Share

BAB 30 B

last update Last Updated: 2024-03-01 12:30:42

WANITA KEDUA 30 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Yula langsung menoleh, lalu menunduk sebagai bentuk hormatnya pada pria yang memberikan penghasilan untuk menyambung mimpi.

"Iya, Pak ... ada yang bisa saya bantu? Maaf, kalau saya terkesan tidak fokus bekerja. Saya masih kepikiran Thifa," jawabnya begitu jujur. Selain itu juga tidak ada gunanya berbohong di depan orang yang sudah tahu kisah cinta sahabatnya.

"Tidak apa, santai saja. Hari ini kamu dapat pengecualian. Kamu selesaikan saja jam kerjanya, terus nanti langsung pulang. Saya tahu pasti kalau pikiran kamu akan terbagi dan hilang konsentrasi," jawab Lian yang ingin melonggarkan beban dada wanita di depannya.

Wanita yang memang kehilangan konsentrasi hampir melongo karena tidak percaya seorang Lian Erza ternyata mempunyai kepedulian cukup tinggi untuk karyawannya. Sebab sebelumnya ia pernah memberi peringatan untuk Thifa—sahabatnya.

"Terima kasih banyak-banyak, Pak ...," ujar Yula dengan mata berkaca-kaca. Entah kenapa ada kesedihan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WANITA KEDUA   BAB 31 A

    WANITA KEDUA 31 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Terkadang keadaan memaksa kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan isi hati. Bukan karena tidak ingin melakukannya, tetapi memang hanya itulah salah satu cara untuk menyelamatkan orang-orang terkasih dari luka yang kemungkinan sukar diatasi oleh perasaan. Pria yang sadar telah mengambil jarak pada seorang Athifa Arsyana menatap lekat pemilik Swalayan Melati. Meskipun ucapan Lian itu benar adanya, tetapi dirinya tidak kuasa menerjang takdir semesta. "Saya memang salah. Dan saya juga sadar kalau cinta itu memang tidaklah untuk menyakiti. Tapi, memang hanya inilah cara mencintai yang bisa saya lakukan. Saya tidak ingin dia merasakan sakit yang melebihi daripada ini," jawab Aksa sembari menahan perih dalam dadanya mengetahui wanita di sana tumbang. Lian menarik napasnya dalam dan mengembuskannya perlahan mendengar kepasrahan pria di sebelahnya. Semua memang akan terasa menyakitkan untuk perasaan yang tumbuh di tempat tidak seharusny

    Last Updated : 2024-03-07
  • WANITA KEDUA   BAB 31 B

    WANITA KEDUA 31 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBukannya menjawab, Aksa justru melangkah pergi setalah wanita di depannya selesai berbicara. Ia tidak ingin terlibat lebih lama dalam obrolan yang memicu perdebatan. Mungkin hingga nanti dirinya akan terjebak dalam pernikahan yang sejak awal tidak begitu berlandaskan perasaan cinta. Ya, hanya seperti hubungan timbal balik antara pemberi dan penerima."Terserah kamu mau bicara apa saja. Rasanya tenaga sudah habis untuk menjawab pertanyaan yang hampir sama alasannya. Aku hanya ingin tenang tanpa harus memperdebatkan masalah dan berujung saling meluapkan amarah," batin pria yang kembali ke tempatnya, yakni dapur.Salah satu karyawan yang sudah lama menjadi bagian restoran terlihat sedikit sibuk bergelut dengan masakan. Meskipun tidak terlalu ramai, tetapi suasana dapur tetap sibuk untuk satu atau dua pesanan.Aksa mendekat, menawarkan bantuan seperti biasa agar terlihat sibuk dan menepikan tentang wanita di sana dari pikirannya."Saya bantu l

    Last Updated : 2024-03-07
  • WANITA KEDUA   BAB 32 A

    WANITA KEDUA 32 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerpura-pura bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sepenuhnya menggunakan hati terkadang membuat raga merasa lemah. Bahkan, kepala bisa dipenuhi puluhan tanda tanya tentang garis hidup yang menjadi lakon dari sebuah panggung sandiwara. Pria yang tengah berusaha kuat berpura-pura tiba-tiba menarik napasnya dalam dan mengembuskannya kasar. Entah kenapa rasanya seperti berada di ujung lelah. Meski begitu ia tidak punya daya untuk pergi atau pun membuat pilihan. Apalagi jika harus menebak makna apa yang tersirat untuk seluruh rangkaian kisahnya sendiri. "Kuatkan hamba ya Allah ... hamba benar-benar pasrah akan semua takdir yang ada. Hamba percaya bahwa bertemu Thifa bukanlah sebuah kebetulan semata. Dan menjadi bagian dari Serena pun bukan takdir yang hamba sesali," ucap Aksa dalam hati, lalu menatap keadaan restoran dengan perasaan entah. Aksa perlahan mencoba menyibukkan diri dengan ikut membantu Serena melayani pengunjung. Meskipun r

