banyak main sama wanita." kata Nathan meremehkan Revan, padahal dia sendiri sudah mengkhianati Rara.Rara mengabaikan

    Last Updated : 2024-04-03
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 3

    "Agrhhhhhh!." Rara terhenyak dan segera membuka mata ketika mendengar teriakan Fina. Ia melihat temannya itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah panik.“Fina?.” tanya Rara bingung.“Apa yang kalian lakukan?!.” teriak Fina.Rara kemudian melihat pada tubuhnya sendiri yang terasa aneh. Tubuh Rara menegang saat mendapati bahwa dia sedang tidak memakai apapun dibalik selimut, dia juga merasakan sakit pada area intinya.Rara melihat Fina yang sedang menatapnya dengan tatapan menyesal. Rara lalu menoleh dan melihat Revan yang tepat ada disebelahnya, dalam ranjang yang sama, dan dalam satu selimut yang sama."Ahggggggg!." jerit Rara saat menyadari Revan juga tidak mengenakan pakaian. ***Rara, Revan, Bastian dan Fina sedang ada di ruang tamu di Villa milik Revan sekarang.Fina dan Bastian menatap tajam ke arah Revan dan Rara. Suami istri itu seperti orang tua yang sedang memarahi anak-anak mereka."Van, kok lu tega sih?." tanya Bastian dengan nada yang tak bersahabat."Rara

    Last Updated : 2024-04-03
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 4

    Rasanya seperti mimpi, Rara menyetujui lamaran pernikahan mendadak dari Revan hanya karena kejadian satu malam itu. Saat ini, Rara melihat pantulan dirinya sendiri didalam cermin. Rara masih merasa tak percaya jika hari ini dia akan menikah."Ra, kamu siap?." tanya mamanya, dilihatnya putri semata wayangnya itu dengan mata yang berkaca-kaca. Rara mengangguk, lalu berbalik menghadap ke arah mamanya."Ma, maafin Rara ya." kata Rara dengan suara bergetar. Rara meminta maaf karena selama ini sudah membuat mamanya sedih. Dia merasa sudah membuat malu papa mamanya ketika pertunangannya dengan Nathan kandas begitu saja."Sayang, kamu gak perlu minta maaf. Papa mama ga pernah merasa bahwa itu adalah kesalahan kamu." kata mama Rara sambil memegang tangan putrinya. Dia sangat paham dengan apa yang Rara katakan."Mulai hari ini lepaskan semua tentang masa lalu kamu ya, tidak perlu mengingatnya lagi." kata mama Rara lembut."Sekarang sudah waktunya kamu menatap masa depan. Masa depanmu dengan

    Last Updated : 2024-04-03
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 5

    "Van, kamu sudah pulang?." tanya Rara yang terbangun karena merasa ingin buang air kecil.Dilihatnya laki-laki itu sedang duduk ditepian sofa, tepat disampingnya."Iyah, aku baru aja datang. Kamu udah makan?." tanya Revan lembut sambil merapikan anak rambut Rara yang jatuh dipipinya. Rara tersipu, wanita itu masih belum terbiasa dengan sikap suaminya yang manis. "Aku tadi makan kue yang kita beli. Kamu udah makan?." ganti Rara bertanya. Revan menggeleng."Aku juga belum." jawab Revan."Gimana kalo kita makan diluar aja, ada tempat asik didekat sini buat pacaran." ajak Revan."Hmmm...boleh juga." kata Rara setuju. Rara kemudian berganti pakaian sementara Revan menyegarkan dirinya dengan mandi.Revan membawa Rara ke sebuah cafe yang sedang kekinian di kota Bandung. Cafe itu terletak ditempat yang strategis membuatnya mudah dijangkau.Cafe itu buka dari siang hingga tengah malam, dan semakin ramai dengan pengunjung dimalam hari.Saat Revan dan Rara datang, sudah banyak antrian disana, n

    Last Updated : 2024-04-05
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 6

