"Menyesal aku, pernah mencari keberadaanmu kesana kemari, dan ingin bertanggung jawab atas kehamilan kamu waktu itu, aku yakin bayi itu bukan hanya bayiku." celetuk Nick. Entah mengapa melihat Mela dan juga Tuan Wili barusan, membuat Nick kesal, karena ia menganggap Mela sudah berubah, tapi nyatanya, baru saja kedua mata Nick di suguhi pemandangan yang di luar dugaan."Dasar wanita murahan!" seru Nick penuh penekanan.Mela tidak ingin menanggapi ucapan dari Nick, dan hanya mengepalkan kedua telapak tangannya untuk meredam emosi.Susah payah Mela menghindar dari dunia malam, tapi masih saja mendengar hinaan. Dan hinaan itu keluar dari bibir pria yang pernah mencicipi tubuhnya, bukan itu saja, pria tersebut sekarang adalah atasan di tempatnya bekerja."Aku ingatkan sekali lagi padamu! Ini masih jam kerja, jadi jangan menjadi wanita murahan pada klien baruku, mengerti! Dasar murahan!"Kesal Nick kembali menekankan kata murahan, meskipun kenyataannya seperti itu.Mela yang sedari tadi e
Tatapan tajam dari sang atasan menyambut kedatangan Mela, padahal ia sampai kantor sepuluh menit sebelum jam kerjanya di mulai.Dengan malas Mela mendekati meja kerja dimana Nick masih menatapnya dengan tajam."Ada yang bisa aku bantu Pak?" tanya Mela santai."Ini sudah jam berapa hah?!""Jam sembilan Pak," jawab Mela, sambil menatap jam yang terpasang di dinding tepat di belakang kursi yang sedang Nick duduki."Dan kamu sudah telat satu jam, paham!"Mela menautkan keningnya. "Telat? Yang benar saja Pak, jam kerjaku mulai pukul sembilan, dan sekarang baru jam sembilan, dari mana aku bisa telat. Yang benar saja." Mela tidak terima jika di bilang telat oleh Nick.Nick mengangkat sebelah alisnya, dengan tatapan tidak lepas dari wajah Mela. "Siapa bilang jam kerjamu pukul sembilan?"Mela terdiam sejenak, memang sih dirinya belum di beri tahu jam kerjanya mulai pukul berapa.Tapi Vian, yang bekerja di kantor yang sama. Jam kerjanya mulai dari pukul sembilan pagi."Kenapa tidak di jawab hah
"Taruh kopi itu di meja!" perintah Nick yang sudah menghentikan langkah Mela.Tentu saja, perintahnya tidak dihiraukan oleh Mela, yang memilih melangkahkan kakinya kembali, dan keluar dari dalam ruangan tersebut.Untuk apa mengikuti perintah atasannya tersebut, yang sudah seperti binatang. Tidak tahu malu bercinta di sembarang tempat, dan di lihat orang.Meskipun Mela sadar, ia dulu sama saja. Seperti binatang, bercinta dengan pria tanpa ikatan, dan hanya demi uang. Tapi dirinya melakukan buka di tempat umum seperti atasannya tersebut.Setelah memastikan Mela keluar dari dalam ruang kerjanya. Nick mengangkat paksa tubuh Valen sang istri, yang masih berada di atas tubuhnya."Sayang, ada apa? Kita baru mulai?" tanya Valen bingung.Belum lama Nick memintanya untuk bercinta, tapi baru juga senjata sang suami masuk, setelah susah payah Valen bangunkan.Sekarang Nick malah melepas paksa senjatanya. Lalu beranjak dari duduknya, dan mengenakan celananya kembali.Tentu saja hal tersebut membua
FlashbackSeperti biasa, setelah mendapati sang kekasih yang sangat dicintainya selingkuh dengan pria lain.Membuat Nick menjadi playboy kelas kakap, bukan hanya di kampus tempatnya menembah ilmu, tapi juga di kantor tempatnya belajar untuk memegang perusahaan keluarga miliknya.Hampir setiap hari pria tersebut gonta ganti wanita tanpa ada status.Dan Nick lakukan hanya ingin melupakan sang mantan yang masih memenuhi otaknya hingga detik ini juga.Pak Johan yang di suruh olah mami Julia mengawasi sang putra dua puluh empat jam. Selalu di buat naik darah oleh perilaku Nick, yang benar-benar arogan.Di kantor, saat harus mempelajari pekerjaan, yang ada Nick selalu membawa wanita yang berbeda setiap hari, dan bercumbu tanpa peduli dengan nasihat Pak Johan.Nick mendengus kesal, saat ia sedang bercumbu dengan wanita yang berada di atas pangkuannya. Pak Johan tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya."Pak, bisa kan, sekali saja jangan mengganggu kesenanganku!" kesal Nick.Dan kembali bercumbu
