WANITA PANGGILAN 24 B
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Kisah asmara mereka memang cukup pelik. Banyak rasa dan pengorbanan yang tidak bisa terganti. Kuatnya ikatan itu seakan menarik hubungan yang akan terus berkaitan untuk jangka waktu yang lama.
Marvin dan Keya sadar, kalau Lian memang tidak pernah main-main dalam berhubungan. Namun, jika hatinya sudah tersenggol yang tersisa hanya tidak ada kesempatan kedua.
"Aku harap kamu mau memaafkan kami, Sha ... tapi, kalau tidak bisa pun, kami tidak apa-apa. Aku akan menanggung semuanya dan mendoakan kebahagiaanmu bersama Lian. Dia lelaki baik dan setia. Tidak seperti kami. Maaf, kalau kedatangan kami menganggu. Kami hanya ingin melepaskan beban yang lama menyiksa hati." Keya berucap dengan sungguh-sungguh dan dari hati, lalu pergi meninggalkan mereka. Marvin menuntun wanita pilihannya dengan hati sedikit lega.
WANITA PANGGILAN 25 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSejauh mana pun jarak memisahkan anak dan seorang ibu pasti rasa rindu akan selalu ada terselip di hati keduanya. Hanya soal bagaimana cara masing-masing menyampaikan rasa itu. Meski seben-ci apa pun, pasti masih ada cinta di ruang dasar hatinya.Tidak mudah menghapus ikatan antar keduanya hanya karena tidak tahu keberadaannya. Dengan saling mengingat menjadi cara bahwa sosok itu masih dirindukan kehadirannya. Walau ada luka, tetapi itu tidak menjadi alasan untuk mengetahui keadaannya. Itulah ikatan hubungan yang sesungguhnya.Mayasha mencoba mengingat itu sebelum matanya terpejam. Semua sentuhan dari Lian juga mengantar malam ini agar bermimpi indah. Rasa rindu ia simpan untuk kedua orang spesial dalam hidupnya di masa kini dan dulu.&
WANITA PANGGILAN 25 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBayangan bercumbu beberapa jam yang lalu membuat dadanya sesak menahan rindu. Ingin sekali bersamanya setiap saat dan bercinta setiap waktu. Lian mengambil ponsel di dekat bantal, lalu membuka dengan maksud mengucapkan selamat malam. Namun, foto wallpaper ponselnya membuat rasa rindu kian menggunung."May ... aku rindu," lirihnya sambil mengusap foto Mayasha di pangkuannya.Puas memandangi fotonya, Lian membuka aplikasi hijau untuk menuliskan pesan selamat malam dan menyampaikan rindu yang menggebu.Lian[Selamat malam, Sayang ... udah tidur belum? Aku kangen kamu ....]Pesan terkirim. Lian memainkan ponselnya sembari menunggu pesan balasan. Menunggu menjadi hal yang paling tidak disukai sekarang. Lian bahkan mengigit jemarinya untuk mengusir
WANITA PANGGILAN 25 COleh: Kenong Auliya ZhafiraSepuluh menit berlalu, akhirnya Lian sampai di depan rumah Mayahsa. Kejadian semalam membuat senyum lesung pipinya terukir di wajahnya. Mengingat itu mendadak darahnya berdesir hebat, seperti bunga yang bergoyang karena dihinggapi sang kumbang.Lian merogoh saku celana mengambil ponselnya. Nama Mayasha dalam kontak langsung ditekan mode panggilan. Kejutan seperti ini pasti akan membuatnya tidak merasa sendiri. Masih ada dirinya yang akan menghujani Mayasha penuh cinta dan kasih sayang.Mayasha yang masih mengenakan celana pendek dan baju dalam berwarna hitam, tengah bergumul dengan selimut. Mendengar bunyi ponsel, matanya terbuka dan meraihnya. Ia bahkan tidak sempat membaca siapa orang yang menelpon."Halo ...," sapanya dengan suara parau."Buka pintunya, Sayang ... a