    "Ya, ampun, Revan. Aku sempat ragu loh tadi, kupikir aku salah lihat." kata wanita itu sambil memeluk dan mencium pipi Revan yang sedang duduk.Mata Rara membola melihat pemandangan didepannya, sedangkan Revan tampak terkejut dengan kedatangan wanita itu."Kamu nginep di hotel mana, Van. Nanti aku...""Sayang, ini temanku, namanya Mela..." kata Revan memotong ucapan Mela.Mela terdiam, dia segera menoleh ke belakang, mengikuti arah mata Revan. Mela melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita meski tanpa make up yang tebal, Mela memperhatikan Rara sesaat lalu kembali memandang Revan."Ups, maaf, aku gak tau kalau kamu lagi sama seseorang." kata Mela dengan ciri khas wanita penggoda, membuat Rara ingin mencakar wajahnya.Hati Rara masih panas karena melihat pipi Revan dicium oleh bibir wanita itu."Dia pacar baru kamu, Van?." tanya Mela santai, dia hendak duduk dikursi dekat Revan."Dia istriku." kata Revan tegas membuat Mela hampir terjungkal."Kami baru saja menikah beberapa hari

    Last Updated : 2024-04-06
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 7

    "Ra, kita gak usah nunda punya anak ya." kata Revan sambil mengusap lembut perut rata Rara.Rara membuka matanya, kantuknya seketika hilang. Dia sedikit terkejut mendengar ucapan Revan."Kamu udah siap, Van?." tanya Rara serius. Dia tak menyangka Revan akan membahasnya diawal pernikahan mereka.Rara pikir karena mereka adalah pengantin baru, Revan ingin menikmati dulu kebersamaan mereka hingga beberapa bulan kedepan, baru akan berpikir punya anak.Karena setau Rara, Bastian dan Fina seperti itu, mereka sengaja menunda memiliki anak karena masih ingin berduaan."Siap lahir batin, sayang." kata Revan.Rara membalik tubuhnya sehingga dia dan Revan saling berhadapan. Rara menatap lekat manik mata suaminya itu."Beneran kamu siap?." tanya Rara memastikan.Revan mengangguk."Biasanya kan laki-laki masih pingin begituan lebih lama, Van. Apalagi kita pengantin baru." kata Rara masih belum percaya.Revan tertawa mendengar ucapan Rara, istrinya itu sungguh pintar membuatnya merasa gemas.Revan

    Last Updated : 2024-04-08
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 8

    Revan sedang berbicara dengan seorang wanita di proyeknya, Rara yang duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri memperhatikan dengan seksama.Rara sedikit kesal melihat klien wanita disamping Revan itu terus melihat dan memperhatikan suaminya.Rara tahu tatapan wanita itu bukan tatapan yang biasa, tapi tatapan suka dan memuja. Padahal Revan tadi sudah memperkenalkan Rara sebagai istrinya pada wanita itu, tapi ternyata tak membuat wanita itu menjaga matanya."Dasar wanita genit." Rara mengomel sendiri, dia menyesap jus jeruk yang ada didepannya.Revan memang laki-laki yang tampan, bahkan ketampanannya diatas rata-rata. Tubuhnya yang tinggi dan atletis dengan berat badan yang ideal membuatnya semakin rupawan.Revan sesekali terlihat menoleh ke arah Rara, saat mata mereka bertemu, senyum mereka saling mengembang. Rara menyukai interaksi kecilnya dengan Revan.Dulu ketika bersama dengan Nathan, entah mengapa Rara tidak pernah mendapati hal-hal kecil yang manis seperti ini."Baiklah kalau b

    Last Updated : 2024-04-10
  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 9