    Last Updated : 2024-04-05
  • WANITA KEDUA   BAB 32 B

    WANITA KEDUA 32 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraTepat jam delapan pagi, Serena dan Aksa sudah bersiap-siap untuk berangkat ke restoran. Entah karena terlalu lelah atau memang tidurnya yang terlalu nyenyak, keduanya bangun kesiangan. Bahkan, mereka melewatkan sarapan pagi dan memilih mencari itu di area dekat restoran. "Mau sarapan di mana?" tanya Aksa sebagai bentuk sopan santun setelah berada di area parkir swalayan."Di dekat swalayan Lian saja. Biasa jam segini ada bubur ayam. Saya mau ke kamar mandi sebentar," ujar Serena yang tiba-tiba ingin buang air kecil. Tanpa menjawab, pria yang setuju untuk pilihan bubur ayam langsung mencari di depan swalayan. Kebetulan memang roda dua miliknya kerap menumpang di area parkir karyawan milik Swalayan Melati. Tentunya atas persetujuan dari yang punya, yakni Lian Erza. Ketika Aksa tengah memesan bubur ayam, Serena justru tengah terburu-buru setelah membuang air kecil. Ia bahkan sampai melupakan ponselnya yang sengaja ia letakkan di dekat wast

    Last Updated : 2024-04-05
  • WANITA KEDUA   BAB 33 A

    WANITA KEDUA 33 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKeadaan yang jauh dari bayangan terkadang membuat hati merasa ragu mengambil satu keputusan. Apalagi ada dua pilihan yang sama-sama memberatkan. Hal itu pastinya menekan kepala bekerja lebih keras menentukan satu di antara dua hal yang pantas diselamatkan dari ambang kehancuran. Pria yang tidak tahu harus melakukan apa menatap wanita di depannya dengan sama bingung. Ya, Lian bingung antara nama baik swalayan atau amanah dari Aksa—temannya. Namun, ia tahu betul dampak terbesar mungkin pada kesehatan mental karyawannya, yakni Thifa. Tentang swalayan, mungkin ia bisa menggunakan kuasanya untuk menghentikan kabar tersebut. "Hari ini Thifa masih ijin, kan?" tanya Lian mencoba mengamankan Thifa meski untuk sebentar. Yula pun mengangguk dengan cepat. "Masih, Pak." "Kalau begitu, kamu jangan kasih tahu tentang ini pada Thifa. Saya akan berusaha mencari siapa yang telah menyebarkan gambar tersebut," ucap pria yang sebenarnya juga bingung, tetap

    Last Updated : 2024-06-20
  • WANITA KEDUA   BAB 33 B

    WANITA KEDUA 33 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi perlahan melangkah menjauh dari pengunjung. Ya, Serena lebih memilih duduk di kasir. Meskipun ada kebencian dalam hati karena prianya memasukkan hati wanita lain, tetapi ia tidak pernah berpikir untuk menyebarluaskan masalah rumah tangganya di khalayak ramai. "Aku memang tidak suka sama Thifa, tapi ancaman dulu pun itu hanya peringatan. Aku sudah merasa cukup saat dulu mengajaknya bertemu. Kenapa jadi begini besar?" tanya Serena pada dirinya sendiri sambil menyandarkan kepala di meja. Aksa yang kebetulan melihat wanita pemilik raganya tengah dirundung gelisah pelan-pelan mendekat. Ada rasa yang menarik untuk bertanya. Mungkin lebih tepatnya penasaran. "Kamu kenapa?" tanyanya sambil melihat keadaan restoran dan Serena secara bergantian. "Sepertinya beberapa pengunjung melihat kamu. Apa kamu membuat ulah dengan mereka?" tebak sang pria lagi. Wanita yang beberapa bulan ini hampir