WANITA PANGGILAN 26 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendengar wanita yang biasa membuat jasa wanita panggilan tidak menerima tamu lagi seakan membakar darah seorang pria berusia tiga puluh dua tahun itu mendidih. Nevan Adiguna adalah pria yang sering menyewa ketika raganya merindukan kesenangan.Ia mengakui sempat jatuh hati pada sosok wanita yang kerap membuatnya memejamkan mata ketika bersama. Bahkan Nevan rela membayar lebih lewat Elena karena masih ingin berjalan ke surga dunia.Namun, gayung sepertinya tidak bersambut. Mayasha menolak mentah-mentah cinta yang ditawarkan. Karena baginya cinta adalah bualan luka yang membuat hidup merana.Kepalanya masih mengingat dengan jelas sudah berapa kali memanggilnya di sebuah hotel ternama di kota. Bekerja sebagai pemilik warung sembako terbesar di daerahnya membuat Nevan mudah mencari hiburan di l
WANITA PANGGILAN 26 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMemikirkan nasib bagaimana bisa bertemu kembali dengan Nevan membuat Mayasha sampai ke rumah tanpa disadari. Ia menaruh motor sembarangan di halaman rumah.Ingatan untuk memanggil orang bengkel menari di kepala. Mayasha duduk sejenak di teras, lalu menghubungi Elena lewat sambungan telepon.Tidak menunggu lama, suara yang selama ini menemani jalannya terdengar di rungunya."Halo, May ... ada apa?"Suaranya sedikit panik. Mungkin ia berpikir terjadi sesuatu selama tidak menerima tamu. Beginilah Elena ... ia selalu khawatir dan peduli."Em ... begini, tolong panggilkan orang bengkel langgananmu dong ... motornya Lian bannya kempes," ucap Mayasha."Boleh, kamu tunggu aja. Aku tel
WANITA PANGGILAN 27 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSakit. Hanya itu yang dapat dirasakan ketika raga tidak mampu bertahan dari kebia-daban keegoisan manusia. Bukan tidak mau melawan dan lari, tetapi tenaga yang menipis memaksa raga berdiam di tempat. Apalagi bayangan keindahan dan luka saling bertumpuk dan menekan segala rasa menjadi tidak karuan.Mayasha terus membayangkan jika Lian akan hadir dan membuatnya menyelamatkan janji yang telah ia terima ketika menyetujui bersama. Namun, semua itu menghilang bertepatan pandangan mata yang mulai mengabur.Nevan tersenyum licik melihat wanita yang beberapa hari lalu menolak panggilannya lewat temannya. Belum lagi kejadian tadi pagi membuat amarahnya membuncah.Alasan menyudahi pekerjaan sebagai wanita panggilan tapi ujungnya bercinta dengan pria lain itu sa
WANITA PANGGILAN 27 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Masih teringat jelas di kepala ketika Elena menolak halus panggilannya untuk Mayasha dengan berbagai alasan. Namun, kenyataannya ia melihat wanita yang pernah memberinya kenikmatan malah bercumbu dengan pria lain. Itu adalah penolakan yang menghina harga dirinya. Padahal ia tidak gratis saat menikmati tubuhnya. "Kamu kenapa bisa masuk? Pergilah. Aku ingin bersama Mayasha menghabiskan malam berdua," usir Neven secara tegas. Elena menghela napas dan mengembuskannya kasar. Ternyata semua alasan yang ia berikan tidak mempan membuat Nevan menyerah. Bahkan nekat melakukan hal serendah ini. Kini ia mengerti kenapa Lian menyuruhnya ke sini. "Bukankah aku sudah bilang kalau Mayasha tidak menerima tamu lagi? Kenapa harus melakukan hal se
WANITA PANGGILAN 28 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bibir yang bertambah nyeri membuat pikirannya terbuka untuk mencari tahu siapa Lian Erza. Siapa tahu ada celah untuk mematahkan hubungan keduanya dari jalan lain. Kepalanya pun tiba-tiba terpikirkan satu ide. "Tidak mungkin jika wanita seperti Mayasha akan diterima dalam keluarganya. Ah, mungkin cara ini akan lebih baik," gumamnya sembari terus melajukan kendaraannya sampai di rumah. Senyumnya sedikit merekah membayangkan idenya kali ini kemungkinan akan berhasil. Nevan melirik sekilas keadaan tokonya yang masih ramai dengan para remaja. Memang warungnya difasilitasi Wi-Fi, jadi itu menarik pelanggan khususnya remaja untuk singgah ke warungnya. Dengan masih mengenakan helm, Nevan mendekat ke arah wanita yang terbilang cantik dan berbisik, "Jam sembilan nanti warungnya tutup aj