Malam ini Nick benar-benar menikmati gadis yang sudah ia bayar dengan mahal. Berbeda dengan malam-malam dimana ia menghabiskan malam bersama wanita penghibur.Karena hanya tiga puluh persen Nick menikmati wanita itu, selebihnya wanita itulah yang menikmati tubuhnya.Tapi berbeda dengan malam ini, seratus persen Nick menikmati gadis tersebut yang tidak banyak bergerak, tapi Nick yang terus bergerak mengendalikan gadis tersebut. Dan permainan seperti ini yang Nick sukai.Nick menjatuhkan tubuhnya di samping gadis tersebut yang masih terbaring diatas ranjang kamar hotel dimana keduanya berada.Setelah tubuhnya tidak berdaya lagi, karena bertubi-tubi Nick merasakan kenikmatan yang luar biasa.Ponsel di kantong celana Nick yang berada di lantai terus berdering.Membuat Nick yang masih menikmati sisa-sisa kenikmatan, langsung mengumpat. "Sialan!"Nick mengabaikan suara dari dering ponselnya, memilih menoleh pada gadis yang ada di sampingnya.Nick, refleks menarik selimut untuk menutupi tubu
Akhirnya Nick dilarikan ke rumah sakit, setelah tiba-tiba tidak sadarkan diri.Hal tersebut membuat Valen sang istri dan juga mama Julia segera menuju rumah sakit dimana Nick sekarang berada.Bergegas mami Julia yang sudah berada di rumah sakit, segera menuju ruangan dimana Nick berada.Wanita paruh baya tersebut yang masih terlihat cantik dan juga elegan di usianya yang tidak muda lagi, menatap ranjang dimana sang putra berada, setelahnya mengalihkan tatapannya pada Frans sahabat sang putra dan juga salah satu dokter di rumah sakit tersebut, yang berdiri disisi ranjang perawatan dimana Nick berada."Frans, apa yang terjadi pada Nick?" tanya mami Julia dengan panik yang masih menyelimuti hatinya.Setelah mendapat kabar sang putra jatuh pingsan di kantor.Frans bingung mau menjawab pertanyaan mami Julia seperti apa. Karena kondisi Nick baik-baik saja."Kenapa diam saja?" Mami Julia bertanya lagi, karena Frans malah diam.Kemudian menatap pada Nick yang belum juga sadarkan diri. "Ya amp
Kekecewaan tidak bisa lagi mami Julia tutupi, ketika prediksinya jauh dari harapan.Setelah dokter Feni yang baru memeriksa Valen, mengatakan jika menantunya tersebut tidak sedang hamil, seperti apa yang tadi dirinya pikiran.Valen memeluk lengan mami Julia ketika keduanya baru saja keluar dari ruangan dokter Feni."Mi, aku tahu Mami sangat menginginkan cucu dari aku dan juga Nick, tapi Tuhan sepertinya belum mau menitipkan bayi di rahim aku, jadi Mami tidak perlu bersedih ya." Valen coba menghibur ibu mertuanya tersebut.Mami Julia menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan dari sang menantu.Tentu dengan pikiran tertuju pada sang putra, yang Mami Julia kira mengalami kehamilan simpatik.Dan mami Julia sedang berpikir, wanita mana lagi yang mengandung anak dari Nick.Valen melepas pelukan lengan mami Julia. "Mi, aku ingin beli sesuatu di kantin, Mami masuk duluan saja."Kembali lagi mami Julia menganggukkan kepalanya, lalu menatap kepergian sang sang menantu.Setelah kepergian
Mela merasa bingung, sudah hampir satu jam di perjalanan, tapi Vera saudari tirinya tersebut masih menyuruh supir taksi online yang keduanya naiki, untuk terus melajukan mobilnya.Padahal Vera mengajaknya pergi untuk makan malam di kafe.Tapi nyatanya sudah beberapa kafe kekinian terlewati.Mela menoleh pada Vera yang duduk tepat disampingnya."Ver, ini sudah satu jam lebih, dan kita sudah melewati beberapa kafe kekinian. Sebenarnya kamu ingin ke kafe yang mana?" tanya Mela untuk memastikan, saudari tirinya tersebut mau ke kafe yang mana."Ada, masih jauh. Aku ingin mencoba makanan di kafe itu yang baru buka." jawab Vera, tanpa menoleh pada Mela, dan fokus pada ponsel yang ada di tangannya.Jika buka perintah dari Madam untuk membawa Mela padanya. Enggan untuk Vera duduk dan juga berbicang dengan saudari tirinya tersebut.Tapi demi uang yang sudah Madam janjikan padanya, jika berhasil membawa Mela pada wanita itu, Vera mau tidak mau harus melakukan hal tersebut.Karena dirinya tidak l