    Last Updated : 2024-06-20
  • WANITA KEDUA   BAB 34 A

    WANITA KEDUA 34 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat sesuatu yang mengingatkan seseorang dan menghubungkan pada satu peristiwa pasti menimbulkan keingintahuan. Bahkan, mungkin bisa memberikan jawaban yang sejak dulu menjadi sebuah teka-teki dan pertanyaan besar. Wanita yang sibuk dengan pikirannya sendiri masih menatap gelang dengan liontin hati di dekat pengait tanpa berkedip. Ada rasa ingin bertanya sangat menggebu yang tertahan di dada. Akan tetapi, panggilan sang pemilik swalayan menyadarkan Yula yang sengaja ingin memberitahu siapa dalang di balik kegaduhan hari ini. "Yula?! Ada apa kamu ke sini?" Lian memanggil dan mengulang pertanyaan kedua kali, sedangkan Aksa tertunduk malu. "Em, a-anu, Pak ... saya sudah tahu siapa yang menyebarkan gambar tangkapan layar chatnya Thifa," jawab Yula sedikit gagap. Kedua pria itu seketika saling tatap. Namun, Lian memberikan ruang terlebih dulu pada wanita di depannya untuk duduk dan menceritakan sedetail mungkin siapa orangnya. "Duduk du

    Last Updated : 2024-06-25
  • WANITA KEDUA   BAB 34 B

    WANITA KEDUA 34 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tidak ingin gegabah itu menatap Aksa dengan perasaan entah. Namun, Yula memaksa bibirnya tersenyum untuk menyembunyikan segala hal yang berkecamuk. "Maaf, harusnya saya yang minta maaf karena telah lancang bertanya. Hanya saja saya memang tertarik dengan gelang yang Pak Aksa pakai. Mungkin belum rejeki saya. Sekali lagi saya minta maaf dan terima kasih," ujar Yula sembari membungkuk beberapa kali. "Tidak apa," jawab Aksa singkat. "Saya harap apapun yang terjadi, kamu selalu berada di samping Thifa. Tolong jaga dia untuk saya. Karena hanya ini cara yang bisa saya lakukan untuknya agar tidak terlalu terluka. Meskipun kenyataannya dia tetap terluka," lanjutnya lagi seakan memanfaatkan keadaan untuk mengatakan hal yang tidak bisa dikatakan. Yula pun mengerutkan dahi, "Maksudnya bagaimana? Apa akhir-akhir ini Pak Aksa sengaja menjauh dan memutus komunikasi itu untuk melindungi Thifa? Bukan karena sudah tidak mencintainya lagi?"

    Last Updated : 2024-06-25

Latest chapter

  • WANITA KEDUA   BAB 56 B LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 B LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah menatap layar ponsel, tiba-tiba satu notifikasi pesan membuat hati menjadi riang gembira. Tanpa sadar, ia juga membaca dan membalas pesan tersebut dalam hitungan detik. Ezra [Sebentar, ya? Aku pasti ke sana jemput kamu.Tunggu dan jangan ke mana-mana.] Athifa tidak bisa menyembunyikan keindahan bulan sabit di kedua sudut bibirnya saat membaca pesan balasan sang pria. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya. Mungkin bunga-bunga cinta itu mulai tumbuh di taman hatinya tanpa disadari. "Kenapa jadi deg-degan begini? Padahal sebelumnya juga biasa saja saat bertukar pesan dan mengobrol dengan Ezra. Tapi kali ini seperti banyak kupu-kupu di dalam perut," ujar wanita yang sudah mengusap dadanya berkali-kali. "Aku tunggu Ezra di ruang tamu aja lah. Sekalian aku mau bawa tas dan kadonya. Biar kalau dia datang bisa langsung berangkat," ujarnya lagi, lalu keluar kamar menuju ruang tamu. Sa

  • WANITA KEDUA   BAB 56 A LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 A LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan dua pilihan yang cukup menentukan sebuah jalinan memang terkadang membuat dilema. Bahkan, ada ketakutan yang memaksa hati berada di ambang kegelisahan. Ya, takut akan kesakitan dulu terulang lagi dan takut menyesal karena salah membuat keputusan. Wanita yang belum bisa membuat pilihan tersebut mencoba menatap sekeliling. Akan tetapi, hal itu justru membuat pikiran bertambah bingung. "A-aku tidak tahu harus menjawab apa. Entah besok aku berangkat sendiri atau meminta kamu datang menjemput, aku berharap kamu selalu sehat dan bahagia. Kalau begitu, aku masuk dulu. Sepertinya kita sudah cukup lama bicara. Kamu hati-hati pulangnya," ujar Athifa, lalu melangkah pergi meninggalkan pria yang tidak pernah lelah meminta dirinya. "Pokoknya besok aku menunggu keputusanmu," ucap Ezra setengah berteriak, membuat orang-orang sekitar sedikit terkejut. Kemudian meninggalkan swalayan untuk menuju rumah barunya. At