WANITA PANGGILANLast Episode FOleh: Kenong Auliya ZhafiraPermainan selesai dengan nilai tidak kalah jauh. Hanya selisih sepuluh angka. Lian mengakui kelihaian pria di sebelahnya dalam memasukkan bola basket. Ternyata ada yang lebih pintar dari dirinya. Namun, Lian cukup berbesar hati. Baginya kemenangan sesungguhnya adalah memiliki Mayasha—wanita yang kini tengah menatapnya penuh cinta dari arah lain."Selamat, Van. Kamu hebat juga! Aku akui kekalahanku dalam hal ini," ucap Lian sambil menyodorkan tangannya sebagi ucapan selamat.Nevan menyambut tangan itu dan menjabatnya hangat. "Kamu juga hebat! Bisa menaklukkan wanita di sana," jawabnya sambil menunjuk wanita yang tengah menemani bocah bermain balap motor."Kamu bisa aja. Ya udah, aku tinggal dulu. Selamat menikmati waktu berdua. Wanita di sebelahmu juga tidak
WANITA PANGGILANLast Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menghentikan langkah di deretan kursi nomor dua. Tanpa disangka bersebelahan dengan Nevan dan Sasmita. Begitu juga Keya dan Marvin tengah berjalan menuju deretan kursi yang sama."Nevan? Tak kira tidak datang. Terima kasih sudah membantu kemarin," ucap Lian berbasa-basi."Datang dong! Aku yang harusnya terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk menghapus kesalahan lalu. Apalagi diberi kesempatan untuk ikut bergabung dalam acara ini," jawabnya merendah.Mayasha hanya sebagai pendengar yang baik ketika sang pria bicara. Diam adalah lebih baik. Sedangkan Sasmita mendadak canggung karena duduk bersebelahan seperti ini.Wanita yang dulu pernah menorehkan luka ikut bergabung dengan duduk di tengahnya. Marvin pun sam
WANITA PANGGILANLast Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraMayasha memeluk wanita yang telah berkali-kali meminta kata maaf. Ia sadar setiap wanita atau istri memiliki kadar ketahanan berbeda dalam menerima badai yang menghantam biduk rumah tangganya. Jadi, ia tidak ingin lagi membicarakan hal yang telah berlalu. Menjalani hidup setelah itu adalah yang terpenting."Ibu nggak perlu minta maaf terus. Aku udah menerima semua takdir ini sejak dulu. Aku tidak mau menghakimi dan menyalahkan siapa pun. Lebih baik kita saling menggenggam seperti ini. Saling menguatkan untuk ikatan yang sudah seharusnya," jawab Mayasha sembari mengusap punggung yang mungkin dulu pernah begitu rapuh. "Sekarang kita keluar ya? Takut Lian dan Tante Elsa udah nunggu. Nggak enak ...," imbuhnya, lalu melepas pelukan.Wanita yang kini lebih baik dalam menerima garis Tuhan
WANITA PANGGILANLast Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, tangannya membuka pintu kamar. Wanita yang mengaku dirinya ibu ternyata sudah menutup matanya lebih dulu. Wajahnya terlihat masih cantik, mirip Tante Elsa—ibunya Lian. Mayasha mengamati wajah itu dalam cahaya remang lampu kamar. Ada gurat lelah terlihat di bawah matanya."Apa selama ini dia memendam rindu sepertiku? Kenapa wajahnya terlihat begitu lelah?" tanya Mayasha dalam hati, lalu merebahkan diri di sebelah ibunya.Ada debar di dada ketika melihat raga wanita yang selama ini dirindukan setengah hati, tengah berbaring di satu tempat tidur. Perlahan, satu jemari memeluk perut sang ibu. Lalu memejamkan mata dan berdoa keadaan ini bisa selalu ada untuk jangka waktu yang lama. Hingga nanti tetap mengenggam jemarinya erat saat kehidupan kembali menguji.Ketika dua ora