    "Van, aku mau bicara!" kata sosok itu ketika sudah lebih dekat dengan mereka.Rara menggigit bibirnya dalam, dia menatap Revan dan sosok wanita itu bergantian. Rara lalu melepaskan tangannya dari tangan Revan, membuat Revan menoleh."Aku tunggu disana, Van." kata Rara lalu segera masuk ke restoran tanpa menunggu jawaban suaminya.Revan sedikit keberatan, dia hendak mengejar Rara namun wanita didepannya menghandang. Matanya melotot."Kamu mau apa sih, ganggu banget jadi cewek!" kata Revan kesal."Kamu berhutang penjelasan sama aku, Van!" kata wanita itu.Revan menarik nafasnya panjang. Kesal."Dengar ya, Dinda. Dari awal kamu ngejar aku, aku sudah bilang gak akan menjanjikan hubungan apa-apa sama kamu.""Kita cuma one night stand, gak lebih!.""Aku juga gak pernah maksa kamu. Jadi aku gak berhutang apa-apa sama kamu!." kata Revan dengan suara rendah tapi penuh penekanan. Wajahnya marah dan serius."Tapi aku mencintai kamu, Van." kata Dinda sedih, air matanya berlinang.Revan melihat ora

    Last Updated : 2024-04-18

Latest chapter

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 27

    "Sepertinya wanita ini putus asa, Bastian. Hingga dia memerlukan pertolonganmu untuk menghamilinya!.""Dan dia melakukannya agar bisa menekanku untuk bertanggung jawab padanya!." Revan melihat Bastian yang tengah menatap tajam pada Marsya. Rahang laki-laki itu mengeras karena marah pada wanita didepannya."Apa itu benar, Sya!. Kamu memperalatku?." tanya Bastian, sedangkan Marsya menggeleng lemah."Katakan, Sya!. Apa benar Bastian adalah ayah bayimu?." tantang Revan."Bukankah kamu tidak ingin hamil dan melahirkan tanpa seorang suami?.""Aku tidak mungkin bertanggung jawab, karena aku tidak menghamilimu!.""Jadi, sekarang Bastian adalah satu-satunya kesempatanmu, Sya!.""Ayah kandung anakmu ada didepanmu, apa kamu tidak mau menyuruhnya bertanggung jawab?." Sindir Revan.Marsya terdiam, air matanya masih mengalir membasahi pipinya. Dia tidak menyangka kalau jebakannya pada Revan tidak berhasil. Dia tidak pernah tahu kalau laki-laki itu memutus jalur spe*manya."Bas...aku..." Marsya tida

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 26

    "Lepas, Van!. Sakitt!." Marsya menarik tangan Revan yang tengah mencengkram rahangnya.Revan melepaskan wajah Marsya dengan kasar membuat wanita itu terhuyung dan nyaris terjatuh."Revan!. Kau bisa mencelakai anak kita!." protes Marsya dengan suara yang sedikit keras. Dia berani membentak Revan karena percaya diri kalau anak yang tengah dikandungnya adalah milik Revan."Anakku?. Benarkah?." ejek Revan sambil memindai Marsya dari atas sampai bawah."Marsya...Marsya...aku tidak percaya ternyata aku membesarkan ular selama ini!." kata Revan sambil mengambil minuman dari meja bar dan meneguknya.Marsya yang mendengar ejekan Revan hanya mengernyitkan keningnya."Kupikir selama ini kamu adalah wanita yang polos, Sya!. Dan aku sangat merasa bersalah karenanya!.""Bersalah karena sudah meniduri wanita polos dan lugu sepertimu..." Revan duduk di meja bar sambil menggoyang gelasnya, matanya memperhatikan Marsya yang masih berdiri ditempatnya."Ternyata aku salah, kamu ternyata adalah seorang pe