  • WANITA KEDUA   BAB 55 B 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 B 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bukannya menjawab, Athifa justru hanya berbalik menatap sang pria dan kemudian masuk ke rumah tanpa sepatah kata. Sedangkan sang pria terus mengumpulkan kesabaran hingga sampai seluas jagad raya. Dari balik pintu, wanita yang belum bisa memberikan jawaban menatap kepergian Ezra hingga menghilang dari pandangan. Setelahnya, ia membersihkan diri dan menunaikan kewajiban empat rakaatnya. Athifa tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk orang-orang tercintanya dan juga dirinya sendiri. "Ya Tuhan, berikan hamba kerelaan seluas samudera untuk semua keadaan yang Engkau takdirkan. Tolong jadikan hamba menjadi jiwa yang bisa memaafkan orang lain. Dan berikan kedua orang tua hamba tempat yang terbaik di sisi-Mu," doanya dalam hati, lalu mengisi tenaganya yang seharian terkuras karena pekerjaan. Ezra sendiri juga melakukan hal yang sama setelah sampai di rumah. Pesanan Om Lian pun tidak lupa diberikan pada pemilik rumah.

  • WANITA KEDUA   Bab 55 A 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 A 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menerima dan menjalin ikatan baru akan terasa lebih sulit saat keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Apalagi jika ada luka yang menggores dalam hingga menumbuhkan trauma. Hal itu tentunya membuat hati akan semakin tertutup dan enggan menerima penawaran rasa dalam bentuk apa pun. Wanita yang sedang merasakan hal tersebut memilih diam dan mendengarkan ucapan sahabatnya. Athifa merasa tidak perlu memberikan jawaban untuk membela perasaannya sendiri. "Mending kita fokus kerja saja, Yula. Tapi, aku berterima kasih untuk semua kata-katamu barusan," ujar Athifa yang mencoba menghindar dari pembahasan perasaan dan pria. "Aku mohon pikirkan sekali lagi tentang Ezra," ujar Yula seakan memohon sahabatnya bisa lekas bangkit dan berbahagia. Athifa tidak menjawab. Ia terus memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan yang ia miliki saat ini untuk terlihat kuat dan baik-baik

  • WANITA KEDUA   BAB 54 B

    WANITA KEDUA 54 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seketika Aksa tersenyum getir. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu apakah benar-benar merelakan atau hanya berpura mendukung karena ada perasaan bersalah dalam hatinya. Namun, ia juga tidak dapat memungkiri ingin melihat Athifa bahagia. "Entah rela atau tidak, aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang ada. Seandainya memilih tetap saling menjalin ikatan pun, pasti ujungnya dia akan tetap terluka. Karena aku terlalu pengecut mengambil keputusan. Tapi, setelah kenyataan menampar begitu keras, aku benar-benar ingin melihatnya bahagia. Meskipun itu bukan denganku," jawab pria yang sengaja menyembunyikan kesakitan hatinya. "Jadi, aku minta sama kamu. Tolong jaga dan pastikan dia aman bekerja di swalayan. Kadang aku merasa berdosa jika mendengar orang-orang membicarakan dia begitu buruk. Dan aku juga berharap Ezra bisa melindungi dan memberinya banyak cinta," lanjutnya lagi sembari berusaha tersenyum. "Tanpa kamu minta pun, aku akan menj

  • WANITA KEDUA   BAB 54 A

    WANITA KEDUA 54 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan bersalah mungkin tidak akan mudah hilang meski waktu telah berlalu. Apalagi jika ada sebuah luka yang tergores di dalamnya. Hal itu tentunya semakin membuat hati terperangkap dosa yang tidak tahu pasti kapan bisa terbebas lepas. Meskipun kata maaf sudah terucap, belum tentu diri bisa mengecap bahagia dengan mudah. Pria yang mendadak mengingat semua kesalahannya pada seorang Athifa berusaha menarik napasnya dalam. Ya, Aksa ingin mencoba membuang sesaknya dada yang dipenuhi rasa bersalah. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Aku minta maaf sebanyak-banyaknya untuk semua hal yang sudah terjadi. Terutama Athifa. Jujur, aku juga tidak tahu harus apalagi agar dia tidak terlalu terluka. Sekarang aku hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang membuatnya merasa lega. Termasuk hidup dengan perasaan bersalah untuk selamanya. Mungkin memastikan keadaannya dari jauh dan menerima apa pun yang dikatakan adal

  • WANITA KEDUA   BAB 53 B

    WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan

  • WANITA KEDUA   BAB 53 A

    WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar

  • WANITA KEDUA   BAB 52 B

    WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.

DMCA.com Protection Status