WANITA PANGGILANLast Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraIni pertama kali wanitanya memuji apa yang ia lakukan di hadapan sang ibu. Padahal dulu hal ini yang membuat semua luka tercipta. Namun, semuanya telah berlalu, persis seperti goresan luka yang akan mengering seiring berjalannya waktu."Ehem! Jadi, aku dapet pujian nih ...?" tanya Lian pura-pura tersipu untuk mengukir senyum di sudut bibir wanitanya. "Bajuku kok, tiba-tiba sempit ya?" ujarnya lagi sembari meraba bajunya sendiri.Seketika semua orang tertawa melihat tingkah pria yang tengah berada di puncak bahagia. Bukan karena bertemu kembali dengan wanitanya, melainkan karena berada di antara orang-orang terkasih tanpa ada lagi luka yang tertanam di hati.Ibunya Lian pun baru menyadari, tidak semua wanita seperti Mayasha akan terus terkungkung dalam gelapnya hati,
WANITA PANGGILANLast Episode AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBertemu kembali seseorang yang kehadiranya mirip sebuah bayang hitam hanya akan menyisakan keraguan. Bukan ragu akan sosoknya, melainkan ragu akan kasih sayangnya. Apabila cinta itu telah mengakar kuat, maka tidak akan mungkin membiarkan orang itu menangis dan terluka.Mayasha tidak mendapatkan semua itu semasa kecil dari wanita di depannya. Nyatanya ia tetap pergi meski tangisannya berusaha menahan.Melihat putri yang selama ini ia lukai sekaligus ia rindukan terdiam, Maya memutuskan bersujud di kaki anaknya. Memohon ampunan untuk semua kesalahan karena telah tega meninggalkan keluarganya."Ibu minta maaf, Sha ... Ibu salah meninggalkan kamu. Ibu mohon ampun," ucapnya dengan air mata yang terus menetes membasahi pipi.Mayasha masih t
WANITA PANGGILAN 52 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraPerlahan, sang pria mengenggam erat jemari yang terasa dingin, lalu menariknya berjalan bersama menuju rumahnya. Lian sesekali melempar senyum karena kali ini sangat yakin akan membuat wanitanya menjadi orang paling bahagia di dunia.Mayasha terus memanjatkan doa dalam hati agar pertemuan kali ini tidak berakhir seperti sebelumnya. Sorot mata sang pria terpancar penuh keyakinan, membuat rasa takut menghilang perlahan."Kamu nggak usah gugup. Ada aku di sini." Lian kembali memberi semangat sebelum mengetuk pintu rumahnya.Wanita di sebelahnya hanya mengangguk, mencoba percaya akan semua ucapan pria yang tidak lelah bersemayam di hati meski fsldm kesunyian. Karena memang hanya itu yang bisa ia lakukan."Assalamu'alaikum, Bu ... Lian pulang." Pria
WANITA PANGGILAN 52 COleh: Kenong Auliya ZhafiraLian menerima kunci itu sembari menata debar dalam dada yang kembali bertalu. Bisa berdua tanpa penganggu setelah tidak melihatnya dalam jangka waktu lama membuat gejolaknya naik perlahan. Rasa gerogi tiba-tiba merenggut logika."Ehem! Kita masuk," ucap Lian untuk menutupi hatinya yang mulai menggila.Wanita yang bisa merasakan perubahan itu hanya diam ketika jemarinya ditarik pelan untuk menuju rumah yang pernah ia tinggalkan. Langkahnya terus mengikuti hingga sampai berada di ruang tamu.Mayasha melihat puluhan bingkisan hampir menghiasai setengah ruang tamu. Hatinya penasaran bingkisan sebanyak itu akan digunakan untuk apa."Li, kamu mau mengadakan acara apa? Kok, banyak banget bingkisan ini?" tanyanya sembari menatap sang pria
WANITA PANGGILAN 52 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPatah hati kedua kali dalam keadaan berbeda membuat Mayasha lebih kuat dan tetap berjalan lurus sejak pria bernama Lian Erza mengulurkan tangannya penuh cinta. Mengenggam erat jemarinya penuh kasih, dan melepasnya tanpa penyesalan. Mayasha merasa kali ini hatinya lebih kuat dan tenang, tidak seperti dulu.Keya dan Marvin tidak henti mengucap syukur karena bisa melihat sahabat yang dulu ia lukai tidak kembali tenggelam bersama gelapnya dunia. Bagi mereka, Lian adalah lelaki paling pantas menjaga berlian yang sempat terjatuh di kubangan lumpur. Karena nyatanya hanya Lian lah yang mampu membersihkan berlian itu menjadi kembali bersinar dengan segenap perasaannya.Elena—teman yang menemani masa sulit pun tidak kuasa menahan air mata bisa mempertemukan Mayasha dan Lian lewat dengan hina. Karena ca