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 25

    Rara akhirnya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dengan catatan dia harus beristirahat total di rumah.Sepulang dari rumah sakit, Revan segera membawa Rara ke rumah baru mereka yang terletak di kawasan perumahan elit tengah kota."Van, aku bisa jalan sendiri!." protes Rara ketika Revan menggendongnya saat turun dari mobil."Dokter bilang kamu gak boleh banyak bergerak dulu, sayang!.""Itu artinya kamu harus digendong!." kata Revan lembut.Rara mencebikkan bibirnya, mau tak mau dia mengalungkan tangannya ke leher suaminya."Bawa barang-barang kami ke atas ya, bik!." kata Revan pada wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga."Baik, den!." jawabnya.Revan lalu membawa Rara ke lantai atas, ke kamar mereka. Rara memperhatikan sekeliling rumah itu, namun tidak semuanya bisa dia lihat."Sekarang istirahat dulu ya, besok aku akan membawamu melihat-lihat rumah kita!." kata Revan lembut ketika memperhatikan Rara mengedarkan pandangannya.Rara hanya terdiam, dia tidak menjawab u

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 24

    "Aku mendengar kamu tidak jadi menikah. Dan itu kabar baik buatku."Rara melihat mata Revan yang menatapnya lebih dalam, seolah sedang menyelami perasaan Rara."Aku tergila-gila padamu, Ra!. Perasaanku tidak pernah bisa hilang sejak kita masih kecil!.""Jadi, ketika kamu putus dengan tunanganmu, aku berusaha mencari cara untuk mendekatimu!.""Aku mulai meninggalkan semua kehidupan malamku, termasuk Marsya.""Aku berhenti ke club, aku berhenti mencari wanita-wanita diluar sana, dan aku berhenti menemui Marsya.""Kami hanya bertemu di kantor!."Rara berusaha merangkai penjelasan Revan. Itu artinya sudah cukup lama Revan dan Marsya tidak bertemu."Kapan terakhir kali kamu menemui Marsya secara pribadi?. Apakah di apartemennya?." tanya Rara karna mengingat jas Revan yang tertinggal disana.Suami Rara itu terlihat menghembuskan nafas panjang."Sebulan sebelum aku bertemu denganmu, itu terakhir kali aku menemuinya di apartemennya." jawab Revan."Tapi kami hanya bicara, kami tidak melakukan

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 23

    "Marsya mengaku dia hamil anak Revan,." kata Revan membuat kedua orang tuanya terkejut."Revan yakin, Marsya menyuruh ibunya untuk meneror Rara. Wanita itu sengaja mendatangi Rara dan mengatakan kehamilan anaknya!." kata Revan terlihat marah."Revan, tunggu...apa maksud kamu?. Sekretaris kamu hamil, apa itu anakmu?." tanya papanya tak percaya."Enggak pa, itu bukan anak Revan!." sanggah Revan cepat."Kamu yakin?." tanya papanya lagi. Tentu saja dia ikut merasa cemas.Mama Revan tampak sedih dan meneteskan air mata. Dia bisa membayangkan bagaimana perasaan Rara."Revan yakin, Pa. Revan bahkan menantang Marsya untuk tes DNa, tapi dia tidak mau.""Dia ingin Revan menikahi dia, setelah dia melahirkan baru dia bersedia tes DNa...""Tapi, Revan yakin kalau itu hanya akal-akalan Marsya saja, Pa!.""Dia mau menjebak Revan." kata Revan panjang lebar.Papa Revan membetulkan letak kacamatanya. Dengan bijaksana dia bertanya pada Revan."Jika dia anak kamu, bagaimana?.""Kamu berani bertindak, kam

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 22

    Revan memarkir mobilnya dengan sembarangan ketika sudah sampai didepan rumah sakit, dia bahkan meninggalkan mobilnya masih lengkap dengan kuncinya. Dia langsung turun dan segera berlari kedalam rumah sakit, meninggalkan mobilnya dengan pintu yang terbuka."Dimana pasien atas nama Kinara Larasati?." tanya Revan dengan terburu-buru, nafasnya memburu karena dia berlari sejak tadi."Nyonya Kinara ada di ruang observasi ibu hamil, disebelah sana!." petugas front office memberikan arah pada Revan. Revan segera berlari, jantungnya berdegup sangat kencang, ada ketakutan menyergapnya.Seseorang menelpon Revan ketika dia sedang meeting, mengabarkan bahwa Rara terjatuh di supermarket dan sedang dibawa oleh ambulance ke rumah sakit. Revan seketika menghentikan rapatnya dan menuju ke rumah sakit.Ruang Observasi Ibu Hamil. Revan membaca papan petunjuk didepan pintu, Revan segera masuk dan melihat seorang perawat."Pasien atas nama Kinara Larasati, apakah istri saya ada disini?." tanyanya dengan ce

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 21

    Hari ini adalah jadwal Rara untuk kembali berkunjung ke dokter guna memeriksakan kehamilannya. Revan sudah sangat tidak sabar, sejak pagi suami Rara itu terus menerus menelpon Rara mengatakan akan menjemput Rara dan mengingatkan Rara bahwa mereka akan ke dokter."Ya ampun, Van!. Kamu udah berapa kali telpon hari ini?.""Aku ingat sayang, kita akan pergi ke dokter buat lihat junior!." kata Rara gemas."Sekarang masih jam tiga, Van. Dokternya nanti jam tujuh malam.""Apa, mau pulang sekarang?."Rara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya. Tapi hatinya juga merasa sangat bahagia, karena Revan begitu senang dan bersemangat menyambut kehamilan Rara."Sayang, papa kamu sangat sayang sekali loh sama kamu.""Dia gak sabar pingin lihat kamu, nanti kamu kasih lihat papa kalau kamu udah tambah besar diperut mama ya!.""Biar papa seneng, oke!." kata Rara lembut sambil mengusap perutnya yang masih rata. Rara tersenyum.Tak lama, Revan benar-benar datang seperti yang dia katakan ketika

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 20

    Rara melihat Revan yang sudah selesai mandi, dia segera menghampiri dan memberikan piyama tidur untuk suaminya itu."Makasih, sayang!." kata Revan sambil tersenyum."Makanannya udah aku hangatin, makan yuk!." ajak Rara. Perutnya juga terasa sudah mulai lapar sekarang. Sejak hamil, Rara memang merasa jadi mudah sekali lapar.Revan mengganguk dan segera berganti pakaian. Revan kemudian memeluk istrinya hanga dan mencium keningnya. Mereka lalu bergandengan tangan keluar dari kamar menuju ke meja makan.Rara melayani suaminya dengan baik, dia mengambilkan nasi dan lauk pauk, juga menuang air putih dalam gelas.Revan sangat bahagia melihat kebersamaannya dengan Rara. Rara adalah wanita impiannya, dan sekarang mereka sudah menikah, bahkan akan segera memiliki anak, membuat Revan tak menginginkan apa-apa lagi dalam kehidupannya. Bagi Revan hidupnya kini sudah lengkap dan sempurna!."Makasih, sayang!." kata Revan. Mereka lalu menikmati makanan mereka dengan tenang sambil mengobrol ringan."Sa

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 19

    "Apa saya boleh masuk?." tanya Marsya sambil menatap lekat Rara.Rara tidak serta merta menginjinkan permintaan sekretaris Revan itu untuk masuk, karena dia melihat ada maksud terselubung dari kedatangan wanita itu."Tidak perlu, karena saya rasa kamu tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam apartemen kami!." tolak Rara."Bos kamu, suami saya, sedang ada di kantor, jadi kalau kamu mencarinya harusnya disana!. Bukan kesini!." ketus Rara. Dia merasa tidak perlu berbicara dengan baik pada wanita seperti Marsya.Marsya terlihat menekan emosinya. Tangannya yang sedang memegang sebuah paper bag tampak mencengkram lebih erat."Saya sudah tidak bekerja dikantor pak Revan!." kata Marsya yang seketika membuat Rara terkejut, tapi dia segera bersikap sewajar mungkin."Karena itu saya tidak mencarinya dikantor!." lanjut wanita itu."Kebetulan saya tahu pasword apartemen ini karena saya sering kesini.""jadi ya saya datang kesini!." Rara menghela nafasnya, dia tahu wanita didepannya ini sedang in

DMCA.com Protection Status